Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amarudin
"Merokok merupakan salah satu faktor gaya hidup yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan pada masyarakat dan memiliki dampak buruk terhadap kesuburan pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rokok terhadap kualitas dan kuantitas sperma pada pria infertil di Jakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Kelompok kasus adalah pria infertil dengan kualitas sperma abnormal, dan kelompok kontrol adalah pria infertil dengan kualitas sperma normal sesuai kriteria WHO edisi ke 4 tahun 1999, dengan pajanan yaitu merokok ≥ 10 batang per hari, selama ≥10 tahun dan kadar nikotin ≥ 1,5mg.
Hasil penelitian menunjukkan pria perokok 10 ? 20 batang perhari memiliki odds untuk menderita kualitas sperma abnormal 8,6 kali lebih besar dari responden yang tidak merokok dan memiliki odds 7,7 kali untuk menderita motilitas sperma abnormal setelah di kontrol stres dan alkohol, memiliki odds 21,4 untuk menderita konsentrasi abnormal setelah dikontrol stres dan narkoba dan memiliki odds 27,4 kali menderita morfologi abnormal setelah dikontrol stres, alkohol dan narkoba. Dan odds meningkat pada pria perokok 21 - 40 batang perhari, yaitu memiliki odds untuk menderita kualitas sperma abnormal 39,4 kali lebih besar dari responden yang tidak merokok dan memiliki odds 30,1 untuk menderita motilitas sperma abnormal setelah dikontrol oleh stres dan alkohol, memiliki odds 47,9 kali menderita konsentrasi sperma abnormal setelah dikontrol stres dan narkoba, memiliki odds 171,7 kali menderita morfologi abnormal setelah dikontrol stres, alkohol dan narkoba. sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh merokok terhadap kualitas sperma.

Smoking is one of the lifestyle factors that can lead to health problems in society and have an adverse effect on male fertility. This study aims to determine the effect of smoking on the quality and quantity of sperm in infertile men in Jakarta. This study uses quantitative design with case-control design. Group of cases is infertile men with abnormal sperm quality, and control groups were infertile men with normal sperm quality according to WHO criteria 4th edition 1999, with the exposure that is smoked ≥ 10 cigarettes per day, for ≥ 10 years and ≥ 1.5 mg nicotine levels.
The results showed male smokers 10-20 rods per day had odds of abnormal sperm quality to suffer 8.6 times more likely than respondents who do not smoke and had odds 7.7 times to suffer from abnormal sperm motility after in the control of stress and alcohol, has the odds 21.4 to suffer from abnormal concentrations after controlled stress and drugs and has 27.4 times the odds of suffering from abnormal morphology after controlling stress, alcohol and drugs. And the odds increased in male smokers 21-40 rods per day, which has odds to suffer from abnormal sperm quality 39.4 times more likely than respondents who do not smoke and has a 30.1 odds for suffering from abnormal sperm motility after controlled by stress and alcohol, has 47.9 times the odds of suffering from abnormal sperm concentrations after controlled stress and drugs, has 171.7 times the odds of suffering from abnormal morphology after controlling stress, alcohol and drugs. so that it can be concluded there are effect of smoking on sperm.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fatriani
"ABSTRAK
Ikan kancra (Tor soro) merupakan salah satu spesies dari Genus Tor yang mengalami penurunan populasi karena kegiatan eksploitasi dan kendala pematangan gonad. Kriopreservasi dapat dijadikan sebagai cara untuk mengatasi penurunan populasi dan menjaga kelestarian dari T. soro. Keberhasilan dari kriopreservasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya krioprotektan. Krioprotektan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sari kedelai dan metanol. Sari kedelai memiliki lesitin yang mampu melindungi bagian luar sel, sedangkan metanol memiliki berat molekul yang kecil sehingga mampu menembus membran sel dan melindungi bagian dalam sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh krioprotektan sari kedelai dengan berbagai konsentrasi (0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%) terhadap motilitas, viabilitas, abnormalitas, dan fertilitas spermatozoa T. soro 48 jam pascakriopreservasi pada suhu -10 oC. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sari kedelai berbagai konsentrasi dan metanol 10% memberikan pengaruh nyata terhadap persentase motilitas dan viabilitas spermatozoa T. soro 48 jam pascakriopreservasi (P<0,05). Sari kedelai 5% dan metanol 10% merupakan kombinasi krioprotektan dengan konsentrasi optimum dalam mempertahankan persentase motilitas (84,37 ± 1,54%), viabilitas (78,00 ± 2,37%), dan fertilitas (97,50 ± 1,91%), serta menghasilkan persentase abnormalitas
terendah (23,00 ± 2,58%) pada spermatozoa T. soro 48 jam pascakriopreservasi.

ABSTRACT
Kancra fish (Tor soro) is a species of the Genus Tor that has decreased population due to exploitation activities and gonad maturation problems. Cryopreservation is a way to overcome population decline and preserve T. soro resources. The success of cryopreservation is influenced by several factors, one of which is cryoprotectant. Cryoprotectants used in this study were soybean milk and methanol. Soybean milk has lecithin which can protect the outside part of cells, while methanol has a small molecular weight so that it can penetrate the cell membranes and protect the inner part of cells. This study aimed to evaluate the effects of soybean milk cryoprotectants in various concentrations (0%, 5%, 10%, 15%, 20%, and 25%) on motility, viability,
abnormality, and fertility of T. soro spermatozoa 48 hours post-cryopreservation at -10oC. Data analysis used a one-way ANOVA test and followed by the Tukey test. The results showed that the addition of soybean milk in various concentrations and 10% methanol had a significant effect on the motility and viability percentage of T. soro
spermatozoa 48 hours post-cryopreservation (P<0.05). The 5% soybean milk and 10% methanol were cryoprotectant combination with optimum concentrations in maintaining the motility percentage (84.37 ± 1.54%), viability percentage (78.00 ± 2.37%), fertility percentage (97.50 ± 1.91%), and produced the lowest abnormality percentage (23.00 ±
2.58%) of T. soro spermatozoa 48 hours post-cryopreservation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Calysta Salma Nabilla
"Latar Belakang: Fertilisasi in vitro merupakan salah satu metode teknologi reproduksi berbantu dengan rasio keberhasilan yang rendah yang kian menurun seiring dengan bertambahnya usia pasien. Kegagalan fertilisasi in vitro disebabkan oleh beberapa etiologi, salah satunya adalah kejadian aneuploidi pada embrio pasien. Aneuploidi embrio terjadi akibat kelainan pada faktor paternal maupun maternal. Pada faktor paternal, diketahui bahwa usia tua pada ayah dapat menurunkan kualitas sperma, yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko terjadinya aneuploidi embrio. Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah kualitas sperma, yang dinilai berdasarkan konsentrasi serta motilitas progresifnya, dapat mempengaruhi kejadian aneuploidi embrio secara langsung. Tujuan: Mengetahui korelasi antara konsentrasi dan motilitas progresif sperma dengan kejadian aneuploidi embrio. Metode: Dikumpulkan 18 data profil sperma dari buku rekam medis pasien fertilisasi in vitro Klinik Yasmin RSCM Kencana serta 64 data hasil preimplantation genetic testing for aneuploidy (PGT-A). Kedua data dinyatakan sebagai variabel numerik. Hasil: Mean persentase aneuploidi embrio adalah sebesar 64,64% (0,00—100,00%). Uji korelasi Pearson menunjukkan nilai p = 0,065 untuk konsentrasi sperma, dengan median konsentrasi sebesar 28,00 (0,20–119,00) × 106 spermatozoa/ml, dan p = 0,642 untuk motilitas progresif sperma, dengan mean persentase motilitas progresif sebesar 53,24% (14,29–86,21%). Kesimpulan: Konsentrasi dan motilitas progresif sperma tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian aneuploidi embrio.

Background: In vitro fertilization (IVF) is an example of assisted reproductive technology (ART) with a low success rate which decreases even more as patients’ age increases. Failure in IVF can be caused by embryonic aneuploidy incidence, which occurs due to abnormalities in paternal or maternal factors. Paternally, the increase in age can reduce sperm quality, which in turn can increase the risk of embryonic aneuploidy. Aim: To determine the direct relationship between sperm concentration and sperm progressive motility on the incidence of embryonic aneuploidy. Methods: The author gathered 18 sperm profile recordings from the medical record book of Klinik Yasmin RSCM Kencana patients along with 64 PGT-A results. Both data were expressed as numeric variables. Results: The mean percentage of embryonic aneuploidy was 64.64% (0.00-100.00%). Pearson's correlation test showed p = 0.065 for sperm concentration, with a median concentration of 28.00 (0.20–119.00) × 106 spermatozoa/ ml, and p = 0.642 for sperm progressive motility, with a mean percentage of progressive motility of 53.24% (14.29–86.21%). Conclusion: Sperm concentration and sperm progressive motility is not associated with the incidence of aneuploidy in embryo."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library