Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufik Amnul Hayat
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peranan pembantu dan anggota rumahtangga (ART) lain terhadap partisipasi kerja ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, pengeluaran perkapita, kepemilikan anak usia 0-6 tahun & 7-12 tahun, serta status bekerja suaminya. Selain itu keberadaan pembantu dan ART lain juga digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap preferensi lapangan usaha ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, dan kelompok umur.
Dari hasil Regresi Logit Biner Multifaktorial dapat disimpulkan bahwa keberadaan pembantu dan ART lain secara signifikan mempengaruhi partisipasi kerja ibu rumahtangga. Kecenderungan untuk bekerja lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, pengeluaran perkapita diatas Rp. 296.687,-; memiliki anak usia 0-6 tahun, dan suaminya bekerja. Selain itu keberadaan pernbantu dan ART lain juga menunjukkan preferensi ibu rumahtangga dalam memilih lapangan usahanya. Dimana kecenderungan ibu rumahtangga untuk bekerja pada lapangan usaha non pertanian dengan adanya pembantu dan ART lain lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, di daerah perkotaan, dan pada kelompok umur 30-39 tahun dan 40-44 tahun.

This study is about the role of maid and other household members on wive?s labor force participation according to educational attainment, per capita expenditure, having children 0-6 and 7-12 years old, and husband?s working status. The effect of the presence of maid and other household members on wive's job sector preferences is also assessed according to educational attainment, residential area, and age groups.
From the results of Multi-Factorial Binary Logit Regression, it is found that the presence of maid and other household members affects wive?s labor force participation. The odds are higher for those with SMP/SMA education, having per capita expenditure above Rp. 296.687,-; having children aged 0-6 years old, and with husbands who are working. It is also found that the tendency of wives to work in the non-agricultural sector with the presence of maid and other household members is highest on those with SMP/SMA education, living in urban areas, and age 30-39 and 40-44 years old."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33271
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Juwita Hendriani
"ABSTRAK
Infrastruktur diperlukan terutama dalam upaya meningkatkan perekonomian suatu wilayah yang meliputi jalan, listrik dan jaringan air bersih. Keberadaan infrastruktur secara umum dapat memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini membahas peran infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi regional secara keseluruhan, pertumbuhan sektor industri dan sektor jasa kota-kota di propinsi Jawa Timur dengan analisis ekonometrika menggunakan data panel pada periode tahun 2000-2012. Variabel terikat yang digunakan adalah PDRB secara keseluruhan, nilai tambah sektor industri, dan nilai tambah sektor jasa. Sedangkan variabel bebasnya adalah panjang jalan, energi listrik yang terjual, dan jumlah produksi air yang terjual. Variabel kontrol yang digunakan yaitu kenaikan BBM tahun 2005 dan angkatan kerja. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara keberadaan infrastruktur dan angkatan kerja dengan pertumbuhan ekonomi.

 

 

 


Infrastructure is absolutely necessary, especially in an effort to improve the economy of a region which includes roads, electricity and sanitation. The existance of infrastructure in general can be a positive impact on economic growth. This research discusses the contribution of infrastructure on regional economic growth, industrial sector growth, and services sector growth in urban area in East Java provinces with econometric analysis using panel data in the period 2000 to 2012. Dependent variable used are overall Gross Regional Domestic Product (GDRP), industrial sector added value, and services sector added value. Independent variable used are the length of road, the number of sold electricity energy, and the number of sold water production. Control variable used are the oil price increasing on 2005 and labor force. Result of this study can be concluded that there is a positive relationship between infrastructure existance and labor force with economic growth.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T52418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmawati Diyah Nur`ani
"Fokus penelitian pada penduduk usia kerja 15+. Dengan menggunakan metode proyeksi dengan analisis regresi linier berganda untuk memprediksi angka partisipasi kerja (APAK) dan employment rate (Er).
Hasil proyeksi penduduk Indonesia 2000-2025 jumlah penduduk Indonesia selama kurun waktu dua puluh lima tahun mendatang terus mengalami peningkatan sebesar 68,09 juta atau 24,92% yaitu dari 205,13 juta pada tahun 2000 menjadi 273,22 juta pada tahun 2025. Pada tahun-tahun tersebut terjadi perubahan struktur umur penduduk yaitu jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) terus meningkat, sementara jumlah penduduk usia non produktif (0-14 tahun) semakin menurun, namun usia manula (>65 tahun) cenderung meningkat.
Keadaan ini mengindikasikan telah terjadi penurunan rasio ketergantungan penduduk (dependency ratio) yaitu 49,85 tahun 2005, turun menjadi 45,69 pada tahun 2010 dan turun menjadi 45,07 pada tahun 2015 serta angka rasio ketergantungan turun menjadi 44,68 pada tahun 2020, setelah itu angka rasio ketergantungan mulai meningkat lagi menjadi 45,55 pada tahun tahun 2025, terutama karena peningkatan lansia. Menurunnya rasio ketergantungan akan menyebabkan bonus demografi sehingga akan melahirkan jendela kesempatan.
Hasil proyeksi angkatan kerja Tahun 2010-2025 cenderung terus mengalami peningkatan, hal ini akibat dari peningkatan laju penduduk. Jumlah angkatan kerja meningkat sebesar 27.137,000 orang atau 18,85 persen selama kurun waktu 15 tahun mendatang dari 116.796.000 orang pada tahun 2010, menjadi 143.933.000 orang.
Hasil proyeksi angka partisipasi angkatan kerja dan kesempatan kerja periode 2010-2030 diperoleh hasil untuk laki-laki lebih tinggi dari perempuan baik untuk perkotaan dan perdesaan, di pulau Jawa dan Luar Jawa, pendidikan SD, SMP, SMA, di sektor pertanian, manufaktur dan jasa. Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada waktu terjadi jendela kesempatan pada tahun 2020 diproyeksikan sebesar 198.587.000 orang terdiri dari laki-laki sebesar 85.134.000 orang dan perempuan sebesar 51.498.000 orang.
Keadaan angkatan kerja yang sebagian besar berpendidikan sekolah dasar ke bawah serta berusia muda ini diperkirakan belum akan berubah secara berarti sampai 10-20 tahun mendatang. Dengan demikian lapangan kerja yang akan diciptakan sebaiknya mempertimbangkan tingkat ketrampilan pekerja yang tersedia. Dengan kualifikasi angkatan kerja yang tersedia, maka lapangan kerja formal yang diciptakan didorong berupa manufaktur padat pekerja, industri menengah dan kecil, serta industri yang berorientasi eksport. Hal ini merupakan tanggungjawab dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Departemen Pendidikan Nasional.

This study focuses on worker population age 15+ years. The result of study using forecast methode with double linier regression to predicted of participation rate labor force (APAK) and employment rate (Er).
The result of forecast population on Indonesia 2000-2025 amount population for a 25st of next years more increas 68,09 or 24,92% from 205,13 million in 2000 became 273,22 million on 2025. Over that years change happen population age structure that is amount of productive age (15-64) more increase, meanwhile population age non productive decrease, but older in years (>65 tahun) tended to increase.
There is indicated decrease of dependency ratio from 49,85 on 2005, be decrease 45,69 on 2010 and tended to decrease 45,07 on 2015 and rate dependency ratio decrease to 44,68 on 2020, after that dependency ratio rate further increase became 45,55 in the 2025 year, because especially advantage ncrease. Decrease of dependency ratio occasioning demographic dividend with the result that the window of opportunity.
The result of forecast labor force 2010-2025 year tended to increase, this result of increased population rate. Amount of labor force increase 27.137,000 people or 18,85 percent for time gap 15 years coming time from 116.796.000 people on 2010 became 143.933.000 people.
The result of forecast Rate Participation Labor Force and Employment rate 2010-2130 period, have a result for man more higher than woman in the urban and rural, in Java and outside of Java, with SD, SMP, SMA education background, and in the agriculture, manufacture, and service sector. Labor force in Indonesia when the window of opportunity will be happen in the 2020 year, can be projected amount of 198.587.000 people consist of man 85.134.000 people and woman 51.498.000 people.
Situation of labor force mostly educations of elementary school downwards and also have this young age to estimatednot yet will change by meaning until 10-20 year come. Thereby employment to be created better consider skilled storey,level of available worker. With available labor force qualifikation, hence formal employment which created to be to be pushed in the form of solid manufactur of worker, small and middle industrial, and also industry which orienting eksport. This matter is responsibility of Ministry of Manpower and Transmigration and Ministry National of Education."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T25621
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shih, Kuo-Heng
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1944
331.1 KUO c (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Purwono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dan sektor lapangan usaha yang menyerap angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SLTA yang meliputi jenis kelamin, tempat iinggal, status perkawinan, status pekerjaan, pelatihan dan sektor lapangan kerja (pertanian, manufaktur dan jasa). Data yang digunakan adalah data SAKERNAS bulan Agustus tahun 2007 dengan analisis diskriptif dan inferensial. Tahapan pertama penelitian adalah estimasi upah angkatan kerja dengan regresi linier. Selanjutnya dengan regresi linier menghitung probabilitas bekerja untuk menganalisis penyerapan angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SMA dan lulusan SMK.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk umur 15 tahun ke atas sebanyak 164.118.3224 orang, dimana 29.284.l88 orang adalah angkatan kerja muda umur 18-24 tahun. Mereka merupakan 68,01 persen angkatan kerja muda (15-24 tahun) serta 17,84 persen dari jumlah penduduk usia kerja (15-64 mhun) dengan karakteristik 50,08 persen laki-laki, 70,70 persen berstatus tidak kawin, 47,73 persen bertempat tinggal di perkotaan dan 38,00 persen berpendidikan tamat SLTA. Pada penduduk umur 18-24 tahun tamat SLTA, berdasarkan kegiatannya 37,69 persen berstatus bekerja, 19,98 persen mencari kerja, 25,05 persen sekolah dan 17,28 persen lainnya.
Hasil deskriptif upah menunjukkan bahwa upah angkatan kerja muda umur 18-24 tahun lulusan SMK lebih besar dibanding upah lulusan SMA. Hasil analisis inferensial probabilitas bekerja angkatan kerja muda umur 18-24 lulusan SLTA menunjukkan lulusan SMK lebih besar dibanding lulusan SMA. Sektor lapangan usaha yang banyak menyerap lulusan SMA adalah sektor pertanian, sektor manufaktur untuk lulusan SMK, sedangkan probabilitas bekerja Iulusan SMA dan lulusan SMK kurang pada sektor jasa.

This research to know the factors and working field sectors that absorb the young labor forces ages 18~24 years old which graduated from SLTA that involve sex, residence, marital status, training and working Held sectors (Agriculture, manufactory, and service) and taining The data which is used is Sakernas data on august 2007 by descriptive and inferential analysis. The first step of research is wage estimation of labor forces with linier regression. Secondy by linier regression to count work probability to analyze absorb1ion of labor forces Hom 18-24 years old of SMA and SMK graduations.
The result of this reseach explains that sum of people up to 15 years old are 164.118.1323 people, where 29.284.188 people are labor force of 18-24 years old. They are 68,01 percent from young labor force (15-24 years old) and 17,84 percent from sum of 15-64 years old. Their characteristics are 50,08 percent male, 70,70 percent unmarried yet status, 47,73 percent who live in the city and 38,00 percent of SLTA graduation. Based on its activity 37,69 percent is working, 19,98 percent is seeker, 25,05 percent school age and 17,28 percent the others.
The result of wage descriptive analisis shown that wage at the youngs of SMK are bigger than the of wage SMA graduation. The result of inferensial analysis from working probability at young labor forces age 18-24 years old which graduated from SLTA shown that SMK graduations are bigger than SMA graduations. SMA -graduations are absorted at agriculture sector, manufacture sector for SMK graduations, meanwhile SMA and SMK graduations are not absorted in service sector.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33960
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Achyunda Anugrah Putra
"COVID-19 pandemic has substantially altered socioeconomic conditions. Whereas the decline in living standards for a majority of population is reported, little is known about how COVID-19 affects people’s lives and social discrepancies in emerging economies. To this end, we empirically analyze the 2020 Indonesian Labor Force Survey data, finding that COVID-19 has given idiosyncratic risks and impacts to people by gender, age, education, regions, and occupations. We find that income and job loss are the most prominent among males, younger and less educated people, as well as among self-employed and part-time non-agricultural workers. These tendencies are not pronounced for people enjoying high income and mobility but tend to be evident when they have urban residency and the existence of dependents. We, therefore, conclude that in the absence of special governmental subsidies targeting these disadvantaged groups, social discrepancies of income and employment are expected to widen even further.

Pandemi COVID-19 telah secara substansial mengubah kondisi sosial ekonomi. Sementara penurunan standar hidup untuk sebagian besar populasi, sedikit yang diketahui tentang bagaimana COVID-19 memengaruhi kehidupan masyarakat dan kesenjangan sosial di negara berkembang. Penelitian ini menganalisis secara empiris data Survei Angkatan Kerja Indonesia 2020 (SAKERNAS) dan menemukan bahwa COVID-19 telah memberikan risiko dan dampak yang berbeda kepada orang-orang berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, wilayah, dan pekerjaan. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa laki-laki, pekerja usia muda dan kurang berpendidikan, serta sektor informal lebih beresiko mengalami penurunan pendapatan dan kehilangan pekerjaan. Kecenderungan-kecenderungan ini tidak terlihat pada orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi, tetapi cenderung terlihat ketika mereka memiliki tempat tinggal perkotaan dan adanya tanggungan keluarga. Oleh karena itu, kami menyimpulkan bahwa dengan tidak adanya subsidi khusus pemerintah yang menargetkan kelompok-kelompok yang kurang beruntung ini, kesenjangan sosial pendapatan dan pekerjaan diperkirakan akan semakin melebar."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Fitrini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengembangan profesi dan karakteristik pengajar terhadap kemampuan mengajar bahasa Inggeris. Pengembangan profesi mencakup seminar/lokakarya dan pelatihan. Karakteristik pengajar mencakup jenjang pendidikan formal, spesialisasi pendidikan formal, masa kerja dan usia. Penelitian ini dilakukan di LB-LIA Jakarta pada bulan Januari-April 2000. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dan konklusif. Subyek penelitian merupakan populasi di tempat penelitian dilakukan yang berjumlah 198 orang.
Data dikumpulkan dari dokumentasi yang belum diolah. Analisis data menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi.
Variabel bebas dalam penelitian ini ialah seminar/lokakarya, pelatihan, jenjang pendidikan formal, spesialisasi pendidikan formal, masa kerja dan usia. Variabel terikat dalam penelitian ini ialah kemampuan mengajar.
Dari pengolahan data, disimpulkan bahwa pelatihan, masa kerja dan usia secara signifikan berpengaruh terhadap kemampuan mengajar bahasa Inggeris. Sedangkan seminar, jenjang pendidikan formal dan spesialisasi pendidikan formal secara signifikan tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengajar bahasa Inggeris.
Berdasarkan penelitian ini, disarankan LB-LIA meningkatkan frekuensi pelatihan, mempertahankan pengajar dengan masa kerja panjang dan merekrut pengajar usia muda."
2000
T1775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Infrastructure is one of the efforts to improve services to support the embodiment of the people welfare. Therefore, infrastructure services should be improved in line with the demands of development and better public services...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Mutia
"Ajaran Islam mendorong pentingnya peran perempuan dalam pembangunan, namun capaian indeks kesetaraan gender negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) masih sangat rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kesetaraan gender terhadap pertumbuhan ekonomi di 30 negara anggota OKI periode 2010–2018. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesetaraan gender pada sub-sample berdasarkan karakteristik sosial-ekonomi negara OKI seperti kondisi konflik dan non-konflik, tingkat pendapatan, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Penelitian ini melakukan regresi balanced panel data menggunakan metode Fixed Effect (FE), dimana kesetaraan gender diukur dengan menggunakan variabel yang dibangun dari sub-dimensi Gender Inequality Index (GII), yaitu rasio edukasi perempuan, partisipasi tenaga kerja perempuan, proporsi perempuan pada kursi parlemen, dan tingkat fertilitas. Hasil regresi menunjukan bahwa kesetaraan gender secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara anggota OKI pada tahun 2010–2018, terutama dalam aspek pemberdayaan perempuan, melalui peningkatan rasio edukasi dan partisipasi tenaga kerja perempuan. Selain itu, perbaikan faktor sosial-ekonomi juga mampu memberikan pengaruh lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi di negara konflik, berpendapatan rendah, dan IPM rendah. Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya literatur mengenai pembangunan ekonomi berbasis perspektif gender dan agama serta memberikan implikasi bagi pembuat kebijakan untuk menyusun strategi pembangunan yang bersifat inklusif

Islamic teaching encourages the importance of women role in supporting the development, however OIC member countries have very low gender equality index. This research aims to investigate the impact of gender equality on economic growth in selected 30 OIC member countries during 2010–2018. In addition, this study also aims to determine the effect of gender equality within sub-sample, based on socio-economic characteristics (such as: conflict and non-conflict countries, income levels, and Human Development Index categories). Balanced panel data regression using Fixed Effect (FE) model was performed to answer the research questions. This study uses variables constructed from the sub-dimensions of Gender Inequality Index (GII), specifically dimensions of female population with at least some secondary education, female labor force participation, proportion of seats held by women in national parliaments, and fertility rates. The results of this study indicate that gender equality significantly affects economic growth, especially in the aspect of women's empowerment through promoting female education and labor force participation. Furthermore, improvement in socio-economic factors is able to give higher impact on economic growth on conflict, low-income, and low-HDI countries. The empirical result is expected to enrich literature on economic development based on religion and gender perspectives and also has implications for policy makers to develop strategies that encourage inclusive economic growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pekei, Dominikus
"Pembangunan merupakan perubahan sosial yang terencana (baik pada skala nasional maupun regional), untuk meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan masyarakat. Tidak ada pembangunan yang tidak menggunakan manusia, dan tidak ada pula pembangunan yang bukan untuk kepentingan hidup manusia. Pembangunan berwujud sebagai program-program dan diimplementasikan melalui proyek-proyek kegiatan. Berbagai program yang ditetapkan dengan suatu kebijakan di tingkat pusat (nasional), perlu dijalankan sesuai dengan keadaan (Bench Hark) regional dan selanjutnya disesuaikan pelaksanaannya dengan keadaan di tingkat Propinsi dan Kabupaten. Pada hakekatnya, pembangunan itu adalah pembangunan manusia seutuhnya dan meliputi seluruh masyarakat dan daerah. Karena itu, aspirasi dan kebutuban masyarakat (penduduk di desa terpencil dan pekerja informal diperkotaan) haruslah diperhatikan dan dimasukkan dalam Daftar Usulan Proyek (DUP) atau Daftar Isian Proyek (DIP) di tingkat Kabupaten dan Propinsi.
Pembangunan Indonesia (termasuk Irian Jaya), kini telah berada pada PELITA ke VI- Tahapan dimana hendak memasuki periode lepas landas (Take off Period). Penerapan teori W.W. Rostow itu, dalam perspektif Indonesia mengandung sejumlah dimensi; diantaranya dimensi ekonomi (pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembagian pendapatan) dan dimensi sosial (menyiapkan suatu generasi manusia yang secara fisik, pendidikan, keterampilan, mental dan spiritual; akan menjadi asset pembangunan).
Khusus di daerah Irian Jaya, kemajuan pembangunan ekonomi dari indikator pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto atau PDRB dan kegiatan ekspor-impor; memberi gambaran yang menggembirakan, dimana sejak Pelita I sampai dengan Pelita ke V selalu menunjukkan peningkatan pada tiap tahunnya. Namun, indikator lainnya, seperti : penyediaan lowongan pekerjaan, perluasan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan pengembangan mutu modal manusia; gambaran perkembangannya belum diketahui secara memadai. Bahkan awal tahun 1995 (awal Pelita ke VI), telah muncul beberapa masalah di dalam masyarakat pedesaan, yang berkaitan dengan ketidak-merataan pembangunan di Irian Jaya.
Kegiatan Ekonosi selalu berkaitan dengan aktivitas memproduksi, konsu'si, dan distribusi. Selanjutnya, ekonomi modern ini bertumpu pada ekonomi uang maka aktivitas ekonomi tertuju pada usaba-usaha pembentukan kapital (Capital Formation) atau akumulasi kapital (Capital Accumulation). Sedang kegiatan ekonomi berarti semua aktivitas (pada seseorang atau suatu masyarakat) yang bertujuan memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas jumlah dan mutunya. Dengan demikian, keterlibatan seseorang dalam aktivitas ekonolm, membutuhkan kesehatan fisik, pengetahuan (Knowledge), keterampilan (Skill), watak atau sikap (Attitude) dan lain-lain, untuk dapat menawarkan tenaga kerja (Supply of Labor) ke "pasar kerja* maupun untuk memenuhi persyaratan permintaan pekerja (Demand of Labor), hingga orang bersangkutan dapat memiliki pekerjaan yang layak (sebagai karyas4n/buruh) atau dapat berwiraswasta dan memperoleh pendapatan per bulan yang memadai.
Pada kesempatan ini penulis menyajikan sebuah tulisan hasil penelitian mengenai : " Kinerja Kegiatan Ekonomi Angkatan Kerja", kasus Dati I Propinsi Irian Jaya selama tahun 1980 - tahun 1990. Topik tulisan sekaligus merupakan tujuan utama penelitian dan selanjutnya diperinci menjadi lima tujuan khusus.
Fokus perhatian utama diarahkan pada upaya pemahaman komponen-komponen kegiatan ekonomi angkatan kerja, sehubungan dengan pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama di Irian Jaya. Sumber data utama diperoleh dari data hasil Sensus Penduduk tahun 1980, Survei Penduduk Antar Sensus tahun 1985 dan Sensus Penduduk tahun 1990. Data tambahan berasal dari sumber instansi terkait di Irian Jaya dan suinber informasi lainnya.
Kegiatan ekonomi terwujud sebagai aktivitas mencari peluang usaha dan atau mencari lowongan pekerjaan. Di dalam pekerjaan yang ditekuninya, terdapat pula komponen-kosponen jenis pekerjaan, status pekerjaan, jumlab jam kerja per bulan dan kemampuan berproduksi. Imbalan atas kerja yang dicurahkannya, para pekerja akan memperoleb sejumlab uang (atau barang) baik sebagai upab (Wage) maupun sebagai pengbasilan usabanya sendiri. Imbalan atau peroleban pendapatan dari hasil pencurahan kerja ini adalah labor incose.
Sedang pendapatan total (Total Incase) merupakan penjumlahan labor lncose dan non labor incose. Selanjutnya, pendapatan ini akan dipergunakan untuk memenubi berbagai kebutuban bidup pekerja dan keluarganya (consumption). Bila memungkinkan, maka sebagian pendapatan akan disimpan sebagai tabungan (Saving). Tingkat pemenuhan kebutuban akan menunjukkan apa yang disebut taraf bidup atau tingkat kesejahteraan.
Beberapa temuan menarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
(1). Sekitar 72 % - 75 % pekerja terkonsentrasi pada lapangan pekerjaan utama pertanian. Lapangan pekerjaan utama kedua yang relatif penting adalah jasa kemasyarakatan yang menampung sekitar 15 % pekerja. Sisanya pada lapangan pekerjaan utama lainnya.
Jenis pekerjaan atau jabatan yang paling dominan adalah petani (72 % - 74%), disusul oleh produksi/angkutan (5% - 10%) dan Tata usaha atau administrasi (5% - 8%). Sisanya tersebar pada jenis pekerjaan lainnya.
Berdasarkan Status Pekerjaan maka pekerja keluarga berkisar 31,75 %, bekerja dengan dibantu anggota keluarga berkisar 29,24% dan berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain sekitar 14,40%. Hal ini berarti sekitar 75 % pekerja berstatus pekerjaan sebagai usaha keluarga.
Sekitar 52,72 % pekerja, tergolong setengah menganggur karena jumlah jam kerjanya kurang dari 35 jam per minggu. Jumlah dan prosentase pekerja setengah menganggur ini diperkirakan akan meningkat pada waktu mendatang bila perluasan kesempatan kerja belum memadai. Perluasan kesempatan kerja dibutuhkan, bukan hanya diperuntukan bagi angkatan kerja baru tetapi juga untuk memberi peluang kerja yang lebih layak bagi sekian banyak pekerja setengah menganggur.
Dari segi kemampuan berproduksi , tampak bahwa Produktivitas Marginal (PM) lebih tinggi daripada Produktivitas rata-rata per pekerja (PR), atau wilayah operasi berkisar titik optimun (dalam kurva produksi, pada wilayah A ). Keadaan ini berarti bila ada penambahan pekerja pada masa kini dan waktu berikutnya, make akan diikuti dengan peningkatan produksi.
Pendapatan pekerja di Irian Jaya tidak seimbang dengan Pendapatan regional bruto yang relatif besar tiap tahunnya. Pendapatan pekerja ini juga tidak seimbang dengan ketersediaan cumber daya alam yang berlimpah dan ketersediaan lahan pertanian yang relatif luas. Bahkan dijumpai adanya perbedaan pendapatan yang mencolok antara pekerja disektor modern dengan pekerja di desadesa jauh dari kota.
Setelah para pekerja yang bekerja setengah menganggur itu disetarakan dengan bekerja penuh (menjadi bekerja penuh equivalent) maka diketahui bahwa jumlah pengangguran tak kentara relatif besar. Dengan kalimat lain, Jumlah jam kerja yang terbuang atau tidak terpakai (tersirat dalam pekerja setengah menganggur) relatif besar.
Setelah mempelajari hubungan antara variabel pendidikan pekerja dan variabel lapangan peker-jaan terhadap variabel jumlah jam kerja, maka diketahui bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan proporsi setengah menganggurnya semakin rendah pada semua lapangan pekerjaan. Dengan kalimat lain, semakin tinggi tingkat pendidikan pekerja semakin tinggi pula proporsi bekerja penuh pada semua lapangan pekerjaan.
(9) Dengan memperhatikan beberapa temuan ini maka penulis memberi saran bahwa Di Irian Jaya perlu membentuk suatu lembaga recruitment labor. Saran tersebut disajikan sebagai sumbangan pemikiran untuk arah implementasi perluasan kesempatan kerja di Irian Jaya.
Tulisan ini adalah "Tesis", Program Pascasarjana Universitas Indonesia, bidang Multidisipliner, Program Studi Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sehingga latar belakang permasalahan, cakupan pengamatan, metode, hasil penelitian dan beberapa kesimpulan dibahas sebagaimana penulisan ilmiah. Harapan penulis, kiranya bermanfaat dalam memahami Bench Mark regional dimasa kini dan kiranya menjadi salah satu cumber informasi dalam penyusunan perencanaan pembangunan. Selain itu, diharapkan tulisan ini dapat menjadi pemicu bagi studi evaluasi atau penelitian lain yang lebih lengkap di Irian Jaya."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>