Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Arya Mahendra Karda
Abstrak :
Pendahuluan: Osteosarkoma merupakan jenis tumor tulang ganas primer yang paling sering terjadi pada anak dan remaja. Di Indonesia, tantangan perkembangan osteosarkoma semakin diperparah dengan ketergantungan pasien pada terapi pijat tradisional, status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan karakteristik, temuan laboratorium, teknik pembedahan, derajat histopatologi nekrosis, dan metastasis antara pasien osteosarkoma dengan dan tanpa pemberian terapi pijat lokal sebelumnya.  Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain kohort prospektif dan retrospektif. Terdapat 84 subjek dengan 69% memiliki riwayat pijat sedangkan 31% tidak. Pasien kemudian dirawat dan diikuti selama 1 tahun untuk mengevaluasi terjadinya metastasis. Data prospektif dikumpulkan melalui wawancara. Data sekunder dikumpulkan dari rekam medis pasien.  Hasil: Tidak ada perbedaan karakteristik klinis yang signifikan antar kelompok. Terjadi peningkatan LDH dan ALP yang bermakna secara statistik (p=0,026). Waktu rata-rata untuk metastasis dari baseline pada kelompok pemijatan secara statistik signifikan (p<0,0001). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam teknik pembedahan, tingkat nekrosis histopatologis, dan metastasis pada diagnosis awal dan satu tahun setelah pengobatan antara kedua kelompok. Kesimpulan: Terapi pijat secara signifikan meningkatkan kadar LDH dan ALP, onset metastasis tiga kali lebih cepat pada pasien dengan terapi pijat sebelumnya. Oleh karena itu, kami sangat merekomendasikan terapi terapi pijat pada pasien osteosarkoma. ......Introduction: Osteosarcoma is the most common type of primary malignant bone tumor in children and adolescents. In Indonesia, the challenge of osteosarcoma progression is further worsened by patients’ dependence on traditional massage therapy, low socio-economy and educational status. This study aims to analyse the differences in the characteristics, laboratory findings, surgery techniques, degree of histopathological necrosis, and metastasis between osteosarcoma patients with and without prior locally given massage therapy.  Method: This research is an analytical observational study with prospective and retrospective cohort design. There were 84 subjects with 69% had a history of massage whilst 31% did not. Patients were then treated and followed for 1 year to evaluate the occurrence of metastases. Prospective data was collected through interview. Secondary data was collected from the patient's medical record. Results: There were no significant differences in clinical characteristics between the groups. There was an increase in LDH and ALP which was statistically significant (p=0.026). The median time to metastases from baseline in the massage group was statistically significant (p<0.0001). There were no significant differences in the surgery techniques, degree of histopathological necrosis, and metastases at initial diagnosis and one year following treatment between the groups.  Conclusion: Massage therapy significantly increases LDH and ALP levels, the onset to metastases was three times faster in patients with prior massage therapy. Therefore, we strongly recommended against massage therapy therapy in osteosarcoma patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nur Komarudin
Abstrak :
Latar Belakang Kanker ginekologi dan infeksi COVID-19 memiliki tingkat insidensi dan mortalitas yang tinggi di Indonesia serta berdampak pada aspek kesehatan, sosial, dan budaya. Kanker ginekologi dan infeksi COVID-19 memicu inflamasi yang dapat mengakibatkan ganguan multi-organ. Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan sebagai indikator keparahan untuk menilai inflamasi dan kerusakan organ. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas mengenai analisis kakteristik klinis dan hasil laboratorium pasien kanker ginekologi dengan COVID-19. Metode Metode yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah deskritif dan analitik dengan pendekatan potong lintang retrospektif. Hasil Tingkat insidensi pasien kanker ginekologi dengan COVID-19 2020-2022 sebesar 154 per 100.000. Kanker serviks (54,3%) menjadi diagnosis terbanyak diikuti dengan kanker ovarium (28,7%), kanker rahim (14,9%), kanker vulva (1,1%), dan kanker vagina (1,1%). Stadium III (37,2%) menjadi yang terbanyak diikuti stadium IV (26,6%), stadium I (20,2%), stadium II (16%). Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang memiliki hubungan signifikan dengan stadium kanker adalah obesitas (OR 0,321; CI 0,125-0,826; P value 0,018), neutrofil absolut tinggi (OR 5,006; Cl 95%, 1,307 – 19,176; P value 0,019), ureum tinggi (OR 3,977; Cl 95%, 1,112 – 14,224; P value 0,034), dan platelet to leucocyte ratio (PLR) tinggi (OR 7,379; 95% CI 2,067-26,466; P value 0,002). Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang memiliki hubungan signifikan dengan derajat keparahan COVID-19 adalah sesak napas (OR 12,364; Cl 95%, 4,148 – 36,848; P value <0.001) dan PLR tinggi (OR 6,787; 95% CI 1,103 - 41,774; P value 0,039). Kesimpulan Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang dapat dikaitkan sebagai indikator keparahan berdasarkan stadium kanker ginekologi adalah obesitas, neutrofil absolut tingg, ureum dan PLR tinggi. Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang dapat dikaitkan dengan indikator keparahan berdasarkan derajat keparahan COVID-19 adalah sesak napas dan PLR tinggi. ......Introduction Gynecologic cancer and COVID-19 infection have high incidence and mortality rates in Indonesia and impact health, social and cultural aspects. Gynecological cancers and COVID-19 infections trigger inflammation that can lead to multi-organ disorders. Laboratory tests can be used as an indicator of severity to assess inflammation and organ damage. Therefore, this study will discuss the analysis of clinical characteristics and laboratory results of gynecological cancer patients with COVID-19. Method The method used in this study is descriptive and analytic with a retrospective cross- sectional approach. Results The incidence rate of gynecologic cancer patients with COVID-19 2020-2022 was 154 per 100,000. Cervical cancer (54.3%) was the most common diagnosis followed by ovarian cancer (28.7%), uterine cancer (14.9%), vulvar cancer (1.1%), and vaginal cancer (1.1%). Stage III (37.2%) was the most common followed by stage IV (26.6%), stage I (20.2%), stage II (16%). Clinical characteristics and laboratory results that had a significant association with cancer stage were obesity (OR 0,321; CI 0,125-0,826; P value 0,018), high absolute neutrophils (OR 5.006; 95% CI, 1.307-19.176; P value 0.019), high high ureum level (OR 3.977; 95% CI, 1.112-14.224; P value 0.034), and high PLR (OR 7.379; 95% CI 2.067-26.466; P value 0.002). Clinical characteristics and laboratory results that had a significant association with COVID-19 severity were shortness of breath (OR 12.364; Cl 95%, 4.148 - 36.848; P value <0.001) and high PLR (OR 6.787; 95% CI 1.103 - 41.774; P value 0.039). Conclusion Clinical characteristics and laboratory results associated with gynecologic cancer stage were obesity, high absolute neutrophils, high ureum level, and high PLR. Clinical characteristics and laboratory results associated with COVID-19 severity were shortness of breath and high PLR.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library