Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Bakteri Asam Laktat (BAL) banyak dipergunakan dalam produksi
makanan terfermentasi. Beberapa BAL menghasilkan eksopolisakarida (EPS).
EPS memiliki berbagai manfaat dalam bidang farmasi dan kesehatan karena
mempunyai aktivitas imunomodulator, antitumor, antitukak, dan penurun
kadar kolesterol. DNA genomik 21 galur BAL penghasil EPS dari penelitian
sebelumnya diekstraksi dengan modifikasi metode Murray dan Thompson
(1980) menggunakan CTAB dan dikuantifikasi untuk mengetahui kualitasnya.
Untuk memperoleh data digesti yang memadai untuk penelitian kloning
selanjutnya, DNA genomik didigesti menggunakan enam macam enzim
restriksi, yaitu BamHI, EcoRI, HindIII, KpnI, NsiI, dan PstI. Ukuran fragmen
pemotongan DNA genomik galur BAL yang baik sebagai hasil dari digesti
menggunakan enzim restriksi endonuklease pada penelitian ini adalah
ukuran pita DNA yang bervariasi dari besar ke kecil yang dapat diamati pada
gel agarosa. Dari 21 DNA genomik galur BAL 15 DNA genomik terpotong
dengan baik oleh enzim restriksi EcoRI, 18 DNA genomik terpotong dengan
baik oleh enzim restriksi HindIII, 13 DNA genomik terpotong dengan baik oleh
enzim restriksi NsiI, lima DNA genomik terpotong dengan baik oleh enzim
restriksi BamHI, tujuh DNA genomik terpotong dengan baik oleh enzim
restriksi KpnI, dan enam DNA genomik terpotong dengan baik oleh enzim restriksi PstI. Satu DNA genomik BAL tidak menunjukkan pemotongan yang
baik menggunakan keenam enzim restriksi."
Universitas Indonesia, 2007
S32627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lactic acid fermantation has been studied as an alternative method os chitin recovery from the natural chitin compunds,such as shrimp waste....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The porpuse of the experiment were to get dilution level and storage time on probiotic carrot juice drink-type dadih exactly to produce high quality probiotic product and the number of bacterial cell...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ajitya Kurnia Hermawati
"Eksopolisakarida (EPS) yang diproduksi dari mikroorganisme memiliki potensi untuk diaplikasikan dalam bidang industri pangan, kesehatan, dan farmasi. Beberapa bakteri asam laktat (BAL) memiliki kemampuan untuk menghasilkan EPS dan telah banyak dilaporkan memiliki gen- gen sukrase, glukosiltransferase (gtf) dan fruktosiltransferase (ftf). Dari penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa sumber- sumber yang memilki kandungan gula sukrosa berpeluang besar mengandung gen gtf maupun gen-gen sukrase lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gen gtf yang menyandikan enzim glukansukrase dari DNA genomik beberapa koleksi isolat BAL yang diisolasi dari makanan dan minuman tradisional Indonesia. Isolat BAL penghasil EPS diskrining pada medium modifikasi agar MRSsukrosa 10% untuk mencari koloni yang menghasilkan lendir. Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan primer degenerate dari domain katalitik gen-gen gtf, DegFor dan DegRev, merupakan metode yang efisien untuk menskrining gen tersebut pada BAL. Amplikon dengan ukuran sekitar 660 pb dihasilkan oleh 11 dari 16 DNA genomik yang mewakili seluruh sumber bakteri. Tiga dari 11 yang positif memiliki dua amplikon di sekitar 660 pb."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Subhana Haiti
"Resistensi antibiotik terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat, dan sementara itu kemajuan dalam pengembangan antibiotik baru dan potensial dalam beberapa tahun terakhir sangat terbatas. Bakteriosin merupakan peptida bioaktif dengan aktivitas antimikroba melawan bakteri lain dengan spesies yang sekerabat. Lysostaphin yaitu suatu bakteriosin asal Staphylococcus dalam bentuk kombinasi dengan antibiotik polimiksin B dan suatu peptida kationik yaitu ranalexin menghasilkan suatu kombinasi sinergis terhadap bakteri multiresisten. Bacteriocin Like Inhibitory Substance (BLIS) asal Streptococcus macedonicus MBF10-2 diketahui memiliki aktifitas terhadap beberapa bakteri indikator.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bakteriosin asal Streptococcus macedonicus MBF10-2 yang dikombinasi dengan beberapa antibiotik terhadap aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri indikator. Bakteri indikator yang digunakan antara lain Micrococcus luteus T18, Lactococcus lactis T-21, Leuconostoc mesenteroides TISTR 120, Escherichia coli, Bacillus subtilis, Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antimikroba dari BLIS ini dikombinasikan dengan beberapa antimikroba seperti ampisilin, tetrasiklin, dan kanamisin dengan metode difusi sumur agar.
Hasil yang didapatkan mununjukkan zona inhibisi dari kombinasi BLIS dan antibiotik mengindikasikan terjadi peningkatan ukuran zona hambat. Nilai tertinggi ditunjukkan dari kombinasi BLIS dengan ampisilin dengan aktifikas sinergis paling aktif terhadap pertumbuhan Lactococcus lactis T-21.

Antibiotic-resistance occurs as a result of improper use of antibiotics, while progressive development of new antibiotic and its potential is very limited in recent years. Bacteriocins are bioactive peptides which have certain antimicrobial activity against other bacterial related-species. Lysostaphin, an origin of Staphylococcus bacteriocins which is a combination of the antibiotic polymyxin B and a cationic peptide named ranalexin, produces a synergistic effect against multi-resistant bacteria. Bacteriocin Like Inhibitory Substance (BLIS) from Streptococcus macedonicus MBF10-2 is known to have activity against several bacterial indicators.
This study aimed to determine the effect of bacteriocins of Streptococcus macedonicus MBF10-2 origin combined with several antibiotics against the growth inhibitory activity of bacterial indicators. Bacterial indicators used include Micrococcus luteus T18, Lactococcus lactis T-21, Leuconostoc mesenteroides TISTR 120, Escherichia coli, Bacillus subtilis, Salmonella typhi, and Staphylococcus aureus. Tests of antimicrobial activity of BLIS combines antimicrobials such as ampicilin, tetracycline, and kanamycin by applying the agar well diffusion method.
Results showed that the zone of inhibition of combining BLIS and antibiotic indicates an increase in the size of the inhibition zone. The highest value was shown by combination of BLIS with ampicilin with the most active synergistic activity was against the growth of Lactococcus lactis T-21.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S58210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyadi Akbar
"ABSTRAK
Dengan meningkatnya volume timbulan limbah ikan, maka diperlukan suatu teknologi pengolahan limbah yang efektif, mudah diterapkan, dan murah. Salah satu cara pengolahan limbah ikan adalah dengan proses fermentasi. Produk fermentasi limbah ikan disebut silase ikan. Silase pada penelitian ini akan dibuat dengan cara biologi (fermentasi) dan kimiawi. Proses biologi dilakukan dengan penambahan bakteri asam laktat dan molase yang divariasikan komposisinya (10%, 15%, dan 25%). Sedangkan proses kimiawi dilakukan dengan penambahan asam formiat 3%. Tujuan dari penelitian adalah untuk menginvestigasi kualitas silase yang dihasilkan dengan penambahan molase maupun dengan penambahan asam formiat. Penelitian menggunakan wadah anaerobik yang berisi campuran limbah ikan dengan berat 10 kg dan waktu pengamatan selama 40 hari. Hasil penelitian menunjukkan kualitas silase mempunyai nilai pH berkisar antara 3,79-4,42; kadar air berkisar 75,9-81,7%; kadar abu berkisar 7,0-8,5%; kadar lemak berkisar 1,0-1,2%; kadar protein berkisar 9,5-10,7% dan jumlah bakteri berkisar 3,1x106-7,2X106. Kualitas silase yang dihasilkan dari penambahan asam formiat lebih baik dibandingkan dengan penambahan molase (10%, 15%, dan 25%).

ABSTRACT
With increasing volumes of fish waste generation, we need a waste treatment technology that is effective, easy to implement, and inexpensive. Fish waste fermentation is the answer. Fish waste fermentation product called fish silage. Silage in this study will be made by biologically (fermentation) and chemically. Biological process carried out by the addition of lactic acid bacteria and molasses with varied composition (10%, 15%, and 25%). While the chemical process carried out by the addition of formic acid 3%. The aim of this study was to investigate the quality of silage produced with the addition of molasses or with the addition of formic acid. This research using anaerobic container, which contains a mixture of fish waste with a weight of 10 kg and a 40-day observation period. The results showed, pH values ranging from 3,79 to 4,42; water content ranged from 75,9 to 81,7%; ash content ranged from 7,0 to 8,5%; fat content ranged from 1,0 to 1,2%; protein content ranged from 9,5 to 10,7% and the number of bacteria ranged 3,1x106 to 7,2X106. Silage quality from the addition of formic acid is better than the addition of molasses ( 10 % , 15 % , and 25 % )"
2015
T44509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sarkono, Faturrahman, Sofyan Y. 2010. Isolation and identification of lactic acid bacteria from abalone (Haliotis asinina) as a potential candidate of probiotic. Nusantara Bioscience 2: 38-42. The purpose of this study was to isolate, select and characterize lactic acid bacteria (LAB) from abalone as a potential candidate probiotic in abalone cultivation system. Selective isolation of LAB performed using de Man Rogosa Sharpe medium. LAB isolate that potential as probiotics was screened. Selection was based on its ability to suppress the growth of pathogenic bacteria, bacterial resistance to acidic conditions and bacterial resistance to bile salts (bile). Further
characterization and identification conducted to determine the species. The results showed that two of the ten isolates potential to be
developed as probiotic bacteria that have the ability to inhibit several pathogenic bacteria such as Eschericia coli, Bacillus cereus dan
Staphylococus aureus, able to grow at acidic condition and bile tolerance during the incubation for 24 hour. Based on the API test kit,
the both of isolate identified as members of the species Lactobacillus paracasei ssp. paracasei. "
570 NBS 2:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hardi Julendra
"

Studi Efektivitas Konsorsium Bakteri Asam Laktat dan Khamir Isolat Lokal dengan Penambahan Oligosakarida dalam Mendukung Sistem Pencernaan dan Performa Ayam Pedaging

H. Julendraa,b, Abinawantoa*, Yasmana , A.Sofyanb

a. Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Indonesia, Jl. Lingkar Kampus Raya, Depok, Jawa Barat 16424. Indonesia

b. Research Group of Bio-Feed Additive Technology, Research Division for Natural Product Technology- Indonesian Institute of Sciences (BPTBA-LIPI), Jl. Jogja-Wonosari Km. 31.5 Gading, Playen, Gunungkidul, D.I. Yogyakarta 55861. Indonesia.

*Corresponding author: abinawanto.ms@sci.ui.ac.id

Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas konsorsium Lactobacillus plantarum AKK-30 dan Saccharomyces cerevisiae B-18 dalam mendukung sistem pencernaan dan kinerja ayam pedaging. Hipotesis yang diajukan adalah konsorsium L. plantarum AKK-30 dan S. cerevisiae B-18 serta oligosakarida dapat mengoptimalkan kondisi saluran pencernaan ayam broiler dengan mengurangi bakteri patogen dan memperbaiki mikrostruktur usus sehingga mempengaruhi pencernaan, imunitas dan performa ayam broiler. Penelitian dimulai dari Bulan Maret 2018 hingga Desember 2019, yang terdiri dari tiga tahap penelitian. Penelitian pertama, analisis in vitro dari L. plantarum AKK-30 (107 cfu / g) yang ditambahkan inulin dan MOS terhadap aktivitas antibakteri, kepadatan optik, konsentrasi asam laktat, pH, aktivitas perlekatan di mukosa usus, menggunakan rancangan faktorial dengan dua faktor (A = inulin dan MOS, B =. oligosakarida: 0,0; 0,5; 1,0; 1,5 dan 2,0% b / v) dengan 3 ulangan. Penelitian kedua, uji kecernaan (energi yang dapat dimetabolisme dan retensi nitrogen) serta morfologi usus (tinggi vili usus) terhadap L. plantarum AKK-30 dengan penambahan inulin dan MOS menggunakan dua puluh empat ekor ayam jantan berumur 40 hari dari Cobb (berat rata-rata 1725 ± 50 g). Percobaan disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan sebagai berikut (A) MRSB + L. plantarum AKK-30 (107 cfu / g); B) MRSB + inulin 0,5% (b / v); C) MRSB + MOS 0,5% (b / v); D) L. plantarum AKK-30 (107 cfu / g) + MRSB + inulin 0,5% (b / v); dan E) L. plantarum AKK-30 (107 cfu / g) + MRSB + MOS 0,5% (b / v). Penelitian yang sama juga dilakukan terhadap konsorsium (L. plantarum AKK-30 dan S. cerevisiae B-18 serta inulin) menggunakan tiga puluh ekor ayam jantan berumur 32 hari dari Lohmann MB 202 (berat rata-rata 1450 ± 50 g) dengan lima perlakuan dan lima ulangan sebagai berikut tanpa inulin (A), konsorsium dengan 0,5% inulin (B), konsorsium dengan 1,0% inulin (C), konsorsium dengan 1,5% inulin (D), dan probiotik komersial (E). Penelitian ketiga mengevaluasi penggunaan konsorsium (L. plantarum AKK-30 dan S. cerevisiae B-18 serta inulin) terhadap indeks performa,dan histopatologi jaringan tubuh ayam. Penelitian menggunakan lima perlakuan dan lima ulangan seperti berikut tanpa inulin (A), konsorsium dengan 0,5% inulin (B), konsorsium dengan 1,0% inulin (C), konsorsium dengan 1,5% inulin (D), dan probiotik komersial (E). Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan 275 anak ayam jantan berumur sehari dari Lohmann MB 202 dan dirawat selama 32 hari di kandang Closed House. Data dievaluasi menggunakan ANOVA dan jika ditemukan perbedaan (p <0,05) antara perlakuan dianalisis menggunakan uji post hoc Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa L. plantarum AKK-30 dengan penambahan inulin 0,5% dan 0,5% MOS mempengaruhi pertumbuhan L. plantarum AKK-30 dan perlekatan bakteri di mukosa usus tanpa mempengaruhi aktivitas antibakteri. Penambahan 0,5% inulin dan 0,5% MOS lebih tinggi (p <0,05) dibandingkan perlakuan lain untuk energi metabolisme (EM), retensi nitrogen (RN) dan tinggi vili usus (TVU) pada ayam. Indeks performa, pertambahan bobot badan dan efisiensi pakan dalam konsorsium dengan penambahan inulin 0,5 dan 1,0% lebih tinggi daripada perlakuan lain. Semua perlakuan konsorsium tidak menunjukkan perbedaan terhadap profil histopatologis dan organ imun ayam. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan L. plantarum AKK 30 dan S cerevisiae B-18 dengan inulin 0,5 dan 1,0% (b / v) dapat digunakan sebagai alternatif antibiotic growth promoters untuk ayam pedaging.

Kata kunci: Bakteri asam laktat, Khamir, Performa Ayam, Sistem pencernaan


The research was conducted to evaluate effectiveness of Lactobacillus plantarum AKK-30 and Saccharomyces cerevisiae B-18 consortium for supporting digestion system and performance of broilers. The proposed hypothesis is the consortium of L. plantarum AKK-30, S. cerevisiae B-18 and oligosaccharides can optimize the condition of the digestive tract of broiler chickens by reducing pathogenic bacteria, improve the intestinal microstructure that it affects digestion, immunity and performance of broiler chickens. This study had been carried out from March 2018 to December 2019, consisting of the stage of research. First study, in vitro analysis of antibacterial activity, optical density, lactic acid concentration, pH, adhesion activity in the intestinal mucosa of L. plantarum AKK-30 (107 cfu / g) added inulin and MOS, used factorial design with two factors (A=inulin and MOS, B=. oligosaccharides: 0.0; 0.5; 1.0; 1.5 and 2.0% w / v) with 3 replications. Second study, digestibility assays (metabolizable energy and nitrogen retention) and intestinal morphology (intestinal villi height) of L. plantarum AKK-30 with inulin and MOS addition and using twenty-four 40-day-old male from Cobb (average weight 1725 ± 50 g). The experiment was arranged on randomized block design (CRD) with five treatments and four replications as follows (A) MRSB + L. plantarum AKK-30 (107 cfu/g); B) MRSB + inulin 0,5% (w /v); C) MRSB + MOS 0,5% (w /v); D) L. plantarum AKK-30 (107 cfu/g) + MRSB + inulin 0,5% (w /v); dan E) L. plantarum AKK-30 (107 cfu/g) + MRSB + MOS 0,5% (w /v). The same analysis of the consortium (L. plantarum AKK-30 and S. cerevisiae B-18 with levels of inulin) using thirty 32-day-old male from Lohmann MB 202 (average weight 1450 ± 50 g). The experiment used five treatments and five replications follows without inulin (A), consortium with 0.5% of inulin (B), consortium with 1.0% of inulin (C), consortium with 1.5% of inulin (D), and commercial probiotic (E). Third study, evaluation of consortium (L. plantarum AKK-30 and S. cerevisiae B-18 with levels of inulin) used five treatments and five replications follows without inulin (A), consortium with 0.5% of inulin (B), consortium with 1.0% of inulin (C), consortium with 1.5% of inulin (D), and commercial probiotic (E). This study used thirty 32-day-old male from Lohmann MB 202 (average weight 1450 ± 50 g). Parameters of the feeding trial in the third study was performance index, and histopathology of immune organs. Experiment of the third study was designed in a randomized block design (CRD) with five treatments and four replications as follows without inulin (A), consortium with 0.5% of inulin (B), consortium with 1.0% of inulin (C), consortium with 1.5% of inulin (D), and commercial probiotic (E). This study used 275 male day-old chick from Lohmann MB 202 and treated for 32 days in a closed house. Data were evaluated using ANOVA and the difference (p<0.05) among mean treatment was analyzed using Duncan post hoc test. The results showed that L. plantarum AKK-30 with the addition of 0.5% inulin and 0.5% MOS influenced the growth of L. plantarum AKK-30 and bacterial adhesions in the intestinal mucosa without affecting the antibacterial activity. Addition of 0.5% inulin and 0.5% MOS was higher (p <0.05) than other treatments for metabolizable energy (ME), nitrogen retention (NR) and intestinal villi height in chickens. Performance index, weight gain, and feed efficiency in the consortium with the addition of inulin 0.5 and 1.0% were higher than these in other treatments. All consortia showed no differences in the histopathological profile of chicken immune organs. It is concluded that use of L. plantarum AKK 30, S cerevisiae B-18 with 0.5 and 1.0% inulin (w/v) as an alternative to antibiotic growth promoters for broiler chickens.

Keywords: Broiler Performance, Digestive System, Lactic acid bacteria, Yeast.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nuralifah Indah Salsabila
"Gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) merupakan hewan yang populasinya dikategorikan sebagai critically endangered. Salah satu upaya untuk meningkatkan populasinya adalah melalui konservasi ex-situ di penangkaran. Pemahaman mengenai mikrobiota saluran pencernaan hewan di penangkaran perlu diketahui agar dapat menjaga kesehatan hewan dan mendorong keberhasilan konservasi hewan tersebut. Bakteri asam laktat merupakan salah satu kelompok mikrobiota saluran pencernaan yang ikut berperan dalam proses pencernaan. Tujuan penelitian adalah untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri asam laktat dari feses gajah sumatra (E. m. sumatranus) di Taman Margasatwa Ragunan. Gajah sumatra yang dipilih adalah dua betina (usia ±37 tahun dan ±10 tahun) dan dua jantan (usia ±37 tahun dan ±5 bulan). Sampel feses diinokulasikan pada medium de Man Rogosa Sharpe Broth (MRSB) dan MRSB dengan bile salt 0,3% sebagai enrichment media, lalu diisolasi pada medium de Man Rogosa Sharpe Agar (MRSA) dengan CaCO3 0,3%. Hasil isolasi diperoleh sepuluh isolat bakteri asam laktat yang selanjutnya dikarakterisasi berdasarkan morfologi sel, uji biokimia, dan identifikasi bakteri menggunakan gen 16S rRNA. Hasil identifikasi dari sepuluh isolat menunjukkan bahwa enam isolat (BD1 (99,87%), BA1 (99,36%), BA2 (99,20%), JD5 (99,93%), JA1 (99,87%), dan JA2 (99,33%)) merupakan Limosilactobacillus fermentum, dua isolat (JD1 (99,53%) dan JD2 (99,80%)) merupakan Ligilactobacillus agilis, dan dua isolat lainnya (JD3 (100%) dan JD4 (99,67%)) merupakan Lactiplantibacillus pentosus. Tetapi, hasil analisis filogenetik isolat JD3 dan JD4 memiliki nilai bootstrap 100% terhadap kelompok L. plantarum, yang meliputi L. plantarum, L. pentosus, dan L. paraplantarum sehingga kelompok filogenetiknya tidak dapat dibedakan. Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengidentifikasi isolat JD3 dan JD4.

The Sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) is a critically endangered animal listed as the population has decreased. To increase the population, conservation effort has already been done at ex-situ in the captivity. Understanding gut microbiota of captive animals is necessary to maintain animal health and support the animal conservation. Lactic acid bacteria (LAB) are a group of microbiotas in the digestive tract that contribute to the digestion process. This study aimed to isolate and identify LAB from Sumatran elephant feces at Ragunan Wildlife Park. The Sumatran elephants selected were two females (aged ±37 years and ±10 years) and two males (aged ±37 years and ±5 months). Feces samples were enriched in de Man Rogosa Sharpe Broth (MRSB) and MRSB with bile salt 0,3% media, then isolated in de Man Rogosa Sharpe Agar (MRSA) with CaCO3 0,3% media. Ten selected isolates were characterized based on cell morphology, biochemical test, and bacterial identification using the 16S rRNA gene. The identification results of ten isolates showed that six isolates (BD1 (99,87%), BA1 (99,36%), BA2 (99,20%), JD5 (99,93%), JA1 (99,87%), and JA2 (99,33%)) were Limosilactobacillus fermentum. Two isolates (JD1 (99,53%) and JD2 (99,80%)) were Ligilactobacillus agilis. The others (JD3 (100%) and JD4 (99,67%)) were Lactiplantibacillus pentosus. However, the phylogenetic analysis results of JD3 and JD4 isolates had a bootstrap value of 100% to the L. plantarum group, which includes L. plantarum, L. pentosus, and L. paraplantarum so their phylogenetic groups could not be distinguished. Further studies are needed to identify JD3 and JD4 isolates."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Eksopolisakarida (EPS) yang disintesis oleh bakteri asam laktat (BAL), memiliki banyak aplikasi dalam industri farmasi dan industri makanan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa EPS memiliki banyak efek yang menguntungkan bagi kesehatan dan farmasi, yaitu sebagai penurun kadar kolesterol, imunomodulator, antitumor dan efek prebiotik, serta aplikasinya dalam sistem penghantaran obat. Pada penelitian ini, enam isolat BAL hasil penelitian sebelumnya, ditumbuhkan pada medium modifikasi MRS-sukrosa 10%, dan diinkubasi pada suhu 30oC selama 5 hari. Isolasi produk EPS dilakukan dengan metode pengendapan dengan menggunakan etanol dan sentrifugasi. Identifikasi EPS dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Analisis dengan KLT dilakukan dengan menggunakan lempeng silika gel GF 254 dan n-butanol-etanol-air (5:3:2) sebagai fase gerak. Analisis dengan KCKT dilakukan dengan menggunakan kolom resin dengan ion Ca2+ sebagai fase diam, dengan air sebagai fase gerak. Selain itu, dilakukan juga pengukuran peningkatan viskositas supernatan kultur BAL yang memproduksi EPS sebagai salah satu parameter sifat fisik dengan menggunakan viskometer Ostwald. Dari hasil identifikasi, empat isolat LAB diketahui memproduksi EPS yang terdiri dari glukan dan fruktan, dan dua isolat LAB diketahui memproduksi EPS yang hanya terdiri dari glukan."
Universitas Indonesia, 2007
S32601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>