Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Richards, Jack C.
Abstrak :
An extensively revised and updated edition of this popular and accessible text. Approaches and Methods in Language Teaching Third edition is an extensive revision of this highly successful book. As in previous editions, both major and alternative approaches and methods are surveyed, with the section on current communicative approaches updated to include new material on CLIL, text and genre-based teaching. The book seeks not only to clarify the assumptions behind these approaches, and their similarities and differences, but also to help teachers explore their own beliefs and practices in language teaching. Further new material deals with other directions in language teaching, such as outcomes-based initiatives, to make this edition fully up-to-date
New York: Cambridge University Press, 2015
418.007 1 RIC a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pao-chien Wang
Abstrak :
ABSTRACT
In order to set up a more effective mechanism for revitalizing the Hakka language, the Legislative Yuan passed the amendment of Hakka Basic Act on December 29th, 2017. The revised version of Act institutes Hakka language as the local and teaching language in those "major Hakka cultural areas" (Hakka villages). After examine the revision process of Hakka Basic Act, this paper finds that the revised Act follows the "Local Government Act" and established "Hakka cultural regional cooperation organizations" instead of adopting the idea of "Hakka cultural self-ruling body" advocated by Hakka Affairs Council. This result from both of Ministry of Interior and Hakka Affairs Council tend to build the cultural self-ruling mechanism under the framework of administrative regions, which is according to the article 24-1 of "Local Government Act". For providing references to domestic policy analysis, this paper, which employs the institution of Belgium as a case study, explores the autonomous area of language family and regional self-ruling body in Belgium by the approach of public policy theory and literature review. Moreover, this paper tried to propose a designation of "Hakka language community", which is based on the experience of ethnic self-ruling body in Belgium.
Taipei: Taiwan Foundation for Democracy, 2018
059 TDQ 15:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Susilawati
Abstrak :
Pada suatu komunitas bilingual, pilihan berbahasa oleh individu-individunya bukan merupakan suatu kebetulan, melainkan merupakan suatu strategi dalam bentuk perilaku yang memiliki keteraturan. Keteraturan itu lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor nonlinguistis dari pada faktor-faktor linguistisnya sendiri. Dalam hal ini pilihan berbahasa erat kaitannya dengan sistem nilai karena pilihan tersebut dapat menunjukkan bagaimana persepsi penutur tentang ujaran sebagai suatu kesatuan makna sosial. Oleh sebab itu pilihan berbahasa dapat diidentifikasikan sebagai suatu perilaku yang dikendalikan oleh kendala-kendala sosial yang oleh Blom dan Gumperz (1972) dibagi menjadi tiga tahapan berupa setting, situasi sosial dan peristiwa sosial yang merupakan tahapan-tahapan atau strategi bagi seorang penutur untuk memroses informasi kontekstual agar selanjutnya dapat menentukan pilihan berbahasa yang layak dalam suatu peristiwa komunikasi. Melalui analisa komponen-komponen komunikasi dari setiap peristiwa tuturan yang diambil dari tiga setting yang berbeda sebagai unit analisisnya yang kemudian dipadukan dengan hasil analisis hubungan sosial dan sistem nilai lokal ditemukan bahwa pilihan berbahasa di kalangan komunitas etnis Teo Chiu di Pontianak adalah terpola dan dapat menyimbolkan makna-makna sosial tertentu. Dalam hal ini, keberadaan partisipan dan bentuk hubungan di antara mereka dalam suatu peristiwa komunikasi lebih menentukan pilihan berbahasa tersebut dari pada faktor-faktor lainnya sehingga menyebabkan alih kode yang terjadi lebih bersifat situasional. Distribusi penggunaan masing-masing bahasa yang diakses oleh komunitas tersebut berbeda secara sosial fungsional sehingga eksistensi masing-masing bahasa tersebut mempunyai nilai dan makna sosial yang sama pentingnya dalam kehidupan sosial mereka. Dengan demikian disamping adanya kebutuhan bahasa-bahasa lain untuk tujuan yang bersifat instrumental, penggunaan Bahasa Teo Chiu dapat diprediksikan akan dapat terus berlangsung dengan adanya faktor-faktor sosial budaya yang memicu pemilihan bahasa tersebut. Keberlangsungan penggunaan Bahasa Teo Chiu ini diharapkan tidak akan menggeser fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu Pontianak sebagai bahasa nasional dan daerah.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library