Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Linda Sari Wulandari
"Penelitian ini merupakan upaya memverifikasi wilayah pakai bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah karena penelitian kebahasaan di Kabupaten Cilacap sudah pernah dilakukan pada tahun 1993 sehingga adanya perbedaan situasi kebahasaan di Kabupaten Cilacap setelah lebih dari 20 tahun dapat diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan batas wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa dan mengetahui faktor-faktor penyebab adanya perbedaan wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan analisis kuantitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah adanya perbedaan batas wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap. Wilayah pakai bahasa Sunda ada di bagian utara, barat, dan selatan Kabupaten Cilacap, sedangkan wilayah pakai bahasa Jawa ada di bagian tengah hingga timur Kabupaten Cilacap. Faktor penyebab perbedaan batas wilayah pakai bahasa Sunda dan bahasa Jawa, yaitu 1 jumlah titik pengamatan yang berbeda dengan penelitian tahun 1993, yaitu 67 titik pengamatan dalam penelitian ini dan 42 titik pengamatan dalam penelitian tahun 1993 dan 2 migrasi penduduk dari arah barat Kabupaten Cilacap, yaitu dari Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut.

This study verified the language territory of Sundanese and Javanese in Cilacap Regency Central Java Province. The study of language mapping in Cilacap regency has ever been conducted in 1993 therefore, this study investigated the difference of language situation after more than 20 years of the latest research in this area. This study was aimed at determining the border of language region of Javanese and Sundanese and revealing the underlying factors causing the difference of language territory. This study employed qualitative method and quantitative analysis.
The result of this study revealed that there was the difference of language territory border of Sundanese and Javanese in Cilacap Regency. The language territory of Sundanese concentrated in the north, west, and south of the regency, meanwhile the language territory of Javanese concentrated in the centre until the east of the regency. There were two underlying factors that caused the difference of language territory border. Firstly, there was a difference in the number of the points of obervation between this study, which was 67 points and the study in 1993, which was 42 points. Secondly, there was human migration from the west part of Cilacap Regency. They were from Ciamis Regency, Banjar City, Pangandaran Regency, Tasimalaya Regency, and Garut Regency.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T47526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprayogi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi bahasa dan sentuh bahasa di Kabupaten Pringsewu melalui pendekatan dialektologi. Dengan menggunakan metode pupuan lapangan, penelitian ini menjaring data dengan daftar tanyaan kosakata Swadesh, medan makna anggota Tubuh, dan medan makna gerak dan kerja. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah geografi dialek Lauder, 2007 dan Chambers dan Trudgill, 2007, pemetaan bahasa Ayatrohaedi, 2002 dan sentuh bahasa McMahon, 1994 dan Thomason, 2001. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Pringsewu terdapat empat bahasa yang dominan yakni bahasa Lampung, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Semendo. Bahasa Lampung di Pringsewu memiliki tiga variasi sub wicara, yakni bahasa Lampung Pesisir, bahasa Lampung Pubian dan bahasa Lampung Komering. Selain itu, terdapat variasi leksikal sampai dengan empat belas etima dengan beberapa korespondensi bunyi dan perubahan bunyi antarbahasa di dalamnya. Perhitungan dialektometri menunjukkan bahwa terdapat banyak wilayah yang sebenarnya memiliki perbedaan bahasa hanya berstatus beda dialek. Keadaan ini terjadi karena adanya sentuh bahasa dan warisan bersama bahasa proto. Sentuh bahasa melalui peminjaman leksikal terjadi lebih banyak secara adopsi daripada adaptasi dan terjadi dalam kategori kontak biasa.

This research was aimed at investigating language variation and language contact in Pringsewu regency using dialectology approach. By applying field research, this study collected the data using the Swadesh list and lexical fields of body parts and activities. The theories used in this study were dialect geography Lauder, 2007 dan Chambers dan Trudgill, 2007, language mapping Ayatrohaedi, 2002 and language contact McMahon, 1994 dan Thomason, 2001 . This study revealed that there were for main languages in Pringsewu namely Lampungic, Javanese, Sundanese and Semendo. In this study, there are three variations of Lampung language, namely Lampung Pubian, Lampung Pesisir, and Lampung Komering. The lexical variaties can be classified in 14 groups of etyma, and sound correspondence as well as pattern of language changes were found in this study. The result of dialectometry revealed that there were alot of areas categorized as 'different in dialect', whereas they were actually 'different in language'. This was due to the existence of language contact and shared features of proto languages. Language contact in the Lampung villages was in the level of casual contact where lexical adoption borrowing occured more than lexical adaptation one."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mesiyarti
"ABSTRAK
Penelitian ini menelaah tentang dialek Betawi Ora di Jabodetabek. Penelitian ini
bertujuan untuk menemukan daerah sebar dan daerah pakai dialek Betawi Ora yang
masih digunakan hingga saat ini. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa
daerah sebar dan daerah pakai dialek Betawi Ora bergeser ke arah Timur dan
Tenggara wilayah Jabodetabek. Berdasarkan pemakaian kosakata penutur dialek
Betawi Ora saat ini terbagi dalam tiga kategori, yaitu penutur dialek Betawi Ora
yang masih digunakan secara definitif, penutur dialek Betawi Ora yang masih
menggunakan kosakata khas dialek, dan penutur dialek Betawi Ora yang sudah tidak
lagi menggunakan kosakata khas dialek. Hasil analisis berkas isoglos dan dan
pemakaian kosakata dialek dalam kalimat menunjang pembuktian yang
menunjukkan bahwa dialek Betawi Ora di Jabodetabek tidak punah tetapi
mengalami pergeseran karena faktor luar bahasa.

ABSTRACT
This research analyzes Betawi Ora dialect in Jabodetabek. This aim of this research
is to have dialect mapping of Betawi Ora dialect which is still used today by using
language contact and language use theory. The result of this research shows that
Betawi Ora dialect area is shifted to the East and Southeast of the Jabodetabek.
Based on the using of dialect, the speakers of Betawi Ora there are three speechs
which are the speakers of dialect that is still used Betawi Ora definitively, the
speakers who still use the typical dialect vocabularies of Betawi Ora, and the
speakers who are no longer using the typical dialect vocabularies. The dialect
mapping and dialect using analysis show that the dialect Betawi Ora in Jabodetabek
is not extinct but shifted due to factors outside of language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library