Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natasha Supartono
Abstrak :
ABSTRAK Laringektomi total merupakan prosedur yang umum dilakukan pada karsinoma sel skuamosa laring. Infeksi luka operasi merupakan salah satu komplikasi yang sering dan dapat memberikan dampak yang besar terhadap kualitas hidup pasien. Penggunaan antibiotika profilaksis merupakan salah satu cara pencegahan ILO namun belum ada literatur pasti yang menyebutkan penggunaan antibiotika profilaksis pada laringektomi total sebaiknya digunakan selama berapa lama. Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimental kuasi dengan kontrol yang diambil secara retrospektif untuk melihat kejadian infeksi pasca operatif pada penggunaan Sefazolin sebagai antibiotika profilaksis perioperatif selama 5 hari pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol statik dari data retrospektif yang menggunakan Sefazolin 30 menit sebelum insisi dan diteruskan dengan antibiotika yang berbeda selama lebih dari 12 hari di Divisi Laring Faring Departemen THT-KL FKUI-RSCM. Tiga dari 12 subyek mengalami infeksi pada kelompok eksperimen dan 2 dari 24 subyek mengalami infeksi pada kelompok kontrol. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna proporsi angka kejadian ILO pada kedua kelompok. Analisis univariat dan bivariat dilakukan untuk menilai beberapa faktor risiko dan studi ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penyakit ginjal dan penyakit komorbid >1 dengan angka kejadian ILO.
ABSTRACT Total laryngectomy is a common procedure in laryngeal squamous cell carcinoma. Surgical site infection is one frequent complication and it can have a major impact on patient rsquo s quality of life. The use of prophylactic antibiotics is one of the prevention of surgical site infections but there is no definite literature mentioning the use and how long should the prophylactic antibiotics be used in total laryngectomy. This study was a quasi experimental study with retrospective controls to look at the incidence of postoperative infection on the use of Cefazolin as the perioperative prophylactic antibiotics for 5 days on the experimental group compared to the static control group from retrospective data using Cefazolin 30 minutes before incisions and continued with different antibiotics for more than 12 days in Larynx Pharynx Division of ORL HNS Department of Medical Faculty of Universitas Indonesia. Three of 12 subjects had an infection in the experimental group and 2 of 24 subjects had an infection in the control group. There was no significant difference in the proportion of incidence of surgical site infections in both groups. Univariate and bivariate analyzes were performed to assess several risk factors and this study showed a significant association between renal disease and comorbid disease 1 with the incidence rate of surgical site infections.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Candrawati Musa
Abstrak :
Pasien kanker laring yang menjalani laringektomi total seringkali telah berada pada keadaan malnutrisi prabedah. Malnutrisi menyebabkan terlambatnya penyembuhan luka, timbul wound dehiscence, dan rentan terhadap infeksi. Nutrisi yang adekuat berupa makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin, mineral) berperan penting pada penyembuhan luka. Pasien pada serial kasus ini yaitu pasien karsinoma sel skuamosa laring pascalaringektomi total dan diseksi leher berusia 56-74 tahun yang dikonsulkan ke Gizi Klinik. Terapi medik gizi diberikan pada keempat pasien serial kasus sesuai dengan kondisi klinis masing-masing melalui jalur enteral. Suplementasi mikronutrien diberikan pada semua pasien. Hasil serial kasus ini menunjukkan bahwa selama perawatan di rumah sakit terdapat dua pasien yang mengalami kejadian wound dehiscence dan salah satu di antara kedua pasien tersebut juga mengalami fistula faringokutan. Keempat pasien pulang ke rumah dengan keadaan klinis yang membaik. Kesimpulan yang didapatkan yaitu selain terapi medik gizi yang adekuat untuk mempertahankan status gizi dalam mendukung proses penyembuhan luka, faktor usia dan perawatan luka turut berperan terhadap proses penyembuhan luka, namun hal ini masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut. ......Laryngeal cancer patients who undergo total laryngectomy often have preoperative malnutrition. Malnutrition causes delayed wound healing, wound dehiscence, and susceptibility to infection. Adequate nutrition in the form of macronutrients (carbohydrates, proteins, fats) and micronutrients (vitamins, minerals) play an important role in wound healing. Patients in this case series were undergone total laryngectomy and neck dissection due to squamous cell carcinoma, aged 56-74 years who were consulted to Clinical Nutrition. Nutritional medical therapy was given to all four cases according to their clinical conditions through the enteral pathway. Micronutrient supplementation was given to all patients. The results of this case series showed that during hospital treatment there were two patients who experienced a wound dehiscence and one of the them also had a pharyngocutaneous fistula. The four patients discharged with improvement in clinical conditions. In conclusions, not only need an adequate nutritional medical therapy to maintain nutritional status in supporting the healing process, but also age factors and wound care have contributed to the healing process. However, it still requires further research.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vikie Nouvrisia Anandaputri
Abstrak :
Latar Belakang. Pasien kanker laring dapat mengalami malnutrisi sebelum menjalani radioterapi yang ditandai dengan penurunan berat badan yang tidak disengaja akibat penurunan massa bebas lemak. Kasus serial ini bertujuan untuk mengamati kaitan asupan protein dengan perbaikan fat free mass index (FFMI). Metode. Empat pasien pada serial kasus ini didiagnosis karsinoma sel skuamosa laring pascalaringektomi total dan diseksi leher stadium III dan IV dengan status gizi malnutrisi berat dan sedang, berat badan normal, dan obes I, berusia 51-62 tahun yang dikonsulkan ke dokter Gizi Klinik pada bulan Agustus sampai November 2019 sejak awal radioterapi. Terapi medik gizi diberikan sesuai dengan kondisi klinis melalui jalur oral. Pemantauan dilakukan pada minggu pertama radiasi, selama radiasi, minggu terakhir radiasi, dan pascaradiasi. Hasil. Kadar albumin serum keempat pasien dalam batas normal dan meningkat saat akhir radiasi pada tiga orang pasien. Pasien malnutrisi sedang mengalami penurunan FFMI dengan asupan protein <2 g/kg BB, pasien malnutrisi berat mengalami peningkatan FFMI dengan asupan protein 1,1-1,4 g/kg BB. FFMI pasien obes meningkat lalu menurun dengan asupan protein 0,8-1,7 g/kg BB. FFMI pasien BB normal meningkat dengan asupan protein 2 g/kg BB. Rentang asupan protein adalah 0,7-1,5 g/kg BB saat awal radiasi, selama radiasi 0,8-2 g/kg BB, akhir radiasi 1,1-2 g/kg BB. Kesimpulan. FFMI cenderung mengalami peningkatan sampai akhir radiasi pada asupan protein yang mencapai 2 g/kg BB pada pasien BB normal. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai hubungan asupan protein dan FFMI pada pasien KSS laring yang menjalani radioterapi.
Bacground. Laryngeal cancer patients can experience malnutrition before undergoing radiotherapy characterized by unintentional weight loss due to a reduction in fat free mass. Aim of the case series to observe protein intake with fat free mass index (FFMI) improvement. Method. Four patients were diagnosed with laryngeal squamous cell carcinoma post total laryngectomy and neck dissection with nutritional status of severe and moderate malnutrition, normal weight, and obese grade I, aged 51-62 years who were consulted to Clinical Nutrition physician in August to November 2019 which underwent radiotherapy. Medical nutrition therapy is given according to the clinical condition of each patient through oral. Monitoring was carried out in the first week, during, the end, and after radiation. Results. Serum albumin were within normal level and increased at the end of radiation in 3 patients. FFMI of malnourished patients was decreased with protein intake <2 g/kg BW. FFMI of severely malnourished patients increases with protein intake from 1.1 to 1.4 g/kg body weight. FFMI of obese patients increases then decreases with protein intake from 0.8 to 1.7 g/kg body weight. FFMI of normoweight patients increases with a protein intake of 2 g/kg BW. The range of protein intake is 0.7-1.5 g/kg BW at first week, 0.8-2 g/kg BW during, and 1.1-2 g/kg BW at the end of radiation. Conclusion. FFMI tends to increase on protein intake 2 g/kg BW in normoweight patients. Further research is needed regarding the relationship of protein intake and FFMI in laryngeal patients undergoing radiotherapy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library