Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nensi Yuliyanti Dewi
"Candi merupakan peninggalan arkeologis yang menjadi bukti berkembangnya kebudayaan masa lalu di Indonesia. Penelitian tentang candi memang banyak dilakukan, namun pembahasan mengenai Candi Bhre Kahuripan secara terperinci belum pernah dilakukan hingga sekarang. Oleh karena itu, karya ini bertujuan untuk memaparkan bentuk, gaya bangunan, serta peran Situs Bhre Kahuripan pada masa Majapahit. Candi ditemukan dalam kondisi yang tidak utuh, hanya tersisa bagian batur dengan ukuran 14 x 14 m dengan yoni di tengahnya. Candi di situs Bhre Kahuripan diperkirakan merupakan jenis samkirna dikarenakan bahan pembuatannya lebih dari dua bahan. Baturnya dari susunan batu andesit, sumurannya campuran antara bata dan andesit, serta diatas batu-batu umpak diduga berdiri tiang kayu penopang atap dari bahan yang mudah rusak. Kemudian untuk mengetahui perkiraan bentuk utuh Candi Bhre Kahuripan dilakukan metode analogi atau membandingkan dengan candi serupa yang sudah dapat diketahui atributnya sehingga didapatkan suatu informasi tertentu. Hasil analisis memperlihatkan bahwa Candi Bhre Kahuripan termasuk dalam jenis candi batur seperti yang dikemukakan oleh Agus Aris Munandar, dan memiliki latar belakang agama Hindu Saiwa. Berdasarkan peninggalan yang ada, candi ini berfungsi sebagai tempat pendharmaan sekaligus peribadatan.
The temple is an archaeological relic that is evidence of the development of past culture in Indonesia. Research on temples has indeed been done a lot, but a detailed discussion of Bhre Kahuripan Temple has never been done until now. Therefore, this work aims to describe the shape, style of the building, and the role of the Bhre Kahuripan Site during the Majapahit era. The temple was found in an incomplete condition, only the batur section with a size of 14 x 14m remains with a yoni in the middle. The temple at the Bhre Kahuripan site is thought to be a type of samkirna because it is made of more than two materials. The batur are made of andesite stone, the sumuran are a mixture of brick and andesite, and on top of the umpak it is suspected that wooden pillars supporting the roof are made of easily damaged materials. Then to find out the approximate form of the Bhre Kahuripan Temple, an analogy method was used or compared with similar temples whose attributes could already be known so that certain information was obtained. The results of the analysis show that the Bhre Kahuripan Temple is included in the batur temple type as proposed by Agus Aris Munandar, and has a Saiwa Hindu religious background. Based on the existing relics, this temple functions as a place of pendharmaan as well as worship."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Alvin Abdul Jabbaar Hamzah
"Karya ini membahas tentang bangunan Candi Tepas yang berada di Blitar. Bangunan Candi Tepas memiliki bentuk yang tidak utuh yaitu hanya tersisa kaki candi dan sedikit bagian tubuh. Candi pada umumnya memiliki tiga bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap. Bentuk Candi Tepas menjadi hal yang dibicarakan dalam karya ini. Bagian yang tersisa yaitu kaki dan tubuhnya, tidak dalam kondisi yang baik. Terdapat kerusakan dan juga keausan pada batuan penyusun candi. Analisis bentuk yang dipakai untuk identifikasi Candi Tepas, dengan membandingkan bagian candi yang masih utuh dengan yang tidak utuh, untuk mendapatkan bentuk dari Candi Tepas. Kemudian dilakukan pula perbandingan dengan candi-candi yang memiliki ciri yang serupa dan naskah kuna. Hasilnya berupa dugaan bentuk dari Candi Tepas dan juga kronologi waktu dan latar keagamaan.
This work discusses the Candi Tepas located in Blitar. Candi Tepas has a form that not only left intact the foot of the temple and some parts of the body. Temple usually has three parts: legs, body and roof. The main discusses in this work is about form of Candi Tepas. The remaining parts of Candi Tepas is legs and body, but it_s not in good condition. There is damage and wear and tear on rocks making up the temple. Analysis of a form that is used for identification Candi Tepas, by comparing parts of the temple are still intact with non-intact, to get the form from Candi Tepas. Then do the same comparison with the temples that have similar characteristics and ancient manuscripts. The result of the alleged form of the Candi Tepas and also the chronology of time and religious background."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S11543
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library