Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Wulandari
Abstrak :
Dalam menganalisis suatu pondasi tiang pancang yang menerima beban lateral, di samping memperhitungkan daya dukung tiang harus juga memperhatikan aspek geotekniknya, yaitu sifat-sifat dan perilaku tanah yang menerima beban lateral. Penelitian dilakukan untuk mengetahui defleksi dan momen lentur grup tiang di tanah lempung ketika menerima beban horisontal statis pada kepala tiang yang kondisinya terjepit (fixed head). Lokasi penelitian diambil dari dua buah gedung di daerah DKI Jakarta, yaitu Gedung Kondominium Tanjung Duren dan Gedung IKPT. Kedua bangunan tersebut didesain dengan menggunakan tiang pancang, di mana pada Kondominium Tanjung Duren tiang dikategorikan sebagai tiang pendek, dan pada Gedung IKPT tiang dikategorikan tiang panjang. Penelitian defleksi tiang dilakukan dengan menggunakan teori elastis Poulos dan program Florida Pier. Sedangkan momen lentur diteliti dengan menggunakan teori elastis Poulos, program Florida Pier, dan formulasi Ilyas. Beban lateral diberikan sebanyak lima kali dengan beban pertama didasarkan pada hasil perhitungan kapasitas lateral hang masing-masing proyek. Besarnya beban lateral setiap hasil perhitungan dari Kondominium adalah 6 ton. Sedangkan dan gedung IKPT adalah 7 ton per tiang. Teori elastis Poulos tidak memperhitungkan shadowing effect karena nilai defleksi dan momen lentur tiang lead dan rear adalah sama. Sedangkan menurut program Florida Pier, defleksi tiang rear lebih besar daripada tiang lead, dan momen lentur tiang lead lebih besar daripada tiang rear. Shadowing effect juga terlihat dalam formulasi liyas, karena besaran momen lentur tiang lead kedua grup bangunan mengecil dibandingkan dengan tiang tunggal. Semakin banyak jumlah tiang daiam grup, semakin kecil nilai momen lentur yang ditahan setiap tiang. Kurva defleksi-beban lateral dari teori elastis Poulos dan program Florida Pier berbentuk tinier, Begitu juga dengan kurva momen lentur-beban lateral teori elastis Poulos, Florida Pier, dan rumus llyas berbentuk linier. Nilai defleksi tiang pendek teori elastis lebih kecil dari Florida Pier, sedangkan pada tiang panjang teori elatis lebih besar dari Florida Pier. Momen lentur formulasi Ilyas adalah nilai momen terbesar, diikuti Florida Pier, dan teori elastis Poulos.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Hafid Laksana
Abstrak :
Pelaksanaan konstruksi embankment atau penyimpanan material industri pada suatu lahan menimbulkan pergerakan tanah secara lateral. Pergerakan ini membuat material tanah dibawahnya mengalami gangguan berupa terganggunya tiang yang berdekatan (adjacent pile). Pergerakan tanah secara lateral tersebut perlu diketahui dampaknya terhadap tiang-tiang yang ada dan juga perlu diketahui suatu soil support yang dapat mengurangi efek pergerakan tanah secara lateral tersebut. Salah satu soil support yang mendukung adjacent pile dalam menahan pergerakan tanah tersebut adalah shielding piles. Penelitian difokuskan pada nilai tekanan lateral tanah ultimate terhadapadjacent pile serta efek penggunaan shielding piles pada reduksi nilai tekanan tanah lateral ultimate. Hasil penelitian pada group tiang 2x1, 2x3, 2x5, 2x7 tanpa group tiang memperlihatkan penurunan nilai tekanan lateral tanah pada group tiang yang semakin besar. Nilai tekanan lateral tanah near pile lebih besar dari pada far pile. Untuk group tiang 2x5 dan 2x7 nilai tekanan lateral tanah terkecil terjadi pada spasi Sh=2.5w; Sv=2.5w. Hasil penelitian group tiang 2x7 dengan shielding piles sisi near pile menampilkan reduksi terbesar terjadi pada sisi near pile. Reduksi terbesar terjadi pada penerapan shielding piles dengan jarak 2.5w dari tiang ukuran 100%w. Nilai tekanan lateral tanah rata-rata terkecil terjadi pada spasi Sh=2.5w; Sv=2.5w. Pada penggunaan shielding piles sisi near pile dan far pile untuk group 2x7 menampilkan reduksi terbesar terjadi pada sisi near pile dan far pile. Reduksi terbesar terjadi pada penggunaan shielding piles dengan jarak 2.5w dari tiang ukuran 100%w. Dan nilai terkecil terjadi pada spasi Sh=2.5w; Sv=2.5w.
The construction activities of embankment or industrial material storage cause lateral soil movement of the land. This movement causes disturbance to the soil beneath that affects the adjacent pile. The effect of lateral soil movement and a soil support that reduce its effect need to be known. Shielding piles is known to be a soil support that reduces the effect. This research is focused on the value of ultimate lateral soil pressure to the adjacent pile and effect of shielding pile in reducing the ultimate lateral soil pressure. The results of pile group 2x1, 2x3, 2x5, and 2x7 without pile group indicates decreasing value of lateral soil pressure of bigger pile group. The smallest lateral soil pressure value is obtained on pile group 2x5 and 2x7 with spacing of Sh=2.5w, Sv=2.5w respectively. On the application of shielding pile on near pile side for pile group 2x7, biggest reduction is observed on the near pile side respectively. The biggest reduction happened on applying shielding pile with spacing of Sh=2.5w of 100%w pile size. The smallest average of lateral soil pressure is observed at spacing of Sh=2.5w, Sv=2.5w. On the application of shielding pile on near pile and far pile side for pile group 2x7, biggest reduction is observed on the near pile and far pile side respectively. The biggest reduction happened on applying shielding pile with spacing of Sh=2.5w of 100%w pile size. The smallest average of lateral soil pressure is observed at spacing of Sh=2.5w, Sv=2.5w.
2011
S113
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Esti H. Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kebocoran melalui orifis pada teknik pengisian saluran akar secara kondensasi lateral (k.l) dan secara kondensasi lateral vertikal gutta-percha panas (k.l.v.g.p) menggunakan indikator penetrasi bakteri. Empat puluh delapan gigi anterior akar tunggal dan lurus dipreparasi secara step back. Untuk mendapatkan keseragaman, diameter foramen apikal ditembus dengan file no. 25 sesuai panjang gigi, kemudian panjang kerja dikurangi 1 mm. Preparasi dimulai dengan file no. 30 sampai didapat MAF no.50 dan file terakhir no. 70. Secara random 20 gigi eksperimen diisi dengan teknik kondensasi lateral dan 20 gigi eksperimen lainnya diisi secara teknik kondensasi lateral vertikal gutta-percha panas, sedang 8 gigi lainnya digunakan sebagai kelompok kontrol. Setelah sealer setting, panjang pengisian distandardisasi menjadi 10 mm menggunakan Gates glidden drill & Peeso reamer. Seluruh sampel dipasang dalam botol kaca 15 ml dengan dot silicone yang sudah disterilkan, pads dasar botol diisi dengan Phenol red + lactosa 3% sampai ujung apeks terendam kira-kira 1 mm, kemudian melalui orifis diteteskan 2 jenis mikro organisme rongga mulut dan saliva sintetis steril. Karena mikro organisme yang diteteskan merupakan jenis mikro organisme yang memproduksi asam, maka bila mikro organisme telah mencapai apeks akan merubah indikator phenol red dan lactosa 3% menjadi kuning. Evaluasi dilakukan dengan mencatat jumlah hari yang dibutuhkan oleh mikro organisme untuk melewati panjang standard pengisian sampai merubah indikator phenol red dan lactosa 3% menjadi kuning, dan data diuji secara statistik dengan uji Anova; p=0,05. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan kebocoran antara teknik k.l dan k.l.v.g.p, tetapi secara deskriptif pengisian secara kondensasi lateral vertikal gutta-percha panas memberi waktu kebocoran lebih lama daripada teknik kondensasi lateral.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti
Abstrak :
Pondasi tiang digunakan untuk menopang struktur. Di desain dapat menahan beban vertikal dan beban lateral. Tiang yang menerima pembebanan lateral merupakan permasalahan dalam rekayasa pondasi yang melibatkan interaksi tanah dan struktur. Akibat dari tiang yang terkena beban lateral dapat menimbulkan defleksi atau pergeseran tiang. Perencanaan awal pondasi diharapkan mendapatkan hasil yang tidak kurang atau lebih kapasitasnya dengan hasil pengujian pondasi langsung di lapangan. Metode pengujian kapasitas pondasi yaitu uji pembebanan lateral statik untuk mendapatkan defleksi lateral tiang. Penelitian ini menganalisis balik perhitungan dengan metode finite difference non-linier menggunakan aplikasi LPile 2019. Bertujuan mendapatkan parameter kurva p-y yang merepresentasikan hasil yang mendekati hasil pengujian pembebanan lateral di lapangan. Data penelitian dari 3 lokasi proyek dengan kondisi geoteknik tanah lunak cukup tebal. Sebanyak 20 tiang pancang uji dengan diameter tipikal 600 mm dan 1 tiang 500 mm. Data SPT sebanyak 8 titik yang digunakan sebagai parameter pemodelan. Pemodelan dilakukan dengan menginput properti tiang, lapisan tanah tiap kedalaman, parameter awal, dan beban lateral untuk mendapatkan defleksi lateral tiang. Hasil yang didapatkan menunjukkan 11 tiang pancang dapat menggunakan model soft clay, 8 tiang dapat menggunakan 2 model soft clay dan stiff clay with free water. Parameter kurva p-y dari hasil pemodelan sesuai dengan korelasi SPT sebagai referensi pada literatur yang digunakan. Perbaikan tanah pada lokasi proyek mempengaruhi nilai cu mengalami peningkatan. ......Pile foundations are used to support structures. It is designed to withstand vertical loads and lateral loads. Piles that receive lateral loading are a problem in foundation engineering that involves the interaction of soil and structure. As a result og piles that are exposed to lateral loads can cause deflection or displacement of the pile. Design foundation is expected to get results that are not less or more capacity with the results of direct foundation testing in the field. The method of testing the foundation capacity is the static lateral loading test to obtain the lateral deflection of the pile. This research analyzes the back calculation with the non-liniear finite difference method using LPile 2019. The aim is to obtain p-y curve parameters that represent results that are close to the result of lateral loading test. Research data from 3 project sites with moderately thick soft soil geotechnical conditions. A total of 20 test piles with a typical diameter of 600 mm and 1 pile of 500 mm. SPT data of 8 points were used as modeling parameters. Modeling was performed by inputting pile properties, soil layers, initial parameters, and lateral loads to obtain pile lateral deflection. The results obtain show that 11 piles can use the soft clay model, 8 piles can use 2 models of soft clay and stiff clay with free water. The p-y curve parameters from the modeling results are in accordance with the SPT correlation as a reference in the literature used. Soil improvement at the project site affects the cu to increase.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruthy Yulianti
Abstrak :
Latar Belakang : Sefalometri lateral merupakan pemeriksaan radiograf penunjang yang menjadi standar utama dalam mengetahui kelainan kompleks kraniofasial anak terutama pada kelainan pola skeletal serta menegakkan diagnosis dan penentuan rencana perawatan. Sefalometri memiliki efek paparan radiasi yang kumulatif dan dapat menginduksi kematian sel sehingga dapat merusak fungsi organ. Sekarang ini, terdapat pergeseran paradigma tujuan perawatan ortodontik yang lebih mengutamakan penilaian jaringan lunak. Fotometri lateral telah digunakan sebagai alat diagnostik non-invasif dan dapat memprediksi nilai keselarasan skeletal. Analisis fotometri dinilai lebih efektif, andal, dan ekonomis dalam menilai morfologi kraniofasial profil wajah. Tujuan : Menganalisa perbedaan jarak dan sudut radiografi sefalometri terhadap fotometri lateral pada anak dengan maturasi vertebra servikal tahap dua dan tiga ras Deutro Melayu sebagai landasan dalam penentuan diagnosis dan rencana perawatan. Metode Penelitian: Penelitian potong lintang dengan total subyek 38 anak dengan CVS 2 – CVS 3 ras Deutro Melayu. Pengambilan radiograf sefalometri lateral dan fotometri lateral serta dianalisis menggunakan aplikasi perangkat lunak (Webceph). Hasil : Tidak terdapat perbedaan signifikan antara sudut SNA, jarak NA, dan jarak FHP pada sefalometri lateral dengan sudut TrgNA, jarak N’A’, dan jarak FHP’ pada fotometri lateral. Kesimpulan : Fotometri lateral dapat dipertimbangkan menjadi alternatif dalam mengevaluasi kelainan kraniofasial yang lebih sederhana, eknomis, dapat dilakukan berulang dan bersifat radioproteksi. ......Background: Lateral cephalometry is a supporting radiograph examination that is the main standard in finding out the abnormalities of the pediatric craniofacial complex, especially in skeletal pattern abnormalities and establishing a diagnosis and determining a treatment plan. Cephalometry has the effect of cumulative radiation exposure and can induce cell death that damage organ function. Currently, there is a paradigm shift in orthodontic treatment goals that prioritizes soft tissue assessment. Lateral photometry has been used as a non-invasive diagnostic tool and can predict skeletal alignment. Photometric analysis is considered more effective, reliable, and economical in assessing the craniofacial morphology of the facial profile. Objective: To analyze the difference in distance and angle of cephalometric radiographs to lateral photometry in children with stage two and three cervical vertebra maturation of the Deutro Malay race as a basis for determining the diagnosis and treatment plan. Methods: A cross-sectional study with a total of 38 subjects with CVS 2 - CVS 3 of Deutro Malay race. Lateral cephalometry and lateral photometry radiographs were taken and analyzed using a software application (Webceph). Results: There is no significant difference between SNA angle, NA distance, and FHP distance in lateral cephalometry with TrgNA angle, N'A' distance, and FHP' distance in lateral photometry. Conclusion: Lateral photometry can be considered as an alternative in evaluating craniofacial abnormalities that are simpler, economical, repeatable and radioprotective.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Immanuela Toemon
Abstrak :

Kriptokokosis merupakan infeksi jamur Cryptococcus sp. yang sering ditemukan pada individu imunokompromi. Infeksi tersebut dapat menyerang berbagai organ, termasuk otak, susunan saraf pusat dan paru.. Pemeriksaan langsung dan biakan dari bahan klinis memiliki sensitivitas rendah. Deteksi antigen glucuronoxylomannan (GXM) merupakan alternatif pemeriksaan untuk diagnosis kriptokokosis, biasanya dilakukan pada cairan otak dan serum. Pemeriksaan antigen GXM dengan metode lateral flow assay (LFA) telah menjadi uji point-of-care dalam diagnosis kriptokokosis otak dan diseminata. Penggunaan LFA untuk diagnosis kriptokokosis paru belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan uji LFA untuk diagnosis kriptokokosis paru. Penelitian berdisain potong lintang ini menyertakan pasien dengan gejala pneumonia pada beberapa rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya sejak Maret-Oktober 2018. Pemeriksaan mikologi dilakukan di laboratorium Departemen Parasitologi FKUI menggunakan LFA IMMY dan LFA Dynamiker, serta pemeriksaan klasik. Dari 30 pasien yang diteliti, hasil pemeriksaan bahan sekreta paru (sputum/cairan pleura/BAL) menunjukkan semua hasilnya negatif dengan LFA IMMY. Adapun pemeriksaan LFA Dynamiker menunjukkan hasil positif pada empat pasien (13,3%). Profil klinis empat pasien dengan dugaan kriptokokosis paru pada penelitian ini menunjukkan batuk berdahak, nyeri dada, dan nodul paru. Hasil pemeriksaan pewarnaan tinta India menunjukkan hasil negatif, sedangkan biakan tidak ditemukan pertumbuhan Cryptococcus.

 

Kata kunci : pneumonia, Cryptococcus¸ lateral flow assay

 


Cryptococcosis is a fungal infection caused by Cryptococcus sp. and often found in immune-compromised patients. Cryptococcus sp. can infect various organs such as brain, central nervous system and lung. Direct examination and culture of clinical samples are not sensitive in detecting pulmonary cryptococcosis. Detection of antigen glucuronoxylomannan (GXM) is an alternative to confirm the diagnosis of cryptococcosis, mostly examine from brain and sera.  The detection of GXM antigen using lateral flow assay (LFA) is recommended as point-of-care testing for the diagnosis of meningeal and disseminated cryptococcosis. However, diagnosis of pulmonary cryptococcosis using LFA has never been reported. Therefore, this research aimed to investigate the usefulness of the LFA test for the diagnosis of pulmonary cryptococcosis

This cross-sectional study involved patients with pneumonia in several hospitals in Jakarta and its surrounding, from March-October 2018. All mycology tests, including LFA IMMY and LFA Dynamiker, were performed in the laboratory of  Parasitology Department, Faculty of  Medicine, Universitas Indonesia. Thirty pulmonary secreta including sputum and bronchoalveolar lavage (BAL) were collected from 30 patients. None of the samples showed positive result on LFA IMMY testing, whereas using LFA Dynamiker four samples (13,3%) were shown to be Cryptococcus antigen positive. The clinical manifestations of four suspected cryptococcosis patients were cough, chest pain, and pulmonary nodule. The fungal cultures using bird seed agar (BSA) did not show any positive result.

 

Keywords: pneumonia, Cryptococcus, lateral flow assay

 

2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Simatupang, Ramadona
Abstrak :
ABSTRAK
Semakin banyaknya kegiatan konstruksi pada lahan terbatas menyebabkan jarak antara bangunan satu dengan lainnya sangat dekat. Misalnya pada kasus embankment yang berdekatan dengan suatu bangunan yang sudah ada. Konstruksi embankment ini dapat menyebabkan tanah di bawahnya bergerak sehingga dapat mengganggu tiang-tiang eksisting yang menopang struktur bangunan. Pengaruh tersebut antara lain terjadinya settlement dan lateral soil movement. Komponen terakhir dianggap lebih kritis dampaknya terhadap adjacent piles, khususnya pada kondisi tanah yang lunak yang mengalami tekanan akibat konstruksi embakment sehingga tanah bergerak secara horizontal menekan adjacent piles. Untuk itu perlu diberikan shielding piles pada tanah yang berfungsi meminimalisasi efek embankment terhadap lateral soil movement.
ABSTRACT
Increasing number of construction activities on a limited land causes distance between the buildings to each other very closely, For example in embankment case adjacent to an existing building. Embankment construction can cause the ground beneath him move that can interfere with the existing pillars that support the structure buildings. Influences include the settlement and lateral soil movement. The last component is considered more critical impact on the adjacent iles, especially in soft ground conditions that have pressure due to construction so that the soil mbakment moves horizontal pressing adjacent piles. It needs to be given to shielding Pile on the ground that serves to minimize the effects of Embankment on lateral soil movement.
2010
S50490
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Inunu
Abstrak :
Latar Belakang: Pertumbuhan nasofaring merupakan hal penting dalam evaluasi keseimbangan komponen velofaringeal dan dapat dievaluasi menggunakan titik acuan sefalometri pada tulang-tulang penyusun struktur nasofaring. Tujuan: Mengevaluasi karakteristik pertumbuhan nasofaring pada kasus celah bibir dan langit-langit pasca pembedahan Metode: pada sefalogram pasien UCLP pasca pembedahan ditentukan titik PMP (maksila posterior), Ho (hormion) dan At (atlas), dan dihubungkan menjadi segitiga nasofaring. Segitiga tersebut diproyeksikan terhadap sumbu vertikal dan horizontal. Hasil proyeksi dibandingkan dengan kelompok kontrol dan secara longitudinal pada usia 5-7 dan 10-12 tahun. Hasil perbandingan antar kelompok dan dengan kelompok kontrol dilakukan menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Wilcoxon. Hasil: titik PMP pada pasien UCLP terletak lebih superoposterior meskipun segitiga tetap tumbuh harmonis Kesimpulan: pasien UCLP memiliki pola pertumbuhan yang harmonis meskipun bagian posterior maksila terletak lebih superoposterior ......Background: Nasopharyngeal growth is essential to the functional balance of velopharyngeal component, and could be evaluated from the bony nasopharynx landmark on a lateral cephalogram Purpose: To evaluate the nasopharyngeal growth’s characteristics on the operated UCLP cases Method: The bony nasopharynx landmarks were traced on the cephalogram as PMP (posterior maxillary points), Ho (hormion) and At (atlas), and being interconnected as a nasopharyngeal triangle, and being projected on the vertical and horizontal axis. The projection results were compared between UCLP and control groups and longitudinally at the age of 5-7 and 10-12. The results were analyzed statistically with Mann-Whitney and Wilcoxon tests. Result: PMP points on the UCLP cases were located more superoposteriorly with a harmonious growth of the triangle Conclusion: the operated UCLP patient has a harmonious nasopharyngeal growth despite from the superoposteriorly located PMP.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar
Abstrak :
Variansi adalah salah satu teknik dalam metoda statistik yang digunakan untuk mencari dan menemukan suatu ukuran yang memberikan gambaran umum tentang bagaimana nilai-nilai pada suatu perangkat data itu beragam (bervariansi).
Dalam data seismik 3D variansi dapat digunakan untuk mengukur keragaman amplitudo secara lateral, perubahan amplitudo ini secara implisit dapat disebabkan oleh karena adanya patahan, rekahan, chanel ataupun perubahan 1ithologi. Informasi ini sangat diperlukan oleh para geofisikawan, geologiwan maupun para ahli reservoir dalam meningkatkan presisi pemodelan reservoir dan menurunkan resiko kegagalan dalam pemboran.
Pada tesis ini telah dilakukan pengujian penerapan teknik variansi dalam suatu volume data seismik 3D dengan berbagai macam konfigurasi trace kearah lateral, dan faktor pembobotan yang di gunakan untuk mengantenuasi noise sekaligus menormalisasikan harga varian dari setiap sampel yang dioperasikan secara vertikal.
Dan data citra time slice yang dihasilkan terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara data volume seismik 3D sebelum dan sesudah dilakukannya proses variansi.
Pola struktur geologi, seperti patahan, rekahan dan chanel yang semula terpendam dalam data, setelah ditransformasikan kedalam domain variansi kini dapat terdefinisikan dengan jelas.
Variance is once of several kind statistical methods which is usually used to looking about the variant of our data set.
I n 3D seismic data, variance can be used for measuring the variance of seismic amplitude laterally. Implicitly, seismic amplitude changes can be happened due to faults, disjoints, chanels or lithology changes. This information is very important specially for geophysicist, geologist or reservoir engineer to improve their reservoir modelling and to decrease the risk of drilling failed.
In this thesis we have been tested the aplication of variance method into a 3D seismic data volume by several kind of seismic trace configuration, and also weightening factor to antenuate the noise and to normalize the variance value for each sample which was operated vertically.
Based on the time slice image that had been produced, there were significant diferences between 3D seismic data volume before and after applied variance process. The geological structure such us faults, disjoints and chanel which could not be seen on the conventional time slice after be transfered into variance domain their geological features can be defined with more clearly.
Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>