Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emiyanah
Abstrak :
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah tikus putih. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai LD50 dan fungsi hati berdasarkan aktivitas enzim aminotransferase. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 ekor mencit putih jantan dan 50 ekor mencit putih betina. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok 1 sebagai kelompok kontrol diberikan aquadest. Kelompok 2 sampai 5 diberikan ekstrak etanol daun gandarusa dengan dosis 4, 8, 16, dan 32 g/kg bb. Uji LD50 ditentukan oleh jumlah kematian dalam kelompok uji selama 24 jam dari perlakuan berupa satu kali pemberian bahan uji. Hasilnya menunjukkan bahwa bahan uji sampai dosis tertinggi, bersifat praktis tidak toksik dengan nilai LD50 sebesar 31,99 g/kg bb (kelompok jantan) dan 27,85 g/kg bb (kelompok betina). Pengukuran aktivitas enzim aminotransferase menggunakan metode kolorimetri. Hasil ANAVA terhadap fungsi hati menunjukkan bahwa pemberian bahan uji dengan dosis 4 g/kg bb-16 g/kg bb tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok uji dan kelompok kontrol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32719
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Rasta Waty
Abstrak :
Penghambat Angiotensin Converting Enzyme ACE merupakan salah satu golongan obat antihipertensi utama dalam menurunkan tekanan darah. Metabolit sekunder golongan flavonoid telah banyak diteliti dan terbukti memiliki aktivitas penghambat ACE. Herba suruhan Peperomia pellucida L. Kunth. merupakan tanaman yang berpotensi sebagai penghambat ACE. Belum diketahui karakterisasi senyawa yang terdapat dalam herba suruhan dengan aktivitas penghambat ACE. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakterisasi senyawa golongan flavonoid dengan aktivitas penghambat ACE yang terdapat dalam ekstrak metanol herba suruhan serta keamanan penggunaan ekstrak metanol herba suruhan. Penentuan karakterisasi senyawa dilakukan dengan metode Liquid Chromatography-Mass Spectrophotometry LC-MS dan uji aktivitas penghambat ACE secara in vitro menggunakan metode Lam, sedangkan uji keamanan ekstrak metanol dengan uji toksisitas akut. Melalui penelitian ini dihasilkan bahwa nilai IC50 ekstrak metanol herba suruhan adalah 19,356 g/mL dengan karakterisasi senyawa flavonoid dengan aktivitas penghambat ACE yang terdapat dalam ekstrak metanol herba suruhan memiliki nilai [M] m/z 329; 433; 477; 537; 591; 593; 609; dan 623. Uji toksisitas akut ekstrak metanol herba suruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat kematian dengan LD50>4000 mg/kg BB, serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai AST dan ALT. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol herba suruhan mengandung senyawa flavonoid dengan aktivitas penghambat ACE yang tidak menimbulkan kematian dan perubahan pada organ hati hewan coba.
Inhibition of Angiotensin Converting Enzyme ACE is one of therapeutic treatment of hypertension in decreasing blood pressure. Many evident and research done for flavonoid as one of secondary metabolite that has ACE inhibitor activity. Peperomia pellucida L. Kunth. herb is one of the Indonesian potential plant as an ACE Inhibitor. It is not known characterization of the active substances with ACE inhibitor activity. Many flavonoids substances have ACE inhibitor activity. The present study was aimed at investigating the characterization of flavonoid substances with ACE inhibitor activity in Peperomia pellucida methanolic extracts. Substances characterization conducted using Liquid Chromatography Mass Spectrophotometry LC MS while in vitro ACE inhibitor test performed using Lam method and acute toxicity test for safety assessment. Peperomia pellucida methanolic extracts showed ACE inhibitor activity with IC50 value 19,356 g mL. Substances characterization analysis revealed the presence of flavonoid with M m z 329 433 477 537 591 593 609 623. Acute toxicity test analysis showed that there was no death with LD50 value more than 4000 mg kg BW. Blood analysis for aspartate aminotransferase AST and alanine aminotransferase ALT showed no significant differences between normal group and dose group in male and female mice. From this study, it is suggested that Peperomia pellucida methanolic extracts have many flavonoid substances with ACE inhibitor activity that did not cause mortality and liver function changes.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T47240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fita Dwi Amiria
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas akut dengan parameter nilai LD50, fungsi hati yang dinilai dari aktivitas enzim transaminase dan fungsi ginjal yang dinilai dari kadar urea serta kreatinin plasma. Hewan coba yang digunakan berupa mencit putih jantan dan betina galur ddY berumur lebih kurang dua bulan dengan berat badan 20 ? 35 gram masing-masing 50 ekor. Bahan uji yang digunakan adalah bahan obat herbal "X" yang merupakan ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis) yang terdiri dari flavonoid sebanyak 30%. Pengujian menggunakan empat kelompok dosis yang diberikan bahan uji berturut-turut adalah 2,08; 4,17; 8,34 dan 16,67 gram ekstrak/kgbb dan sebagai kelompok kontrol yang digunakan adalah larutan CMC 1%. Uji LD50 ditentukan oleh banyaknya kematian dalam kelompok selama 24 jam dari perlakuan berupa satu kali pemberian dalam dosis tinggi. Hasilnya menunjukkan bahan obat herbal "X" bersifat praktis tidak toksik karena pemberian dosis tertinggi adalah16,67 gram ekstrak/kgbb tidak menimbulkan kematian terhadap hewan uji. Pengambilan darah dilakukan melalui ekor, dan dilakukan pengukuran fungsi hati dan ginjal setelah 24 jam dan 14 hari dari perlakuan. Penilaian fungsi hati dinilai dari aktivitas enzim transaminase yang menggunakan metode kolorimetri, penilaian fungsi ginjal dinilai dari kadar urea yang diukur menggunakan metode fearon dan kadar kreatinin yang diukur menggunakan metode jaffe yang dimodifikasi. Hasil ANAVA terhadap fungsi hati dan ginjal didapatkan kesimpulan bahan obat herbal "X" tidak menunjukkan perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan maupun dengan kelompok kontrol. Sehingga bahan obat herbal "X" aman untuk fungsi hati dan ginjal mencit. ......In this research, acute toxicity test has been done by LD50 while liver function is assessed from transaminase enzyme activity and kidney function assessed from rate urea and creatinin plasma. As animal experimental were 50 female and male white mice of ddY, two month old with body weight was 20-30 gram. Test substance was "X" herbal medicine which is bread-fruit leaf extract (Artocarpus altilis) that consist of 30% flavonoid. Mice were divided into four groups which was given to 2,08; 4,17; 8,34 and 16,67 gram extract /kgbw consecutively and as a group control used CMC 1%. The LD50 test was determined by the number of death in group during 24 hour after giving once high dose. The result showed "X" herbal medicine was practically non toxic, because the highest dose was given 16,67 gram/kgbw did not generate the death to animal experimental. Blood was collected from tail, measurement of liver and kidney function was done after 24 hours and 14 week from treatment. Liver function is known from transaminase enzyme activity by using colorimetri method. Measurement of kidney is done from urea concentration by using fearon method and creatinin concentration using jaffe modification method. The result of ANAVA for liver and kidney function was concluded that there was no significant differentiation between treatment group and control group, the result was "X" herbal medicine was harmless for the function of liver and kidney mice.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32754
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Sanjaya, Machmudin D, Kurniawati ND. 2010. Histological study of SlNPV infection on body weight and peritrophic membrane damage of Spodoptera litura larvae. Nusantara Bioscience 2: 135-140. The effect of SlNPV infection on body weight and peritrophic membrane damage of Spodoptera litura Fab. larvae has been carried out. The method was used Probit analysis, and based on LD 50 the virus was infected to know body weight and post infection damage.The damage of histological structure caused by SlNPV (0, 315, 390, 465, 540 dan 615 PIB/mL) was investigated after 0, 12, 24, 72 and 96 hours post infection. The histological material was prepared by using parafin method after fixation with Bouin Solution, then slice into 7 um and colored with Hematoxilin-Eosin. The result showed that the exposure SlNPV cause decreasing food consumption especially on 540 PIB/mL give average rate as amount of 0.1675 mg. The descriptive obsevation on structural intact of peritrophic membrane histology caused by SlNPV infection shows a tendency to decrease, while in control, there was no damage at all. The longer the exposition of virion in the midgut lumen the more damage on peritrophic membrane occurred. The severest damage occurred 96 hour after infection. The result prove that haNPV virion can destroy hystological structure of midgut
570 NBS 2:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Ardiana Kartika Nugraheni
Abstrak :
ABSTRAK Diabetes mellitus DM adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama dan prevalensinya akhir-akhir ini meningkat secara dramatis. Teh putih merupakan jenis teh yang diharapkan dapat dijadikan alternatif penanganan diabetes mellitus karena penggunaan obat antidiabetes oral sintetik sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala terkait dengan efek samping yang ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui LD50 dan tingkat keamanan ekstrak daun teh putih, serta pengaruhnya terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus. Uji toksisitas akut dilakukan pada mencit jantan dan betina galur DDY dengan dosis 1,25; 2,5; 5; dan 10 g/kg bb yang diberikan dalam dosis tunggal. Uji aktivitas antidiabetes dilakukan pada tikus Sprague Dawley jantan diabetes yang diinduksi streptozotocin-nikotinamid, melalui pemberian ekstrak daun teh putih dosis 50, 100 dan 200 mg/kg bb yang diberikan selama 14 hari. Hasil perhitungan diperoleh LD50 pada mencit jantan adalah 4,58 g/kg bb dan 2,73 g/kg bb untuk mencit betina. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak daun teh putih selama 14 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol negatif P.
ABSTRACT Diabetes mellitus DM is a major public health problem and its incidence has increased dramatically. White tea is a type of tea is expected to be used as an alternative in treatment of diabetes mellitus because of side effect of oral synthetic antidiabetic drugs. This study aims to determine LD50 and the level of safety of white tea leaf extract, and its effect on reducing blood glucose levels in diabetic rats. The acute oral toxicity study performed at dose 1,25 2,5 5 and 10 g kg bw of male and female DDY mice in single dose administration. Antidiabetic activity study of white tea extract was performed on diabetic Sprague Dawley male rats induced streptozotocin nicotinamide, at dose 50, 100 and 200 mg kg BW for 14 days. This studies showed that the oral LD50 of white tea extract is 4.58 g kg bw in male mice and 2.73 g kg bw for female mice. The administration of white tea leaves extracts for 14 days showed decreased blood glucose level significantly compared to negative control group P
2017
T49674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Aprilia
Abstrak :
The "FAD" is one of herbal medicine that can be used for diabetes mellitus. Because It will be used for long term repeated administration, so the "FAD" must be assessed especially for liver and renal function. The purpose of this study is to know the acute toxicity effect of the "FAD" before used by people through determining LD50, alanine aminotransferase (ALT) and aspartate aminotransferase (AST) plasma activities; and the level of urea and creatinine plasma of mice. This study used the Deutshe Yoken mices (25 male and 25 female) as an experimental animal. Each sex divided into five groups and each groups consist of five mices. Group I, II, III, and IV were given "FAD" with 0,813; 2,033; 5,083; and 12,708 g/kgbw dosage as a study group, while group V was given 0,5% CMC orally as a control group. Twentyfour hours after administration the test solution, the number of the mice died was counted, and there were none of the mice died so the LD50 value cannot be determined. One way varian analysis of ALT and AST plasma activities; and the level of urea and creatine plasma was done at 24 hours and 14 days after the test solution was given (=0,05) showed that there was no significant differences between study groups and control group. The result was indicated that given "FAD" with maximum concentration of 12,708 g/kgbw did not have significant effect on the liver and renal function through parameter ALT and AST plasma activities; and the level of urea and creatinine plasma.
Obat herbal "FAD" adalah salah satu obat herbal yang memiliki khasiat sebagai antidiabetes. Oleh karena penggunaannya akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama maka perlu diketahui pengaruhnya terhadap fungsi hati dan ginjal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek toksisitas akut obat herbal antidiabetes "FAD" terhadap fungsi hati dan ginjal dengan parameter nilai LD50, aktivitas Alanin Aminotransferase (ALT) dan Aspartat Aminotransferase (AST), serta kadar urea dan kreatinin plasma pada mencit putih jantan dan betina. Pada penelitian digunakan 50 ekor mencit putih galur DDY (Deutshe Yoken) yaitu 25 ekor mencit jantan dan 25 ekor mencit betina. Masing-masing jenis kelamin dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 mencit di setiap kelompoknya. Kelompok I, II, III, IV adalah kelompok perlakuan yang diberikan sediaan uji dengan dosis berturut-turut adalah 0,813; 2,033; 5,083; dan 12,708 g/kgbb. Kelompok V adalah kelompok kontrol yang diberikan larutan CMC 0,5%. Pengamatan jumlah kematian hewan uji dilakukan pada 24 jam setelah pemberian larutan uji dan didapatkan bahwa tidak ada hewan uji yang mati sehingga nilai LD50 tidak dapat ditentukan. Hasil uji statistik ANOVA satu arah (=0,05) terhadap hasil pengukuran aktivitas ALT dan AST, serta kadar urea dan kreatinin setelah 24 jam dan 14 hari dari perlakuan menunjukkan tidak terjadi perbedaan secara bermakna baik antar kelompok maupun dengan kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan uji obat herbal "FAD" dengan konsentrasi maksimum 12,708 g/kgbb tidak mempengaruhi fungsi hati dan ginjal mencit putih jantan dan betina dengan parameter aktivitas ALT dan AST, serta kadar urea dan kreatinin plasma.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2008
S32996
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
Abstrak :
Campuran ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dan herba seledri (Apium graveolens L.) telah diteliti dapat menurunkan tekanan darah (antihipertensi). Senyawa aktif yang diduga memiliki aktifitas sebagai penurun tekanan darah adalah flavonoid yang merupakan senyawa polar. Pemisahan senyawa polar dengan senyawa nonpolar ekstrak etanol dapat dilakukan dengan fraksinasi. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan nilai Lethal Dose-50 (LD50) campuran fraksi air ekstrak etanol daun tempuyung dan herba seledri dengan metode Weil dan pengaruhnya terhadap fungsi ginjal berdasarkan kadar kreatinin plasma dan histologis ginjal. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap menggunakan 25 ekor mencit jantan dan 25 ekor mencit betina galur DDY yang terbagi dalam 5 kelompok. Kelompok I sampai IV diberikan campuran fraksi air ekstrak etanol daun tempuyung dan herba seledri dengan dosis 8,33; 16,67; 33,33 dan 66,67 g/kg bb yang disuspensikan dengan CMC 0,5%. Kelompok V merupakan kelompok kontrol yang hanya diberikan suspensi CMC 0,5%. LD50 ditentukan berdasarkan jumlah kematian dalam kelompok uji selama 24 jam dari satu kali pemberian bahan uji secara oral. Hasil menunjukkan bahwa bahan uji sampai dosis tertinggi bersifat praktis tidak toksik dengan nilai LD50 sebesar 27,058 g/kg bb untuk kelompok jantan dan 31,081 g/kg bb kelompok betina. Penelitian dilanjutkan dengan pengukuran kadar kreatinin plasma secara kolorimetri dan pengukuran preparat histologis ginjal yang dibuat dengan metode pewarnaan hematoksilin-eosin. Hasil menunjukkan bahwa dengan peningkatan dosis pemberian menyebabkan peningkatan kadar kreatinin plasma dan penurunan jarak ruang antara kapsula Bowman dengan glomerulus.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33142
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Puspita Tanri
Abstrak :
Secara geografis Indonesia sangat berpotensi sekaligus rawan bencana alam. Beberapa dampak bencana alam yang ditimbulkan terhadap masyarakat adalah timbulnya cedera, depresi, dan penyakit. Ketiga hal tersebut berkaitan erat dengan sistem imun manusia. Untuk menanggulangidampak bencana, pemerintah(BPPT) hendak mengeluarkan suatu produk pangan baru yang berasal dari ektrak buah delima yang secara in vitro terbukti meningkatkan respon imun tubuh manusia. Diperlukan penelitian toksisitas oral akut dan subkronik produk pangan darurat BPPT tersebut. Penelitian ini menggunakan true experimental design dengan pemilihan sampel secara random alokasi. Pada uji toksisitas oral akut digunakan 5 ekor tikus jantan dengan pemberian dosis 9g/kg BB. Setelah 14 haritidak terdapat efek toksik yang bermakna dan tikus yang mati sehingga nilai LD50> 9 g/kg BB.Pada uji toksisitas oral subkronik digunakan 4 grup perlakuan (1 g/kg BB, 2 g/kg BB, 4 g/kg BB, kontrol) untuk tiap jenis kelamin dengan jumlah @10 ekor tikus. Pada setiap grup diberikan perlakuan, observasi, dan pengukuran berat badan secara berkala selama 90 hari. Pada akhir periode perlakuan dibandingkan hasil observasi makroskopik dan mikroskopik antar kelompok. Secara umum grup tikus dengan dosis 1 g/kg BB tidak menunjukan tanda toksisitas yang bermakna, grup tikus dengan dosis 2 g/kg BB mulai menunjukan gangguan pada fungsi organ, dan grup tikus dengan dosis 4g/kg BB telah mengalami kerusakan jaringan berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Berdasarkan hasil tersebut maka NOEL (No Observed Effect Level) pada tikus jantan dan betina adalah 1 g/kg BB.
Located in ?The Pacific Ring of Fire?, it is irrefutable that Indonesia is vulnerable to natural disasters. Indeed, countless severe catastrophes result inthe emergence of closely-related human immune system problems, such as: injury, depression and illness. To deal with the issues, the Government (BPPT) has been planning meticulously to launch a new food product derived from pomegranate fruit extracts that can improve the human immune response system. It is then necessary to have further research onacute oral toxicity and sub-chronicoral toxicity of BPPT's emergency food product. The study employed true experimental designmethodology as its principal and using randomize allocation sampling. A dose of 9 g/kg BB was given to five male ratsin an acute oral toxicity test. After 14 days, there were no significant toxic effects and no rat died. As such, the value of the LD50is > 9 g/kg BB. Another analysis was done in a sub-chronicoral toxicity test by using four treatment groups (1 g/kg BB, 2 g/kg BB, 4 g/kg BB, control) @ 10 rats for each sex.Foreachgroup, there were stringent monitoringas well asregular periodical body weight measurement within 90 days. At the end of the treatment period, the results gathered from macroscopic and microscopic measurements were compared among groups. In general, group1 g/kg BB dose rats did not show significant signs of toxicity. Group 2g/kg BB dose rats started to show interference with the organ functions. As for the group4 g/kg BB dose rats, theyhad damaged tissue in histopathological examination. Based from these outcomes, it is clear that NOEL (No Observed Effect Level) in male and female rats is 1 g/kg BB.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mely Jamilah
Abstrak :
Gout merupakan penyakit metabolik yang menyebabkan kadar asam urat darah melebihi batas normal. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan nilai LD50 ekstrak air herba Akar Kucing ( Acalypha indica Linn.) dan pengaruhnya terhadap kadar asam urat dalam darah. Pada penentuan nilai LD50, 20 ekor mencit dibagi secara acak menjadi 4 kelompok. Mencit-mencit ini diamati selama 24 jam. Hasil menunjukkan bahwa nilai LD50 dari ekstrak air herba Akar Kucing adalah 8,1329 g/kg bb. Pada uji khasiat ekstrak air herba Akar Kucing digunakan 36 tikus jantan yang dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok I, II dan III masing-masing diberi ekstrak air herba Akar Kucing dengan dosis 1,35 g/200 g bb; 2,7 g/200 g bb; and 5,4 g/200 g bb per hari. Sedangkan kelompok IV, V dan VI merupakan kelompok kontrol pembanding (alopurinol), perlakuan dan normal. Perlakuan diberikan selama 7 hari. Pada hari ke-8, semua kelompok (kecuali kontrol normal) diinduksi dengan kalium oksonat satu jam sebelum perlakuan. Dua jam setelah diinduksi, sampel darah diambil dan diukur. Penetapan kadar asam urat menggunakan metode kolorimetri enzimatik. Hasil menunjukkan dosis 2,7 g/200 g bb dan dosis 5,4 g/200 g bb per hari dapat menurunkan kadar asam urat secara bermakna (p<0,05). ......Gout is a metabolic disease that can cause much uric acid level in blood. The purpose of this research was to determinated LD50 level in the water extract of Akar Kucing (Acalypha indica Linn.) herb and it influence to uric acid level. In determinate LD50, 20 mice were randomly divided into 4 dose groups. The dosed animals were observed during 24 hour. Result show that LD50 of the water extract of Akar Kucing herb is 8,1329 g/kg body weight. In the observation about the influence of the water extract of Akar Kucing herb, 36 male rats were randomly divided into 6 groups. Group I, II, and III received 1,35 g/200 g; 2,7 g/200 ; and 5,4 g/200 g body weight per day of the water extract of Akar Kucing herb. While group IV, V, and VI are group comparing (alopurinol), treatment, and normal control. This treatment was given for 7 day. In the 8 day, all group (except normal group) were injected with potassium oxonate 1 hour before drug administration. After 2 hours from injection of potassium oxonate, blood samples were collected and determinated. The determination was used colorimetric enzymatic method. Result showed that dose 2,7 g/200 g and dose 5,4 g/200 g rat per day has significant effect to reduce uric acid level (p<0,05).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library