Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajeng Prasetyaningtyas
Abstrak :
Semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan minyak bumi, menuntut proses distribusi minyak bumi berlangsung secara mudah dan murah. Oleh karena itu,, dilakukan pendistribusian minyak bumi melalui pipa-pipa bawah tanah maupun bawah laut. Baja karbon merupakan material umum yang digunakan sebagai bahan konstruksi pipa dalam industri minyak. Namun, sifat baja karbon sangat rentan untuk terjadinya korosi. Penambahan inhibitor merupakan salah satu metode pengendalian korosi untuk pipa distribusi minyak. Inhibitor korosi dari senyawa bahan alam mempunyai banyak keunggulan, seperti ramah lingkungan, murah dan mudah diproduksi. Pada penelitian ini, diseleksi inhibitor korosi dari fraksi n-heksana (FH), fraksi metanol (FM) dan fraksi etil asetat (FEA) dari ekstrak buah lerak sebagai inhibitor korosi pada baja karbon berdasarkan metode weight loss. Karakterisasi lapisan yang terbentuk pada permukaan baja karbon diamati dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR), bentuk morfologi permukaan baja karbon dengan Scanning Electron Microscopy Energy Disspersive X-Ray (SEM EDS) dan mengetahui keberadaan Fe dan Fe2O3 dengan X-Ray Diffraction (XRD). Keberhasilan inhibitor korosi dalam melindungi baja karbon terlihat dari persen efisiensi inhibitor. Hasil seleksi didapatkan inhibitor terbaik adalah FM dengan % efisiensi inhibitor sebesar 95,71% pada konsentrasi 120 ppm dan suhu 30ᵒC dalam media HCl. Adsorpsi inhibitor korosi FM pada permukaan baja karbon mengikuti isoterm adsopsi Langmuir. Aplikasi inhibitor korosi FM dengan konsentrasi minimal 70 ppm pada temperatur 70ᵒC dengan waktu kontak 72 jam memberikan % efisiensi inhibitor di atas 90% pada larutan brine sintesis. ...... As increasing human need with petroleum, made petroleum distribution would be easier and cheaper. So, distribution was done by pipeline under land and under sea. Carbon steel was common material that used for pipeline construction of oil industry. But, properties of carbon steel caused corrosion. Adding inhibitor was one of method to restrain corrosion for oil distribution pipeline. Corrosion inhibitor from organic compound have some benefit, such as environmental friendly, cheap and easy to produce. In this research, corrosion inhibitor from n-hexane fraction (FH), methanol fraction (FM), and etyl acetate fraction (FEA) from lerak extract as corrosion inhibitor of carbon steel based on weight loss method. Characteristic of layer using FTR-IR spectrophotometer, surface morphological study was observed on SEM EDS and to identify Fe and Fe2O3 using XRD. The result showed that the best inhibitor was FM with % inhibitor efficiency was 95.71% with concetration of 120 ppm at 30ᵒC in clorida acid medium. Adsorption of FM corrosion inhibitor on carbon steel surface followed langmuir adsorption. Application of FM corrosion inhibitor at minimal concentration 70 ppm at 70ᵒC with 72 hours contact times gave % inhibitor efficiency more than 90% in synthetic brine.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiarani
Abstrak :
Ibuprofen merupakan obat yang bersifat hidrofobik sehingga memiliki kelarutan yang rendah dalam air. Kelarutan ibuprofen dalam air dapat ditingkatkan dengan menggunakan surfaktan. Pada penelitian ini, surfaktan yang digunakan adalah saponin yang berasal dari ektraksi buah lerak dengan menggunakan teknik maserasi. Senyawa metabolit sekunder dalam fraksi air dan fraksi eter diuji dengan uji fitokimia. Saponin yang berada pada fraksi air dikarakterisasi menggunakan UV-Vis dan FTIR. Nilai Konsentrasi Misel Kritis KMK saponin ditentukan dari kurva antara tegangan permukaan yang diukur dengan Tensiometer Cincin Dounouy terhadap konsentrasi saponin dalam 3 media. Nilai KMK dari saponin dalam media air sebesar 500 ppm, pada pH 7,4 sebesar 600 ppm, dan pada pH 1,2 sebesar 300 ppm. Nilai solubilisasi ibuprofen diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan dikarakterisasi menggunakan mikroskop. Kondisi optimum solubilisasi ibuprofen didapatkan pada konsentrasi 1000 ppm saponin, 0,2 mg/mL ibuprofen, dan pada waktu 6 jam dengan nilai solubilisasi sebesar 0,108 mg/mL. Nilai parameter solubilisasi yang didapatkan yaitu koefesien partisi molar misel-air Km sebesar 2,414 dan energi bebas Gibbs ?G0 sebesar -2,198 kJ/mol. Hasil uji disolusi secara in vitro selama 2 jam sebesar 99 dalam pH 7,4 dan 18 pada pH 1,2. ......Ibuprofen is a hydrophobic drug, which has a low solubility in water. Solubility of ibuprofen in water could be improved with the use of surfactant. Surfactant by used in this research was saponin derived from the extraction of lerak fruit by using the maceration technique. Secondary metabolites in water fraction and ether fraction were tested with phytochemical test. Saponin that is presented in the water fraction was characterized by using UV Vis and FTIR. Critical Micelle Concentration CMC of saponin values were determined by curve of the surface tension which measured by using Tensiometer Cincin Dounouy towards the saponin concentration in 3 mediums. CMC values from saponin in the water medium were 500 ppm, 600 ppm in PH condition of 7.4, and 300 ppm in PH condition of 1.2. Solubility value of ibuprofein was measured by using UV Vis spectrofometer and characterized by using microscope. Solubility 39 s optimum condition of ibuprofen obtained in the concentration of saponin of 1000 ppm, 0,2 mg mL ibuprofen, and in 6 hours with the solubility value of 0,108 mg mL. The parameter of solubility that are obtained were 2,414 of molar micel water partition coefficient Km and 2,198 kJ mol of gibbs free energy G0 . The test of In Vitro dissolution result showed 99 under the condition of pH of 7,4, and 18 under the condition of pH of 1,2, both within the duration of 2 hours of work.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library