Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Puteri Larasati
"[Menjadi sesuatu yang standar merupakan hal yang membosankan. Seringkali dengan tidak sadar kita telah masuk ke dalam permainan waktu dan tuntutan, sehingga kita tercetak sama seperti yang lain. Orang-orang melakukan hal yang sama dan biasa dilakukan oleh banyak orang. Memang hal ini merupakan hal yang sederhana dan mudah untuk dilakukan, namun hal tersebut secara otomatis mengurangi nilai dari apa yang kita lakukan atau yang kita hasilkan. Apa yang kita lakukan tersebut kemudian hanya menjadi sekedar sesuatu yang lewat dan kemudian terlupakan. Dengan ide awal inversi yang mengungkap yang tidak terlihat, seperti menjejak dengan bahan cair (lilin), proyek ini menjadi riset saya sebagai tolakan awal untuk mempelajari penjejakan atau castlebih dalam. Kemudian, dengan pemaknaan baru dan pemahaman yang lebih dalam, metode recasting ini dirasa mampumeningkatkan kualitas standar yang telah terbentuk tersebut, termasuk dalam kaitannya dengan interioritas. Dalam percobaan ini, Saya menjejak interioritas sebagai media penerjemah yang terjadi pada lifestyle center sebagai wadah studi kasus hingga terciptanya interioritas yang baru. Metode ini menjelaskan bahwa yang berkebalikan mungkin merupakan hal baik dan belum tentu berlawanan, bukan berarti menolak tetapi bisa saja memeperbaiki. Dan, penjejakan kembali yang menghasilkan keterkebalikan ini dapat menjadipemicu untuk kembali meningkatkan nilai berharga yang sebelumnya tidak disadari.

Being standard is boring. Unconsciously we have been playing in the game of time and demands, which copied us to be the same as any other. People do the same and obvious things. These things are actually simple and easy to do, but by doing this we will automatically decrease its original value. What we do will eventually be ignored and forgotten. With the initial idea of inversion which reveals the unseen, such as casting with a liquid material (wax), this project becomes my research as a jumping stone to learn more about casting methods. And then with new perspectives, this recasting method will be able to improve the quality of the original "standard", including its relation to interiority. In this experiment, I set foot on interiority as a way of translation that occurs in a lifestyle center which I pick as a case study until a new interiority being created. This method explains how inverse might be a good thing and is not necessarily the opposites, not rejected but could be repaired. This reversibility can be a trigger to increase the value that previously unrecognized., Being standard is boring. Unconsciously we have been playing in the game of time and demands, which copied us to be the same as any other. People do the same and obvious things. These things are actually simple and easy to do, but by doing this we will automatically decrease its original value. What we do will eventually be ignored and forgotten. With the initial idea of inversion which reveals the unseen, such as casting with a liquid material (wax), this project becomes my research as a jumping stone to learn more about casting methods. And then with new perspectives, this recasting method will be able to improve the quality of the original “standard”, including its relation to interiority. In this experiment, I set foot on interiority as a way of translation that occurs in a lifestyle center which I pick as a case study until a new interiority being created. This method explains how inverse might be a good thing and is not necessarily the opposites, not rejected but could be repaired. This reversibility can be a trigger to increase the value that previously unrecognized.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Exacorinna Azalia Sucipto
"Kawasan Mangga Besar didominasi oleh bangunan dengan fungsi komersial dan hunian berkepadatan tinggi. Pada kawasan ini sangat sedikit jumlah ruang terbuka hijau ataupun ruang publik yang aksesnya memadai termasuk ada atau tidaknya biaya retribusi. Dibuktikan dengan fenomena yang kami temukan pada saat survei yaitu terlihat anak-anak yang bermain air di Kali Ciliwung Gajah yang letaknya berada di median Jalan Raya Gajah Mada dan Jalan Raya Hayam Wuruk. Fenomena ini menunjukkan kurangnya jumlah ruang terbuka hijau yang terbuka bagi publik untuk masyarakat lokal berekreasi dengan akses bebas. Selain itu, berpengaruh juga terhadap kesehatan masyarakat lokal disana karena tidak adanya ruang terbuka hijau dan hanya ada kali/sungai berwarna coklat yang menjadi arena rekreasi mereka. Fenomena inilah yang menjadi sorotan utama latar belakang tugas akhir ini. Maka dari itu, penting untuk menghadirkan ruang terbuka publik yang dapat diakses dan digunakan masyarakat lokal untuk rekreasi dan menunjang kesehatan masyarakat, sekaligus ingin menjadikan ruang tersebut menjadi daya tarik pengunjung untuk datang. Dari analisis konteks diatas, maka disimpulkan tugas akhir ini akan merancang sebuah lifestyle center yaitu berupa mal yang isinya berpusat di rekreasi, sarana kebugaran, dan tempat makan yang menjual makanan sehat. 

Mangga Besar area is dominated by buildings with high-density commercial and residential functions. In this area there are very few green open spaces or public spaces that have adequate access, including whether or not there is a retribution fee. Evidenced by the phenomenon that we found during the survey, namely children playing in the water in the Ciliwung Gajah River, which is located on the median of Jalan Raya Gajah Mada and Jalan Raya Hayam Wuruk. This phenomenon shows the lack of green open space that is open to the public for local people to have free access to recreation. Apart from that, it also affects the health of the local community there because there is no green open space and there is only a brown river/river which is their recreation arena. This phenomenon is the main highlight of the background of this thesis. Therefore, it is important to present public open spaces that can be accessed and used by local communities for recreation and to support public health, while at the same time wanting to make these spaces an attraction for visitors to come. From the context analysis above, it means that this final project will design a lifestyle center in the form of a mall whose contents are recreation, fitness facilities, and places to eat that sell healthy food."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Afliyah Harni
"Penelitian ini mengkaji dampak integrasi antara retail dan ruang terbuka terhadap daya tarik pengunjung dalam lifestyle center, dengan fokus khusus pada One Satrio dan The Breeze BSD City di bidang properti. Dalam dekade terakhir, industri properti retail telah mengalami transformasi signifikan akibat perubahan drastis dalam perilaku konsumen dan munculnya era digital, mendorong pengembang untuk menciptakan pengalaman belanja yang unik melalui konsep 'retailtainment.' Pandemi COVID-19 semakin menekankan pentingnya ruang terbuka yang aman dan nyaman sebagai bagian integral dari kompleks retail. Penelitian ini menggunakan pendekatan survei cross-sectional dengan desain survei deskriptif dan kausal, mengumpulkan data melalui kuesioner dari pengunjung One Satrio dan The Breeze, serta menganalisisnya menggunakan statistik deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, serta analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek sirkulasi, zoning aktivitas, dan daya tarik visual ruang terbuka publik secara signifikan mempengaruhi daya tarik pengunjung, memberikan wawasan berharga bagi pengembang properti untuk mengoptimalkan desain dan fungsi ruang terbuka publik, sehingga meningkatkan daya tarik dan relevansi properti retail yang terus berkembang.

This study examines the impact of integrating retail and open spaces on visitor attraction within lifestyle centers, specifically focusing on One Satrio and The Breeze BSD City in the property sector. Over the past decade, the retail property industry has undergone significant transformations due to drastic changes in consumer behavior and the rise of the digital era, prompting developers to create unique shopping experiences through the concept of 'retailtainment.' The COVID-19 pandemic has further emphasized the importance of safe and comfortable open spaces as integral parts of retail complexes. This research employs a cross sectional survey approach with descriptive and causal survey designs, collecting data through questionnaires from visitors to One Satrio and The Breeze, and analyzing it using descriptive statistics, validity and reliability tests, and regression analysis. The results indicate that aspects such as circulation, activity zoning, and visual appeal of public open spaces significantly influence visitor attraction, providing valuable insights for property developers to optimize the design and functionality of public open spaces, thereby enhancing the appeal and relevance of retail properties in a continuously evolving."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Manda Pramudhita
"Pusat perbelanjaan sering kali digunakan oleh masyarakat untuk berekreasi di ruang publik. Sebagai ruang publik, pusat perbelanjaan semestinya mampu berkontribusi dalam pembentukan kota dengan pembangunan yang mewadahi aktivitas konsumsi dan aktivitas sosial di perkotaan. Namun seiring perkembangannya, kebutuhan terhadap aktivitas sosial dalam pusat perbelanjaan tidak tercapai karena desain pusat perbelanjaan membuat ruang ini terisolasi dari ruang perkotaan, seperti halnya yang terjadi pada mal. Akibatnya, pusat perbelanjaan dengan jenis lifestyle center hadir untuk memenuhi kebutuhan ini. Karakteristik ruang lifestyle center telah memenuhi karakter spasial yang mempromosikan aktivitas sosial, menunjukkan bahwa lifestyle center tidak hanya berfungsi sebagai ruang publik yang dikomersialkan tetapi juga sebagai ruang publik yang memenuhi tujuan sosial perkotaan. Dengan studi kasus pada One Satrio, sebagai pusat perbelanjaan dengan jenis lifestyle center, akan ditelusuri mengenai karakter spasialnya yang membedakannya dengan jenis pusat perbelanjaan lain sehingga dapat mewadahi aktivitas sosial masyarakat perkotaan.

Shopping centers are often used by the citizens for recreation in public spaces. As public spaces, shopping centers should be able to contribute to urban development by providing spaces that serve both consumption activities and social activities. However, as they evolved, the need for social activities within shopping centers has often not been met duet to designs that isolate them from urban environment, as seen in malls. Consequently, lifestyle center-type shopping centers have emerged to fulfill this need. the spatial characteristics of lifestyle centers meet the criteria that promote social activities, demonstrating that lifestyle centers function not only as commercial public spaces but also as public spaces that achieve urban social objectives. Through a case study of One Satrio, a lifestyle center-concept shopping center, this study will explore the spatial characteristics that distinguish it from other types of shopping centers, enabling it to accommodate urban social activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library