Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lia Kurniawati
"Atmosfir ruang yang nyaman, menarik dan berkesan adalah sesuatu yang diinginkan pengunjung disamping rasa makanan dan minuman selama mengunjungi suatu café atau restoran. Hal ini sangat mempengaruhi penataan interior dan pencahayaannya. Fungsi cahaya pada café dan restoran bukan hanya secara fungsional dan estetika, namun juga dapat menarik perhatian dan mempengaruhi mood pengunjung.
Berbagai macam lampu dan teknik pencahayaan secara konvensional telah banyak dilakukan, namun terkadang masih membatasi keinginan untuk menampilkan pencahayaan yang atraktif, dinamis dan efektif.
Light Emitting Diode (LED) merupakan teknologi lampu terbaru yang memberikan solusi pencahayaan baru yang inovatif dengan instalasi yang fleksibel, warna yang excellent (baik sekali) dan umur yang panjang.
Cafe dan restoran yang dibahas dalam studi kasus adalah 33 Restoran dan Lounge, Lux Lounge dan restoran Sushi Samba. Masing-masing cafe dan restoran ini menggunakan LED pada pencahayaan interior sesuai dengan kebutuhan ruangnya.
Pembahasan topik ini berdasar pada bagaimana teknik pencahayaan LED dan efeknya terhadap suasana interior cafe dan restoran melalui studi kepustakaan dan analisis.
Dengan pencahayaan LED melalui sistem dynamic lighting dapat menghasilkan suasana ruang cafe dan restoran yang lebih atraktif dan dinamis. Selain itu, pencahayaan ruang menjadi lebih efektif karena dengan satu macam luminaire bisa menghasilkan berbagai macam suasana yang mempengaruhi dan menarik perhatian pengunjung.

Cozy, Interesting and impressive in atmosphere of space is one thing desired by visitor besides foods and drinks during visiting a café or restaurant. This case very influences in ordering their interior and lighting design. The function of lighting in a café or restaurant not only for functional and aesthetics, but also for collect attention and influence mood the visitor.
Many kinds of lamp and lighting techniques as convensional do, but sometimes its limited desire to show an attractive, dynamic and effective lighting.
Light Emitting Diode (LED) is the newest lamp technology that gives solution for innovative lighting with flexible installation, excellent color and long lifetime.
The case study of café and restaurant in this topic is 33 Restaurant and Lounge, Lux Lounge and Sushi Samba Restaurant. Each places using LED for their interior lighting as their spaces needed.
This topic is about how LED lighting techniques and its effect for ambience or atmosphere interior café and restaurant space through literacy study and analysis.
With LED lighting through dynamic lighting system can produce an attractive and dynamic atmosphere of cafe and restaurant. Beside that, lighting design will be more effective because with one type of luminaire can produce many kind of ambiences that influence and attract visitor attention.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48405
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdani Zain
"Tujuan umum penelitian ini adalah mendapatkan suatu metode deteksi dini kanker berdasarkan analisis sifat optik antara jaringan normal dan adenokarsinoma menggunakan metode autofluoresensi multieksitasi. Pengamatan sifat autofluoresensi jaringan dilakukan pada sampel biopsi seksi jaringan adenokarsinoma, sampel mencit GR yang ditransplantasi adenokarsinoma, dan kultur sel SM 1. Eksitasi jaringan dilakukan menggunakan lampu Light Emiting Diode (LED) pada beberapa kisaran panjang gelombang cahaya tampak. Pada penelitian ini diperoleh data bahwa nilai intensitas autofluorsensi (IAF) pada kisaran panjang gelombang merah dari sel dan jaringan adenokarsinoma cenderung lebih rendah dibandingkan dengan jaringan normal jika dieksitasi oleh LED biru. Sebaliknya nilai IAF pada panjang gelombang infra merah dari sel dan jaringan karsinoma cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan jaringan normal apabila dieksitasi oleh LED merah.

Characterization of Adenocarcinoma?s Autofluorescence Properties Using Multiexcitation Analysis Method. General purpose of this research is to get an early cancer detection method based on the properties of optical analysis between normal and adenocarsinoma tissue using the multiexcitation autofluorescence method. Observation of autofluorescence properties was done on the biopsy sample of adenocarcinoma tissues, GR mice transplanted by adenocarsinoma, and cell culture SM 1. Excitation on tissue was done by using the lamp Light Emitting Diode (LED) at some visible light wavelength range. This research obtained that the value of Intensity Auto fluorescence (IAF) at range red wavelength of cells and adenocarsinoma tissues tend to lower compared to the cells normal tissues if its were excited by blue LED. On the contrary, the value of IAF at infra red wavelength from cells and carcinoma tissues tend to higher compared to the cells and normal tissues if its were excited by red LED."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Typical clinical symptoms and chest X-ray is a marker of Tuberculosis (TB) sufferers. However, the diagnosis of TB in adults should be supported by microscopic examination. Currently, Bacilli microscopic examination of acid-fast bacilli (AFB) in sputum by Ziehl-Neelsen (ZN) coloring is the most widely used. However, for reasons of convenience,
especially for laboratories with a considerable amount of smear samples, and due to higher sensitivity compared with ZN staining, the World Health Organization (WHO) has recommended the use of auramine-O-staining (fluorochrome staining), which is visualized by light emitting diode (LED) fluorescence microscopy. The aim of this study was to evaluate the performance of modified light microscope with homemade LED additional attachment for examination of
AFB in sputum using auramine-O-staining method. We compared the sensitivity and specificity of 2 kinds of AFB in sputum methods: ZN and fluorochrome, using culture on Lowenstein-Jensen media as the gold standard. The results showed auramine-O-staining gives more proportion of positive findings (81%) compared to the ZN method (70%). These results demonstrated that the sensitivity of auramine-O-staining was higher than ZN, however it gives more potential false positive results than ZN. The sensitivity of auramine-O-staining in detecting AFB in sputum was 100% while the specificity was 88%."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI ; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azzamul Haq
"Perancangan dan fabrikasi Organic Light Emitting Diode (OLED) semakin berkembang pesat seiring dengan dibutuhkannya OLED yang mudah difabrikasi dan menghasilkan performa yang lebih baik. Pada skripsi ini telah dilakukan simulasi dan fabrikasi OLED menggunakan proses laminasi. Simulasi menggunakan software SimOLED 4.5 dengan dua jenis struktur ITO/PFO/Al dan ITO/PEDOT:PSS/Al. Sementara itu untuk fabrikasi telah dihasilkan empat divais dengan struktur ITO/PFO/Al dan ITO/PEDOT:PSS//PFO/Al. Selanjutnya dilakukan analisis mengenai pengaruh PEDOT:PSS dan pembersihan ITO menggunakan ultrasonic cleaning terhadap karakteristik I-V OLED.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik terhadap variasi anoda yang dilakukan namun pada fabrikasi penambahan PEDOT:PSS pada struktur dan pembersihan ITO menggunakan ultrasonic cleaning dapat menurunkan tegangan threshold. Divais dengan struktur ITO/PEDOT:PSS/PFO/Al dengan dilakukan pembersihan ITO memiliki performa terbaik dengan tegangan threshold terendah sebesar 1,6 V.

Design and fabrication of Organic Light Emitting Diode (OLED) is growing rapidly along with the need for a convenient OLED fabricated and produce better performance. In this thesis has been carried out simulation and fabrication of OLEDs using a lamination process. SimOLED 4.5 software simulation using the two types of structure ITO / PFO / Al and ITO / PEDOT: PSS / Al. Meanwhile for the fabrication has produced four devices with structure ITO / PFO / Al and ITO / PEDOT: PSS // PFO / Al. Further analysis on the effect of PEDOT: PSS and ITO cleaning using ultrasonic cleaning of the I-V characteristics of OLED.
The simulation results showed that no differences in the characteristics of the variety anode made yet on fabricating the addition of PEDOT: PSS on the structure and cleaning of ITO using ultrasonic cleaning can lower the threshold voltage. Devices with the structure of ITO / PEDOT: PSS / PFO / Al to do the cleaning ITO has the best performance with the lowest threshold voltage of 1.6 V.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobi Khoerun
"Organic Light Emitting Diode OLED merupakan divais fotonik yang terdiri dari katoda, anoda, dan sebuah lapisan emissive dari bahan organik yang dapat memancarkan cahaya ketika dialiri arus listrik. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam fabrikasi OLED diantaranya yaitu teknik laminasi. Laminasi bertujuan untuk melekatkan kontak anoda dan katoda yang sudah dilapisi bahan organik polyfluorene PFO . Tahun 2015 peneliti sebelumnya pernah melakukan fabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan alat laminasi biasa dan ruangan yang belum clean room tetapi hasil fabrikasi belum dapat memancarkan cahaya.
Berdasarkan publikasi penelitian sebelumnya, penulis memfabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan alat laminasi biasa dan ruangan yang belum clean room. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan memvariasikan waktu ultrasonic cleaning, kecepatan rotasi spin coating, dan suhu laminating sehingga mendapatkan kondisi fabrikasi yang optimal. Hal ini dilakukan supaya hasil karakterisasi OLED sesuai dengan karakterisasi dioda dan dapat memancarkan cahaya. Hasil tesis ini adalah berhasil difabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan teknik laminasi dan OLED dapat memancarkan cahaya pada tegangan 7V.

Organic Light Emitting Diode OLED is a photonic device consist of cathode, anode, and an emissive layer made from organic material that can emit light when drived by electrical current. There are several techniques that used in OLED fabrication such as lamination technique. The aim of laminating is attach contact of anode and cathode that have been coated with polyfluorene PFO. In 2015 previous researcher have done fabricated Organic Light Emitting Diode OLED with usual laminating tool and not use cleaning room so the result of fabrication has not been able emit light.
Based on the previous research publication, the author fabricate Organic Light Emitting Diode OLED with the usual laminating tool and not use cleaning room. The steps taken are varying ultrasonic cleaning time, spin coating rotation rate, and laminating temperature to obtain optimal fabrication conditions so the OLED characterization result is same with dioda characterization and Organic Light Emitting Diode OLED can emit light. The result of this thesis is successfully fabricated Organic Light Emitting Diode OLED with lamination technique and OLED can emit light at 7V voltage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juandri Andhyka Putra
"Single Emissive Organic Light Emitting Diode (OLED) merupakan divais diodapenghasil cahaya yang terdiri dari emissive layer yang diapit oleh 2 konduktoryakni anoda dan katoda. OLED dibuat dengan proses fabrikasi yang direalisasikandengan berbagai tahapan, pada skripsi ini dilakukan tahapan fabrikasi. Ketikalaminasi dilakukan, temperatur laminasi menjadi masalah dalam proses fabrikasiyang menentukan berhasil atau tidaknya fabrikasi divais dioda. Pada skripsi inidilakukan fabrikasi OLED struktur ITO/PFO/Al dengan temperatur laminasi yangberbeda-beda. Setelah fabrikasi, dilakukan pengujian karakteristik I-V dari divaisOLED. Hasil pengujian karakteristik I-V menunjukkan bahwa laminasi optimalterjadi pada temperatur 160 C.

Single Emissive Organic Light Emitting Diode OLED is a diode device composedof emissive layer sandwiched by 2 conductors that are anode and cathode. OLED ismade by fabrication process that is realized by many steps, in this paper laminationstep was performed. While lamination, the lamination temperature become one ofthe problems in fabrication process that decided the diode fabrication is success ornot. In this paper OLED with ITO PFO Al structure was fabricated with differentlamination temperature. Then, I V characteristic of OLED device was tested. TheI V characteristic test result show that the optimum lamination is at temperature160 C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Randy
"Organic Light Emitting Diode OLED adalah sebuah LED yang menggunakan bahan organik pada emissive layer-nya yang akan menghasilkan cahaya saat dialiri oleh listrik. Salah satu kelebihan yang dimiliki OLED adalah kemudahannya untuk difabrikasi. Dengan menggunakan metode laminasi, di laboratorium nano-device Departemen Elektro telah berhasil difabrikasi dan diuji beberapa parameter yang berpengaruh terhadap performa divais OLED. Dari penelitian yang telah dilakukan tersebut didapatkan bahwa penggunaan anoda terbaik adalah TC-07S, katoda terbaik adalah alumunium, dan kecepatan spincoating emissive layer-nya adalah 3000 rpm. Pada penelitian ini akan diujikan pengaruh penumbuhan anoda TC-07S pada substrat yang berbeda, yaitu plastik laminasi, plastik PET dengan lapisan ITO, dan kaca dengan lapisan FTO.
Berdasarkan hasil fabrikasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa tingkat keberhasilan yang tertinggi adalah divais OLED yang difabrikasi dengan menggunakan substrat plastik laminasi sebagai substrat untuk menumbuhkan TC-07S. Divais ini berhasil mengemisikan cahaya dan memiliki karakteristik arus terhadap tegangan karakteristik I-V seperti dioda. Di samping itu, dilakukan pengujian lebih lanjut pengaruh kecepatan spincoating TC-07S pada permukaan substrat plastik laminasi terhadap karakteristik I-V. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa kecepatan spincoating 1000 rpm merupakan kecepatan yang paling optimal.

Organic Light Emitting Diode OLED is an LED that use organic material for the emissive layer. One of the advantage of OLED is the simplicity in the fabrication process. Using lamination method the device has been successfully fabricated and analyzed in nano device laboratory. From that previous results, it is known that TC 07S is the best material for anode, while the alumunium is the best for cathode. It is also known that the optimum speed of spincoating to grow the emissive layer is 3000 rpm.
In this research we fabricate and analyze the effect of spincoating of TC 07S on different substrate such as lamination plastic, PET plastic with ITO layer, and glass with FTO layer. In this research we found that the lamination plastic is the best substrate that provide highest success rate in the fabrication process. We also found that 1000 rpm is the optimum speed to grow TC 07S on lamination plastic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Rezky Fernando
"

Laboratorium Nano Device Universitas Indonesia telah mengembangkan OLED yang difabrikasi dengan teknik laminasi. Dalam teknik laminasi, lapisan anoda (TC-07S) ditumbuhkan pada permukaan substrat plastik laminasi dan lapisan emisif (PFO) ditumbuhkan pada permukaan katoda (Al). Setelah ditumbuhkan, lapisan anoda dan lapisan emisif direkatkan dan diberikan bahan dielektrik untuk mencegah terjadinya arus singkat. Selanjutnya, divais OLED dilaminasi dengan memberikan tekanan dan suhu tertentu. Pada skripsi ini, dilakukan analisa pengaruh penggunaan bahan dielektrik kapton dan lem laminasi terhadap performa divais OLED. Pengujian lebih lanjut dilakukan dengan variasi pemberian tekanan untuk mengetahui tekanan optimal yang diperlukan dalam proses laminasi divais OLED. Hasil pengujian menunjukkan bahwa OLED dengan bahan dielektrik kapton memiliki tegangan aktif yang lebih rendah dan kemampuan hantar arus yang lebih baik dibandingkan dengan OLED berbahan dielektrik lem laminasi. Berdasarkan hasil dari pengujian lanjut yang dilakukan, didapatkan bahwa divais yang diberi gaya tekanan sebesar 245 N memiliki lifetime yang paling lama dan kemampuan hantar arus yang terbaik.


The University of Indonesia Nano Device Laboratory has developed OLEDs that are fabricated with lamination techniques. In the lamination technique, the anode layer (TC-07S) is grown on the surface of the laminated plastic substrate and the emissive layer (PFO) is grown on the cathode surface (Al). Once grown, the anode layer and the emissive layer are glued together and given a dielectric material to prevent a short circuit. Furthermore, the OLED device is laminated by giving a certain pressure and temperature. In this study, an analysis of the use of kapton and lamination glue on the performance of OLED devices was carried out. Further testing is carried out with variations in amount of pressure to determine the optimal pressure required in the process of laminating OLED devices. The test results showed OLED with kapton dielectric material has a lower active voltage and better current conductivity compared to OLED made with laminated dielectric glue. Based on the further results of the tests, a device with a pressure force of 245 N has the longest lifetime and greatest current conductivity.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Andyta Rehulina
"OLED merupakan sebuah divais dioda pemancar cahaya yang menggunakan lapisan emisif berupa material organik. Laboratorium Nano Device Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia telah berhasil membuat divais OLED menggunakan bahan organik poly(9,9-dioctylfluorenyl) (PFO) dengan metode laminasi pada kondisi ruangan non-vakum. Pada teknik laminasi, divais yang sudah disusun dilaminasi menggunakan mesin laminator untuk selanjutnya dipanaskan dan diberi tekanan menggunakan pemanas listrik. Untuk meningkatkan performa dari divais yang difabrikasi, telah dilakukan penelitian terhadap material anoda, material katoda, material dielektrik, material substrat, kecepatan spincoating, suhu laminasi, waktu ultrasonic cleaning, dan tekanan laminasi. Durasi laminasi diprediksi memiliki pengaruh terhadap karakteristik OLED yang difabrikasi, namun belum dilakukan pengujian sebelumnya. Oleh sebab itu, pada skripsi kali ini akan dilakukan pengujian mengenai pengaruh durasi laminasi terhadap karakteristik OLED yang difabrikasi. Variasi durasi dari laminasi dengan pemanas listrik dilakukan untuk mengetahui pengaruh durasi laminasi terhadap karakteristik I-V dari OLED yang difabrikasi dan mencari durasi optimal. Selain itu, pada skripsi ini juga diujikan penggunaan lapisan emisif Alq3 pertama kali dengan fabrikasi teknik laminasi. Pengujian fabrikasi dilakukan dengan kecepatan spincoating lapisan emisif yang berbeda untuk mengetahui pengaruh kecepatan spincoating terhadap karakteristik OLED yang dihasilkan dan mencari kecepatan spincoating yang lebih baik. Hasil pengujian terhadap divais yang difabrikasi dengan lapisan emisif PFO menunjukkan bahwa durasi laminasi mempengaruhi besar arus yang dihasilkan oleh divais. Durasi laminasi 30 detik pada sampel dengan lapisan emisif PFO menghasilkan nilai rata-rata arus paling tinggi sebesar 26.1 µA jika dibandingkan dengan durasi laminasi 60 detik dan 90 detik. Hasil pengujian sampel dengan lapisan emisif Alq3 menunjukkan divais OLED menghasilkan rata-rata arus paling tinggi sebesar 3.4 µA jika difabrikasi dengan kecepatan spincoating lapisan emisif 1300 rpm.

OLED is a light-emitting diode with organic material as its emissive layer. Nano Device Laboratory of Electrical Engineering Department of Universitas Indonesia is successful in developing a method to fabricate OLED using organic material poly(9,9-dioctylfluorenyl) (PFO) using lamination technique in a non-vacuum room condition. In the lamination technique, device is laminated with a laminator before going through further pressing and heating process with an electric heater. To enhance the performance of the fabricated device, Nano Device Laboratory has scientifically reviewed several fabrication parameters such as the material of anode, cathode, dielectric, substrate, spincoating rate, lamination temperature, duration of ultrasonic cleaning, and lamination pressure. The duration of the lamination process is predicted to have an effect on the characteristic of the fabricated OLED device but the fact is yet to be examined further. Hence, this thesis will conduct an examination on the effect of the duration of lamination to the characteristic of the fabricated OLED device. Variation to the duration of the lamination process with a heater is given to the fabrication process of PFO OLED to analyze the effect of the duration to the resulted I-V characteristic of the fabricated OLED and find the optimum duration. Furthermore, we also tried out the fabrication of OLED with Alq3 as the emissive layer with different spincoating rotation rate to analyze the effect of spincoating rate to the resulted I-V characteristic of the fabricated OLED and find the better rotation rate. Devices with PFO as emissive layer fabricated with 30 seconds of lamination generated the highest average current of 26.1 µA compared to devices fabricated with 60 seconds and 90 seconds of lamination. Devices with Alq3 as emissive layer fabricated with spincoating rotation rate of 1300 rpm generated a higher average current of 3.4 µA compared to devices fabricated with spincoating rotation rate of 2000 rpm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Vitzki Yosua
"Organic Light Emitting Diode (OLED) merupakan divais electroluminescence yang menggunakan bahan organik sebagai lapisan emisif. Lab Nano Device Universitas Indonesia sudah mengembangkan OLED yang difabrikasi kan menggunakan metode laminasi. OLED yang dikembangkan meliputi lapisan anoda (TC-07-S) yang ditumbuhkan pada permukaan substrat plastik laminasi dan lapisan emisif (PFO) yang ditumbuhkan pada permukaan kertas aluminium (Al). Selain itu, proses fabrikasi menggunakan kapton sebagai bahan dielektrik untuk menghindari terjadinya arus singkat. Pada skripsi, ini dilakukan analisis pengaruh struktur satu kapton dan dua kapton terhadap hasil pengamatan visual optis dan unjuk kerja elektris OLED. Berdasarkan hasil pengamatan visual optis dan pengujian elektris didapatkan OLED dengan struktur dua kapton memiliki karakteristik optis dan unjuk kerja elektris yang lebih baik dari OLED dengan struktur satu kapton. OLED dengan struktur dua kapton dapat menghasilkan cahaya di seluruh permukaan lapisan emisif, memiliki nilai arus dan kerapatan arus sebesar 1,2mA dan 1,2mA/cm2 pada tegangan 15V, nilai tegangan threshold sebesar 14,25V, dan tingkat keberhasilan fabrikasi sebesar 77%. OLED dengan struktur satu kapton menghasilkan cahaya di sebagian permukaan lapisan emisif, nilai arus dan kerapatan arus sebesar 101μA dan 307μA/cm2 pada tegangan 15V, nilai tegangan threshold sebesar 14,5V, dan tingkat keberhasilan fabrikasi sebesar 8%. Hal ini kemungkinan disebabkan perekatan yang lebih baik antara lapisan emisif (PFO) dan anoda (TC-07-S) karena tekanan yang merata pada struktur dua kapton.

Organic light emitting diode, widely known as OLED, is an electroluminescence device that utilizes organic material as its emissive layer. The Nano Device Laboratory of the University of Indonesia has previously developed OLEDs that are fabricated using the lamination process. The fabricated OLED comprises anode layer (TC-07-S) that is grown on the surface of the laminated plastic substrate, as well as emissive layer (PFO) that is grown on the surface of aluminium foil (Al). In addition, a dielectric material, kapton, is utilized on the fabrication process to help preventing short circuit of the device. Taking this into account, an analysis of influence of one-kapton and two-kapton to OLED optical visual observation and electrical performance was carried out. Based on the result of optical visual observation and electrical testing, it was discovered that the optical characteristic and electrical performance of two-kaptop OLEDs are significantly superior than one-kapton OLED. Two-kapton OLED emits light on the entire surface of the emissive layer, has a current value and current density of 1.2mA and 1.2mA/cm2 at a voltage of 15V, a threshold voltage value of 14.25V, and a fabrication success rate of 77%. One-kapton OLED emits light partially on the surface of the emissive layer, has a current value and current density of 101μA and 307μA/cm2 at a voltage of 15V, a threshold voltage value of 14.5V, and a fabrication success rate of 8%. This is most likely due to better connectivity between the emissive layer (PFO) and anode (TC-07-S) caused by even pressure of the two-kapton OLEDs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>