Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinar Narinita Agustina
"Delignifikasi dilakukan untuk memisahkan lignin dari lignoselulosa sehingga dapat diperoleh kandungan selulosa yang tinggi. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk delignifikasi antara lain adalah secara kimia, termokimia, fisika, dan biologis. Metode delignifikasi secara biologis dengan menggunakan bantuan enzim ligninolitik merupakan metode alternatif dibandingkan dengan metode lainnya karena memiliki beberapa keuntungan seperti murah dan lebih ramah lingkungan. Dalam biodelignifikasi ini, mikroorganisme yang digunakan adalah jamur pelapuk putih. Artikel review ini bertujuan untuk memahami faktor dan kondisi yang memengaruhi aktivitas dan produksi dari enzim lignin peroksidase. Lignin peroksidase merupakan peroksidase paling efektif dan dapat mengoksidasi senyawa fenolik dan non-fenolik. Untuk meningkatkan aktivitas dan produksi enzim lignin peroksidase dapat dilakukan dengan cara menggunakan mediator yang tepat, suhu dan pH optimal, serta memodifikasi media pertumbuhan jamur. Dari perbandingan beberapa penelitian, didapatkan bahwa aktivitas dari enzim lignin peroksidase dapat ditingkatkan dengan menggunakan veratryl alkohol sebagai inducer, suhu diatur dalam rentang 25 – 35oC, dan pH optimal antara 3 – 5, serta penambahan veratryl alkohol, ion Mn2+, dan Tween 80 dalam konsentrasi yang tepat. Efektivitas lignin peroksidase mendegradasi lignin cukup baik sehingga direkomendasikan untuk digunakan dalam biodelignifikasi enzimatis.

Delignification is a process that separates lignin from cellulose in lignocellulose compounds to acquire cellulose in high purity. Delignification can be done by physical, chemical, thermochemical, and biological methods. Delignification by biological methods incorporates the use of ligninolytic enzyme as an alternative way from the other methods, as it has several advantages from its cost efficiency and is more environmentally friendly. Ligninolytic enzyme used in biodelignification processes are acquired from white rot fungi microorganisms.. This review article is made with the aim of determining the factors and conditions that influence the activity and production of the lignin peroxidase enzyme. Lignin peroxidase is found to be the most effective out of the peroxidase enzymes and can oxidize phenolic and non-phenolic compounds. To increase the activity and enzyme production of lignin peroxidase, several factors can be modified, such as mediator, temperature, pH level, and the growth media of the fungi. To find the most optimal condition for lignin peroxidase activity and production, numerous researches in lignin peroxidase optimization are compared and analyze in this review. In this review, lignin peroxidase activity can be optimized further by using veratryl alcohol as an inducer, with temperature set around 25 – 35oC, and an optimal pH level in an acidic environment from 3-5, also the addition of veratryl alcohol, Mn2+, and Tween 80 in the right concentration are critical. The lignin-degrading efficacy of lignin peroxidase is quite remarkable and is recommended in enzymatic biodelignification processes.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S70484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Degradation of lignin using photocatalytic proces and composite catalyst TiO2-zeolite was carried out. Lignin solution was irradiated using three treatments,i.e,UV lamp.UV lamp + TiO2-zeolite,and TiO2-zeolite....."
SIGMAAB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asmara Yaumal
"ABSTRAK
Lignin merupakan limbah dalam proses pengolahan bubur kayu dan kertas. Dewasa ini pemanfaatan limbah lignin sebagai material baru beluMDI) dan poliol berupa Polyethylene Glycol (PEG) 6000. Variabel bm banyak dilakukan. Dalam penelitian ini dilakukan sintesis poliuretan berbasis lignin sebagai kompatibiliser dengan melakukan fungsionalisasi dengan poliuretanisasi. Proses sintesis poliuretan berbasis lignin menggunakan diisosianat berupa 4,4′-Methylenebis (cyclohexyl isocyanate) (Hebas yang digunakan antara lain variasi perbandingan mol PEG : HMDI dan berat lignin yang ditambahkan. Hasil yang diperoleh menunjukkan hasil produk paling baik pada perbandingan PEG : HMDI = 1: 4. Temperatur transisi gelas (Tg) dan temperatur dekomposisi (Td) meningkat seiring meningkatnya kadar lignin, sedangkan stabilitas termal poliuretan lignin menurun dengan meningkatnya kadar lignin. Struktur morfologi permukaan poliuretan berbasis lignin kasar dan berpori.

ABSTRAK
Lignin is a pulp and paper fabrication?s waste. Nowadays the utilization of lignin as a new materials is not exessive. Therefore, in this study lignin based polyurethane as a compatibilizer was fabricated by reacting lignin with polyurethane. The syntesis of the polyurethane based lignin used 4,4′-Methylenebis (cyclohexyl isocyanate) or HMDI as diisocyanate andd Polyethylene Glycol (PEG) 6000 as the polyol Molar ratio of PEG and HMDI = 1: 1, and 1:4, and lignin content of 0,5 g, 2 g, and 4 g were used as variables of the sample. Samples of polyurethane based lignin was characterized by 1H NMR, FTIR, STA, and SEM. The result showed that best product obtained when ratio of PEG : HMDI was 1:4. The glass transition temperature (Tg) and decomposittion temperature of polyurethane-lignin increased when the lignin content increased, while the thermal stability decreased when the lignin content decreased. The surface morphology of polyurethane based lignin was porous and rough."
2016
S63123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Ilmiati
"ABSTRAK
Lignin adalah salah satu biopolimer terbanyak didunia. Lignin memiliki sisi polar dan nonpolar akibat struktur yang bercabang. Namun, berdasarkan penelitian sebelumnya, tendensi kepolaran lignin lebih besar dibandingkan kenonpolarannya. Lignin berpontensi sebagai kompatibiliser yang baik apabila kenonpolarannya dapat ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis hibrida poliuretan berbasis lignin HPL untuk meningkatkan kenonpolaran lignin. HPL dihasilkan dari reaksi 4,4 39;- Methylenebis Cyclohexyl Isocyanate HMDI dengan variasi komposisi , PEG 6000 dan lignin. Variasi suhu ketika reaski dengan lignin juga dilakukan dengan variasi 80 hingga 100 C. Struktur HPL dikomfirmasi menggunakan nuclear magnetic resonance spectroscopy NMR dan fourier transform infrared spectroscopy FTIR . Berdasarkan NMR dan FTIR, HPL berhasil dihasilkan. NMR juga digunakan untuk menghitung rasio kepolaran HPL. Berdasarkan NMR, rasio kepolaran HPL menurun dari 0,069 ke 0,041 seiring meningkatnya komposisi HMDI. Peningkatan kenonpolaran juga dikonfimasi dengan tegangan permukaan hasil pengujian sessile drop. Tegangan permukaan HPL menurun seiiring dengan meningkatnya komposisi HMDI dengan nilai tegangan permukaan terkecil adalah 46,4 nM/m. Sifat termal HPL juga diuiji menggunakan STA. Berdasarkan STA, Td semakin meningkat seiring dengan meningkatnya komposisi dari HMDI dan suhu yang disebabkan oleh terbentuknya crosslinking. Nilai Td terbaik dimiliki oleh HPLE dengan nilai 417,6 C.

ABSTRACT
Lignin is one of the most abundant biopolymer on earth. It has polarity and non polarity side due to its hyperbranched structure, but the polarity of lignin has a higher tendency than non polarity. Lignin has potential to be compatibilizing agent if the portion of non polarity can be increased. This research is focused on investigation of synthesize lignin based polyurethane to enhance the portion of non polarity in lignin. Lignin based polyurethane was prepared by reacting 4,4 39 Methylenebis Cyclohexyl Isocyanate HMDI with variation compositions and polyethylene glycol PEG Mw 6000, then lignin was added to the reaction. The temperature of reaction for lignin also variated between 80 to 100 C. In this study, the structure of lignin based polyurethane was confirmed by nuclear magnetic resonance spectroscopy NMR and fourier transform infrared spectroscopy FTIR . NMR and FTIR showed that lignin successfully grafted. NMR, also used to investigated the effects of variation composition of diisocyanate contents to polarity of lignin based polyurethane. Based on NMR the ration p np decrease from 0.069 to 0,041 with the increasing of composition HMDI. The enhance of nonpolarity HPL also confirm by the value of surface tension from sessile drop. it show that the surface tension of HPL decline as the increasing of the composiiton of HMDI. The best serface tension was from HPLE with 46.4 nM m. Thermal properties of lignin based polyurethane also investigate using STA. The result was the increasing of thermal degradation of lignin based polyurethane as well as the increasing of composition HMDI and temperature condition, cause of the crosslingking in lignin. Td largest value is 417,6 C from HPLE"
2017
T47836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaukat Rafifidhiya
"ABSTRAK
Bitumen termodifikasi polimer telah banyak diminati sebagai bahan pengeras jalan. Namun, kestabilan bitumen termodifikasi masih dirasa kurang sehingga dilakukan penelitian lanjutan untuk menemukan kompatibiliser yang sesuai kebutuhan, salah satunya lignin termodifikasi. Penelitian tentang bagaimana pengaruh dari lignin termodifikasi terhadap sifat mekanis bitumen termodifikasi polimer polymer modified bitumen-PMB dilakukan dengan mencampurkan ketiga komponen tersebut dengan hot melt mixing dengan komposisi lignin termodifikasi 0,1 , 0,3 , dan 0,5 serta suhu pencampuran 160 oC, 180 oC, dan 200 oC. Dan waktu pencampuran 15, 30, dan 45 menit. Penelitian dengan menggunakan STA, FTIR, sudut kontak dengan metode sessile drop, FE-SEM, dan uji mekanis pada daktilitas dan penetrasi menunjukkan penambahan lignin termdofikasi memengaruhi sifat mekanis PMB dengan menurunkan penetrasi hingga 33 dan daktilitas PMB hingga 68 . Selain itu, sifat termal juga terpengaruh dengan meningkatnya titik leleh hingga 5 oC seiring dengan penambahan konsentrasi lignin termodifikasi. Suhu dan waktu pencampuran memengaruhi distribusi dan dispersi campuran dengan indikasi peningkatan intensitas ikatan hidrogen

ABSTRACT
Polyethylene Modified Bitumen PMB has been developed to give an alternative in material selection on pavement engineering. However, PMB has no good stability especially on wet weather. Many compatibilisers has been developed to overcome this problem, and one of them is urethanized ndash modified lignin. HDPE, bitumen, and modified lignin has mixed on hot melt mixing with varied concentration of modified lignin, temperature of mixing, and mixing time. Concentration of modified lignin vary from 0,1 , 0,3 to 0,5 , temperature of mixing varied from 160 oC, 180oC, dan 200 oC and time of mixing varied from 15,30, dan 45 minutes. Observation with STA, FTIR, contact angle with sessile drop method, FE SEM, and mechanical test on ductility and penetration show that modified lignin effect on mechanical and thermal properties of PMB. The effect has been indicated by decreasing of value of penetration to 67 and ductility of PMB to 31 and increasing the melting point up to 5 oC. Beside that, temperature and time of mixing effect the distribution and dispersion on mixing."
2017
S67219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofal Lazuardi
"ABSTRAK
Indonesia adalah negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China pada tahun 2010 dimana polipropilena adalah salah satu jenis kantong plastik yang banyak digunakan dan sangat non-biodegradable. Selain itu indstri kertas Indonesia banyak menghasilkan limbah pulp lignin yang dimana lignin memiliki sifat sebagai surfaktan dan sifat ini dapat dimodifikasi lebih lanjut. Disisi lain, Indonesia sedang sangat mempercepat pembangunan infrastruktur terutama jalan raya dan membutuhkan bitumen dengan kualitas baik. Sifat fisik bitumen dapat dimodifikasi dengan mencampurkan polimer membentuk polymer modified bitumen PMB . Penelitian ini membahas pengaruh pencampuran bitumen dengan limbah plastik PP sebagai zat pengisi dan lignin termodifikasi sebagai surfaktan penstabil campuran, diharapkan dapat dihasilkan produk bitumen yang memiliki nilai mekanis lebih baik. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan alat hot melt mixer. Komposisi lignin termodifikasi yang digunakan adalah 0.1 , 0.3 , dan 0.5 . Suhu pengadukan dilakukan pada 160oC, 180oC, dan 200oC. Waktu dilakukan selama 15, 30, dan 45 menit. Untuk mengkarakterisasi hasil produk, dilakukan pengujian FE-SEM, FT-IR, STA, Sessile Drop Test, Uji Daktilitas, dan Uji Penetrasi. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa lignin termodifikasi memiliki kompabilitas yang lebih baik dari lignin murni. Karakterisasi produk menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi lignin termodifikasi maka sifat mekanik PMB semakin baik, suhu pengadukan meningkatkan dispersi dan distribusi plastik didalam matriks bitumen, dan waktu pengadukan paling efektif adalah 30 menit.

ABSTRACT
Indonesia is the second biggest plastic producer in the world after China in 2010 and polypropylene is one of the most used platic that is non biodegradable. Futhermore, Indonesia paper industry produce many paper waste known as pulp lignin . Lignin can be used as coupling agent and be modified to improve the properties. On the other hand Indonesia accelerate the infrastructure development especially roadways and hence need high quality bitumen. Bitumen physical properties can be enhanced by the addition of polymer, creating polymer modified bitumen PMB . By mixing polypropylene plastic waste as filler and modified lignin as surfactant to bitumen, the bitumen properties expected to be improved. The mixing done hot melt mixer. The composition of modified lignin used were 0.1 , 0.3 , and 0.5 . The mixing temperature were 160oC, 180oC, and 200oC, and the processing time were 15, 30, and 45 minutes. Characterization the properties of PMB used FE SEM, FT IR, STA, Sessile Drop Test, Ductility Test, and Penetration Test Method. The test results show that modified lignin has better compatibilty than normal lignin. More modified lignin added to PMB, More the properties improved. Mixing temperature at 200oC has better dispertion and distribution of filler than 180oC, and the optimum time of mixing is 30 minutes."
2017
S67217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah Ramadhani
"Kanker kulit di Indonesia menempati urutan ketiga teratas dengan persentase
sebesar 15,1% dari total 13 kanker yang paling umum diderita di Indonesia. Kanker kulit
disebabkan oleh radiasi sinar ultraviolet yang merusak DNA di dalam sel kulit manusia.
Penggunaan tabir surya setiap hari dapat meminimalkan probabilitas terjadinya kanker
kulit. Efisiensi tabir surya dinyatakan dalam nilai SPF. Penggunaan bahan pelindung
matahari dari bahan alam dipercaya lebih aman dan tidak banyak memiliki efek samping.
Salah satu sumber hutan Indonesia yang berpotensi mengandung SPF alami adalah lemak
tengkawang. kehadiran senyawa fenolik pada lignin memiliki kemampuan pertahanan
terhadap sinar UV, sehingga lignin disebut sebagai bahan penahan sinar UV alami.
Penelitian ini mengevaluasi penambahan lignin yang mengandung fenolik untuk
meningkatkan kandungan SPF pada lemak tengkawang. Pada penelitian ini lemak
tengkawang mengalami tahap degumming, netralisasi dan pemucatan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai SPF pada lemak tengkawang bernilai 7,052 dan penambahan
l0% (b/b) lignin berhasil meningkat nilai tersebut menjadi 53, 549.

Skin cancer in Indonesia ranks the top three with a percentage of 15,1% of 13
most common cancers suffered in Indonesia. Skin cancer is caused by ultraviolet radiation
with ability to damages human DNA skin cell. The use of sunscreen every day can
decrease the probability of skin cancer. The efficiency of sunscreen is expressed in SPF
values. The use of sun protection agent from natural materials is believed to be more safe
and less side effects. One of Indonesia's forest resources that potentialy contain natural
sun protection factor is illipe butter. The presence of phenolic compounds in lignin has
the ability to defend against UV rays, so lignin can be called as natural UV retaining
agent. This study will evaluate the addition of lignin which contain phenolic that has the
ability to increase the SPF value in illipe butter. In this research, the treatment of illipe
butter will consist of degumming, neutralization and bleaching. The result showed that
the SPF value of illipe butter is 7,052 and the addition of 10% (w/w) lignin succeded in
increasing SPF value into 53,549.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jiihan Mardhi Ulhaq
"ABSTRAK
Produktivitas pertanian di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun dan menghasilkan limbah yang seringkali dibuang begitu saja. Selulosa merupakan polimer alam yang biokompatibel dan ramah lingkungan karena sifatnya yang mudah terdegradasi, tidak beracun, serta dapat diperbarui. Selulosa bisa didapatkan dari berbagai limbah pertanian. Untuk memperoleh selulosa dari limbah pertanian, dapat dilakukan proses biodelignifikasi menggunakan enzim lakase. Tujuan review artikel ini adalah untuk mengkaji penggunaan enzim lakase pada limbah pertanian serta aktivitas enzim lakase yang dihasilkan. Artikel review ini akan berfokus memaparkan informasi terkait penelitian enzim lakase, khususnya beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi perolehan aktivitas enzim lakase. Enzim lakase dapat diperoleh dari fungi pelapuk putih dan dapat diaplikasikan untuk biodelignifikasi yang lebih ramah lingkungan tanpa menggunakan banyak bahan kimia dan memakan waktu lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan mikroorganisme saja. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perolehan aktivitas enzim untuk proses biodelignifikasi seperti pH, sumber karbon dan nitrogen, suhu dan induser. Variasi induser pada media produksi enzim lakase berpengaruh terhadap perolehan aktivitas enzim. Maka dari itu perlu dilakukan perbandingan dari berbagai penelitian sebelumnya untuk memperoleh kondisi optimum yang menghasilkan aktivitas enzim lakase yang tinggi. Keadaan yang menghasilkan aktivitas enzim tinggi direkomendasikan untuk diaplikasikan pada proses biodelignifikasi. Selulosa yang diperoleh selanjutnya dapat dimurnikan dan dapat diderivatisasi untuk pembuatan eksipien sediaan farmasi.

ABSTRACT
Agricultural productivity in Indonesia continues to increase from year to year and produces waste that is often thrown away. Cellulose is a natural polymer that is biocompatible and environmentally friendly because it is easily degraded, non toxic, and renewable. Cellulose can be obtained from various agricultural wastes. To obtain cellulose from agricultural waste, biodelignification can be done using the . The purpose of this article review is to examine the use of laccase enzymes in agricultural waste and the activity of laccase enzymes produced. This review article will focus on describing information related to laccase enzyme research, specifically several conditions that can affect the acquisition of laccase enzyme activity. Laccase enzymes can be obtained from white rot molds and can be applied to biodelignification which is more environmentally friendly without using many chemicals and takes less time than using microorganisms alone. There are many factors that influence the acquisition of enzyme activity for biodelignification processes such as pH, carbon and nitrogen sources, temperature and inducer. Variation of inducer on laccase enzyme production media influences the acquisition of enzyme activity. Therefore it is necessary to make comparisons from various previous studies to obtain optimum conditions that produce high laccase enzyme activity. Circumstances that produce high enzyme activity are recommended to be applied to the biodelignification process. The cellulose obtained can then be purified and can be derivatized for the manufacture of excipients of pharmaceutical preparations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Arya Thayeb
"ABSTRAK
Penggunaan serat alam Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai penguat dalam komposit polimer terus digalakkan sebagai alternatif bahan baku yang murah dan berlimpah. Namun, sifat hidrofilik yang dimiliki oleh serat alam TKKS akibat kandungan lignin dan hemiselulosa menyebabkan TKKS memiliki kompabilitas yang rendah dengan matriks polimer yang digunakan. Proses bleaching merupakan metode modifikasi permukaan yang bertujuan untuk meningkatkan sifat hidrofobisitas dari serat TKKS. Potensi penggunaan Hidrogen Peroksida (H2O2­) sebagai bleaching agent dalam larutan alkali menunjukan kemampuan untuk menghilangkan kandungan lignin, hemiselulosa, dan impuritas yang berada pada permukaan serat alam TKKS. Perubahan sifat permukaan TKKS kemudian diteliti menggunakan pengujian sudut kontak dengan metode sessile drop test, SEM, dan FTIR. Tegangan permukaan dari TKKS tanpa perlakuan menunjukan angka 35.18 dynes/cm dan meningkat menjadi 32.33 dynes/cm setelah dilakukan bleaching mengindikasikan adanya peningkatan sifat hidrofobik dari serat TKKS. Selain itu, analisis kuantitatif nilai dispersi menggunakan metode perhitungan statistik skewness ratio dan coefficient of variation menunjukan adanya kecenderungan peningkatan distribusi ukuran serat dari TKKS hasil bleaching. Nilai koefisien variasi yang menurun dari 1.40 menjadi 1.20 setelah perlakuan bleaching menunjukan kondisi distribusi serat TKKS yang lebih seragam. Selain itu, nilai skewness ratio serat TKKS hasil bleaching menunjukan peningkatan nilai dari 1.98 menjadi 2.13 mengindikasikan bahwa serat yang mengalami aglomerasi semakin sedikit. Sedangkan, pada perhitungan Nearest Neighbor Index (NNI), adanya penurunan nilai NNI dari 0.42 pada serat TKKS tanpa perlakuan menjadi 0.32 pada serat hasil perlakuan mengindikasikan meningkatnya kecenderungan serat TKKS untuk mengalami clustering.

ABSTRACT
The use of Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB) fibers as reinforcement in polymer composites continues to be promoted as an alternative to man-made fiber because of its inexpensive and abundant quantity. However, the hydrophilic nature of natural OPEFB fibers due to lignin and hemicellulose content causes OPEFB to have low compatibility with the common polymer matrix like polypropylene. Bleaching as a surface modification method is used to improve the of OPEFB fibers. The potential use of Hydrogen Peroxide (H2O2) as a bleaching agent in an alkaline solution shows the ability to eliminate lignin, hemicellulose, and impurities that are present on the surface of the natural OPEFB fibers. Changes in the surface properties of OPEFB are then examined using contact angle testing using sessile drop method, SEM, and FTIR analysis. The surface tension of the OPEFB without treatment shows the number as high as 35.18 dynes/cm and decreases to 32.33 dynes/cm after bleaching treatment, indicates an increase in the nature of the OPEFB fibers. In addition, quantitative analysis of dispersion values ​​using the statistical calculation method of skewness ratio and coefficient of variation showed tendency of increasing uniformity of size distribution on OPEFB fiber after bleaching treatment. The coefficient of variation decreased from 1.40 to 1.20 after the bleaching treatment showed a more uniform condition of the OPEFB fiber size distribution relative to its average size. In addition, the skewness ratio of post-bleaching OPEFB fibers shows an increase in value from 1.98 to 2.13 indicating that the agglomeration of fiber is getting sparse. Whereas, in the calculation of Nearest Neighbor Index (NNI), a decrease in the value of NNI from 0.42 on untreated OPEFB fibers to 0.32 on treated fibers indicates an increase in the tendency of OPEFB fibers to experience clustering.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Over the years, there has been immense progress in every area of lignin science. This title discusses commonly used chemical degradation methods, spectroscopic methods, studies of isolated lignins and lignin in situ, and polymer properties related to thermal stability and molecular motion of lignin in the solid state"
New York: CRC Press, 2010
572.566 82 LIG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>