Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Putriana
"Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan tempat melakukan segala upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Namun, di fasilitas pelayanan kesehatan dapat menjadi sumber penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam upaya preventif adalah dengan cara memberikan edukasi terkait bagaimana cara membuang sampah obat dengan bijak, baik dan benar. Faktor yang perlu diperhatikan saat pembuangan obat adalah persiapan lokasi pembuangan obat. Puskesmas memiliki kewajiban untuk melakukan pengelolaan limbah farmasi. Pengelolaan limbah farmasi dapat dilakukan secara mandiri maupun bekerjasama dengan pihak ketiga berizin. Pengelolaan limbah farmasi berupa obat rusak dan kadaluarsa di puskesmas berdasarkan jenis sediaan dan karakteristiknya. Gema cermat merupakan kegiatan untuk mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar serta meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan memusnahkan obat secara tepat dan benar sehingga meningkatkan penggunaan obat secara rasional. Dampak negatif dari hal ini adalah kesalahan dalam menggunakan hingga membuang limbah obat. DAGUSIBU bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan obat dengan benar. Minimnya rasa ingin tahu masyarakat terkait pengelolaan obat mulai dari mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat secara benar sangatlah berbahaya.

Health service facilities are places where all health service efforts can be carried out, whether promotive, preventive, curative or rehabilitative. However, health care facilities can be a source of disease transmission and allow environmental pollution. One of the efforts that can be made as a preventive measure is by providing education regarding how to dispose of medicinal waste wisely, properly and correctly. The factor that needs to be considered when disposing of drugs is the preparation of the drug disposal location. Community Health Centers have an obligation to manage pharmaceutical waste. Pharmaceutical waste management can be carried out independently or in collaboration with licensed third parties. Management of pharmaceutical waste in the form of damaged and expired medicines at community health centers based on the type of preparation and its characteristics. Echo careful is an activity to create concern, awareness, understanding and skills in the community in using medicines appropriately and correctly as well as increasing people's independence in selecting, obtaining, using, storing and disposing of medicines appropriately and correctly so as to increase the rational use of medicines. The negative impact of this is errors in using and disposing of drug waste. DAGUSIBU aims to provide public understanding and awareness of the correct use of drugs. The lack of public curiosity regarding drug management, starting from obtaining, using, storing and disposing of drugs correctly, is very dangerous.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca Yolanda
"Tingginya persediaan produk farmasi di rumah sakit di Indonesia sering mengalami kadaluwarsa. Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu standar pelayanan kesehatan rumah sakit yang harus diikuti. Proses manajemen persediaan farmasi yang diadopsi rumah sakit saat ini mengalami masalah persediaan dan kesulitan komunikasi data. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan aliran informasi dan proses manajemen persediaan produk farmasi melalui implementasi konsep Vendor Managed Inventory (VMI) berbasis Internet of Things (IoT). Business Process Reengineering (BPR) dan Structured System Development (SSD) digunakan dalam penelitian ini. SSD terdiri dari tahapan pembuatan Entity Relationship Diagram (ERD), Tabel Relational, use case diagram, dan Data Flow Diagram (DFD) untuk proses perbaikan. Terdapat lima rancangan skenario perbaikan yang kemudian disimulasikan menggunakan software iGrafx. Skenario terbaik yang dapat dipertimbangkan rumah sakit dalam melakukan perbaikan adalah skenario kelima dengan tingkat efisiensi waktu terbesar yaitu 95.64% melalui penerapan kombinasi antara konsep VMI, Teknologi IoT dalam bentuk QR Code atau RFID Tag, dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Waktu siklus manajemen persediaan farmasi yang sebelumnya memakan waktu 177 jam mengalami perubahan menjadi 8 jam.

High number of pharmaceutical product in Indonesian hospital are prone to expiration problem. Pharmaceutical service is one of the hospital health service standards that must be followed. Medicines inventory management process adopted by the hospital is currently have difficulties in inventory and data communication. The purpose of this study is to design an improvement of information flow and process for medicines inventory management through Vendor Managed Inventory (VMI) supported with Internet of Things (IoT). Business Process Reengineering (BPR) and Structured System Development SSD used in this study. Four stages of SSD consist of structuring Entity Relationship Diagram ERD, tabel relational, use case diagram, and Data Flow Diagram DFD for improvement process. This study proposed five improvement scenarios simulated using iGrafx. The best scenario for hospital to consider in conducting improvement is the intervention of VMI, IoT technology in the form of QR Code or RFID Tag, and Hospital Management Information System SIMRS development. The proposed model resulted on medicines inventory management time efficiency to 95.64%, which previously took 177 hours to 8 hours"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library