Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Lumpur minyak merupakan limbah yang berasal dari kegiatan hulu dan kegiatan hilir industri migas. Saat ini, diperkirakan 10.000 ton/tahun Iumpur minyak dihasilkan dari seluruh kegiatan hilir Pertamina yang tersebar di berbagai lapangan, Unit Pengolahan dan Depot-depot penimbunan di seluruh Indonesia.

Sejak dikeluarkannya PP No.l9/1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, lumpur minyak hasil kegiatan industri migas dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3 ). Oleh karena itu lumpur minyak harus diolah sesuai persyaratan yang berlaku sebalum dibuang/ditimbun, agar tidak rnembahayakan Iingkungan.

Melihat volume lumpur minyak yang dihasilkan industri migas per tahun di Indonesia culcup tinggi, sedangkan sesuai PP No.19/ 1994 Iumpur minyak dikategorikan sebagai limbah B3, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap limbah Iumpur minyak Penelitian mencakup pengolahan lumpur minyak untuk mengurangi kadar B3 nya dan mencari kemungkinan pemanfaatannya.

Dengan keterbatasan peralatan yang ada di Iaboratorium TGP, penulis telah melakukan pemisahan lumpur minyak MFO dad UPPDN LII Pertamina dengan menggunakan metode filtrasi hampa udara. Agar proses pemisahan dapat berlaugsung, terlebih dahulu lumpur minyak dicampur dengan kerosin untuk menunmkan kekentalan lumpur minyal-L Dari basil pengamatan, ternyata pencampuran Iumpur minyak dan kerosin dengan komposisi 1:2 adalah yang terbaik.

Filtrat basil pemisahan selanjutnya dianalisis di laboratorium Lemigas unmk diketahui spesifikaslnya. Ringkasan hasil analisis sebagai berikut :

Temyata, filtrat lumpur minyak MFO memiliki spesifikasi yang menyerupai kerosin walau dengan beberapa kekurangan seperti tingginya titik nyala, kadar air yang culcup besar dan wamanya yang hitam. Namun demikian mengingat spesifikasinya yang menycrupai kerosin, filtrat Iumpur minyak MPO mungkin dapat dirnanfaatkan sebagai bahan bakar industri kecil.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikratannisa Nadhirah
Abstrak :
Nanokomposit CaO−Fe3O4/Al2O3 berhasil disintesis untuk pembuatan biodiesel menggunakan limbah minyak goreng yang didukung dengan karakterisasi menggunakan instrumen FTIR, XRD, SEM, BET, dan TEM pada nanokomposit CaO−Fe3O4/Al2O3. Persentase produk optimum sebesar 91,17% menggunakan nanokomposit CaO−Fe3O4/Al2O3 dengan CaO yang dikalsinasi pada suhu 900 °C, rasio massa CaO/Fe3O4 2:1, dan rasio massa CaO/Fe3O4 : Al2O3 (1:1) dengan waktu reaksi 2 jam, jumlah katalis 3%, rasio methanol terhadap minyak (9:1). Kandungan asam lemak pada biodiesel dianalisa menggunakan GC-MS dan sifat fisik biodiesel hasil sintesis sesuai standar SNI dan ASTM dengan massa jenis 0,8852 g/mL, kadar asam lemak bebas 0,0346%, dan angka asam sebesar 0,6885 mg/KOH/g. Studi kinetika reaksi mengikuti pseudo orde pertama dengan hukum laju reaksi v =k[TGA]=0,0117 menit^(-1) (TGA)dengan nilai konstanta laju reaksi 0,0117 menit-1. ......CaO−Fe3O4/Al2O3 nanocomposites were successfully synthesized for biodiesel production using waste cooking oil supported by characterization using FTIR, XRD, SEM, BET, and TEM instruments on CaO−Fe3O4/Al2O3 nanocomposites. The optimum product percentage was 91.17% using CaO−Fe3O4/Al2O3 nanocomposite with CaO calcined at 900°C, CaO/Fe3O4 mass ratio of 2:1, and CaO/Fe3O4 mass ratio: Al2O3 (1:1) with reaction time of 2 hours, catalyst amount of 3%, methanol to oil ratio (9:1). The physical properties of the synthesized biodiesel were in accordance with SNI and ASTM standards with a density of 0.8852 g/mL, a free fatty acid content of 0.0346%, and an acid number of 0.6885 mg/KOH/g. The reaction kinetics study follows the first-order pseudo with the reaction rate law v =k[TGA]=0,0117 menit^(-1) with a reaction rate constant value of 0.0117 min-1.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsham Vilia
Abstrak :
ABSTRAK
Riset ini melakukan pengolahan dengan menggunakan proses ozonasi dan demulsifikasi dengan harapan memperoleh kembali sisa-sisa minyak yang terperangkap dalam lumpur. Setelah dilakukan pengujian bottle test didapatkan hasil antara lain: perolehan minyak 9 %, laju sentrifugasi 2761 rpm, waktu optimum 2 jam, suhu optimum 600C, dosis optimum 10000 ppm, hasil TPH air 169,9 mg/L dan hasil TPH lumpur 16,47 %. Hasil ozonasi lumpur dengan lumpur tidak diozonisasi ditemukan banyak senyawa hidrokarbon yang terdegradasi, hal ini dapat terlihat dari perbedaan peak fingerprint gas kromatografi untuk masingmasing sampel. Air dari proses ini dapat dimasukkan ke fasilitas produksi untuk pengolahan lebih lanjut. Sedangkan untuk lumpur minyak harus diulang kembali dengan demulsifikasi dan ozonasi hingga didapat TPH lumpur menjadi 1 %.
Abstract
This research will try to recover the oil with ozonation and demulsification which purpose to recover oil traps in sludge . Bottle test result are: oil recovery 9 %, centrifuge velocity 2761 rpm, settling time 2 hours, optimum temperature 600 C, optimum dosage 10000 ppm, water TPH 169,9 mg/L and sludge 16,47%. Qualitative test result to ozonized sludge show degraded hydrocarbon, it can be looked on the difference peak from gas chromatography finger print for each sample. Water from this process can be follow up to production facility. Oil sludge should be reprocess again with demulsifier and ozonator treatment until TPH sludge become 1 %.
2012
T30432
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irhami Werda Sudana
Abstrak :
Pada penelitian ini, nanokomposit Alginat-CMC/Fe3O4/CaO telah berhasil disintesis dan didukung dengan karakterisasi FTIR diperoleh bilangan gelombang 573 cm-1 dan 423 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur Fe-O dan Ca-O, dengan XRD diperoleh puncak gabungan dari biopolimer Alginat-CMC dan Fe3O4/CaO, dan SEM-Mapping diperoleh Fe3O4/CaO berbentuk bulat yang tersebar secara merata pada permukaan alginat-CMC dan TEM diperoleh diameter berkisar 16.193 nm. Biopolimer alginat-CMC berperan sebagai pendukung dari katalis Fe3O4/CaO. Nanokomposit digunakan sebagai katalis untuk produksi biodiesel dari WCO melalui reaksi transesterifikasi diperoleh kondisi terbaik dengan rasio massa CaO terhadap Fe3O4 (1:2), rasio massa antara Fe3O4/CaO terhadap Alginat-CMC (2:2), jumlah katalis terbaik 0.9%wt dan reaksi selama 120 menit dari WCO menjadi biodiesel dengan yield sebesar 89.27%. Sifat fisik dari metil ester sesuai dengan SNI dan ASTM D6751 dengan massa jenis (40°C) 0.890 g/ml, FFA 0,254 % dan bilangan asam 0,542 mgKOH/g. Hasil karakterisasi biodiesel dengan GC-MS diperoleh metil ester dengan kelimpahan relatif terbesar adalah 9-octadecenoic acid (Z)-methyl ester. Studi kinetika reaksi mengikuti pseudo - orde pertama dengan hukum laju reaksi v = k[WCO] dengan nilai konstanta laju reaksi 0.0152 menit-1. ......In this study, Alginate-CMC/Fe3O4/CaO nanocomposite were successfully synthesized and supported by FTIR characterization, obtained wave numbers of 573 cm-1 and 423 cm-1 showing strain vibrations of Fe-O and Ca-O, with peak XRD obtained the combination of Alginate-CMC and Fe3O4/CaO, and SEM-Mapping obtained a rounded Fe3O4/CaO composite that was evenly distributed on the surface of the alginat-CMC and TEM obtained an diameter size of about 16.193 nm. The Alginate-CMC as a support material for the Fe3O4/CaO catalyst. Nanocomposite are used as catalysts for biodiesel production from waste cooking oil through transesterification reactions, the best conditions are obtained with the mass ratio of CaO to Fe3O4 (1:2), Fe3O4/CaO to Alginate-CMC (2:2), the amount of catalyst is 0.9wt% and reaction for 120 minutes with yield is 89.27%. Physical properties of methyl ester according to the SNI and ASTM D6751 obtained a density (40°C) of 0.890 g/ml, FFA 0.254% and an acid number of 0.542 mgKOH/g. The results of biodiesel characterization by GC-MS obtained the methyl ester with the largest relative abundance is 9-octadecenoic acid (Z)- methyl ester. The study of reaction kinetics followed the first pseudo-order with the law of reaction rate v = k[WCO] with a constant value of reaction rate 0.0152 minutes-1.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Afandi
Abstrak :
Limbah minyak bumi (oily Sludge) merupakan bitumen industri yang berasal dari Lumpur (sludge) pengilangan yang dapat digunakan sebagai bahan baku cat berbitumen yang diharapakan tahan terhadap lingkungan yang mengandung asam, basa, panas, dan air. Untuk mengetahui manfaat sludge tersebut pada aplikasi proses pelapisan material (coating) maka dilakuakan penelitian pada skala laboratorium. Penelitian ini menyangkut pengujian karakteristik bahan cat pelapis pada berbagai komposisi yang antara lain menggunakan bahan-bahan berupa resin, talk, lilin, aspal dan pelarut toluena. Pengujian yang dilakukan antara lain: ketahanan korosi berupa uji kabut garam, curing 150° C, uji ekspos atmosferik serta uji daya lekat dengan paint adhesion tester. Kemampuan lapis-ulang (recoatabilily) dari bahan cat tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dengan baik. Di samping itu pula ketahanan panasnya dapat ditinbgkatkan secara signifikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kadar sludge akan meningkatkan ketahanan pelepuhan rata-rata 15 % per 20 gram kenaikan kadar sludge dari 100 gram sampai dengan 120 gr. Namun peningkatan kadar sludge dari 120 gram sampai dengan 140 gram cenderung menurunkan daya rekat sekitar 30% per 20 gram kenaikan kadar sludge. Peningkatan sludge/resin akan menurunkan nilai ketahanan korosi dan pelepuhan. Rasio komposisi minimum sludge : resin yaitu 140:40 menunjukan nilai ketahanan korosi dan nilai ketahanan pelepuhan masing-masing sebesar 8(10 adalah nilai terbaik), sedangkan rasio komposisi maksimum sludge resin yaitu 100: 80 menunjukan nilai ketahanan pelepuhan sebesar 9 (10 adalah nilai terbaik). Ketahanan panas dapat ditingkatkan secara signifikan yaitu sekitar 35% per 20 gram peningkatan resin.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Afandi
Abstrak :
Limbah minyak bumi (oily Sludge) merupakan bitumen industri yang berasal dari Lumpur (sludge) pengilangan yang dapat digunakan sebagai bahan baku cat berbitumen yang diharapakan tahan terhadap lingkungan yang mengandung asam, basa, panas, dan air. Untuk mengetahui manfaat sludge tersebut pada aplikasi proses pelapisan material (coating) maka dilakuakan penelitian pada skala laboratorium. Penelitian ini menyangkut pengujian karakteristik bahan cat pelapis pada berbagai komposisi yang antara lain menggunakan bahan-bahan berupa resin, talk, lilin, aspal dan pelarut toluena. Pengujian yang dilakukan antara lain: ketahanan korosi berupa uji kabut garam, curing 150° C, uji ekspos atmosferik serta uji daya lekat dengan paint adhesion tester. Kemampuan lapis-ulang (recoatabilily) dari bahan cat tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dengan baik. Di samping itu pula ketahanan panasnya dapat ditinbgkatkan secara signifikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kadar sludge akan meningkatkan ketahanan pelepuhan rata-rata 15 % per 20 gram kenaikan kadar sludge dari 100 gram sampai dengan 120 gr. Namun peningkatan kadar sludge dari 120 gram sampai dengan 140 gram cenderung menurunkan daya rekat sekitar 30% per 20 gram kenaikan kadar sludge. Peningkatan sludge/resin akan menurunkan nilai ketahanan korosi dan pelepuhan. Rasio komposisi minimum sludge : resin yaitu 140:40 menunjukan nilai ketahanan korosi dan nilai ketahanan pelepuhan masing-masing sebesar 8(10 adalah nilai terbaik), sedangkan rasio komposisi maksimum sludge resin yaitu 100: 80 menunjukan nilai ketahanan pelepuhan sebesar 9 (10 adalah nilai terbaik). Ketahanan panas dapat ditingkatkan secara signifikan yaitu sekitar 35% per 20 gram peningkatan resin.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T.14.03.06 / Afa / k
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Maya Sari
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang pengaturan hukum tentang pertanggungjawaban perdata dan pembebanannya dalam hal terjadi pencemaran laut yang bersumber dari pembuangan (dumping) limbah minyak dari kapal tanker ke laut, yang ditinjau dari berbagai instrumen hukum yang terkait baik konvensi internasional dan protokol turunannya maupun produk hukum nasional. Skripsi ini melalui penelitian yuridis normatif dengan metode analisis kualitatif, mengkaji sebuah kasus pencemaran laut yang terjadi di Balikpapan pada tahun 2004 silam yang bersumber dari pembuangan limbah minyak berupa oil sludge dari Kapal Tanker MT Panos G ke Teluk Balikpapan yang ditinjau dari Protocol 1992 of Civil Liability Convention 1969 for Oil Pollution Damage dan berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait, diantaranya UU No.23 Tahun 1997 dan UU No.32 Tahun 2009. Selain itu, skripsi ini juga menganalisis putusan sela yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Balikpapan atas gugatan Pemkot Balikpapan dalam kasus pencemaran tersebut serta mengidentifikasi sistem channelling liability sebagaimana yang diatur dalam regime CLC 1969/Protocol 1992 yang dianut oleh beberapa instrumen hukum nasional. Hasil dari penelitian ini menyarankan agar dibuatnya sebuah pengaturan khusus dan komprehensif mengenai dumping ke laut yang dapat mengikuti regime Protocol 1996 London Dumping Convention, diciptakannya harmonisasi pengaturan hukum mengenai pembebanan tanggung jawab perdata (channelling liability) yang dapat mencakup semua ruang lingkup pencemaran laut yang bersumber dari minyak dan limbahnya, dilakukannya amandemen Protocol 1992 CLC dengan memperluas ruang lingkup (definisi) minyak agar mencakup juga residual oil. ...... This thesis discusses the regulation concerning civil liability and its imposition in a marine pollution originating from disposal (dumping) of oil waste from the tanker into the sea, reviewed by various relevant legal instruments, both conventions and their derivative protocols and also national legislations. This thesis, through a juridical normative research by qualitative analysis method, examines a case of marine pollution occured in Balikpapan in 2004 which was resulted from oil sludge dumping from the MT Panos G oil tanker into The Balikpapan Bay, reviewed by Protocol 1992 of Civil Liability 1969 for Oil Pollution Damage and various relevant legislations, including Law Number 23 of 1997 Concerning Environmental Management and Law Number 32 of 2009 Concerning Protection and Management of Environment. In addition, this thesis analyzes the interlocutory decision issued by District Court of Balikpapan for the lawsuit of Balikpapan Government in that case, and also identifies the channelling liability system as regulated in CLC 1969/Protocol 1992 which was adopted by some national legal instruments.The results of this thesis suggest that a special and comprehensive enactment is needed concerning dumping into the sea which can adopt the regime of Protocol 1996 London Dumping Covention, a unification of regulations concerning the channelling liability covering the entire scope of marine pollutions originated from oil and its wastes, an ammendment to Protocol 1992 CLC by extending the scope (definition) of oil in order to include residual oil.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S46334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melfin Fridayanty Hia
Abstrak :
ABSTRAK
Pengurangan kadar amonia pada limbah minyak PT. Chevron, Duri dilakukan dengan metode elektrolisis. Kondisi optimum didapatkan dengan melakukan elektrolisis larutan amonium sulfat di berbagai pH pada potensial 0,6V; 1,5V; dan 2V. Penambahan NaCl pun dilakukan pada elektrolisis amonium sulfat. Hasil percobaan menunjukkan elektrolisis amonium sulfat pada pH 10 menggunakan potensial 2V dan ditambahkan NaCl memiliki penurunan hingga 67,48%. Akan tetapi, kondisi optimum ini tidak diterapkan pada limbah minyak karena kadar amonia di dalam limbah minyak terlalu kecil. Elektrolisis amonia dalam limbah minyak dilakukan pada pH 8 tanpa penambahan NaCl dengan potensial sebesar 2V. Penurunan kadar amonia pada limbah minyak mencapai 61,81%.
ABSTRACT
The removal of ammonia levels in the oil waste PT. Chevron, Duri was done by electrolysis method. The optimum conditions were obtained by the electrolysis of ammonium sulphate solution at various pH at some potential of 0,6V; 1,5V; and 2V. The amount of NaCl addition was also varied on the electrolysis of ammonium sulphate. The experimental results showed that at pH 10 using the potential of 2V and the present of NaCl had decreased the amount of ammonia content as much as 67,48%. However, these optimum conditions were not applied to the oil waste because ammonia levels in the waste oil was too small. The electrolysis of ammonia in the oil waste was performed at pH 8 without the addition of NaCl with a potential of 2V. Decreased levels of ammonia in the waste oil reached 61,81%.
2016
S65844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gian Djohan Junior
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian ini detergen cair dalam bentuk nanofluida disintesis dari surfaktan metil ester sulfonat (MES) dengan bahan baku minyak jelantah dan nanopartikel ZnO. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh detergen ramah lingkungan dengan stabilitas dan kinerja yang optimum. Minyak jelantah difiltrasi untuk menghilangkan kotoran yang dapat disaring kemudian kandungan asam lemak bebas (ALB) pada minyak jelantah dikurangi dengan menambahkan NaOH pada proses netralisasi. Kemudian dilakukan bleaching dengan variasi konsentrasi massa karbon aktif 5%, 10%, 15%, 20% untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas dan mendapatkan warna minyak jelantah yang lebih cerah mendekati warna minyak komersil. Minyak jelantah dan metil ester dikarakterisasi menggunakan GC-MS untuk mengetahui komposisi yang terkandung didalamnya. MES disintesis dengan melakukan sulfonasi pada metil ester menggunakan natrium bisulfit (NaHSO3). Hasil sulfonasi kemudian dipurifikasi dengan variasi konsentrasi methanol 10%, 20%, 30%, 40% dan dilanjutkan dengan netralisasi hingga pH 7. Karakterisasi MES menggunakan spektrofotometer FTIR untuk melihat ikatan kimia yang terdapat pada MES. Detergen cair dihasilkan dengan menambahkan 0,1% nanopartikel ZnO dan aquades kedalam MES dengan variasi konsentrasi massa 10,0%; 12,5%; 15,0%. Bleaching menggunakan 20% karbon aktif menghasilkan warna minyak jelantah paling cerah dan penurunan kadar ALB sekitar 31% dengan ALB akhir 0,6%. Purifikasi MES dengan 40% metanol menghasilkan surfaktan dengan tegangan permukaan terbaik sekitar 34 dyne/cm. Detergen cair dengan kualitas terbaik didapatkan pada konsentrasi MES 15% dengan stabilitas sekitar 88%, kemampuan pengangkatan kotoran sekitar 65%, dan kemampuan degradasi kotoran 82%.
ABSTRACT
The environmentally friendly anionic surfactant methyl ester sulfonate (MES) was synthesized from waste cooking oil (WCO). MES was combined with ZnO nanoparticles, producing nanofluidic detergent. Free fatty acid (FFA) in WCO was reduced by adding NaOH solution, while other impurites, such as food residues, were removed by means of filtration. Bleaching was also performed using activated carbon at various concentrations of 5%;10%;15%;20%wt. The purified cooking oil then underwent transesterification with oil-methanol molar ratio of 1:9. The as-produced methyl ester and WCO were analyzed using GC-MS to confirm their composition. Sulfonation was then performed by adding sodium bisulfite (NaHSO3) to produce MES surfactant.The product was then purified using methanol of various concentrations of 10%, 20%, 30%, 40%v/v. Finally, NaOH solution was added to neutralize the synthesized MES, and FTIR analysis was subsequently performed to scrutinize its chemical bonding properties. Combined with ZnO nanoparticles, nanofluidic detergent was producedat various MES concentrations of 10.0%, 12.5%, 15.0%wt. In this work, we establishedthe optimum condition for bleaching process beingin the use of 20% activated carbon,causing WCO color to alter from dark brown to light yellow while promotingsignificant reduction of FFA was about 31% with FFA final 0.6%. We also found that purification of MES using 40%v methanol results in surfactant with adequately low surface tension of 33.6 dyne/cm. Liquid detergent comprising of 15% MES concentration and 0.1% ZnO nanoparticles exhibit notable stability was about 88%, while retaining 65% stain removal as well as 82%.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>