Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tresnawulan Nugrahayu
Abstrak :
Telah dilakukan studi pendahuluan tentang infeksi human T-cell leukemia virus, type I (HTLV-1) di antara penderita leukemia/limfoma dan individu sehat normal di Jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui frekuensi infeksi HTLV-1 pada kedua kelompok tersebut. Penelitian dilakukan dengan teknik aglutinasi pasif untuk mendeteksi antibodi anti-HTLV-1 pada serum 50 penderita leukemiallimfoma dan 39 individu sehat normal. Pada kelompok penderita leukemia/limfoma ditemukan antibodi anti-HTLV-1 pada 2 orang (4%) dari 50 orang yang diteliti, sedangkan pada kelompok individu sehat normal tidak ditemukan antibodi anti-HTLV-1 (0%) dari 39 orang yang diteliti. Dari uji x! diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hasil uji aglutinasi pasif antara kelompok penderita leukemia/limfoma dengan kelompok individu sehat normal (a> 0,01 ). Dua seropositif yang ditemukan pada penelitian ini merupakan kasus sporadik sehingga dapat disimpulkan bahwa Jakarta bukan daerah endemik bagi infeksi HTLV-1.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noorwati Sutandyo
Abstrak :
ABSTRAK
Limfoma komposit merupakan penyakit yang jarang terjadi. Limfoma komposit merupakan dua atau lebih tipe limfoma berbeda yang terjadi pada satu lokasi anatomi, baik secara bersamaan maupun sekuensial. Proses diagnostik limfoma komposit memiliki tantangan tersendiri dan sampai saat ini belum ada panduan khusus mengenai tata laksana limfoma komposit. Tulisan ini melaporkan sebuah kasus, pasien wanita 36 tahun dengan limfoma komposit yang terdiri dari limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin yang terjadi sekuensial.
Jakarta: Bidang Penelitian dan Pengembangan Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
610 JPDI 5:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cok Ratih Kusumawardhani
Abstrak :
Limfoma Maligna adalah penyakit kanker atau keganasan yang berasal dari sistem
limfatik dan imunitas tubuh. Kanker ini bersifat heterogenitas yang menyebabkan
kelainan umum berupa pembesaran kelenjar limfe, spelnomegali, hepatomegali dan
kelainan sum-sum tulang. Manifestasi klinis dari penyakit ini salah satunya yaitu
menimbulkan gejala sistemik berupa hipertermia intermitten atau demam yang
berkepanjangan. hipertermia pada Limfoma Maligna disebabkan oleh pelepasan sitokin,
faktor interleukin-2, dan interleukin-6, atau zat kimia yang di picu dari sel kanker, sel
mononuclear yang menginfiltrasi di sekitarnya, atau dari peradangan sekunder akibat
reaksi nekrosis sel kanker. Kondisi ini dapat menyebabkan pasien mengalami dehidrasi
karena kehilangan cairan tubuh. Perawat sebagai tenaga medis profesional memiliki
peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien, salah satunya adalah memenuhi
kebutuhan dasar terkait cairan. Manajemen cairan pada pasien Limfoma maligna
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan, mencegah atau mengurangi dehidrasi, dan
menyeimbangkan suhu tubuh. Intervensi yang dilakukan perawat yaitu monitoring
status hidrasi, mengatur intake cairan oral klien, mengukur balance cairan, dan
memantau nilai elektrolit, dan hematokrit. Sedangkan intervensi kolaboratif yaitu
dengan terapi cairan yang mengandung koloid dan kristaloid, dan penggunaan obat
antipiretik yang diresepkan. Manajemen cairan yang baik dan optimal diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan cairan pasien limfoma maligna dengan hipertermia.
Malignant lymphoma is a cancer or malignancy from the lymphatic system and body
immunity. This cancer is heterogeneous which causes general abnormalities form the
node of lymph, splenomegaly, hepatomegaly and bone marrow abnormalities. One of
the clinical manifestations is systemic symptoms such as intermittent hyperthermia or
prolonged fever. Hyperthermia in Malignant Lymphoma is caused by the release of
cytokines, interleukin-2, and interleukin-6, or triggered chemicals from cancer cells,
mononuclear cells that infiltrate around it, or from secondary inflammation due to
reaction of cancer cell necrosis. This condition can make a patients to become
dehydrated due to loss of body fluids. Nurses as medical professionals have an
important role in meeting the basic needs of patients. Fluid management in patients
Malignant lymphoma aims to meet fluid needs, prevent or reduce dehydration, and
balance body temperature. Interventions conducted by nurses are monitoring status
hydration, regulating the client's oral fluid intake, measuring fluid balance, and
monitoring electrolyte and hematocrit values. While collaborative intervention is by
treating fluid containing colloids and crystalloids, and using prescribed antipyretic
drugs. Optimal fluid management is expected to Sufficient the fluid of malignant
lymphoma patients with hyperthermia

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kusna Sudhari Riyanta
Abstrak :
ABSTRAK Penyakit kanker merupakan Salah satu penyakit yang termasuk paling banyak meminta korban, di negara-negara telah maju satu dari lima kematian disebabkan oleh kanker. Penyakit kanker limfoma malignum merupakan Salah satu penyakit keganasan hematologik dan dibedakan dalam 2 golongan besar yaitu; penyakit Hodgkin dan limfoma non Hodgkin (LNH). Protokol pengobatan pada penyakit LNH, disesuaikan dengan jenis limfoma, tingkat penyakit dan tingkat keganasannya. Pemberian kemoterapi agresif dosis tinggi memerlukan perhatian dan keterampilan pemantauan efek samping, maupun efek toksik hematologik. Untuk melihat efektivitas pengobatan sebaiknya dilakukan pemantauan kondisi imun tubuh penderita, sebelum, selama dan sesudah pengobatan. Hasil pengamatan tersebut menimbulkan pemikiran, untuk melakukan penelitian mengenai status imunitas selular penderita LNH sebelum, pada pertengahan dan sesudah kemoterapi terakhir. Rancangan penelitian dilakukan secara clinical Trial dengan menggunakan disain Cohort Prospective dengan kelompok kontrol relawan normal sebagai pembanding. Setiap penderita LNH diambil darah tepi dalam 3 tahap; perlakuan P1 sebelum kemoterapi, P2 pada pertengahan kemoterapi dan P3, 3 minggu setelah kemoterapi terakhir. Setiap sampel dari kelompok kontrol maupun perlakuan dilakukan pemeriksaan; darah tepi lengkap, petanda imunologik dan kultur transformasi limfosit. Hasil dan Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan imunitas selular secara kuantitatif dan kualitatif pada penderita LNH; sebelum kemoterapi terjadi penurunan imunitas selular yang sangat bermakna (P<0,01), dan adanya defisiensi imunitas selular. Pada pertengahan kemoterapi (9 minggu setelah mendapat pengobatan), terjadi penurunan lagi sistem imunitas selular yang sangat bermakna (P<0,01), namun ratio sel T penolong/ T penekan dalam batas normal. Selanjutnya 3 minggu setelah kemoterapi terakhir terjadi peningkatan sistem imunitas selular, tidak adanya perbedaan bermakna (P>0,05), dalam hal ini imunitas selular secara kuantitatif maupun kualitatif menunjukkan peningkatan.
ABSTRACT Cancer is disease with a very high mortality rate, in develoved countries causing one out of every five deaths. Malignant lymphoma is a hematologic malignancy and can be divided into two categories, i.e., Hodgkin?s and non Hodgkin?s (NHL) type. The treatment regimen for NHL depends on the type of histology, stage of disease and degree of malignancy. High-dose aggressive chemotherapy needs special attention with regard to monitoring of side-effects and hematologic toxicity, and requires a high degree of clinical skill. To assess the efficacy of treatment it is best to know the immunological status of the patients, before, during, and after chemotherapy. These observations prompted this investigation in assessing cellular immunity status among non Hodgkin's lymphoma patients, before, during, and after last chemotheray with cyclophosphamide, doxorubicin, vincristine and prednison. This investigation was conducted as a clinical trial using the cohort prospective design with a control group consisting of healthy volunteers. Peripheral blood was drawn from each NHL patient in three phases: Pl before chemotherapy, P2 during chemotherapy, and P3 for the period of three weeks after the last chemotherapy. Each blood sample from the study and control groups also underwent complete hemogram, immunophenotyping, and lymphocyte transformation studies. Results and Conclusions This study shows qualititative and quantitative cellular immunity status of the NHL patient studied, which revealed that before chemotherapy there was statistically very significant decrease in cellular imunity (P<0,01), and a cellular immune deficiency. During chemotherapy (9 weeks after treatment), there was another very significant decrease in cellular immunity (P<0,01), although the T helper/T suppressor ratio was within normal limits. Three weeks after the last chemotherapy there was a statistically insignificant increase (P>0,05), in cellular immunity, both quantitatively and qualititatively.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Suksmaningdyah Widyaningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Dermatoglifi adalah gambaran sulur dan p ola sulur yang terdapat pada ujung jari, telapak tangan serta kaki. Pada Denelitian ini telah dilakukan analisis dermatoglifi terhadap penderita limfoma malignum Hodgkin (LH) dan non- Hodgkin (LMNH) yang dibandingkan terhadap kelompok normal. Metode yang digunakan dalam pengambilan gambaran dermatoglifi ujung jari serta telapak tangan, menurut cara yang dilakukan oleh Cummins & Midlo. Dari hasil analisis dermatoglifi terhadap kelompok LH menunjukkan frekuensi pola 'whorl' 40%, 'loop' ulna 56,67%, 'loop ' radial 1,30 dan 'arch' 2%, dengan nilai indeks Dankmeijer 5,0 dan indeks Funithata 68,9. Pada kelomcok LMNE, frekuensi pola 'whorl' 39,46%, 'loop' ulna 56,52%, 'loon' radial 1,34 dan 'arch' 2,68/L, dengan nilai indeks Dankmeijer 6,8 dan indeks Furuhata 68,2. Sedangkan untuk kelompok normal, pola 'whorl' mempunyai frekuensi 37,330A' , 'loop' ulna 60, 'loop' radial 12 dan 'arch' 1,67%, dengan nilai indeks Dankrneijer 4,5 dan indeks Furuhata 61,2. Jumlah rata-rata total triradius ujung jari tangan kelompok LH 14,07,dengan jumlah rata-rata total sulur 160,13 dan besar sudut atd rata-rata 84,53 derajat. Pada kelompok UVINH, jumlah rata-rata total triradius 13,63, jumlah rata-rata total sulur 146,33 dan besar sudut atd rata-rata 86 derajat. Untuk kelompok normal, jumlah rata-rata total triradius 13,63, jumlah rata-rata total sulur 157,33 dan besar sudut atd rata-rata 79,05 derajat. Frekuensi garis lipatan 'simian' pada kelompok LH adalah 6,67% dan lipatan 'Sydney' 26,67%. Pada kelompok LMNH, frekuensi garis lipatan 'simian' dan lipatan 'Sydney' masing-masing 36,67%. Sedangkan pada kelompok normal, frekuensi garis lipatan 'simian 6,67% dan lipatan 'Sydney 3,33%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Derrnatogiifi ujung jari tangan antara kelompok LH, LMNH dengan kelompok normal, tidak menunjukkan perbedaan; (2) Denmatogiifi telapak tangan, yaitu besar sudut atd dan frekuensi garis lipatan telapak tangan antara kelompok LH, LMNH dan normal menunjukkan perbedaan nyata. ABSTRACT
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya
Abstrak :
Karya ilmiah akhir ini merupakan praktik klinik lanjut keperawatan medikal bedah pada kasus keganasan yang terdiri dari pengelolaan kasus utama Leukimia Myeloid Akut dan 30 resume menggunakan pendekatan Model Konservasi Levine, penerapan Evidence Based Nursing EBN penggunaan larutan lidah buaya pada pasien leukemia dan limfoma yang menderita stomatitis akibat kemoterapi serta inovasi keperawatan modifikasi pengkajian Malignant Wound Assessment Tool MWAT . Masalah keperawatan terbanyak yang muncul pada konservasi energi adalah nyeri, konservasi integritas struktural adalah resiko tinggi infeksi, konservasi integritas personal adalah cemas dan konservasi integritas sosial adalah hambatan interaksi sosial. Penggunaan larutan lidah buaya mampu menurunkan stomatitis dan nyeri stomatitis pada pasien leukemia yang mendapatkan kemoterapi. Modifikasi pengkajian MWAT dan asuhan keperawatan pada pasien luka kanker diharapkan mampu meningkatkan asuhan keperawatan yang berkualitas.
This Scientific report was an advanced medical surgical nursing clinical practice of malignancies cases consist one major case of Acute Myeloid Leukemia and 30 summaries using Levine rsquo s Conservation Model, the application of Evidence Based Nursing EBN applying aloe vera solution in patients with leukemia and lymphoma chemotherapy induced mucositis and nursing innovation Malignant Wound Assessment Tool MWAT assessment modification. The majority of nursing problems that arise on energy conservation was pain, in structural integrity conservation was high risk of infection, in personal integrity conservation was anxiety and social integrity conservation was a social interaction impaired. Aloe vera solution was able to reduce mucositis and pain in patients with leukemia that received chemotherapy. MWAT assessment modifications and nursing care in patients with wound cancer might increase the quality of nursing care.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Aurelya Artha Mevia
Abstrak :
Limfoma merupakan jenis keganasan jaringan limfoid sebagai bentuk tumor padat pada jaringan limfoid yang dapat menyebar secara metastasis ke organ lain dan menyebabkan sebuah lesi yang menempati ruang (Space Occupying Lesion/SOL). Lesi yang timbul pada tulang belakang dapat menimbulkan masalah nyeri dan neurologis akibat kompresi saraf tulang belakang. Manifestasi yang timbul tergantung pada tempat kompresi tumor di saraf tulang belakang. Hasil penelitian menunjukan bahwa asal tumor tulang belakang yang paling umum adalah limfoma sebanyak 7,4% dari keseluruhan kasus tumor metastasis ke tulang belakang. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ners ini adalah untuk menganalisis pemberian asuhan keperawatan kolaborasi pemberian terapi Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) dengan kombinasi teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri, masase abdomen dan pemberian minum air putih hangat sebagai manajemen konstipasi, dan latihan rentang gerak aktif-pasif pada pasien tirah baring. Hasil dari karya ilmiah ini menunjukan keefektifan pemberian OAINS dengan kombinasi teknik relaksasi napas dalam dalam penurunan skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Pemberian masase abdomen dan minum air hangat sebagai manajemen konstipasi dapat merangsang peristaltik usus. Latihan rentang gerak aktif-pasif pada pasien dengan tirah baring dapat memelihara tonus otot dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien serta caregiver. Kata kunci: Lesi, Limfoma, Metastasis, Sumsum Tulang Belakang ......Lymphoma is a type of lymphoid tissue malignancy as a form of solid tumor in lymphoid tissue that can spread metastases to other organs and cause a space-occupying lesion (SOL). Lesions that arise in the spine can cause pain and neurological problems due to spinal nerve compression. Manifestations that arise depending on the site of compression of the tumor in the spinal cord. The results showed that the most common origin of spinal tumors was lymphoma as much as 7.4% of all cases of tumor metastases to the spine. The purpose of writing this final scientific paper for nurses is to analyze the provision of collaborative nursing care in the provision of Non-Steroid Anti-Inflammatory Drugs (NSAID) therapy with a combination of deep breathing relaxation techniques to treat pain, abdominal massage, and drinking warm water as management of constipation, and range of motion exercises. active-passive in bed rest patients. The results of this scientific work show the effectiveness of administering NSAIDs with a combination of deep breathing relaxation techniques in reducing pain scale using the Numeric Rating Scale (NRS). Giving abdominal massage and drinking warm water as management of constipation can stimulate intestinal peristalsis. Active-passive range of motion exercises in patients on bed rest can maintain muscle tone and can be done independently by the patient and the caregiver.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Wahyuningsih
Abstrak :
Latar Belakang. Insidens Limfoma Non-Hodgkin (LNH) meningkat pada populasi usia lanjut. Kemoterapi merupakan modalitas utama terapi LNH. Profil kesintasan dan respons terapi pasien usia lanjut dengan LNH yang menjalani kemoterapi belum diketahui di Indonesia. Tujuan. Mengetahui profil kesintasan 1 tahun dan respons terapi pasien usia lanjut dengan LNH yang menjalani kemoterapi di Indonesia. Metode. Penelitian deskriptif ini dilakukan secara kohort retrospektif di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Sampel diambil secara total sampling dari rekam medik bulan Januari 2017 – Desember 2019. Melalui telaah rekam medik, data pasien yang dikumpulkan berupa demografi subjek, profil kesintasan 1 tahun, skrining gizi, status kemandirian, komorbiditas, laboratorium, patologi anatomi, gejala toksisitas, dan respons terapi. Hasil. Dari 78 subjek, didapatkan hasil mayoritas kelompok usia 60-69 tahun (74,35%; n=58), median usia 66 tahun (rentang 60-91; SB 5,91), berjenis kelamin laki-laki (61,54%; n=48), kesintasan 1 tahun 58,7%. 17 subjek hanya dihitung persentase kelompok jenis kelamin, usia, dan dicatat angka kesintasannya dari electronic medical record karena tidak didapatkan data rekam medis, 61 subjek dapat ditelaah keseluruhan datanya. Dari 61 subjek didapatkan mayoritas subjek berisiko malnutrisi sebelum menjalani kemoterapi (80,33%; n=49), termasuk kategori pasien mandiri sebelum menjalani kemoterapi (55,74%; n=34), komorbiditas terbanyak hipertensi (54,10%; n=33), memiliki multikomorbid (34,43%; n=21), memiliki kadar Hb ≤11 sebelum menjalani kemoterapi (42,62%), merupakan tipe LNH agresif (65,57%; n=40), mengalami toksisitas sistem gastroenterologi (68,85%; n=42) dan hematologi (63,93%; n=39), mengalami respons komplit setelah 6 siklus kemoterapi (34,43%; n=21). Kesimpulan. Mayoritas pasien usia lanjut dengan LNH yang menjalani kemoterapi lini pertama di Indonesia memiliki profil median usia 66 tahun, berjenis kelamin laki-laki, merupakan tipe LNH agresif, berisiko mengalami malnutrisi, termasuk kategori yang mandiri, memiliki multikomorbid dengan komorbiditas terbanyak adalah hipertensi, mengalami anemia, kesintasan 1 tahun 58,7%, dan mengalami toksisitas gastroenterologi dan hematologi. ......Background. The incidence of Non-Hodgkin's Lymphoma (LNH) is increasing in the elderly population. Chemotherapy is the main modality of LNH therapy. The characteristics of the profiles of survival rate and response rate of elderly patients with LNH undergoing chemotherapy are not known in Indonesia. Objective. The objective of the study is to understand the profile, 1-year survival, and response rate of elderly patients with LNH undergoing chemotherapy in Indonesia. Method. This descriptive study was carried out in a retrospective cohort method at the Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital. Samples were taken by total sampling from medical records in January 2017 - December 2019. Through a review of medical records, patient data that were collected consisted of subject demographics, 1-year survival, nutritional screening, independence status, comorbidities, laboratory, anatomical pathology, toxicity of chemotherapy, and responses evaluation. Results. Of the 78 subjects, the largest age group is 60-69 years (74.35%; n=58), with a median age of 66 years (range 60-91; SD 5.91), male (61,54%; n=48), the 1-year survival rate is 58.7%. 17 subjects were only included data in gender, age, and survival percentage calculation due to lack of medical record, the entire data of 61 subjects can be analyzed . Of the 61 subjects, the majority of subjects are at risk of malnutrition before undergoing chemotherapy (80.33%; n=49), are included in the category of independent patients before undergoing chemotherapy (55.74%; n=34), has hypertension as the most recorded comorbidity (54.10%; n=33) and has more than 1 comorbid (34.43%; n=21), has Hb levels ≤11 before undergoing chemotherapy (42,62%), are aggressive LNH types (65.57%, n=40), are experiencing gastroenterological system toxicity (68.85%; n=42) and hematology (63.93%; n=39), and are experiencing complete responses after 6 cycles of chemotherapy (34.43%; n=21). Conclusion. The majority of elderly patients with LNH who undergo first-line chemotherapy in Indonesia has a profile median age of 66 years old, are male, are aggressive LNH type, are at risk of malnutrition, are independent, have multimorbidities with the most comorbidity is hypertension, have anemia, 1-year survival 58.7%, have gastroenterological and hematological toxicity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kardinah
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
T59049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>