Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Seranty Bella Dwicahyanie
"Pembangunan infrastruktur menyebabkan perubahan penutup permukaan sehingga limpasan air hujan menjadi lebih besar. Limpasan air hujan dapat membuat erosi pada penutup permukaan yang dilewati sehingga membawa polutan. Dalam meningkatkan kualitas limpasan air hujan dapat dilakukan dengan teknologi berbasis Low Impact Development seperti bioretensi. Penelitian ini memberikan gambaran karakteristik limpasan air hujan dari lahan parkir mobil Fakultas Teknik UI, faktor yang mempengaruhi penghilangan logam Pb seperti variasi media dan tanaman. Penelitian dilakukan dengan menggunakan limpasan air hujan yang ditampung terlebih dahulu di reservoir yang kemudian dialirkan ke dalam 3 bioretensi dengan variasi media dan tanaman. Pengaliran kedalam bioretensi dilakukan sesuai dengan debit kejadian hujan yang terjadi selama 6 kejadian hujan. Kualitas limpasan air hujan yang berasal dari lahan parkir mobil FT UI memiliki konsentrasi COD 129 sampai 229 ppm, TSS 89 sampai 189 ppm, dan timbal Pb 0.019 sampai 0.08 ppm. Bioretensi dengan variasi pasir kuarsa dengan tanaman Iris pseudacorus memiliki efisiensi penghilangan timbal Pb tertinggi sebesar 82.5. Proses yang paling berperan dalam menghilangkan timabl Pb pada bioretensi adalah penghilangan di media filter.
......
Infrastructure development leads surface cover changing, so that stormwater runoff becomes larger. Stormwater runoff make erosion on the enclosed surface cover and thus carry pollutants. The quality of stormwater runoff can be improved by technology based Low Impact Development such as bioretention. This study provides an overview of the characteristics of stormwater runoff from car parking lot FTUI, factors affecting metal Pb removal such as variations of media and plants. This study is using stormwater runoff which is collected in reservoir and streamed into 3 cell of bioretention with different type of sand and plant. Stormwater runoff stream into bioretention according to 6 rain event. FTUI has concentration of COD 129 to 229 ppm, TSS 89 to 189 ppm, and lead Pb 0.019 to 0.08 ppm. Bioretention with quartz sand and Iris pseudacorus has the highest efficiency removing lead Pb of 82.5. The most important processn which of removing lead is media filter. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhirah Nurul Saleha Saragih
"Penelitian ini menyelidiki perubahan tutupan lahan antara tahun 2009 dan 2021 di area penelitian dan dampaknya terhadap debit banjir desain dan luasan tergenang. Temuan ini mengungkapkan tren signifikan dalam transformasi tutupan lahan. Perubahan ini telah menyebabkan peningkatan debit puncak dan luasan tergenang di DAS Citarum Hulu. Analisis menunjukkan bahwa tutupan pertanian meningkat sebesar 3,44% dari total DAS, area permukiman berkembang sebesar 5,86%. Sebaliknya, area hutan mengalami penurunan sebesar 6,65%, menunjukkan potensi deforestasi. Lahan terbuka dan semak/plantasi juga menunjukkan perubahan, kenaikan sebesar 0,35% pada lahan terbuka dan penurunan sebesar 3,17% pada semak/plantasi. Badan air mengalami peningkatan kecil sebesar 0,16% akibat pengembangan infrastruktur air. Dengan menggunakan HEC-HMS, simulasi menunjukkan peningkatan debit puncak sebesar 24,07%, 15,96%, 14,05%, dan 12,20% untuk periode 5 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun pada skenario tutupan lahan 2021 dibandingkan dengan skenario 2009. Analisis luasan tergenang dengan HEC-RAS 2D Rain-on-Grid menunjukkan peningkatan konsisten dalam luasan tergenang pada periode pengembalian yang berbeda. Luasan tergenang meningkat 2,1%, 2,2%, 2,3%, dan 2,6% untuk periode 5 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun, baik untuk skenario tutupan lahan yang 2009 maupun 2021. Selanjutnya, hasil ini mengungkapkan perubahan dalam persentase luasan tergenang berdasarkan kelas tutupan lahan pada skenario 2009 dan 2021. Persentase luasan tergenang di area pertanian mengalami penurunan, sementara area permukiman mengalami peningkatan luasan tergenang. Ekspansi area pertanian dan permukiman, bersama dengan penurunan luasan hutan, telah berkontribusi pada peningkatan risiko banjir. Hasil penelitian ini menekankan pentingnya mempertimbangkan parameter infiltrasi dan area tak tembus air untuk mengurangi limpasan air dan dampak banjir potensial.
......This study investigates the land cover changes between 2009 and 2021 in the study area and their impacts on design flood discharge and flooded areas. The findings reveal significant trends in land cover transformation. These changes have led to increased peak discharge and flooded areas in the Upper Citarum watershed. The analysis shows that agriculture cover increased by 3.44% of the total watershed, while built-up areas expanded by 5.86%. In contrast, forested areas experienced a decline of 6.65%, indicating potential deforestation issues. Open land and shrubs/plantations also showed slight changes, with a modest increase of 0.35% in open land and a decrease of 3.17% in shrubs/plantations. The water bodies witnessed a minor increase 0.16% due to water infrastructure development. Using HEC-HMS, simulations indicate an increase in peak discharge by 24.07%, 15.96%, 14.05%, and 12.20% for for the 5-year, 25-year, 50-year, and 100-year return periods in the land cover 2021 scenario compared to the 2009 scenario. The flooded area analysis using the HEC-RAS 2D Rain-on-Grid model demonstrates a consistent increase in flooded areas across different return periods. The flooded area increased by 2.1%, 2.2%, 2.3%, and 2.6% for the 5-year, 25-year, 50-year, and 100-year return periods, respectively for both land cover scenarios. Furthermore, the analysis reveals changes in the percentage of flooded areas based on land cover classes between land cover 2009 and 2021 scenarios. The percentage of flooded agricultural areas decreased, while built-up areas experienced an increase in flooded areas. Overall, the findings highlight the influence of land cover changes on peak discharge and flooded areas. The expansion of agriculture and built-up areas, along with a decline in forested areas, has contributed to increased flood risks. The results emphasize the importance of considering infiltration parameters and impervious areas to mitigate runoff and potential flooding impacts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Dwi Wahyuningsih
"ABSTRAK
Pemanenan air hujan adalah kegiatan menampung air hujan secara lokal dan menyimpannya melalui berbagai teknologi yang bertujuan untuk pengunaan masa depan agar terpenuhi kebutuhan air manusia. Di negara maju seperti Korea Selatan, Texas (U.S), Australia, Jerman dan Singapura sudah menggunakan sistem panen air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Faktor yang mempengaruhi kualitas limpasan air hujan dalam sistem pemanenan air hujan yaitu material komponen pemanenan air hujan dan faktor eksternal lainnya seperti kondisi klimatologi, intensitas curah hujan dan periode hari kering. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limpasan air hujan pada variasi jenis atap, faktor-faktor yang mempengaruhi dan potensi pemanfaatannya di pemukiman kawasan industri. Penelitian ini menggunakan 3 jenis atap full scale yaitu jenis atap asbes, genteng dan seng, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 10 kali dengan metode komposit. Jenis atap genteng memiliki kualitas limpasan air hujan terbaik dibanding jenis atap asbes dan seng. Faktor internal seperti jenis material atap dan kemiringan atap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas limpasan air hujan. Intensitas curah hujan yang tinggi dan periode hari kering yang panjang menyebabkan semakin tinggi konsentrasi kontaminan dalam limpasan air hujan. Pemanfaatan limpasan air hujan menjadi air bersih untuk kebutuhan sanitasi perlu dilengkapi dengan unit pengolahan yang sederhana.

ABSTRACT
Rainwater harvesting is the activity of collecting rainwater locally and storing it through various technologies that aim to use in the future to meet water needs in various human activities. Developed countries such as South Korea, Texas (U.S), Australia, Germany and Singapore have used rainwater harvesting systems to meet clean water needs. Factors that affect the quality of rainwater runoff in the rainwater harvesting system are rainwater harvesting components and other external factors such as climatological conditions including the intensity of rainfall and dry days. This study aims to analyze the quality of rainwater runoff on the type of roof variation, the influenced factors and potential utilization of rainfall runoff in residential industrial estates. This study uses 3 types of full-scale roofs consisted of asbestos roofs, tile and zinc, with 10 times sampling using the composite method. The tile roof type has the best quality of rainwater runoff compared to the type of asbestos roof and zinc. Internal factors such as the type of roofing material and the slope of the roof have a significant influence on the quality of rainwater runoff. The high intensity of rainfall and long dry period causes higher concentrations of contaminants in rainwater runoff. The utilization of rainwater runoff into clean water for sanitation needs to be equipped with a simple processing unit."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silky Saviega
"Seiring dengan meingkatnya jumlah pembangunan gedung dan infrastruktur di Indonesia menyebabkan lahan kosong yang berfungsi sebagai penyerapan menjadi berkurang. Selain itu tingkat pertumbuhan kendaraan yang cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini juga menjadi salah satu penyebab masalah lingkungan di DKI Jakarta dikarenakan limpasan air hujan yang tidak dapat terinfiltrasi ke dalam tanah membawa sedimen. Bioretensi merupakan salah satu teknik Low Impact Development yang dapat diterapkan sebagai salah satu pengelolaan limpasan air hujan diperkotaan serta sebagai pengelolaan untuk menyisihkan polutan yang terbawa oleh limpasan air hujan. Pengamatan karakteristik limpasan serta efisiensi bioretensi dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh debit limpasan air hujan yang terinfiltrasi ke dalam kolam bioretensi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan curah hujan yang terjadi di FTUI kemudian di konversi menjadi debit pengaliran yang terbagi atas 3 level, minimum, medium, dan maksimum, dengan 6 kejadian hujan dan dengan waktu retensi di dalam kolam bioretensi 0 s/d 60 menit. Karakteristik limpasan air hujan lahan parkir mobil EC FTUI memiliki kandungan COD 129 s/d 229 mg/l, TSS 89 s/d 189 mg/l, dan logam Pb 0.019 s/d 0.08 mg/l yang berbeda tiap kejadian hujan berdasarkan tinggi curah hujan dan jumlah kendaraan terparkir, konsentrasi rata-rata dari masing-masing polutan ini selama 6 kejadian hujan adalah melebihi Nilai Ambang Batas NAB pada PP No. 82 Tahun 2001 untuk baku mutu air permukaan yaitu 10 mg/l COD, 50 mg/l TSS dan 0.03 mg/l logam Pb. Semakin kecil debit pengaliran maka waktu retensi yang dihasilkan akan semakin lama, tetapi dapat terjadi penurunan efisiensi penghilangan logam dengan waktu retensi yang semakin lama. Bioretensi dengan debit pengaliran minimum dan pada saat waktu retensi 20 menit merupakan waktu optimum untuk penyisihan logam.
......
As the number of buildings and infrastructure in Indonesia increases, the vacant land that serve as absorption is reduced. In addition, the high growth rate of vehicles in recent years is also one of the causes of environmental problems in DKI Jakarta due to the runoff of rainwater that can rsquo t be infiltrated into the soil carrying sediment. Bioretention is one of the Low Impact Development techniques that can be applied as one of the treatment of urban rainwater runoff as well as the treatment to eliminate the pollutants carried by rainwater runoff. Observation of runoff characteristic and efficiency of bioretention in this research is aimed to know the influence of infiltration of the infiltrated rainwater runoff into bioretention pool.
This research is using rainfall which happened in Faculty of Techniques University of Indonesia then converted into flowing flow which is divided into 3 levels, minimum, medium, and maximum, with 6 rin events and with retention time in bioretention pool 0 60 min. The characteristics of rainwater runoff in EC FTUI car park has a COD content 129 to 229 mg l, TSS 89 to 189 mg l, and Pb metal 0,019 to 0,08 mg l that different every rain event according to the rainfall and the number of parked vehicles, and the each average concentration of these pollutants for 6 rain events exceeds the Threshold Limit NAB value of PP. 82 of 2001 for surface water quality standards which is 10 mg l COD, 50 mg l TSS and 0.03 mg l metal Pb. The smaller the drainage flow, the longer retention time will be, but there may be a decrease in the removal efficiency of the metal with the longer retention time. Bioretention with minimum discharge flow and at 20 minutes retention time is the optimum time for metal Pb removal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Rachel Nathania
"

Dual substrate layer extensive green roof merupakan salah satu teknologi yang dapat menahan air hujan dan meningkatkan kualitas air hujan.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limpasan air hujan melalui reaktor green roof, menganalisis pengaruh komposisi media filter dalam menurunkan nilai polutan pada limpasan air hujan, serta menganalisis potensi pemanfaatan limpasan air hujan dilihat dari aspek kualitas.  Penelitian ini menggunakan dua jenis green roof dengan luasan 0,24 m2. Substrat pada dual substrate layer extensive green roof terdiri dari layer atas sebagai media pertumbuhan tanaman dan layer bawah sebagai media adsorpsi polutan. Pengambilan sampel dilakukan 8 kali dengan parameter uji pH, kekeruhan, nitrat, mangan, fosfat, fecal coli. Jenis green roof dengan perbandingan ketebalan perlite:activated charcoal:vermiculite yakni 1,5:7:1,5 memiliki kualitas limpasan air hujan yang lebih baik dibandingkan dengan jenis green roof dengan perbandingan ketebalan perlite:activated charcoal:vermiculite yakni 2,5:5:2,5. Jenis media filter dan intensitas curah hujan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas limpasan air hujan.  Pemanfaatan limpasan air hujan yang melalui green roof menjadi air bersih untuk kebutuhan sanitasi dapat dilakukan. 


The dual substrate layer extensive green roof is technology that can retain rainwater and improve the quality of rainwater. This study aims to analyze the quality of rainwater runoff through the green roof reactor, analyze the effect of the composition filter media in reducing the value of pollutants in rainwater runoff, and analyze the potential utilization of rainwater runoff in terms of quality aspects. This study uses two types of pilot scale green roof 0,24 m2. The substrate on the dual substrate green roof consists of the upper layer as a medium for plant growth and the lower layer as pollutant adsorption media. Sampling was carried out 8 times with parameters test pH, turbidity, nitrate, manganese, phosphate, fecal coli. Types of green roof with  ratio of thickness of perlite: activated charcoal: vermiculite 1.5: 7: 1.5 have better rainwater runoff quality compared to the type of green roof with ratio of thickness of perlite: activated charcoal: vermiculite is 2.5: 5: 2.5.  Filter media type and rainfall intensity have a significant influence on the quality of rainwater runoff. Utilization of rainwater runoff through the green roof into clean water for sanitation needs can be done. 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqman Ash-Shiddiqie
"Air hujan yang turun di perkotaan telah terkontaminasi oleh polutan udara hasil kegiatan industri dan transportasi. Pemanenan air hujan melalui atap juga memberikan pengaruh terhadap kualitas limpasan air hujan yang ditampung. Teknik filtrasi merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas air hujan. Media filter zeolit, karbon aktif, dan keramik diketahui mampu meningkatkan kualitas limpasan air hujan yang dipanen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limpasan air hujan melalui variasi susunan zeolit, karbon aktif, dan keramik. Kemudian, menganalisis perbedaan variasi susunan zeolit, karbon aktif, dan keramik dalam meningkatkan kualitas limpasan air hujan, serta menganalisis tingkat hubungan antara variasi susunan zeolit, karbon aktif, dan keramik terhadap kualitas limpasan air hujan. Penelitian ini menggunakan tiga housing filter berukuran 10 inci yang diposisikan sejajar dengan cartridge reactor berukuran 10 inci berisikan media filter. Penelitian dilakukan pada reaktor filtrasi dengan objek penelitian variasi susunan media filter. Isi media filter pada ketiga housing filter akan berlainan pada setiap konfigurasi. Konfigurasi pada penelitian ini terdiri dari tiga susunan, yaitu Susunan I (Zeolit – Karbon Aktif – Keramik), Susunan II (Karbon Aktif – Keramik – Zeolit), dan Susunan III (Keramik – Zeolit – Karbon Aktif). Pengambilan sampel dilakukan enam kali dengan parameter uji kekeruhan, pH, mangan, dan total koliform. Hasil penelitian ini menunjukkan efektivitas penyisihan maksimum kekeruhan, mangan, dan total koliform serta peningkatan maksimum pH dimiliki oleh Susunan I dengan efektivitas penyisihan kekeruhan sebesar 51,78%, mangan 100%, dan total koliform 77,14%, serta peningkatan pH sebesar 21,05%. Rerata efektivitas penyisihan Susunan I, Susunan II, dan Susunan III untuk kekeruhan adalah 32,31%, -108,93%, dan 17,41%, mangan 45,83%, 30%, dan 87,5%, serta total koliform 67,93%, 72,28%, dan 60,51%. Sedangkan, rerata efektivitas peningkatan Susunan I, Susunan II, dan Susunan III untuk pH adalah 10,7%, 10,3%, dan 12,52%. Berdasarkan uji komparatif diperoleh nilai signifikansi (p) < 0,05 pada seluruh parameter, yang berarti variasi susunan menghasilkan perbedaan pada kualitas limpasan air hujan. Berdasarkan uji korelasi, ketiga susunan tidak memiliki hubungan yang signifikan (p > 0,05) terhadap parameter kekeruhan, pH, dan mangan, namun memiliki hubungan yang signifikan (p < 0,05) terhadap parameter total koliform. Susunan I memiliki hubungan yang terbaik terhadap parameter uji, dengan hubungan yang sangat kuat pada parameter total koliform (r = 0,986), hubungan yang kuat pada parameter mangan (r = -0,674), hubungan yang sedang pada parameter kekeruhan (r = -0,449), serta hubungan yang lemah pada parameter pH (r = 0,314).
......Air pollutants from industrial and transportation activities contaminate the rainwater that falls in urban areas. Rainwater harvesting through the roof also affects the quality of the collected rainwater runoff. The filtration technique is one way that can be applied to improve the quality of rainwater. Zeolite, activated carbon, and ceramic filter media can improve the quality of harvested rainwater runoff. This study aims to analyze the quality of rainwater runoff through variations in the zeolite, activated carbon, and ceramic arrangement. Then, analyze the differences in the zeolite, activated carbon, and ceramic arrangement in improving the quality of rainwater runoff, and analyze the relationship between variations in the zeolite, activated carbon, and ceramic arrangement on the quality of rainwater runoff. This study uses three 10-inch factory housing filters in a parallel position—each housing filter filled with a 10-inch cartridge reactor containing filter media. The researcher conducted the study in a filtration reactor, with the object of study being variations in the filter media arrangement. The content of the filter media in the three filter housings will vary with each configuration. The configuration in this study consisted of three arrangements, namely Arrangement I (Zeolite – Activated Carbon – Ceramic), Arrangement II (Activated Carbon – Ceramic – Zeolite), and Arrangement III (Ceramic – Zeolite – Activated Carbon). Sampling was carried out six times with parameters tested for turbidity, pH, manganese, and total coliform. The results of this study indicated the effectiveness of the maximum removal of turbidity, manganese, and total coliforms as well as the maximum increase in pH owned by Arrangement I with the effectiveness of removing turbidity by 51.78%, manganese by 100%, and total coliforms 77.14%, and increasing pH by 21.05%. The average effectiveness of the removal of Arrangements I, II, and III for turbidity is 32.31%, -108.93%, and 17.41%, manganese 45.83%, 30%, and 87.5%, and total coliforms 67.93%, 72.28%, and 60.51%. Meanwhile, the average effectiveness of increasing Arrangement I, Arrangement II, and Arrangement III for pH is 10.7%, 10.3%, and 12.52%. Based on the comparative test, a significance value (p) <0.05 was obtained for all parameters, which means that variations in the arrangement resulted in differences in the quality of rainwater runoff. Based on the correlation test, the three arrangements did not have a significant relationship (p > 0.05) to turbidity, pH, and manganese parameters. However, they had a significant relationship (p < 0.05) to the total coliform parameter. Arrangement I had the best relationship to the parameters, with a very strong relationship on the total coliform parameter (r = 0,986), strong relationship on the manganese parameter (r = -0,674), medium relationship on the turbidity parameter (r = -0,449), then weak relationship on the pH parameter (r = 0,314).

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Irwinna
"Limpasan air hujan di perkotaan memiliki kandungan polutan dan logam berat yang tinggi sehingga perlu dilakukan pemurnian agar sesuai baku mutu sebagai alternatif penyediaan air bersih. Bioretensi merupakan solusi yang dapat dilakukan dengan menggunakan media filter dan tanaman air yang efektif untuk meyisihkan polutan dan logam berat dengan salah satu contohnya yaitu tanaman Canna Indica. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk menganalisis penyerapan nitrogen dan logam berat pada setiap bagian tanaman dan penyisihan nitrogen dan logam beratnya. Penelitian ini menggunakan objek studi Kota Bekasi dengan menggunakan kondisi tanaman yang berbeda yaitu dengan menanam bagian akar, bagian akar dan batang, dan tanaman utuh yang terdiri dari akar, batang, dan tanaman untuk menguji parameter logam besi, kadmium, dan nitrogen. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu untuk efisiensi penyisihan besi dapat mencapai hingga 98,59%, kadmium mencapai 89,59%, dan nitrogen mencapai 65,53%. Penyerapan besi paling tinggi pada tanaman yaitu pada bagian akar, untuk kadmium pada bagian batang, dan nitrogen pada bagian daun. Kombinasi antara media filter dan Canna Indica mampu menyisihkan dan menyerap logam besi, kadmium, dan nitrogen.
......Rainwater runoff in urban areas has a high content of pollutants and heavy metals, so it is necessary to carry out purification to conform to quality standards as an alternative to providing clean water. Bioretention is a solution that can be done using filter media and water plants that are effective for removing pollutants and heavy metals with one example being the Canna Indica plant. This study aims to analyze the uptake of nitrogen and heavy metals in each part of the plant and the removal of nitrogen and heavy metals. The sampling is in Bekasi City by using different plant conditions by planting only the roots, roots and stems, and whole plants consisting of roots, stems, and plants to test iron, kadmium, and nitrogen. The results indicated that the bioretention efficiently removed 98.59% of iron (Fe), 89.59% kadmium (Cd), and 65.53% nitrogen (N). The highest absorption of Fe in plants is in the roots, for Cd in the stems, and N in the leaves. The combination of filter media and Canna Indica is able to remove and absorb Fe, Cd, N."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Qonitah
"Terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas pada air tanah menyebabkan perlunya penggunaan sumber air alternatif. Air hujan dapat menjadi sumber alternatif air. Kondisi perkotaan yang banyak pencemar menyebabkan perlunya pengolahan lebih lanjut sebelum air hujan digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis pengaruh konsentrasi aktivator terhadap penyisihan polutan, menganalisis pengaruh durasi paparan terhadap penyisihan polutan, dan menganalisis kombinasi pengolahan yang efektif menyisihkan polutan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan unit karbon aktif dengan aktivator H3PO4 10%, 20%, 30%, serta unit Solar Disinfection dengan durasi paparan 6 jam, 8 jam, dan 12 jam. Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah logam berat seng (Zn), nitrat, kekeruhan, pH, dan total coliform. Didapatkan bahwa karbon aktif dengan aktivator H3PO4 20% dapat menyisihkan parameter Zn sebesar 83,6% dan total coliform sebesar 91,73%, aktivator H3PO4 30% menyisihkan kekeruhan sebesar 89,59%. Solar Disinfection (Sodis) dengan durasi 12 jam dapat menyisihkan parameter Zn sebesar 89,8% dan kekeruhan sebesar 63,82%, durasi 8 jam menyisihkan total coliform sebesar 91,95%. Sementara parameter nitrat relatif meningkat dan nilai pH menurun menjadi asam. Dengan melihat hasil penyisihan yang paling optimal maka didapatkan kombinasi pengolahan yang efektif adalah karbon aktif dengan aktivator H3PO4 20% dan Sodis dengan durasi paparan 12 jam. Menggunakan uji korelasi metode Pearson dan Spearman didapatkan bahwa variasi aktivator karbon aktif memiliki pengaruh yang signifikan (sig. <0,05) terhadap kekeruhan dan durasi Sodis memiliki pengaruh yang signifikan (sig. <0,05) terhadap pH pada penelitian ini.
......The decrease in quality and quantity of groundwater causes the need for the use of alternative water sources. Rainwater can be an alternative source of water. Urban conditions that are a lot of pollutants cause the need for further treatment before rainwater is used. This research was conducted with the aim of analyzing the effect of activator concentration on the removal of pollutants, analyzing the effect of duration of exposure on the removal of pollutants, and analyzing the combination of treatments that were effective in removing pollutants. This research was carried out using an activated carbon unit with H3PO4 activator 10%, 20%, 30%, and a Solar Disinfection unit with an exposure duration of 6 hours, 8 hours, and 12 hours. Parameters used in this study were heavy metal zinc (Zn), nitrate, turbidity, pH, and total coliform. It was found that activated carbon with 20% H3PO4 activator could set aside 83.6% of Zn parameter and 91.73% of total coliform, 30% H3PO4 activator set aside 89.59% turbidity. Solar Disinfection (Sodis) with a duration of 12 hours can remove Zn parameters by 89.8% and turbidity by 63.82%, with a duration of 8 hours removing total coliforms by 91.95%. Meanwhile, the nitrate parameter was relatively increased and the pH value decreased to acid. By looking at the results of the most optimal removal, the combination of effective treatment obtained is activated carbon with 20% H3PO4 activator and Sodis with an exposure duration of 12 hours. Using the Pearson and Spearman correlation test, it was found that the variation of activated carbon activator had a significant effect (sig. <0.05) on turbidity and the duration of Sodis had a significant effect (sig. <0.05) on pH in this study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library