Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Namanda
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain cross sectional dan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rasio total kolesterol/K-HDL dan rasio K-LDL/K-HDL. Penelitian ini memanfaatkan data penelitian Strategi Nasional yang dilakukan Sartika (2010) mengenai Faktor Resiko Dislipidemia pada Dewasa Urban (Kota Depok, Jawa Barat) dan Dewasa Rural (Kecamatan Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah). Populasi penelitian ini adalah semua orang dewasa laki-laki maupun perempuan yang berusia 35-60 tahun yang menetap/tinggal di wilayah rural. Hasil penelitian menunjukkan 27,3% responden memiliki rasio total kolesterol/K-HDL yang tinggi dan 13,1% responden memiliki rasio K-LDL/K-HDL yang tinggi.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rasio total kolesterol/K-HDL dan rasio KLDL/K-HDL. Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa tingkat stress, pengetahuan, sikap, asupan protein, asupan lemak, asupan sayuran hijau, gula darah puasa dan IMT secara signifikan dapat memprediksi rasio total kolesterol/K-HDL.
Hasil analisis multivariat juga menunjukan bahwa asupan sayuran hijau, gula darah puasa, dan IMT secara signifikan dapat memprediksi rasio K-LDL/K-HDL. Peneliti menyarankan kepada petugas kesehatan setempat melakukan pengecekan profil lipid darah secara rutin dan membuat program KIE sehingga dapat menambah wawasan mengenai faktor resiko terjadinya dislipidemia.

This study is a quantitative study using cross sectional design and aims to determine the factors related to ratio of total cholesterol / HDL ratio and KLDL/ K-HDL. The study relied on National Strategy data conducted by Sartika (2010) on Risk Factors for Dyslipidemia in Adults Urban (City of Depok, West Java) and Adult Rural (District thatch, Central Lampung regency). This study population is all adult men and women aged 35-60 years who lived / live in rural areas. The results showed 27.3% of respondents have a ratio of total cholesterol / HDL high-K and 13.1% of respondents have a high ratio K-LDL/K-HDL.
The results of bivariate analysis showed that there was a significant association between body mass index (BMI) with the ratio of total cholesterol / HDL ratio and K-K-LDL/K-HDL. The results of multivariate analysis showed that levels of stress, knowledge, attitudes, intake of protein, fat intake, intake of green vegetables, fasting blood sugar and BMI significantly predicted the ratio of total cholesterol / HDL-C.
The results of multivariate analysis also showed that intake of green vegetables, fasting blood glucose, and BMI significantly predicted KLDL/K-HDL ratio. Researchers suggested that local health officers to check the blood lipid profile regularly and make IEC program that can add insight into the risk factors of dyslipidemia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sutantyo
"Atherosclerosis is a degenerative disease of large and medium arteries which loss their elasticity and the arterial walls are thickened which may cause coronary heart disease. Atherosclerosis is related to hyperlipidemia and concentration of serum lipoprotein cholesterol which are influenced by the intake of certain dietary lipids.
The polyunsaturated fatty acid (PUFA), particularly linoleic acid is believed to have a lowering effect, saturated fatty acid (SAFA) increase, and mono-unsaturated fatty acid (MUFA) is neutral or has no effect on serum triglyceride that PUFA especially when given ia a large amount besides HDL-c. MUFA seems to have a similar effect as PUFA but without lowering effect on HDL-c. Low LDL-c and high HDL-c levels have positive effect on preventing and curing atherosclerosis and contrary of high LDL-c and low HDL-c.
In this study, 60 albino, 2 month old male rats were put in separate cages and divides randomly into 6 groups. Each group received proportionally the first phase diet rich in margarine (40% of total energy) and cholesterol (10% w/w) for 3 months with additional oralforced feeding of proplythiouracil treated with the second phase diet with additional different types of fat source. The control group receieved normal diet. Determination of serum TG, total cholesterol, LDL-c, HDL-c and microscopic pathological examination of the aorta were carried out after treatment with the first and second phase diets.
Analysis of variance showed that there were significant differences in serum TG, total cholesterol and LDL-c levels, the amount of diet consumed and the body weight changes between the treatment serum TG, total cholesterol and LDL-c as peanut oil. Serum HDL-c appeared not to be influenced by the different types of dietary fat. Pathological examination did not reveal any identifiable atherosclerosis signs in the aorta of the rats."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gaga Irawan Nugraha
"Kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler (PKV) di Indonesia terus meningkat dan tahun ke tahun. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986, kematian yang disebabkan oleh PKV adalah 9,7% dan pada SKRT tahun 1992 angka ini meningkat menjadi 16,4% , kemudian pada SKRT tahun 1995 menjadi 24,2% (Departemen Kesehatan RI, 1997; Departemen Kesehatan RI, 1994).
PKV yang utama adalah penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh terbentuknya plak aterosklerotik pada arteri koronaria. Etiologi aterosklerosis bersifat multifaktorial dengan faktor risiko utama adalah dislipidemia (Libby, 2001). Dislipidemia ditandai dengan perubahan profil lipid yang berupa (salah satu atau semua) kenaikan kadar kolesterol total (KT), kolesterol low-density lipoproteins (KLDL) dan trigliserida atau penurunan kolesterol high-density lipoproteins (K-HDL). Sedangkan rasio K-LDL/K-HDL lebih dari 5 dapat meningkatkan risiko PKV (Tribble dan Krauss, 2001; Semiardji, 2000; Konsensus Nasional Pengelolaan Dislipidemia Indonesia, 1995).
Apolipoprotein A-I (apo A-I) merupakan protein utama HDL. Berdasarkan penelitian epidemologis apo A-I mempunyai korelasi negatif terhadap PKV. Oleh sebab itu apo A-I bersama K-HDL digunakan sebagai parameter yang bersifat protektif terhadap risiko terjadinya PKV (Rader, 2003; Walldius dkk, 2001).
Minyak kelapa merupakan minyak yang sejak lama dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, namun kemudian penggunaan minyak kelapa makin menurun seiring dengan adanya anggapan bahwa minyak kelapa yang mengandung tinggi saturated fatty acid (SAFA; 91%) berbahaya untuk digunakan karena dianggap dapat meningkatkan risiko PKV. Selain itu mulai tahun 1981 industri minyak sawit mulai tumbuh dan berkembang makin pesat di Indonesia (BPS, 2003; Gun, 1984; Setyomidjaja, 1984). Pada saat ini minyak kelapa merupakan minyak yang sulit didapatkan balk di pasar tradisional maupun pasar swalayan. Namun demikian ternyata masih ada masyarakat di Kabupaten Ciamis Sawa Barat yang menjadi perajin minyak kelapa yang hanya menggunakan minyak kelapa untuk memasak sehari-hari.
Berbagai penelitian melaporkan bahwa asupan SAFA yang banyak terdapat pada minyak kelapa terbukti meningkatkan KT dan K-LDL. Namun asupan SAFA juga meningkatkan K-HDL, sehingga rasio KT/K-HDL ataupun K-LDL/ K-HDL menjadi lebih rendah secara bennakna dibandingkan dengan asupan minyak kelapa sawit, atau minyak jagung yang kaya MUFA dan PUFA (Mensink dkk, 2003; Enig, 1996; Sundram, 1994).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada suku Tokelau yang tinggal di kepulauan New Zealand yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan dan 34% asupan energinya berasal dari kelapa menunjukkan bahwa tidak ada satupun yang menderita dislipidemia dan menderita PKV (Prior dkk, 1981)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T21129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library