Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farikhtus Ulfa
"Skripsi ini mengenai keyakinan Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia angkatan 2014 dalam memecahkan seluruh masalah informasi. Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan survei deskriptif yang menguraikan tentang kategori keyaninan mahasiswa terhadap kemampuan literasi informasi mereka. Kuesioner untuk pengumpulan data menggunakan model Information Literacy Self Efficacy Scale yang diciptakan oleh Kurbanoglu, Akkoyunlu, dan Umay 2006 dan melibatkan 91 responden mahasiswa FIB UI 2014 yang sedang mengerjakan tugas akhir menggunakan teknik convenience sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa memiliki efikasi diri literasi informasi dengan total skor rata-rata 71.06 yang tergolong tinggi. Secara terinci, efikasi mahasiswa dalam mendefinisikan kebutuhan informasi mencapai 74.29 tinggi, menilai dan memahami informasi mencapai 72.35 tinggi, menginterpretasikan, mensintesa, dan menggunakan informasi mencapai 71.21 tinggi, mengkomunikasikan informasi mencapai 70.61 tinggi, mengevaluasi hasil dan proses mencapai 70.45 tinggi, menentukan lokasi dan mengakses sumber-sumber informasi mencapai 69.38 tinggi , serta memprakarsai strategi pencarian mencapai 69.12 tinggi.

This thesis aims to study the belief of student from Faculty of Humanities Universitas Indonesia class of 2014 in solving problems regarding information. This research is a quantitative research with descriptive research design using descriptive survey approach that describes the category of students belief towards their information literacy ability. The questionnaire for data collection that used in this research is the Information Literacy Self Efficacy Scale model created by Kurbanoglu, Akkoyunlu and Umay 2006 and involving 91 FIB UI 2014 student respondents who are working on their thesis using convenience sampling technique.
The results showed that overall students have self efficacy information literacy with a total score of 71.06 average which is high. In detail, the efficacy of students in defining information needs reaches 74.29 high, assessing and comprehending information reaches 72.35 high, interpreting, synthesizing, and using information reaches 71.21 high, communicating information reaches 70.61 high evaluating the product and process reaches 70.45 high, locating and accessing information sources reaches 69.38 high, and initiating search strategy reaches 69.12 high.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wicaksono
"Masyarakat perlu dikenalkan dan diajarkan tentang kemampuan literasi informasi yang merupakan kemampuan penting dalam masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Model literasi informasi sangat dibutuhkan dalam mengenalkan konsep literasi informasi. Pengembangan model literasi informasi dapat dilakukan untuk memudahkan pengenalan dan pengajaran literasi informasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dari target lingkungannya. PNRI sebagai penggiat literasi informasi belum menetapkan secara resmi model literasi informasi yang digunakan dalam mengenalkan dan mengajarkan literasi informasi kepada masyarakat umum di PNRI. Kenali-Cari-Pakai-Evaluasi atau disingkat 4i merupakan model yang dipakai PNRI saat ini. Pengujian cakupan usulan model ini dilakukan melalui penyandingan dengan kompetensi literasi informasi dari CILIP, model Big6, standar literasi informasi dari ACRL, Information literacy competency standard for higher education."
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2015
020 VIS 17:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Donni Yudha Prawira
"ABSTRAK
Kelimpahruahan informasi yang tidak terbendung dan tersebar luas, kompetensi literasi informasi menjadi unsur penting yang harus dimiliki bagi pemustaka. Dengan memiliki kompetensi Literasi informasi seseorang akan mampu mencari, mengevaluasi, mengorganisasikan serta menggunakan informasi secara efektif dan beretika. Mengingat pentingnya hal tersebut, pustakawan seyogianya harus memiliki kompetensi literasi informasi agar bisa mempersiapkan dan melatih pemustaka menjadi seorang yang berpikir kritis dan pembelajar seumur hidup. Pepustakaan harus melakukan pengembangan pelayanan literasi informasi melalui kelas literasi informasi atau mengintegrasikan dengan kurikulum pendidikan. Tahapan dalam merancang program literasi informasi; analisa, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Dalam pengembangan perlu memperhatikan; sarana dan prasarana, training of trainer bagi pustakawan, sasaran peserta, jumlah, jadwal, modelliterasi informasi, tingkat, materi, metoda pelatihan, promosi, sosialisasi serta evaluasi."
Jakarta: Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, 2018
021 MPMKAP 25:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ayu Sumanti
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas implementasi literasi informasi di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi implementasi literasi informasi di Perpustakaan Kemendikbud melalui program kegiatan yang dibuat oleh perpustakaan dan diselenggarakan secara berkala setiap tahun. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Adapun pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi literasi informasi yang dilakukan oleh Perpustakaan Kemendikbud melalui program kegiatannya dirancang selain untuk mendukung salah satu program organisasi induknya yaitu Gerakan Literasi Sekolah GLS , juga untuk memperkenalkan konsep literasi informasi kepada para siswa di jenjang pendidikan sekolah. Implementasi program terdiri atas beberapa jenis kegiatan seperti lokakarya literasi informasi, library tour, dan permainan interaktif yang disebut lsquo;treasures hunt rsquo;. Walaupun program masih dikemas dengan sederhana, namun respon positif dari peserta maupun manfaat yang didapatkan oleh mereka membuat program ini dinilai dapat terus dijalankan bahkan dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

ABSTRACT
This research discuss the implementation of information literacy in Ministry of Education and Culture Library. The aim of this research is to identify the implementation of information literacy through their program which the library held annually. The approach used in this research is qualitative approach with case study method. Collection of the data is carried out through depth interview, observation, and document analysis. Results of the research show that the implementation of information literacy which held by Ministry of Education and Culture Library, planned to support one of their mother institution rsquo s program called Gerakan Literasi Sekolah GLS , also to introduce the information literacy concept to the student from elementary to the high school. The implementation program itself consists of some activities such as information literacy workshop, library tour, and an interactive games called lsquo treasures hunt rsquo . Altough the program still simply packed, positive feedback came from the partisipant and the perceived benefits makes this program worth to be held again in the future with some improvement to make it more better."
2017
S70019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Pawoko
"Secara sederhana, literasi informasi adalah kemampuan mencari, mengevalusi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. Hakikat dari literasi informasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menelusur, menganalisis, dan memanfaatkan informasi."
Perpustakaan Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Pawoko
"Tujuan dari pengajaran materi literasi informasi bagi mahasiswa baru adalah untuk memberikan kemampuan strategi penelusuran informasi yang baik dan benar dan mempersiapkan mahasiswa menjadi pemelajar seumur hidup. Setelah mengikuti program literasi informasi, mahasiswa diharapkan dapat:
1) mengerti proses untuk mendapatkan informasi, mengidentifikasi dan menggunakan informasi;
2) mampu mengevaluasi berbagai sumber informasi yang otoritatif dan kredibel;
3) mengerti tentang plagiat dan hak cipta;
4) mengetahui layanan dan fasilitas yang tersedia di Perpustakaan UI;
5) mampu mengakses informasi yang tersedia di pangkalan data Perpustakaan UI dan dari Internet dengan efektif dan efisien;
6) mengerti ketentuan/peraturan yang berlaku di Perpustakaan UI. "
Depok: Perpustakaan Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wening Widyastari
"Tahun 2014 merupakan tahun politik yang cukup panas. Rivalitas tidak hanya pada tokoh-tokoh politik yang terlibat, namun juga media pemberitaan. Namun, Persaingan ini meruncing pada suatu kontestasi, di mana kata kontestasi dipilih bukan karena kata dasar "kontes", merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2004 ), kontestasi berasal dari kata "contestation" dengan kata dasar "to contest" atau bersinonim dengan "to dispute": saling serang. Bukan tanpa alasan kata itu dipilih, karena realitas yang ada menunjukkan bahwa paket berita yang ditayangkan pada program-program pemberitaan. Pada tanggal 7 Juni dan 23 Juni Komisi Penyiaran Indonesia melayangkan surat teguran kepada dua stasiun televisi tersebut.
Surat teguran yang dikirimkan menyangkut netralitas isi pemberitaan dan proporsi frekuensi penayangan siaran pers Pemilihan Presiden 2014. METRO TV dianggap terlalu memberikan suatu framing kepada pemirsa, mengenai kelebihan calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Jusuf Kalla. Sebaliknya, METRO TV memberi beban negatif pada pemberitaan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Rajasa. Bersamaan dengan METRO TV, TV ONE juga mendapatkan teguran sebanyak dua kali berkaitan dengan netralitas isi siaran. TV ONE dianggap berpihak pada calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Rajasa dan menyerang calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Jusuf Kalla. Bagaimana kedua stasiun televisi pemberitaan ini membingkai realitas politik yang terjadi menjelang Peilihan Presiden sehingga dianggap tidak netral? Piming seperti apa yang berusaha dibentuk oleh redaksi? Jika memang tidak netral, apa yang menjadi agenda-setting redaksi pada pemberitaan tersebut?
Dari hasil penelitian, METRO TV membingkai pemberitaan terhadap calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Jusuf Kalla dengan framing positif sementara sebaliknya, dengan menggunakan instrumen framing negatif terhadap calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Rajasa. Sementara TV ONE memberikan dukungan terhadap calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Rajasa, dan memberikan framing negatif pada calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Jusuf Kalla. Agenda-setting kedua televisi pemberitaan ini menurut penelitian ada dua tujuan. Pertama, membentuk citra positif calon yang didukungnya dan membentuk citra negatif pada lawan politik calon tersebut. Kedua, melakukan counter-strike atau serangan balik terhadap kampanye negatif yang menyerang calon yang didukungnya.

2014 was a year of considerable political heat. Rivalry was not only the political figures involved, but also the news media. However, competition was tapered to a contestation, in which said contestation was chosen not because the basic word "contest", referring to the Indonesian Dictionary (2004), contestation is derived from the word "contestation" basic words "to contest" or synonymous with " to dispute ": to attack each other. The word contestation was chosen because it shows that the package of news programs aired on the news. On June 7th 2014 and June 23rd 2014, Indonesian Broadcasting Commission sent a letter of reprimand to two television stations.
Warning letter sent concerning neutrality, frequency, content, and the proportion of impressions press release Presidential Election 2014. METRO TV was considered too provide a framing to the viewers, about the vantage point of presidential candidates Joko Widodo and running mate Jusuf Kalla. Instead, METRO TV news gave a negative charge on the presidential candidate Prabowo and vice president Hatta Rajasa. Along with METRO TV, TV ONE also got a warning associated with the broadcast content. TV ONE is considered in favor of the presidential candidate Prabowo and vice president Hatta Rajasa and attacked the presidential candidates Joko Widodo and running mate Jusuf Kalla. How did both television stations conduct the news framing political reality that occurred prior to Presidential Election that was considered aligned? What kind of that was likely to be formed by the editors? If it was aligned, what was the agenda-setting of the editors on the news?
From the research, METRO TV news framing of the Joko Widodo presidential candidate and running mate Jusuf Kalla with positive framing while on the contrary, by using the instruments of negative framing against presidential candidate Prabowo and vice president Hatta Rajasa. While TV ONE provides support for the presidential candidate Prabowo and vice president Hatta Rajasa, and give negative framing the presidential candidates Joko Widodo and running mate Jusuf Kalla. Agenda-settingof these televisions, according to the study, had two objectives. First, form a positive image of the candidate they support and forming a negative image on the candidate's political opponents. Second, conduct counter-strike or counterattack against the negative campaign that attacks the candidate they support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43767
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baskoro, Dhama Gustiar
"Fokus dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh dari pelatihan literasi informasi terhadap proses, hasil, sikap dan motivasi mahasiswa dalam penulisan. Penelitian ini mengobservasi 30 mahasiswa keperawatan selama mengikuti 9 sesi kelas pelatihan literasi informasi yang diselenggarakan oleh perpustakaan UPH Karawaci. Penelitian ini menggunakan model kuasi eksperimental yang menggunakan uji awal dan uji akhir untuk mengukur perkembangan dari setiap variabel setelah diberi treatment (pelatihan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa program literasi informasi secara efektif berhasil meningkatkan kualitas dari proses penulisan, hasil penulisan, sikap positif mahasiswa terhadap penulisan, pelatihan dan penerapan pelatihan. Selain hal tersebut penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa untuk mengikuti pelatihan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan."
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2011
020 VIS 13:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rindyasari
"Penelitian ini berfokus pada literasi informasi guru dalam menunjang kompetensi profesionalismenya. Permasalahan yang diungkap adalah guru tidak dapat mempersiapkan muridnya untuk menjadi seseorang yang literate terhadap informasi jika mereka sendiri tidak mengerti bagaimana menemukan dan menggunakan informasi untuk itu guru dituntut harus melek informasi. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan bagaimana kemampuan literasi informasi guru dan bagaimana penerapan literasi informasi oleh guru dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Literasi informasi dalam penelitian ini dilihat dari tiga aspek yaitu, menyadari kebutuhan informasi, akses informasi, dan pemanfaatan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi informasi guru masih harus terus dikembangkan. Dari aspek kesadaran akan kebutuhan informasi guru SMA PIIP sudah baik. Hal ini dikarenakan mereka mneyesuaikan antara peran yang mereka jalani sebagai guru dan terus mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan kompetensi profesionalismenya. Dari segi penelusuran informasi, kemampuan informan masih dalam tahap pengembangan. Perkembangan teknologi informasi menuntut kemampuan yang lebih dalam melakukan penelusuran informasi. Selain itu, pemanfaatan perpustakaan juga harus lebih ditingkatkan bukan hanya mengandalkan pencarian informasi melalui internet. Dari segi pemanfaatan informasi, guru sudah baik, hal ini dapat dilihat bagaimana guru membuat modul pembelajaran, silabus, dll. Secara keseluruhan literasi informasi yang dimiliki guru SMA PIIP sudah baik hanya perlu beberapa pengembangan. Kolaborasi antara seluruh komunitas sekolah juga perlu diwujudkan secara secara baik karena dari penelitian ini menunjukkan guru, pustakawan dan sekolah belum secara maksimal bekerjasama dalam membangun generasi yang melek informasi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15478
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>