Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Yoesoef
"Latar Belakang
Membaca lakon-lakon Rendra baik asli, saduran maupun terjemahan dan menyaksikan pementasan teaternya merupakan "pertemuan" dengan sejumlah kegelisahan, kekerasan, kelicikan, dan muslihat. Di samping itu juga perjumpaan dengan kepasrahan, kesetiaan, ketabahan, keindahan hubungan manusia. Di sisi lain, dengan membaca lakon dan menonton pertunjukan teatemya kita bertemu pula dengan sejumlah pemikiran Rendra tentang berbagai hal, seperti pemikirannya teatang kebudayaan, tradisi dan inovasi, dan sejumlah masalah kemasyarakatan yang menyangkut persoalan sosial, politik, dan ekonomi yang ada di sekelilingnya. Dari pertemuan itu lahirlah sebuah dialog yang mengarah pada usaha pemahaman dan upaya menghadapi kemauan serta perkembangan zaman.
Sebagai seorang seniman Rendra adalah seorang saksi. Ia menjadi saksi zaman atas segala persoalan, perkembangan, dan perubahan yang muncul dalam masyarakat. Kesaksiannya itu, lebih tepat jika disebut sebagai sebuah reaksi, ia tuliskan dalam bentuk puisi dan lakon. Selain itu ia wujudkan pula melalui pementasan lakon-lakon karya pengarang asing yang diadaptasinya atau diterjemahkannya.
Persoalan lain yang muncul apabila kita membicarakan Rendra, terutama dalam kaitannya dengan perkembangan teater modern di Indonesia, adalah bahwa kita akan membicarakan seorang pembaharu. Dalam hal ini, ia telah menumbuhkan tradisi pertunjukan teater yang baru di Indonesia. Tradisi baru itu adalah tumbuhnya kesadaran akan perlunya sebuah bentuk teater yang mampu menyampaikan persoalan-persoalan masyarakat modern. Teater tradisional menurut Rendra tidak lagi mampu menjadi media yang efektif untuk menyampaikan dinamika masyarakat modern. Pemikiran ini kemudian diwujudkan dalam pelaksanaan di pentas teatemya. Dalam mewujudkan pembaharuannya ia juga memanfaatkan unsur-unsur pertunjukan tradisional dalam pertunjukannya, antara lain dalam pementasan Oidipus Sang Raja dan Hamlet yang bergaya kesenian ketoprak pada awal tahun 1970-an. Pemanfaatan unsur tradisi seperti itu barangkali telah disadari dan diinginkan pula oleh dramawan-dramawan lainnya, seperti Suyatna Anirum di Bandung. Akan tetapi, kecenderungan itu belum menggejala dan tidak dipandang sebagai suatu hal yang mengejutkan dalam kehidupan teater modern di Indonesia. Namun, ketika Rendra menggunakan perangkat tradisional dalam teatemya, orang mulai melihat sebuah usaha memodernkan pertunjukan teater dengan tidak meninggalkan unsur tradisi.
Di samping Rendra upaya memodernkan teater Indonesia telah banyak dilakukan orang, antara lain oleh Jim Adilimas di Bandung dan Asul Sani dengan ATNI-nya di Jakarta pada awal tahun 1960-an. Kedua tokoh ini tidak mengambil jalur tradisi dalam memodernkan teater, mereka justru banyak mengambil lakon-lakon dari Eropa dan Amerika sesuai dengan karakter lakon yang dimainkannya. Jim Adilimas, misalnya, banyak mementaskan dan menerjemahkan lakon-lakon karya Iouesca serta memperkenalkan bentuk konsep teater realis yang dikembangkan oleh Stanislavsky. Dari kalangan ATNI antara lain muncul pertunjukan "Monsserrat" dan "Bebek Liar"."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T. Jacob
Jakarta: Balai Pustaka, 1995
808.84 JAC b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah. Depdikbud, 1981
899.222 BAB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sapardi Djoko Damono, 1940-2020
"ABSTRAK
Pencapaian seorang penyair tentu ditandai oleh perkembangan yang ada dalam sajak-sajak yang ditulisnya selama periode yang cukup panjang. Demikian juga Taufiq Ismail, salah seorang penyair Indonesia yang telah menulis tanpa putus putus sajaknya disiarkan dalam bcrbagai majalah sastra dan kebudayaan yang bcrni!ai dan kemudian diterbitkan dalam bebcrapa buku kumpulan sajak. Jadi, kematangan puitik yang ditunjukkan puisi Taufiq pada tahun 1970-an tidak datang begitu saja. melainkan melalui kegiatan yang terus menerus dilakukannya sejak ia mcnulis puisi 1ahun 1950-an. Perkcmbangan sajak-sajak yang ditulis olch scorang penyair dapat ditinjai dari scgi sti!istik dan tematik. Berdasarkan uraian di atas, timbul masalah ciri dari Pcrkembangan kcpcnyairannya.
Tujuan penclitian ini adaiah untuk mengungkapkan ciri-ciri stiiistik dan tcmatik puisi Taufiq Ismail pada awal pcrkembangan kcpenyairannya. Puisi yang ditu!is daiam masa awal pcrkembangan Tauf!q Ismail disorot berdasarkan pcncapaian puncoknya pada tahun 1970 an dcngan konteks pcrkembangan puisi lndoncsia yang lebih luas yakni yang terjadi pada Periode 1950-an dan 1960-an awal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain menulis puisi tanpa putus scjak 40 tahun yang lalu. Taufiq Ismail juga dengan cerrnat mengadakan eksperirncn bahasa, suatu syarat mutlak bagi karya sastra yang bernilai. Di dalam eksperimennya, ia sama sckali tidak mengharamkan tema apa pun. Ia menulis sajak-sajak sepi tetapi juga menulis pernyataan politik dalam bentuk puisi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah. Depdikbud, 1981
899.222 BAB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1989
899.221 HIK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ricklefs, Merle Calvin, 1943-
London: Oxford University Press, 1977
016.091 RIC i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: Marshall Cavandish , 2006
899.221 CEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Asisi Datang
"ABSTRAK
Komik Panji Koming merupakan salah satu bentuk wacana, yang mengandung unsur verbal dan nonverbal. Unsur verbalnya, yang terdiri atas dialog antartokohnya. memiliki koherensi lokal dan global. Koherensi lokal terlihat dari adanya hubungan antar proporsi secara kondisional, yaitu berupa hubungan kausal, kontras, dll, dan secara fungsional, karena proposisi yang satu membataai fungsi proposisi yang lain.
Koherensi global nampak dalam tema yang konsisten yang disajikan dalam tiga wacana sampel penelitian ini. Ketiga wacana itu, dengan caranya sendiri, meperolok dan mengeritik keadaan sosial maayarakat di Indonesi.a yang tidak adil. tidak manusiawi, dan tidak pancasilais. Keadaan sosial yang demikianlah yang selalu menjadi sasaran kritik Dwi-Koen melalui. hampir setiap wacana komik yang dikarangnya.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Soetarman Mahayana
"surat kabar Asia Raya pertama ka.li terrbit 29 April 1942, segera setelah Jepang menduduki Indonesia ,menggantikan peme­ rintah kolonial Belanda, dan berakhir penerbitannya 7 September 1945, selang beberapa hari setelah Indonesia menyatakan kemer­ dekaannya. sebagai sur at kabar yang didirikan dan dikelola bagi kepentingan pemerinatah pendudukan .:Jepang di Indoesia, surat kabar ini tentu saja dapat dianggap sebagai alat atau organ yang secara khas mewaki li sikap politik pemerintah Jepang waktu itu. Dengan demikian, isj surat kabar itupun niscaya diarahkan untuk kepentiugan propoganda plhak Jepang, Dengan dasar pemikiran di atas, penel itian terhadap surat kabar Asia Raya sedikit banyaknya akan mengungkapkan, bagaimana sikap pemerintah Jepang di bidang sastra dan budaya. Ternyata, apa yang diti ulis oleh para pengamat sastra Indonesia, seperti A. Teeuw, Ajip Rosidi 1 Jakob Soemardjo sebenarnya kurang tepat 1 jika tidak dapat dikatakan 'keliru'. Ada kesan kuat bahwa para pengamat sustra Indonesia tu lebih banyak mengandalkan sumber informasinya dari dua buku H.B. Jassin, yaitu Kesusasteraan In­donesia di masa Jepang dan Gema Tanah air, yang di dalamnya"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>