Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Resya Hidayatullah
"Penggunaan telepon genggam sekarang ini sudah mcnjadi sesualu yang sangat umum dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya penggunaan lelepon genggam menyebabkan timbulnya limbah benlpa baterai telepon genggam, diantaranya adalah baterai lithium-ion. Pada baterai lithium-ion terdapat kandungan logam kobalt dalam jumlah yang cukup besar, sehingga proses pengambilan kembali logam kobalt dari limbah baterai lithium-ion dapat menghasilkan logam kobalt dalam jumlah yang cukup signifikan.
Metode ekstraksi cair-cair dapat digunakan untuk proses pengambilan kembali logam kobalt dari limbah baterai lithium-ion. Metode pemisahan ini berdasarkan pada perbedaan koefisien dislribusi zat terlarut dalam dua larutan yang berbeda fasa (fasa akuatik dan organik) dan tidak saling bercampur. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kemampuan ekstraktan Cyanex 272 [bis (2,4,4,-trimerhylpeniyl) phosphinic acid] dalam proses pengambilan kembali logam kobalt. Cyanex 272 merupakan ekstraktan yang sering digunakan dalam proses pengambilan kembali logam kobalt.
Percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah proses leaching limbah baterai lithium-ion dengan menggunakan HCI, dan proses ekstraksi larutan hasil leaching menggunakan Cyanex 272 dengan pelarut kerosin. Variasi yang dilakukan dalam proses leaching adalah konsentrasi HCI, waktu leaching, rasio solid/liquid, dan temperatur. Variasi yang dilakukan dalam proses ekstraksi adalah variasi pH fasa akuatik, konsentrasi ekstraktan, dan waktu.
Larutan yang didapat dan masing-masing proses di atas dianalisa dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) sehingga kita dapat mengetahui komposisi kobalt pada larutan hasii leaching dan larutan basil ekstraksi.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat nilai optimum untuk proses leaching pada konsentrasi HCI 4M, waktu kontak 150 menit, rasio solid/liquid sebesar 1/100, dan temperatur leaching 80°C. Pada kondisi optimal ini didapat nilai persentase leaching kobalt sebesar 91.55% dan alumunium sebesar 99.99% Pada proses ekstraksi proses ekstraksi didapat nilai optimum pada pH fasa akuatik sebesar 6, konsentrasi ekstraktan 0.08M, dan waktu kontak 30 menit. Pada kondisi optimal ini didapat nilai persentase ekstraksi kobalt sebesar 84.15% dan alumunium sebesar 66,63%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Syaifuddin Al-Anshari
"Batcrai Li-ion (Lithium-ion) merupakan salah satu jenis baterai yang dapat diisi ulng, baterai jenis ini mengandung berbagai macam mineral antara lain kobalt dan alumunium. Proses daur ulang limbah baterai Li-ion selain dapat mencegah terjadinya pencemaran. juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan Iogam kobalt memiliki harga yang rclatif cukup tinggi apabila dibandingkan beberapa logam lain, seperti besi dam _tembaga.
Metode leaching dan ekslraksi cair-cair dapat diterapkan dalam pengambilan kembali Iogam kobalt yang berasal dari Iimbah elektroda baterai Li-ion. Ekstraktan yang digunakan dalam proses ckstraksi adalah Cyanex@302 yang dilarutkan dalam kerosin. Percobaan yang dilakukan dalam penelitian adalah proses leaching limbah elektroda baterai dan proses ekstraksi kobalt. Setelah dilakukan serangkaian proses tersebut diharapkan akan diperoleh larutan yang kaya akan logam koablt. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diperhatikan terhadap proses leaching limbah padatan yaitu konsentrasi leaching agent, waktu kontak, Perbandingan solid/liquid (S:L), dan suhu leaching Dalam proses ekstraksi, dilakukan analisis terhadap variabel-variabcl pH, konsentrasi ekslraktan dan waktu kontak, sehingga dapat dinilai sclektivitas ckstraktan Cyanex‘°302 terhadap kobalt dan persen ckstraktsi kobalr yang diperoleh dcngan mencari nilai optimum untuk masing-masing variabel proses yang diuji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching elektroda baterai Li-ion dengan menggunakan HCI mcncapai optimal pada konsentrasi HC] sebesar 4 M, waktu kontak selama 150 menit, perbandingan S:L l:l0O, dan suhu 80°C. Dengan kondisi tersebut persentase feaching kobalt sebesar 9I,55% berat dan 99,99% untuk aluminium.
Proses ekstraksi yang diiakukan menunjukkan bnhwa Cyanex®302 tidak selektif untuk memisahkan kobalt dari alumunium. Akan tetapi, dalam proses ini kita bisa mendapatkan kobalt sebesar 243.32 ppm dan aluminium sebesar 93,73 ppm, aacapai pada kondisi pH hasil |eaSi\`ang_ e,s, konsenmmsi Cyanex®302 0,169 M, dan waktu kontak seiama 60 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ramadhan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengambil kembali logam kobalt dari limbah Lithium Ion Battery (LIB) atau baterai Li-Ion karena pada tahun 2000 kadar mencapai 200-500 ton/tahun dimana kobalt terdapat 30% yang dapat membahayakan lingkungan. Teknologi membran cair emulsi adalah salah satu teknologi rekoveri logam yang sangai baik karena sangat selektif, dapat diaplikasikan dalam skala besar, dan hemat waktu. Tahap awal diperlukan proses leaching menggunakan asam sitrat dengan konsentrasi 1 M menghasilkan kobalt 89,74% dan lithium 46,80% pada suhu 55oC selama 50 menit. Tahap ekstraksi dengan membran cair emulsi dengan ekstraktan (Cyanex 272) konsentrasi 0,05 M dan kadar surfaktan (Span-80) 6% karena angka tersebut menghasilkan emulsi paling stabil. Ekstraksi dilakukan pada suhu ruang dan pengadukan 250 rpm dan menghasilkan ekstraksi 48,73% Co dan 13,06% Li pada pH 5,5. Penelitian ini cukup selektif untuk memisahkan logam Co dan Li.
This research has a purpose to recapture cobalt metal from spent Lithium Ion Battery (LIB) or Li-Ion battery because in 2000 the amount of the waste was 200-500 ton/year which contained 30% cobalt that can harm the environment. Emulsion liquid membrane technology is one of the most best technology in metal recovering because highly selective recovery techniques, can be applied on a large scale, and time saving. The initial stage is leaching process is required to use citric acid at a concentration of 1 M to produce cobalt 89,74% and lithium 46,80% at 55oC for 50 minutes. Then, phase extraction with liquid membrane emulsion with the extractant (Cyanex 272) 0,05 M concentrations and levels of surfactants (Span-80) 6% as the figure most stable emulsions in this research. The extraction is done at room temperature and stirring 250 rpm and generates extraction of 48,73% Co and 13,06% Li at pH 5.5. This study was selective enough to separate the metals Co and Li."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bilqis Nur Fadhilah
"Seiring meningkatnya penggunaan elektronik dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan baterai juga meningkat, terutama penggunaan baterai li-ion. Baterai li-ion sering dipakai pada peralatan yang bersifat re-chargeable, salah satunya adalah telepon genggam. Limbah baterai li-ion tergolong limbah B3 karena mengandung logam berat. Logam berat yang terkandung dalam limbah baterai tersebut dapat dilakukan perolehan kembali (recovery) untuk mengurangi efek bahayanya terhadap lingkungan. Kandungan logam berat tersebut merupakan logam berharga diantaranya logam nikel dan kobalt. Metode yang dapat dilakukan untuk recovery logam tersebut yaitu dengan proses leaching. Penelitian ini menggunakan H2SO4 sebagai leaching agent dan H2O2 sebagai reducing agent. Penambahan H2O2 bertujuan untuk mengurangi penggunaan H2SO4 saat proses leaching. Dalam penelitian ini, digunakan 2 M H2SO4, 4% v/v H2O2 pada kondisi operasi 75OC selama 2 jam, menghasilkan logam Ni dan Co ter-leaching sebesar 96,46% dan 94,95%. Larutan hasil leaching yang didapat akan dilakukan proses ekstraksi cair-cair menggunakan LIX 84-ICNS sebagai ekstraktan. Hasil dari proses ekstraksi cair-cair dengan konsentrasi ekstraktan sebesar 40% v/v, pH fasa akuatik sebesar 6,85 selama 45 menit ekstraksi, menghasilkan logam Ni dan Co terekstraksi sebesar 92,05% dan 86,67%.

The electronic devices used is increasing in daily basis, especially the used of li-ion batteries. Li-ion batteries is used for re-chargeable electronic devices such as smartphones. The spent of li-ion batteries is being classified as toxic and hazardous waste because it contains heavy metals. The heavy metals from spent li-ion batteries can be recovered to reduce the hazardous effect on the environment. Moreover, the heavy metals are also classified as the valuable metals, for example nickel and cobalt. One of the methods for metal recovery from li-ion battery is leaching process with H2SO4 as the leaching agent and H2O2 as the reducing agent. The addition of H2O2 is for reducing the used of H2SO4 in the leaching process. This research is using 2 M of H2SO4 and 4% v/v of H2O2, with the operating condition 75OC in 2 hours leaching process resulting 96,46% Ni and 94,95% Co extracted. The leachate liquor after leaching process is going for the next process, solvent extraction. The solvent extraction is using LIX 84-ICNS as the extractant. The result from solvent extraction with 40% v/v extractant concentration, pH aquatic phase 6,85 in 45 minutes extraction process is 92,05% Ni and 86,67% Co being extracted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library