Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
A small collection of majoid spider crabs of the genus Paratymolus Miers, 1879, s.l from Lombok Island, Indonesia contains four species namely P.hastatus Alcock (1895), P.coccus Loh & Ng (1999), P.cygnus Loh & Ng (1999), and Litosus sexspinosus (Miers,1884). Except for L. spinosus, the three other species are new records for indonesia. Paratymolus coccus is previously known from only female specimens, and the presence of male specimens in the collection studied provides the oppurtunity to complete the description of male characters. Paratymolus hastatus is reported for the first time outside Indian Ocean and P.cygnus is recorded for the first time after its description.
Jakarta : LIPI Press,
550 MRI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Harmful Algal Bloom (HAB) incidences in Indonesian waters were increasingly accoured from time to time.Extensive and continous studies in this field are needed to be done in more areas in the country.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hirsanuddin
Abstrak :
Akhir-akhir ini kita tengah menyaksikan suatu proses menuju krisis sosial yang disebabkan oleh sengketa tanah. Tanah sejak lama memang menjadi hal yang sangat rawan dan menjadi potensi pemicu krisis sosial. Gejala krisis sosial akibat dari sengketa tanah telah memanifestasi dalam bentuk pertentangan kepentingan atas tanah, antara rakyat dengan negara maupun antara rakyat dengan industri merupakan sengketa yang telah terjadi di mana-mana, dan pada setiap periode zaman sistem sosial atau formasi sosial. Pembahasan tentang kasus sengketa tanah di atas mengingatkan kita pada dua hal pokok yaltu: 1. Bahwa persoalan petani sebagai pemilik/penggarap tanah bukan hanya soal persengeketaan masalah tanah. Masalah tanah pada dasarnya erat kaitannya dengan pilihan kebijakan agraria dari suatu era tertentu. 2. Bahwa masalah tanah bagi petani tidak berdiri sendiri, dia merupakan bagian dari persoalan besar yang menyangkut aspek politik, ekonomi, budaya dan hukum. Sementara kasus sengketa tanah juga terjadi melalui mekanisme lain seperti: Melalui Hak Penguasaan Hutan (HPH). Program Hutan Tanaman Industri (HPI) dan penggunaan tanah Pembangunan Kawasan Wisata, waduk dan lain-lain. Di Pulau Lombok kasus sengketa tanah mulai mengemuka sekitar tahun 1986, ketika pemerintah menetapkan Nusa Tenggara Barat sebagai daerah tujuan wisata. Banyak kasus sengketa tanah terjadi seperti: Kasus Gill Trawangan, Kuta dan yang terakhir yang sempat mendapat perhatian di tingkat nasional adalah kasus pembebasan tanah kawasan pariwisata Rowok yang menjadi kajian dalam tulisan ini, dengan mengajukan permasalahan sebagai berikut: Apakah yang menjadi penyebab terjadinya sengketa dan bagaimana cara penyelesaiannya. Untuk memecahkan persoalan tersebut metode penelitian yang digunakan adalah dengan mengumpulkan berbagai macam sumber yang ada kaitannya dengan masalah yang dikaji, di samping itu mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menangani sengketa pembebasan tanah kawasan pariwisata Rowok tidak terlepas dari keterlihatan aparat secara langsung baik aparat keamanan maupun aparat pemerintah daerah, sehingga menimbulkan perlawanan yang dilakukan oleh pihak penggarap. Perlawanan yang dilakukan dengan melalui jalur di luar pengadilan formal. Tetapi upaya yang dilakukan oleh pihak penggarap selalu mengalami kegagalan. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Ujung Pandang maupun Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya yang mengadili perkara sengketa tanah tersebut mengalahkan para penggarap. Dengan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya tersebut menambah sejarah bahwa sengketa antara petani pemilik/penggarap melawan penguasa maupun pemilik modal, petani pemilik/penggarap senantiasa dalam posisi yang lemah dan selalu dengan mudah dikalahkan oleh penguasa atau pemilik modal.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teti Zubaidah
Abstrak :
The geomagnetic field is a kind of natural potential field in the Earth. A three-year research program for exploration of this field has been conducted in the Lombok Island-Indonesia, where extreme geomagnetic anomalies with two very strong dipolar structures exist. The research aims to construct a system to collect and concentrate geomagnetic fields, in order to possibly use the concentrated fields for geomagnetic power plants or to integrate the system with a field pick-up unit scheme by means of wireless power transfer. The designed geomagnetic concentrator system has been tested in a self-arranged semi-anechoic chamber with a pair of Helmholtz coils, induced with DC currents to simulate the regional ambient static geomagnetic fields. Several tests have proven the performance of the system in one-dimensional space. This paper presents the results of detailed three-dimensional measurements of static magnetic fields in the semi-anechoic chamber. Static magnetic fields over the entire chamber are drawn in their magnitudes and directions, by interpolating data obtained in regular grids of 50cm × 50cm. In specific areas, where the Helmholtz coil is placed, extra grids of 25cm × 25cm are inserted to sharpen the fields’ depictions. Results show that by inducing 1 A current on each of coils will produce magnetic fields, concentrated over the surrounding area of Helmholtz coil. The intensities of magnetic fields over this area are about 15,000?45,000 nT, which can be used to model the geomagnetic fields of Lombok Island. Using the results of 3D field mapping, it will be possible to get the optimum placement of the geomagnetic concentrator system when it is tested on the chamber.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2014
UI-IJTECH 5:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library