Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 598 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tore, Augusto de la
Washington Dc.: The World Bank, 2009
551/6 tor l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kent, Anthony
New York: American Institute of Physic, 1993
536.56 KEN e (1);536.56 KEN e (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Hedi Purwanti
"Penelitian ini dilatarbelakangi belum adanya bukti statistik yang kuat bahwa antara diet rendah energi dan rendah karbohidrat dapat memperbaiki status IMT dan persen lemak tubuh di tempat penelitian dilaksanakan. Dengan diketahui perubahan yang optimal pada diet rendah karbohidrat dalam jangka waktu yang singkat, terdapat alternatif dalam pemilihan bentuk intervensi diet seseorang. Mengingat kebutuhan perbaikan status IMT dan penurunan persen lemak tubuh juga menjadi kepentingan tersendiri dalam upaya menurunkan resiko penyakit degeneratif.
Sehingga tujuan penelitian ini untuk melihat perbedaan rata-rata berat badan, IMT dan persen lemak tubuh, sebelum dan sesudah perlakuan diet rendah energi dan diet rendah karbohidrat. Selain itu akan dilihat pula hubungan penurunan IMT dan persen lemak tubuh yang dikontrol umur, aktifitas fisik pekerjaan dan aktifitas fisik olah raga, pada kedua pelakuan diet tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi ekperimental. Subjek sebanyak 70 orang, dibagi menjadi dua kelompok dan dilakukan intervensi makanan diet selama 14 hari. Kelompok 1 memperoleh diet rendah kalori 1300 kalori ( KH 52 % ; P 18 % ; L 31 %) dan kelompok II diet rendah karbohidrat 1400 kalori (KH ± 16 % ; P ± 22 % ; L ± 61 %) . Diet rendah karbohidrat menggunakan minyak zaitun sebanyak 80 % dan minyak canola 20 %. Diet rendah energi seluruhnya menggunakan minyak canola. Penelitian dilakukan selama waktu April -- Juni 2006, di Prima diet catering Jakarta. . Tempat ini adalah perusahaan catering khusus yang melayani catering antara lain untuk program penurunan berat badan. Subjek dipilih dan peserta catering yang mengikuti program penurunan berat badan dan mengikuti program makan sehari penuh melalui wawancara langsung. Subjek tidak memiliki penyakit dan dinyatakan sehat dengan sebelumnya menyertakan pemeriksaan laboratorium menyangkut kadar gula darah, kolesterol, asam urat , dan gangguan ginjal. Sebelum mengikuti program pada subjek dilakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter merk NOVA , tinggi badan menggunakan microtaise " Stanley Maio " dan pengukuran berat badan, persen lemak tubuh total menggunakan BIA-OMRON. Kuesioner Baecke digunakan untuk menilai aktifitas fisik pekerjaan dan aktifitas fisik olah raga.
Seluruh data diolah secara manual dengan menggunakan mesin hitung dan komputerisasi . Analisis menggunakan uji t dependen atau paired t test, untuk melihat perbedaan rata - rata variabel berat badan , status IMT dan persen lemak tubuh sebelum dan sesudah perlakuan diet rendah energi dan diet rendah karbohidrat. Uji Anova untuk menganalisa faiktor umur, aktifitas fisik pekerjaan dan aktifitas fisik olah raga, pada diet rendah energi dan diet rendah karbohidrat.Hasil uji bermakna bila p < 0,05.
Hasil yang diperoleh adalah perubahan IMT dan persen lemak tubuh yang signifikan pada diet rendah karbohidrat. Penurunan berat badan pada diet rendah energi sebesar ∆ 0,73 kg ± 0,2531 kg lebih kecil dibanding pada diet rendah karbohidrat ∆ 5,88 kg ± 1,36 kg. Perubahan status IMT yang lebih sedikit juga terjadi pada diet rendah energi sebesar ∆ 0.3206 kglm2 ± 0.33968 kglm2 dibandingkan pada diet ∆ 2.0389 kglm2 f 0 .46109 kg/m2 . Perubahan persen lemak tubuh yang lebih sedikit terjadi pada diet rendah energi sebesar ∆ 0,1543 % dibandingakn diet rendah karbohidrat sebesar ∆ 2,0637 %.
Namun karena keterbatasan waktu dan biaya, maka pada penelitian ini tidak dilihat pengaruh biokimia darah. Sehingga belum dapat diketahuinya pengaruh diet rendah karbohidrat terhadap perubahan profil lemak darah. Juga penelitian ini hanya dilakukan dalam waktu singkat yaitu 14 hari sehingga harus diteliti lebih lanjut keamanan fisiologis dan biokimia darah, jika diet rendah karbohidrat dilakukan dalam jangka waktu panjang.

This research has a no background or supporting proven and strong statistic that low carbohydrate diet is able to recover a status of IMT together with fat body percentage at the survey held established.With acknowledgement of some optimized changes on low carbohydrate diet for a short term of period, there is an alternative for choosing the form of influences on individual diet. Considering the needs of IMT status recovery and the decrement of body fat percentage are becoming an important for lowering the risks of degenerative disease.
The objective of this research was to found the different meant of body weight, IMT status and body fat percentage, before and after low energy diet and low carbohydrate diet. The result controlled by age, work activities, and sport activities.
This research is a experimental quasi, which has two groups with a different treatment, during April - Juni 2006 at Prima Diet Catering Jakarta . 70 healthy subjeks, all female between 24 - 45 years, were given the diet foods are set into a different pattern. The composition of the 1300 low calory diet were follows : 52 % carbohydrate, 18 % protein and 31 % fat and another one with 1400 calory low carbohydrate were 16 % carbohydrate ; 22 % protein ; 61 % fat. The formula diet was supplemented for 14 days. The fat which was given form canola oil and olive oil. Subjeks were choosen from interviewing Prima Diet Catering's client, who was follow the weight management programe. Subjeks were healthy and proven by the laboratory checking. Before the intervention, subjeks were checking the blood pressure by NOVA tensymeter, heigh measured by microtoise " Stanley Maio " and body weight, body fat percentage measures bay BIA-OMRON. Baecke's qouesionaire for found the working activities and sport activities. From here, we will see the changes of IMT status and body fat percentage before the intervention.
The result from the above experiment is showing changes of IMT and body fat percentage with a significant on low carbohydrate diet . Low energy diet showed less weight loss ( 0,73 kg ± 0,2531 kg) compare with low carbohydrate diet (  5,88 kg ± 1,36 kg) . IMT status on low energy diet were  0.3206 kglm2 ± 0.33968 kglm2, compare with low carbohydrate diet 2.0389 kglm2 t 0 .46109 kglm2, as seen the biggest result . Body fat percentage were high changes in low carbohydrate diet  2,0637 %. And low energy diet were  0,1543 % .
Due to a limit of time and expenses, this research can not assist us to view a blood biochemist then unable to support the influences of low carbohydrate diet on the profile of fat blood. Nevertheless, the research only takes place for 14 days research, which requires a security of physiology if the diet takes longer
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichwanuddin
"Kurang Energi Protein (KEP) merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Menurut Morley, D (1994), KEP terdiri dari kegagalan pertumbuhan, marasmus dan Kwashiorkor. KEP saat ini sering terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Keadaan ini bila dilihat masa Ialunya berasal dari kehidupan awal dalam janin sampai terjadinya bayi dengan BBLR, dan seringkali juga diakibatkan oleh pertumbuhan yang tidak adekuat pada 6 bulan pertama dalam kehidupannya.
Rancangan studi ini adalah Kohort Prospektif dengan menggunakan data sekunder. Data berasal dari penelitian dengan judul "The Implementation of Risk Approach On Pregnancy Outcome by Traditional Birth Attendant - yang dilakukan oleh WHO Collaborating Center for Perinatal Care, Maternal and Child Health dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
Studi ini mempelajari risiko BBLR terhadap kejadian KEP bayi usia 3 bulan sampai 12 bulan. Analisisnya menggunakan Stratifikasi dan Pemodelan. Data yang dikumpulkan selama 28 bulan (Oktober 1987 sampai Januari 1990) dan diikuti pertumbuhan bayinya sejak kelahiran sampai 12 bulan.
Hasil studi menunjukkan bahwa dari 3.615 bayi yang diteliti, 425 (11,8%) dengan kelahiran BBLR. Prevalensi KEP berkisar 2%-24,1% (3-12 bulan). Risiko BBLR terhadap kejadian KEP menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05), masing-masing pada usia 3 bulan`(RR=8,43; 95% CI=5,37-13,25), 6 bulan (RR=5,93; 95% CI=4,41-7,99), 9 bulan (RR=2,72; 95% CI=2,29-3,22), dan 12 bulan (RR=2,16; 95% CI=1,90-2,46).
Analisis stratifikasi faktor-faktor ibu (umur, pendidikan, pekerjaan, layanan antenatal dan jumlah kehamilan) dan faktor-faktor bayi (lama kehamilan dan jenis kelamin) dilihat interaksinya dengan BBLR terhadap kejadian KEP, hasilnya menunjukkan bahwa tidak satupun faktor-faktor tersebut berinterakasi dengan BBLR (Uji homogenitas : p>0,05).
Pemodelan dengan Regressi Logistik Berganda untuk estimasi probabilitas KEP menunjukkan P(KEP 3 bulan) = 9,02% (riwayat BBLR dan layanan antenatal buruk), P(KEP 6 bulan) = 89,8% (riwayat KEP, BBLR dan tidak diberi ASI), P(KEP 9 bulan) = 70,8% (riwayat KEP, BBLR dan tidak diberi ASI) dan P(KEP 12 bulan) = 87,9% (riwayat KEP).
Oleh karena itu studi ini menyarankan perlu dan pentingnya pemberian ASI, asupan makanan yang adekuat dan imunisasi lebih dipentingkan pada anak-anak yang menderita KEP.

Protein Energy Malnutrition (PEM) is a major nutrition problem in Indonesia. According to Morley, D (1994); PEM comprises growth failure, marasmus and Kwashiorkor. PEM present most ?frequently between the ages of 6 months and 5 years, however, its origins go back to early fetal life, to Low Birth Weight (LBW), and sometimes to inadequate growth in the first 6 months of life.
This study design was Cohort Prospective by secondary data analysis. Its taken from ?The Implementation of Risk Approach On Pregnancy Outcome by Traditional Birth Attendant? by WHO Collaborating Center for Perinatal Care, Maternal and Child Health, and Faculty of Medicine University of Padjadjaran Bandung.
This Study assessed the association between LBW risk and PEM the ages of 3 months to 12 months. The Analysis used Stratified and Modelling. Data were collected over a periode of 28 months (October 1987 to January 1990) and followed up until 1989-1991.
The Study showed that from 3.615 infants, 425 (11,8%) of them were LBW. The prevalence of PEM between 2%-24,1O% (3-12 months). LBW risk was significantly associated in univariate analysis with low weight for age (PEM), 3 months (RR=8,43; 95% CI=5,37-13,25), 6 months (RR=5,93; 95% CI=4,41-7,99), 9 months (RR=2,72; 95% CI=2,29-3,22), 12 months (RR=2,16; 95% CI=1,90-2,46).
Stratilied Analysis showed that no one of mothers?s factors (age, education, occupation, antenatal care and number of pregnancies) contribute to association between LBW and PEM ages 3 months.
The Modelling by Multiple Logistic Regression Model to estimated probability PEM ages 3 months showed that only 9,02% with LBW history and bad antenatal care, meanwhile for ages 6 and 9 months, the estimated probability PEM was 89,8% and 70,8% with PEM history, LBW and lack of breastfeeding. The estimated probability PEM was 87,9% for ages 12 months with PEM history.
Therefore this study suggest that breastfeeding, adequate food intake and immunization should give emphasis to children with PEM."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"After the rapid economic growth in Japan during the 1950s and 1960s,the energy policy in response to the two oil crises and technological innovation....."
JALAREV
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Murfi Balaka
"Pada Tugas Akhir ini dilakukan perancangan Op Amp dengan noise dan diberi nama low noise Op Amp. Dalam perancangan Op Amp ini, digunakan rangkaian diferensial dengan masukan tipe-p. Hal ini dipilih karena transistor tipe-p memiliki noise yang cukup kecil dibandingkan dengan transistor tipe-n [ 1 ]. Pada perancangan low noise Op Amp ini, masukan diferensial, transistor M1 dan transistor M2, didisain untuk memiliki nilai lebar channel dan panjang channel yang besar sehingga noise yang dihasilkan makin kecil Penguatan tingkat pertama pada low noise Op Amp ini dibuat cukup besar, hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan efek noise yang ditimbulkan oleh tingkat kedua Op Amp. Hasil yang diperoleh dengan simulasi memakai software pspicc dibandingkan dengan hasil yang terdapat pada referensi dan hasil yang diperoleh leivat perhitungan menunjukkan bahwa noise yang diperoleh dengan simulasi rancangan Op Amp lebih baik. Pada Tugas Akhir ini Juga dibuat layout low noise Op Amp dengan menggunakan software MAGIC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Muda
"ABSTRAK
Baja Al killed telah digunakan untuk proses penarikan dan penarikan dalam komponen plat yang mempunyai deformasi yang ringan (kompor gas, listrik) dan penarikan dalam untuk panci dan bak cuci piring yang mempersyaratkan deformasi. Baja Al killed mempunyai keterbatasan dalam deformasi, sehingga dari waktu ke waktu terjadi kegagalan yang disebabkan retak selama penarikan dalam. Untuk memenuhi permintaan pelanggan dibuat kualitas yang baik untuk penggunaan enamel, yaitu menggabungkan kelebihan dari baja bebas larut intertisi yang mempunyai kemampuan ektra penarikan dalam dan ketahanan terhadap cacat sisik ikan dan sifat enamel yang mirip dengan baja Al killed.
Baja bebas larut intertisi, karena mempunyai nilai anisotropi normal yang tinggi, dapat menghasilkan mampu bentuk yang sangat baik, dan digunakan untuk peregangan dan penarikan dalam. Mampu bentuk dikembangkan menggunakan baja karbon sangat rendah (0,002 % Aberat kaibon j. Dengan ditambahkan unsur paduan seperti titanium yang berfungsi untuk mengikat karbon dan nitrogen terlarut. Baja enamel digunakan untuk peralatan masak, peralaian dapur dan peralatan mesin cuci. Khusus untuk cacat sisik ikan dapat terbentuk setelah proses enameling pada baja karbon rendah jika ada tekanan tinggi dari hidrogen pada permukaan dari lapisan enamel dan tidak terdapat rongga rongga halus untuk mengakomodasi hidrogen didalam baja. Jadi perlu mengontrol ukuran dan distrlbusi clari rongga rongga halus didalam baja untuk khususnya untuk baja enamel. Rongga rongga halus terbentuk pada baja enamel setelah reduksi berat di tandem cold mill, di pabrik pengerolan panas menggunakan temperatur penggulungan diatas 700°C, yang berfungsi untuk menampung hidrogen dan mencegah caoat sisik ikan. Tetapi dengan temperatur penggulungan yang tinggi terbentuk presipitat Fe3C yang besar dan pada saat dilakukan penarikan dalam pada panci akan terjadi robek pada panci.
Pada disertasi ini dipelajari tentang sifat mekanik dan struktur mikro dari tiga kelas baja AI killed (A: 0,05 % C ; B : 0,009 % C, 0,57 % Ti ; dan C 1 0,006 % C, 0,053 % Ti ) setelah dilakukan pengerolan dingin dan aniling pada 600°C - 900°C dalam waktu 6 - 12 jam pada laju pemanasan cepat dan lambat. Secara umum nilai anisotropi normal dan tekstur dari baja bebas larut intertisi lebih tinggi dari baja karbon rendah, dengan baja B (o,oo9 %C, o,s7% Ti) yang nilainya paling tinggi dengan pengecua|ian pada baja B (0,009%C, 0,57 % Ti) setelah aniling pada temperatur 900°C yang telah di aniling pada daerah dua fasa austenit dan ferit.
Hubungan yang sangat kuat dicapai antara nilai anisotropi normal dengan tingkat tekstur dan keduaraya meningkat dengan meningkatnya temperatur, dengan pengecualian pada baja B (0,009 %C, 0,57 %Ti) setelah aniling pada temperatur 9oo°c. Semua baja mempunyai kekuatan tarik yang same, tetapi, kekuatan luluh baja bebas larut intertisi lebih rendah dibandingkan dengan baja karbon rendah. Presipitat sementit yang terbentuk didalam baja karbon biasa lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan presipitat Ti(C, N) pada baja bebas larut intertisi. Rongga rongga halus yang terbentuk relatif sama besar pada ketiga baja tersebut. Tidak terdapat cacat sisik ikan pada Iapisan pada baja karbon rendah mengindikasikén bahwa rongga rongga halus yang ada dapat menampung hidrogen."
2003
D1255
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitolo, Massimo A.G.
New York: McGraw-Hill, 2009
621.319 MIT e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Richard Alfonso Mangaraja
"Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam menemukan model yang sesuai bagi pengontrolan dan prediksi dari evolusi mikrostruktur yang terkait dengan sifat mekanik dari baja karbon, diantaranya dengan memprediksi keadaan mikrostruktur selama proses anil, deformasi, dan setelah deformasi. Pada penelitian-penelitian tersebut pengujian yang dilakukan umumnya menggunakan deformasi dengan menggunakan metode kompresi, torsi, dan bending. Oleh sebab itu, pengujian dengan deformasi menggunakan metode tarik menjadi suatu tantangan yang menarik disebabkan gaya yang bekerja pada mesin uji tarik konvensional adalah uni aksial, berbeda dengan metode kompresi, torsi dan bending. Untuk memperoleh analisa deformasi regangan bidang seperti pada metode kompresi, torsi dan bending, maka pada proses uji tarik dilakukan dengan memodifikasi bentuk spesimen agar memenuhi persyaratan uji tarik regangan bidang, melalui pengamatan visual.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model kinetika pertumbuhan butir ferit pada pengerjaan panas baja karbon dengan menggunakan mesin uji tarik. Awalnya material dipanaskan sampai temperatur 900oC, kemudian dideformasi masing-masing pada temperatur 750oC, 800oC dan 850oC, dengan laju regangan 0,1 per detik. Setelah dideformasi dilakukan pendinginan udara. Hasil tarik panas tersebut memperlihatkan kecenderungan pertumbuhan butir yang sama dengan model empiris dan mampu menghasilkan ultra fine ferrite grain dan butir nano. Adapun model kinetika pertumbuhan butir ferit yang diperoleh dari pemodelan variabel proses uji tarik panas sudah sesuai dengan hasil pengamatan dengan tingkat kesalahan sepuluh persen dan berada dibawah model prediksi lainnya. Adapun model persamaan empiris besar butir ferit yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Agar lebih sempurnanya model tersebut, maka perlu dilakukan validasi dengan menggunakan canai panas dengan kondisi dan parameter yang sama dengan uji tarik. Dari hasil validasi dapat diamati bahwa model uji tarik panas tersebut menghasilkan besar butir dan kecenderungan yang berbeda dengan hasil canai panas. Namun besar butir ferit dan kecenderungan dari hasil canai panas tersebut dapat didekati dengan menggunakan uji tarik panas regangan bidang melalui formula. Dengan adanya formula ini, maka diharapkan evolusi mikrostruktur selama proses canai panas dapat diamati di laboratorium yang hanya memiliki mesin uji tarik.

Many researchs has been done in finding a suitable model for the control and prediction of microstructural evolution associated with the mechanical properties of carbon steel, such as by predicting the state of microstructure during the annealing process, deformation, and after deformation. In these studies generally use the tests performed using the method of compression deformation, torsion, and bending. Therefore, testing deformation using the tensile method to be an interesting challenge due to the force acting on a conventional machine is the uniaxial tensile test, in contrast to the method of compression, torsion and bending. To obtain the plane strain deformation analysis such as happen on compression, torsion and bending, could be done by modifying the tensile test specimens in order to meet the requirements of plane strain tension, through visual observation.
This study aims to obtain a model of ferrite grain growth kinetics in the hot working of carbon steel by using a tensile testing machine. Initially the material was reheating to a temperature of 900oC, respectively and then deformed at temperatures 750oC, 800oC and 850oC, with strain rate 0.1/s. Cooling air was done after deformed. Hot tensile results showed the same grain growth tendency with the empirical model and capable to producing ultra-fine ferrite grains and nano grain. The ferrite grain growth kinetics model obtained from the modeling of the hot tensile test variables are in accordance with the results of observations with a standard error of ten per cent and under the other prediction models. The empirical equation model of the ferrite grains obtained in this study is To be more perfect model, it is necessary to validate the use of hot rolled to the conditions and parameters of the tensile test. From the results of validation, it can be observed that the hot tensile model results the different grain size and tendency from the results of hot rolled. However, the ferrite grain size and the tendency of hot rolled result can be approximated by using the plane strain hot tensile test through the formula. Given this formula, it is expected that the evolution of microstructure during hot rolled process can be observed in the laboratory which only has a tensile test machine.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
D1261
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>