Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harrison Handoko
Abstrak :

Glioma adalah tumor yang bermula dari tulang belakang atau otak yang berasal dari sel glial, dan merupakan salah satu keganasan yang sering ditemukan di Indonesia. TGF-I²1 mempunyai peran yang penting dalam mengontrol homeostasis jaringan dan peranjakan keganasan kanker, oleh sebab itu TGF-I²1 mempunyai potensi untuk menjadi biomarker untuk membedakan antar glioma keganasan tinggi dan rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ekspresi relatif TGF-I²1 glioma tingkat tinggi dan rendah, untuk melihat potensi menjadi biomarker. Dalam eksperimen terdapat 28 sampel yang digunakan dalam studi ini,16 jaringan dengan keganasan rendah, 10 dengan keganasan tinggi dan 2 jaringan otak normal yang didapat dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Indonesia. Jaringan telah digolongkan berdasarkan klasifikasi yang diberikan oleh World Health Organization, derajat 1 dan 2 sebagai keganasan rendah dan derajat 3 dan 4 sebagai derajat tinggi. Ekspresi relatif dari TGF-I²1 dianalisa menggunakan Real-Time RT PCR dengan 18sRNA sebagai houskeeping gene. Dari hasil terlihat bahwa adanya penurunan ekspresi relatif TGF-I²1 di glioma keganasan tinggi saat dibandingkan dengan ekspresi di glioma keganasan rendah. Tetapi setelah dianalisis secara statistik, hasil penemuan ini tidak signifikan. Kegunaan dari TGF-I²1 sebagai biomarker belum terbukti, maka dari itu studi lebih lanjut harus dilakukan untuk menjelaskan fungsi dari TGF-I²1 sebagai biomarker untuk glioma.


......Glioma is a term used to describe tumors which originate from the spinal cord or brain, specifically the glial cells. This type of tumor is one of the most commonly found brain malignancies in Indonesia. TGFI²1 has a key role in the maintenance of tissue homeostasis and progression of cancer, due to this fact TGF-I²1 has the potential as a tissue biomarker to differentiate low grade and high grade gliomas. The goal of this study is to analyze the relative expression of TGF-²1 in both high grade and low grade glioma to explore its potential as a biomarker. In the experiment there was a total of 28 samples, 16 low grade glioma, 10 high grade glioma and 2 normal brain tissue obtained from Cipto Mangunkusumo Hospital, Indonesia. The sample was categorized to low grade and high grade glioma based on the guideline given by the World Health Organization. Grades 1 and 2 are considered to be low grade gliomas and grades 3 and 4 are considered to be high grade gliomas. The relative expression of TGF-I²1was measured through Real-Time RT-PCR with 18sRNA as a housekeeping gene. It was seen that there was a decrease in the expression of TGF-I²1 in high grade glioma as to low grade glioma. However, when the result was analyzed it is proven to be statistically insignificant.The role of TGF-I²1 as a definitive biomarker for glioma grading is yet to be proven, therefore further research must be conducted to elaborate the role of the gene as a glioma biomarker.

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Ramasha Amangku
Abstrak :
HIF-2α adalah mediator yang penting dalam reaksi hipoksia di situasi keganasan dan tingginya tingkat ekspresi HIF-2α berkorelasi dengan konsep metastasis, resistensi terapi dan penurunan kualitas prognosis dalam berbagai bentuk pertumbuhan kanker. Karena kemampuan sel glioma otak yang sangat infiltratif, glioma tidak dapat sepenuhnya dihilangkan dengan pembedahan dimana tingkat kekambuhan juga tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi ekspresi relatif dari gen HIF-2α dihubungkan dengan keganasan glioma. Spesimen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 22 sampel yang diperoleh dari Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Ekspresi relatif HIF-2α dianalisis dengan menggunakan quantitative RT-PCR. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan ekspresi relatif HIF-2α pada glioma derajat tinggi dibandingkan dengan glioma derajat rendah, namun tidak bermakna secara statistik. Dengan demikian kemungkinan HIF-2α dapat digunakan sebagai penanda prognostik untuk pasien yang didiagnosis glioma, meskipun eksperimen tambahan perlu dilakukan untuk memperkuat fakta ini.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The upgrading Kalimantan low rank coal is performed using slurry dewatering process in a stired batch autoclave (inner volume of 5 liters) equipped with a condencer, apresure control valve (PCP) and a receiver......
IPTEKAB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fidinny Izzaturrahmi Hamid
Abstrak :
Glioma is one of the most common central nervous system tumors that show variant responses towards radiotherapies. Most of the cases especially the high grade Glioblastoma Multiforme have very poor prognosis. Pluripotency of cMyc genes might be another factor for the high glial cell differentiation in glioma thus it may become an alternative therapeutic target. mRNA obtained from 20 glioma samples with different degree of malignancy are converted to cDNA and then amplified. Relative quantification of cMyc mRNA expression is measured by calculating the cycle threshold values of Real Time RT PCR and normalized towards 18s rRNA to predict the relationship between the expression of cMyc and the degree of malignancy. The cMyc expression is increased in accordance with the tumor grade. The cMyc expressions in high grade glioma are 17424.23 folds higher when calibrated to the normal cell, whereas the genes in lower grade tumors are expressed with the rate of 6167.35. Despite the statistically insignificant values the genes express, this research has strengthened molecular diagnosis, specifically pluripotency, to be the factor that gives a greater prognostic relevance than the histopathologic diagnosis. As a conclusion, there is a clinical tendency where the c Myc expression is higher than in high degree glioma compared to low degree malignancy, however it is not statistically significant.
Glioma adalah salah satu tumor sistem saraf pusat yang sering terjadi dan memiliki respon yang variatif terhadap radioterapi. Glioblastoma Multiforme cenderung memiliki prognosis buruk terhadap pengobatan. Pluripotensi mRNA cMyc dapat menjadi salah satu faktor tingginya diferensiasi sel glial pada gliom sehingga dapat menjadi target terapi alternatif. mRNA yang diperoleh dari 20 sampel glioma dengan derajat keganasan berbeda ditransformasi menjadi cDNA dan diamplifikasi menggunakan Accupower Two-Step RT-PCR with SYBR Green. Kuantifikasi relatif mRNA cMyc ditentukan dengan menghitung nilai cycle threshold pada RT PCR ang dinormalisasi dengan rRNA 18S untuk melihat hubungan antara ekspresi cMyc dan derajat keganasan glioma. Ekspresi cMyc ternyata lebih tinggi seiring dengan meningkatnya tingkat keganasan. Ekspresi cMyc pada glioma klasifikasi WHO derajat tinggi senilai 17424.23 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ekspresi pada sel otak normal, sedangkan glioma derajat rendah menurut klasifikasi WHO mengalami ekspresi gen cMyc senilai 6167.35. Meskipun nilai yang diperoleh tidak signifikan secara statistik, penelitian ini telah menunjukkan bahwa diagnosis molekuler, terutama pluripotensi, dapat menjadi faktor penentu prognosis glioma selain ditentukan dengan derajat keganasan melalui pemeriksaan histopatologis. Terdapat kecenderungan secara klinis dimana ekspresi relatif mRNA cMyc lebih tinggi pada glioma derajat tinggi dibandingkan dengan glioma derajat rendah, namun nilainya tidak signifikan secara statistik.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hariyanto
Abstrak :
Semakin meningkatnya kebutuhan minyak bumi sebagai sumber energi primer yang tidak terbarukan memaksa manusia untuk menemukan sumber energi alternatif. Energi terbarukan merupakan salah satu solusi untuk menghadapi persoalan ini. Salah satu sumber energi yang terbarukan adalah Bioethanol. Dalam penelitian ini, dilakukan rancang bangun kontrol panas evaporator pada compact destilator dengan memanfaatkan gas buang dari motor bakar dinamik sebagai alat utama pengolahan ethanol. Tujuannya adalah ingin menghasilkan produk ethanol yang layak menjadi bahan bakar ethanol dengan kadar diatas 85%. Oleh karena itu dilakukan pembuatan dan pengujian alat untuk mengontrol panas pada evaporator, dengan harapan dapat menjaga temperatur evaporator tidah melebihi 80OC sehingga dapat dihasilkan ethanol dengan kadar di atas 85%.
The increasing needs for petroleum as primary energy sources is not renewable,forcing people to find alternative energy sources. Renewable energy is a solution to solve this issues. Are if the sources renewable energy is bioethanol. In this study, conducted heat control evaporator design in compact distillation utilizing flue gas from combustion dynamics as the primary means of processing ethanol.The purpose is to reduce a viable ethanol product to ethanol fuel with levels above 85%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42087
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budhi Raharjo
Abstrak :
Konsumsi minyak bumi sebagai bahan bakar semakin tinggi setiap tahunnya. untuk mencegah krisis dan langkanya sumber energi ini diperlukan energi alternatif baru. Energi terbarukan merupakan pilihan tepat dalam menangani persoalan krisis energi ini. Sayangnya pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih sangat minim dan belum diberdayakan secara optimal. Salah satu energi terbarukan adalah bioethanol yang didapat dari tebu, gandum, umbi dan jagung. Bioetanol sangat cocok digunakan sebagai energi alternatif karena bahan baku pembuatannya mudah tumbuh subur di iklim tropis Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan compact distillator dengan mengontrol temperatur panas gas buang dari motor bakar dinamis sebagai alat pengolahan ethanol. Tujuan pengujian ini untuk menghasilkan produk ethanol dari kadar rendah sampai menjadi kadar yang sempurna untuk dipakai sebagai bahan bakar yaitu ethanol dengan kadar diatas 85%. Dari hasil penelitian ini diharapkan compact distillator mampu meningkatkan destilasi low grade ethanol secara maksimal sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumsi bahan bakar Sepeda Motor Suzuki thunder 125 cc.
Consumption of petroleum as fuel higher each year. To prevent crisis and the scarcity of energy sources is a new alternative energy necessary. The new energy is the right choice of dealing with this energy crisis. Unfortunately, the use of renewable energy in indonesia is still very minimal and not in an optimal empower. Renewable energy is one of bioethanol derived from sugar cane, wheat, maize and corn. Bioetanol is suitable as an alternative energy for the manufacturing of raw material are easy to grow abundantly in tropical indonesia. In this riset using compact distillation by controlling the temperature of the exhaust heat from the motor as a dynamic fuel ethanol processing. Purpose of this riset to produce ethanol from low levels to a level that is perfect for use as fuel in the ethanol to levels to a level that is perfect for use as fuel in the ethanol to levels above 85 %. Of the results of this study is expected to increase distillate compact low grade ethanol to the maximum so as to meet the needs of motorcycle fuel consumption suzuki thunder 125 cc.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42777
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khin Mittar Moe San
Abstrak :
[ABSTRAK
Studi komparasi potong lintang untuk menginvestigasi hubungan antara kegemukan dan inflamasi kronis derajat rendah, yang diukur melalui indeks diet inflamasi (DII), telah dilakukan pada guru wanita di Yangon, Myanmar (128 guru normal, 116 guru obese) Nilai rerata DII adalah 0.9 ±1.9 (0.91±1.92 dan 0.81±1.88 pada subyek obese dan non-obese, p=0.29). Guru dengan kegemukan beresiko 5.5 kali lebih besar untuk memiliki CRP >3mg/dl (p-value 0.02; 95%CI 1.24 - 24.07). Studi ini menemukan bahwa subyek obese mengkonsumsi lebih sedikit makanan yang bersifat anti-inflammasi seperti bawang dan antioksidan yang berimplikasi pada pencegahan dan pengendalian kegemukan dan penyakit tidak menular di Myanmar.
ABSTRACT
A comparative cross-sectional study was conducted to investigate the association between obesity and chronic low-grade inflammation measured by dietary inflammatory index (DII) among school teachers in Yangon, Myanmar. The mean ± SD of DII was 0.9±1.9 (obese 1.07 ± 1.92, non-obese 0.81± 1.88, p=0.29). Obesity was significantly associated with increased risk of having high CRP (OR= 5.5, 95% CI 1.24-24.07, p=0.02). This study found lower intakes of anti-inflammatory food parameters like onion and some antioxidants in obese (n=116) than non-obese (n=128), which have implication for prevention and control of obesity and non- communicable diseases in Myanmar population., A comparative cross-sectional study was conducted to investigate the association between obesity and chronic low-grade inflammation measured by dietary inflammatory index (DII) among school teachers in Yangon, Myanmar. The mean ± SD of DII was 0.9±1.9 (obese 1.07 ± 1.92, non-obese 0.81± 1.88, p=0.29). Obesity was significantly associated with increased risk of having high CRP (OR= 5.5, 95% CI 1.24-24.07, p=0.02). This study found lower intakes of anti-inflammatory food parameters like onion and some antioxidants in obese (n=116) than non-obese (n=128), which have implication for prevention and control of obesity and non- communicable diseases in Myanmar population.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Yudith Priskila
Abstrak :
Perubahan pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan low grade inflammation dan berkontribusi terhadap resistensi insulin. Namun, penelitian tentang efek peradangan yang disebabkan oleh diet masih tidak konsisten. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara potensi kadar inflamasi pada makanan yang diukur dengan Dietary Inflammatory Score (DII) dan kadar serum TNF-alfa. Tesis ini merupakan studi potong lintang pebandingan yang dilakukan pada 210 orang dewasa usia 18-55 tahun kelompok status gizi normal (normoweight) dan obesitas. Rerata dari skor DII pada kelompok normoweight (n=76) adalah -0,20±2,20 sedangkan pada kelompok obes (n=134) adalah 0,05±1,99 (p=0,407) dari nilai maksimal skor DII 6,35 dan nilai skor DII minimal adalah -,55. Analisa pada 72 subsample menunjukkan bahwa skor DII tidak berhubungan dengan serum TNF-α setelah penyesuaian untuk kovariat (ß = 0,001, p = 0,895). Namun, jika skor DII diklasifikasikan ke dalam kelompok status gizi normal dan kelompok obesitas, skor DII pada normoweight (n=34) berhubungan signifikan dengan serum TNF-α setelah penyesuaian kovariat (ß = 0,013, p = 0,036), tetapi tidak pada kelompok obesitas. Kesimpulannya, Skor DII secara keseluruhan tidak berhubungan dengan kadar TNF-α serum tetapi hubungan positif terlihat pada kelompok dengan status gizi normal menunjukkan adanya potensi inflamasi dari diet yang terukur dengan skor DII dan berhubungan peningkatan inflamasi jaringan adiposa lebih terlihat pada kelompok status gizi normal. Program promotif dan preventif perlu ditingkatkan dengan sedini mungkin untuk meningkatkan kualitas diet dan kesehatan individu dan masyarakat. ...... Accumulating evidence identifies dietary intake may triggers chronic low-grade inflammation as potential mechanisms contributing to insulin resistance. However, studies regarding dietary inflammatory were inconsistent. The study aimed to observe the relationship between the inflammatory potential in foods as measured by the Dietary Inflammatory Score (DII) and TNF-alpha serum levels among the normal body mass index (normoweight) and obese adults. A cross-sectional comparative study was conducted involving adults aged 18-55 years. The mean DII score in the normoweight group (n=76) was -0.20 ± 2.20, while in the obese group (n=134) was 0.05 ± 1.99 (p = 0.407). Our of maximum DII score was 6,35 and minimum DII score was -7,55. Analysis of 72 subsample showed that the overall DII score was not associated with serum TNF-α after adjustment for covariates (ß = 0.001, p = 0.895). However, if the DII score was classified into the normoweight and the obese group, the DII score in the normoweight group (n=34) was significantly associated with serum TNF-α after covariate adjustment (ß = 0.013, p = 0.036), but not in the obese group. In conclusion, overall DII score was not associated with serum TNF-α level. However, the positive association suggesting the inflammatory nature of diet in regulating adipose tissue inflammation was observed and more suitable in normal nutritional state. Promotive dan preventive program should be encouraged as earliest possible to improve individual and community diet quality and health status.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agis Rahma Faradila
Abstrak :
ABSTRAK
Melalui Proses Benefisiasi dengan Variabel Jumlah Penambahan Reduktor Coal dan Aditif CaCO3 pada Reduction-RoastingSekitar 90 dari bijih kromit ditambang dikonversi menjadi ferrochrome oleh industri metalurgi. Industri stainless steel mengkonsumsi sekitar 80 dari ferrochrome yang diproduksi terutama dengan karbon tinggi . Pasir kromit kadar rendah pada penelitian ini merupakan pasir kromit lokal asal Kabupaten Konawe, Sulawesi Selatan. Benefisiasi dilakukan menggunakan teknik Magnetic Separation baik di awal sebelum reduction-roasting maupun di akhir setelah reduction-roasting dan Pre-reduction roasting dilakukan selama 60 menit pada temperatur 1000 C menggunakan variabel penambahan jumlah reduktor sebesar 5 lean coal, stokiometri, 5 excess carbon dan 10 excess carbon serta penambahan jumlah aditif sebesar 5 , 15 , dan 20 . Pengujian XRD dan XRF dilakukan dalam mengarakterisasi sampel awal dan hasil. Rasio Cr/Fe 0,9 dan kadar Cr pada pasir kromit awal 29,3 dalam bentuk Cr2O3 serta kadar Fe 30,9 dalam bentuk Fe2O3. Setelah dilakukan pemisahan magnetik di awal rasio Cr/Fe meningkat menjadi 1,31. Kemudian dilakukan reduksi-roasting dengan hasil bahwa variasi penambahan reduktor dan aditif dapat mempengaruhi perubahan fasa yang terjadi. Dengan seiring penambahan aditif, pemecahan struktur spinel akan semakin baik. Kemudian dilakukan pemisahan magnetic yang dilanjutkan dengan pengujian XRF, rasio Cr/Fe meningkat menjadi 1.530 pada variasi stokiometri reduktor 20 aditif dan 5 excess carbon 20 aditif. Reduktor optimum berada pada stokiometri dan 5 excess carbon sedangkan aditif optimum di 20 . Rasio Cr/Fe setara dengan 60,5 dalam FeCr. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan proses benefisiasi berhasil untuk meningkatkan kadar Cr pada pasir kromit kadar rendah. Jenis aditif dan reduktor yang berbeda akan mempengaruhi hasil reduksi-roasting sehingga rasio Cr/Fe yang dihasilkan pun berbeda.Kata kunci: Ferrochrome, pasir krom kadar rendah, pasir krom metallurgical grade, benefisiasi, gravity separation, reduction roasting, magnetic separation
ABSTRACT
Through Beneficiation Process with the Variation of Reductant Coal and CaCO3 as Additive Dosage on Reduction Roasting Process Approximately 90 of the mined chromite ore is converted to ferrochrome by the metallurgical industry. Chromite sand low grade in this study is a local chromite sand origin Konawe, South Sulawesi. Beneficiation Magnetic Separation is done using techniques well in the beginning before the reduction roasting and in the end after reduction roasting and Pre reduction roasting is done for 60 minutes at a temperature of 1000 C using a variable amount of reductant additions of 5 lean coal, stoichiometric, 5 excess carbon and 10 excess carbon and the addition of an additive at 5 , 15 and 20 . XRD and XRF testing done in characterizing the initial sample and results. The ratio of Cr Fe and Cr content is 0.9 at the beginning of chromite sand in the form of 29.3 Cr2O3 and Fe content of 30.9 in the form of Fe2O3. After magnetic separation at the beginning of the ratio of Cr Fe increased to 1 31. Then do the reduction roasting with the result that the variation of the addition of reductant agents and additives can affect the phase change that occur. With over additive, breaking spinel structure, the better. Then magnetic separation followed by XRF testing, the ratio of Cr Fe increased to 1.530 in the variation of 20 of the stoichiometric reductant additive and 5 20 excess carbon additives. Reductant agents that are in the optimum stoichiometric and 5 excess carbon while the optimum additive at 20 . The ratio of Cr Fe equivalent to 60.5 in FeCr. Therefore, it can be concluded successfully beneficiation process to increase the Cr content at low levels of chromite sand. Type different additives and reductant agents will affect the outcome of reduction roasting so that the ratio of Cr Fe produced any different.
2017
S66501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Arief Wibowo
Abstrak :
ABSTRAK
Semakin meningkatnya kebutuhan minyak bumi sebagai sumber energi primer yang tidak terbarukan memaksa manusia untuk menemukan sumber energi alternatif. Energi terbarukan merupakan salah satu solusi untuk menghadapi persoalan ini. Salah satu sumber energi yang terbarukan adalah Bioethanol.. Dalam penelitian ini, dilakukan rancang bangun compact destilator dengan memanfaatkan gas buang dari motor bakar dinamik sebagai alat utama pengolahan etanol. Tujuannya adalah ingin menghasilkan produk etanol yang layak menjadi bahan bakar etanol dengan kadar diatas 85%. Oleh karena itu dilakukan pembuatan dan pengujian alat destilator yang kemudian dapat di aplikasikan ke motor bakar dinamik. Bioethanol yang diproses adalah bioethanol low grade yang di jadikan umpan balik destilator. Dari hasil rancang bangun dan penelitian ini diharapkan compact destilator mampu memenuhi kebutuhan konsumsi bahan bakar Sepeda Motor Suzuki Thunder 125 cc.Gas buang dari hasil destilasi compact destilator lebih ramah lingkungan, mengandung kadar CO rendah ( ± 0.5% ppm Vol ), HC rendah ( ± 44.3 ppm Vol ), Nox tidak terditeksi ( 0 ppm Vol).
ABSTRACT
The increasing needs for petroleum as primary energy sources is not renewable,forcing people to find alternative energy sources. Renewable energy is a solution to solve this issues. Are if the sources renewable energy is bio ethanol.in this research conducted compact destilator design by utilizing exhaust gases from combustion dynamic as teh main tool of a ethanol processing.The purpose is to reduce a viable ethanol product to ethanol fuel with levels above 85%. Therefore, manufacturing and testing equipment performed destilator which can be applied to dynamic combustion engine. Bioethanol processed is low grade levels that will be used to as feed back into destilator. From the result of this research are expected compact destilator can absorb heat from exhaust gases are maximum, so the rate of distillation able to sufficient the fuel consumption of Suzuki Thunder Motorcycles 125 cc. Bioethanol exhaust of compact destilator distillation more environmentally friendly, low CO levels ( ± 0.5% ppm Vol ), low HC ( ± 44.3 ppm Vol ), Nox was not detected ( 0 ppm Vol).
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1675
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>