Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufik Suprihatini
"Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai potensi untuk maju kearah modernisasi. Namun untuk mewujudkan negara yang dicita-citakan, banyak faktor-faktor yang menghambat misalnya: masalah pendidikan, ekonomi, sikap mental, masalah integrasi dengan lain penduduk, juga masalah bangsa yang beraneka warna. Dampak dari faktor-faktor diatas sangat terasa khususnya di dalam pembangunan di tingkat daerah.
Dalam masyarakat multimajemuk sebagaimana yang ada di Indonesia, interaksi sosial yang terjadi sering menimbulkan adanya ketegangan, pertentangan atau konflik. Apabila kondisi demikian ini tidak dicari jalan pemecahannya, niscaya integritas sebagai salah satu indikator untuk menuju pada tingkat modernisasi sulit dapat terwujud.
Sebagai responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Jawa Nasional, masyarakat Jawa Islam, dan masyarakat Jawa Samin. Namun fokus penelitian lebih ditujukan kepada masyarakat Samin, dikarenakan adanya berbagai "Cap" yang diberikan oleh masyarakat luar kepada masyarakat Samin. Karena adanya berbagai "Cap" atau "label" pada masyarakat Samin, dalam penelitian ini ingin diketahui stereotip masing-masing kelompok terhadap kelompok lainnya; pendapat masing - masing kelompok mengenai jarak sosial diantara mereka; faktor-faktor yang mempengaruhi stereotip dan jarak sosial, dan ada tidaknya hubungan antara stereotip dan jarak sosial.
Berdasarkan observasi serta melihat kondisi masyarakat yang akan diteliti dimana mayoritas masyarakatnya berpendidikan rendah, memiliki adat istiadat dan nilai budaya yang berbeda, maka digunakan jenis penelitian yang sesuai yaitu metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan wawancara tak berstruktur dan mendalam terhadap informan non -Formal yang mempunyai peranan dan pengaruh pada warga desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa interaksi antara ketiga kelompok masyarakat tersebut diwarnai aleh adanya stereotip, rasa curiga dan etnasentris. stereotip - stereotip ini ternyata juga mempengaruhi jarak sosial diantara ketiga kelompok masyarakat tersebut. Dalam arti keterdekatan hubungan atau penerimaan kelompok luar untuk menjadi anggauta kelompoknya secara tidak langsung disebabkan karena stereotip yang telah lama ada. Meskipun stereotip positip banyak diberikan kepada masyarakat Samin, namun hal ini tidak mempengaruhi keberhasilan komunikasi atau lebih jauh lagi keberhasilan program pembangunan. Hal ini disebabkan masing-masing kelompok kurang atau tidak mau memahami budaya kelompok lainnya, mempunyai persepsi yang berbeda, merasa lebih "superior" daripada kelompok lainnya.
Adanya stereotip dan jarak sosial juga menimbulkan adanya "jarak" yang cukup lebar diantara mereka, dalam arti jarak yang mengarah kepada ketidakintiman hubungan diantara ketiga kelompok masyarakat tersebut . Dari hasil analisa, nampaknya masalah "agama" merupakan masalah utama, disamping masalah sikap, perilaku, Bahasa, pendidikan, adat istiadat, sistem nilai, pengalaman pribadi, pengalaman orang lain dan persepsi yang mempengaruhi adanya stereotip dan jarak sosial. Dampak dari adanya stereotip dan jarak sosial mengakibatkan adanya pertentangan diantara ketiga kelompok masyarakat tersebut.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Yoselyn Nashwa
"Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Mengingat pentingnya logistik laut di Indonesia, diperlukannya kajian mengenai pemodelan freight trip generation moda kapal di wilayah kepulauan. Kabupaten Kepulauan Seribu, yang terletak di Provinsi DK Jakarta, merupakan salah satu dari banyak wilayah kepulauan kecil di Indonesia yang menggunakan transportasi laut sebagai transportasi utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi bangkitan dan tarikan perjalanan kapal terkait pergerakan barang di wilayah studi Kepulauan Seribu serta untuk mengembangkan model bangkitan dan tarikan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis regresi linear, di mana jumlah perjalanan kapal menjadi variabel terikat yang ditinjau. Variabel bebas yang digunakan dalam analisis meliputi luas wilayah pulau, jumlah penduduk, dan jarak terdekat pulau ke pelabuhan di Pulau Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap bangkitan dan tarikan perjalanan barang adalah jumlah penduduk dan jarak terdekat pulau ke pelabuhan di Pulau Jawa. Temuan ini dapat digunakan oleh perencana transportasi untuk mengestimasi jumlah bangkitan perjalanan di kepulauan kecil di masa mendatang. Hasil estimasi tersebut dapat menjadi pertimbangan penting dalam perencanaan sarana dan prasarana pendukung transportasi laut, terutama terkait perjalanan barang.

Indonesia is one of the largest archipelagic countries in the world. Considering the importance of maritime logistics in Indonesia, it is necessary to study the modelling of freight trip generation for ship mode in archipelagic regions. The Kepulauan Seribu Regency, located in the DK Jakarta Province, is one of the many small archipelagic regions in Indonesia that relies on sea transportation as its primary mode of transport. This study aims to analyze the factors affecting the generation and attraction of ship trips related to freight movement in the Kepulauan Seribu study area and to develop a model for such generation and attraction. This research employs a quantitative approach using linear regression analysis, with the number of ship trips as the dependent variable. The independent variables used in the analysis include the island area, population size, and the nearest distance of the island to a port in Jawa Island. The results of the study indicate that the most influential variables on the generation and attraction of freight trips are the population size and the nearest distance of the island to a port in Jawa Island. These findings can be utilized by transportation planners to estimate the number of freight trips generated in small archipelagic regions in the future. These estimates can serve as important considerations in the planning of infrastructure and support facilities for maritime transport, especially concerning freight movements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sarwani Sri Rejeki
"Kabupaten Banyumas merupakan kabupaten endemis malaria di Provinsi
Jawa Tengah. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2008 -
2013 menunjukkan angka annual paracite incidence (API) yang selalu mengalami
fluktuasi. Dari 27 kecamatan, 22 di antaranya termasuk dalam kategori
medium case incidence (MCI) dan low case incidence (LCI). Faktor
lingkungan, perilaku, sosial ekonomi, dan iklim berdampak pada tinggi rendahnya
kejadian malaria. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor yang
berhubungan dengan API di Kabupaten Banyumas. Data dikumpulkan dari
Januari 2011 - Desember 2013 menggunakan penelitian analitik dengan
rancangan penelitian potong lintang dan menggunakan data sekunder dari
Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, dan Badan Pusat Statistik Kabupaten
Banyumas. Populasi adalah seluruh kecamatan di Kabupaten Banyumas
dan sampel diambil menggunakan teknik total sampling, sebanyak 27 kecamatan
dengan pengamatan selama 3 tahun menjadi 81 sampel. Hasil
penelitian menunjukkan 44,4% pengamatan termasuk kategori LCI dan
MCI, 48,1% termasuk kategori curah hujan tinggi, 49,4% termasuk kategori
wilayah yang luas, 49,4% termasuk kategori jumlah pendatang tinggi,
48,1% termasuk kategori kepadatan penduduk sedang. Sementara itu, dari
27 kecamatan, yang termasuk ketinggian rendah adalah 63,0%. Faktor
yang terbukti berhubungan dengan API adalah luas wilayah, jumlah pendatang,
kepadatan penduduk, sedangkan yang tidak berhubungan adalah
curah hujan dan ketinggian.
Banyumas is malaria endemic district in Central Java. Banyumas Health
Office data of 2008 - 2013 showed that, the Annual Parasite Incidence (API)
always fluctuated. From 27 subdistricts in Banyumas, there are 22 subdistricts
which fall into the category of middle case incidence (MCI) and low
case incidence (LCI). Malaria is a disease that closely associated with the
enviroment, behaviour, social economy, and climate. The purpose of this
study was to determine factors associated with API in Banyumas. Data
were collected from Januari 2011 - Desember 2011 using an analytic crosssectional
design using secondary data from Banyumas Health Office,
Agriculture Office and Statistic Center. The population in this study were all
subdistricts in Banyumas and samples were taken using total sampling
technique. The sample of this study was 27 districts. The results showed
that from 81 samples we obtained 44.4% of observations included in LCI
and MCI category, 48.1% with high rainfall, 49.4% with large areas, 49.4%
with high number of entrants, 48.1% with medium population density.
Meanwhile, from 27 districts, 63.0% included in low altitude category.
Factors associated with API in Banyumas were the extensive areas, the
number of entrants, and population density. The factors that are not associated
to the API were the rainfall and altitude regions."
Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library