Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Rum Handayani Pinta
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam ilmu sosial, sastra maupun ilmu-ilmu lainnya, telah banyak ditemui penulisan tentang citra wanita dalam berbagai aspek. Akan tetapi tidaklah demikian dalam bidang seni rupa, khususnya dalam bidang seni lukis. Meskipun jumlah wanita besar, melebihi jumlah pria akan tetapi jumlah wanita yang berkecimpung dalam seni lukis sangat sedikit dibanding pria.

Dalam realitas sesungguhnya hadirnya wanita pelukis tidaklah segencar wanita-wanita dalam karya lukisan. Anggapan-anggapan yang secara sosial budaya berlaku untuk wanita, sangat menghambat kreativitas wanita-wanita pelukis. Melukis adalah suatu proses kreatif. Wanita banyak diassosiasikan dengan proses yang bukan kreatif,dan selalu dikaitkan dengan kegiatan reproduksi dan konsumsi. Sehingga melukis dianggap bukan dunia wanita, lebih merupakan dunia pria.

Karya seni pada dasarnya adalah kegiatan manusia yang dilakukan dengan sadar, dengan perantaraan tanda-tanda lahiriah tertentu. Karya seni diciptakan untuk menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayati yang diekspresikan melalui karya kepada pengamat (orang lain). Pengamat tentu perlu untuk mengetahui makna apa yang ada dibalik karya tersebut.

Berdasarkan permasalahan di atas, akan sangat bermanfaat bila dapat mengungkapkan tentang citra wanita dalam karya lukisan hasil karya wanita pelukis Lucia Hartini. Bagaimana Lucia Hartini menampilkan citra wanita dalam lukisannya, apakah tema dari pokok pembahasan tentang wanita yang dituangkan Lucia Hartini dalam karya lukisannya cenderung mengukuhkan nilai-nilai lama (intensifying), melapukkan nilai-nilai lama (decomposing), membentuk kembali nilai-nilai lama (recomposing) citra wanita yang tradisional ataukah membentuk nilai-nilai baru yang betul-betul baru (reconstructing).

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Karena untuk menghayati suatu karya seni, diperlukan suatu pemahaman berdasarkan kecerrnatan panca indra. Melalui panca indra inilah data seni suatu kajian ilmiah harus dihimpun secara kualitatif. Data yang diambil adalah lukisan Lucia Hartini sebanyak tujuh karya lukisan. Data akan dianalisis memakai analisa semiotik. Semiotik adalah kajian tentang makna tanda. Lukisan adalah kumpulan dari tanda-tanda yang disebut sebagai sebuah bahasa dari tanda-tanda visual (a language of visual signs). Maka semiotik bisa digunakan untuk memahami karya lukisan.

Untuk mengungkap data, dikemukakan landasan berpikir tentang kebudayaan yang meliputi : agama, kepercayaan, tradisi, adat dan lingkungan. (Koentjaraningrat, 1984), pelukis dalam proses penciptaan karya lukis (Bastomi, 1992), karya lukisan yang menjadi proses pengukuhan nilai-nilai lama (intensifying), pelapukan nilai-nilai lama (decomposing) dan pengemasan kembali nilai-nilai lama (recomposing) menurut Elson and Pearson (dalam Kate young, 1984).

Melalui analisis sintaksis, pada analisis garis ditemukan garis mengarah ke atas adalah pola garis yang paling dominan. Dalam arti simbolis garis mengarah ke atas dapat diartikan sebagai simbol hidup. Warna oranye dan merah muncul sebagai warna dominan diantara latar belakang berwarna biru. Dalam analisis warna ditemukan pula warna yang mempunyai intensitas sama yang dicapai karena adanya keseimbangan antara warna biru dan coklat. Dalam analisis raga ditemukan komposisi statis, komposisi yang terkesan "diam". Kontras gelap terang yang didapat dari analisis bentuk didapatkan dari media warna, bukan dari effek cahaya. Simbol-simbol yang muncul dalam bentuk terdiri atas : wanita, bayi, tembok, kain panjang sebagai busana wanita, selendang, air laut, awan, bulan, cermin, bunga, kuda, dan benda menyerupai otak.

Subject matter yang muncul dalam citra wanita adalah (1) wanita dalam keterkungkungan, (2) wanita dalam pengasuhan, (3) wanita yang mendambakan hadirnya seorang anak (4) Benda yang dekat dengan wanita : cermin sebagai buaian dari diri wanita. (5) hubungan antara ibu dan anak (6) wanita yang ingin bebas dari keterkungkungan.

Simbol-simbol dalam analisis semantik ditemukan antara lain : bayi sebagai simbol karunia Tuhan, secara Ilahi datangnya dari "atas", juga sebagai simbol keabadian dari kehidupan dari orang tuanya dengan generasi sebelumnya ; tembok sebagai kungkungan tradisi yang kokoh, sebagai kungkungan secara sosial budaya yang disosialisasikan pada wanita. Kain panjang sebagai busana yang melilit tubuh wanita yang memberi ekspresi bergerak, berputar, sebagai simbol adanya permasalahan yang tak pernah terselesaikan. Selendang : simbol buaian, yang berfungsi memberikan kehangatan, perlindungan dan kasih sayang antara ibu dan anak yang menimbulkan ikatan antara keduanya. Di samping simbol-simbol di atas tampil pula simbol lain seperti : mata, cermin, bunga, kuda, air laut, awan, bulan dan benda lain yang menyerupai otak.

Warna-warna yang muncul-sebagai simbol antara lain : warna hijau, ungu, oranye dan biru. Dari ketujuh lukisan dengan terra dan pokok bahasan tentang wanita yang dituangkan Lucia Hartini dalam lukisannya ditemukan adanya lukisan yang cenderung mengukuhkan nilai-nilai lama (intensifying), melapukkan nilai-nilai lama (decomposing), dan membentuk kembali nilai-nilai lama (recomposing) citra wanita tradisional, dan tidak ditemukan adanya kecenderungan dalam pembentukan nilai-nilai baru yang betul-betul baru (reconstructing).
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Suhartomo
Abstrak :
Upaya peningkatan produksi migas dari sumur-sumur yang telah ada merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber daya migas akibat adanya penggunaan minyak bumi yang terus meningkat.Batuan karbonat Lapangan Alula secara keseluruhan tersusun terbagi menjadi empat siklus pengendapan (Zona-W, Zona-x, Zona-y Zona-Z). Identifikasi rock type merupakan komponen untuk membuat karakteristik reservoir. Dari hasil analisa rocktype menunjukkan tidak adanya hubungan yang jelas antara lithofasies, ukuran butir dengan porositas-permeabilitas. Berdasarkan data empiris yang dihasilkan dari percontoh batuan sumur-sumur di lapangan Alula tersebut, hasilnya pengamatan memperlihatkan konsistensinya terhadap ketiga buah Rock Type/RT yang telah didefinisikan dari model Winland R-35. Kualitas reservoir karbonat Lapangan Alula dari aspek rock fabric/tekstur tidak mencerminkan korelasi yang baik jika dibandingkan dengan klasifikasi batuan karbonat dari Lucia, hal ini disebabkan oleh perkembangan kualitas reservoir banyak dikontrol oleh aspek diagenesa bukan dikontrol oleh ukuranbutir/tekstur/rockfabric Perhitungan Rok Type secara petrofisika dilakukan menggunakan persamaan Winland R-35. Penggunaan rock typing pada lapangan Alula ini bertujuan untuk mengetahui jenis/karakterisasi batuan reservoir yang hubungan antara porositas dan permeabilitas dapat digunakan untuk kelompok batuan reservoir yang memiliki sifat sama. Metode rock type dengan model Winland memberikan korelasi yang lebih baik dibandingkan dengan Lucia. ......Efforts to increase oil and gas production from wells that have been there is an alternative to overcome the problem of limited oil and gas resources as a result of the continued use of oil & gas. Overall lithology of carbonate Alula Field divided into four depositional cycles there are (Zone-W, Zone-X, Zone-y and Zone-Z). Identification of rock type is a component to make the characteristics of the reservoir. The results of rocktype analysis showed no clear relationship between lithofacies, grain size with porosity-permeability. Based on empirical data generated from rock sample wells in the field Alula, a result observation shows the consistency of the three pieces of rock type/RT which has been defined from the model Winland R-35. Alula Field carbonate reservoir quality of aspects of rock fabric/texture does not reflect a good correlation when compared to classification of carbonate rocks of Lucia, this is caused by the development of reservoir quality is controlled by many aspects diagenesa not controlled by grain size/textures/rockfabric. Calculations Rock Type of petrophysical are performed using R-35 Winland equation. The use of rock typing in Alula field aims to determine the type/characterization of reservoir rocks that the relationship between porosity and permeability can be used for reservoir rock group that has the same properties. Methode of model Winland Rock Typing provides more better correlation than Lucia model.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Suhartomo
Abstrak :
Upaya peningkatan produksi migas dari sumur-sumur yang telah ada merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber daya migas akibat adanya penggunaan minyak bumi yang terus meningkat.Batuan karbonat Lapangan Alula secara keseluruhan tersusun terbagi menjadi empat siklus pengendapan (Zona-W, Zona-x, Zona-y Zona-Z). Identifikasi rock type merupakan komponen untuk membuat karakteristik reservoir. Dari hasil analisa rocktype menunjukkan tidak adanya hubungan yang jelas antara lithofasies, ukuran butir dengan porositas-permeabilitas. Berdasarkan data empiris yang dihasilkan dari percontoh batuan sumur-sumur di lapangan Alula tersebut, hasilnya pengamatan memperlihatkan konsistensinya terhadap ketiga buah Rock Type/RT yang telah didefinisikan dari model Winland R-35. Kualitas reservoir karbonat Lapangan Alula dari aspek rock fabric/tekstur tidak mencerminkan korelasi yang baik jika dibandingkan dengan klasifikasi batuan karbonat dari Lucia, hal ini disebabkan oleh perkembangan kualitas reservoir banyak dikontrol oleh aspek diagenesa bukan dikontrol oleh ukuranbutir/tekstur/rockfabric. Perhitungan Rok Type secara petrofisika dilakukan menggunakan persamaan Winland R-35. Penggunaan rock typing pada lapangan Alula ini bertujuan untuk mengetahui jenis/karakterisasi batuan reservoir yang hubungan antara porositas dan permeabilitas dapat digunakan untuk kelompok batuan reservoir yang memiliki sifat sama. Metode rock type dengan model Winland memberikan korelasi yang lebih baik dibandingkan dengan Lucia. ......Efforts to increase oil and gas production from wells that have been there is an alternative to overcome the problem of limited oil and gas resources as a result of the continued use of oil & gas. Overall lithology of carbonate Alula Field divided into four depositional cycles there are (Zone-W, Zone-X, Zone-y and Zone-Z). Identification of rock type is a component to make the characteristics of the reservoir. The results of rocktype analysis showed no clear relationship between lithofacies, grain size with porosity-permeability. Based on empirical data generated from rock sample wells in the field Alula, a result observation shows the consistency of the three pieces of rock type/RT which has been defined from the model Winland R-35. Alula Field carbonate reservoir quality of aspects of rock fabric/texture does not reflect a good correlation when compared to classification of carbonate rocks of Lucia, this is caused by the development of reservoir quality is controlled by many aspects diagenesa not controlled by grain size/textures/rockfabric. Calculations Rock Type of petrophysical are performed using R-35 Winland equation. The use of rock typing in Alula field aims to determine the type/characterization of reservoir rocks that the relationship between porosity and permeability can be used for reservoir rock group that has the same properties. Methode of model Winland Rock Typing provides more better correlation than Lucia model.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T45141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library