Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laura Riske Winola
"Latar Belakang: Periodontitis merupakan akibat dari respon immune-inflamatory yang dipicu salah satunya oleh Porphyromonas gingivalis. Sel makrofag merupakan sel pelaksana dalam sistem imun bawaan dengan kemampuan fagositosis serta berfungsi sebagai mediator proinflamasi dan antiinflamasi. Respon inflamasi tikus memiliki kesamaan fisiologis dengan manusia, semakin tua usia maka terjadi penurunan fungsi fisiologis sehingga kurang adaptif. Saat ini, obat kumur antiinflamasi yang sering dipakai adalah klorheksidin glukonat dan ibuprofen, tetapi penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping lokal. Propolis merupakan salah satu bahan alami yang dapat menjadi alternatif karena teruji sifat antiinflamasinya. Perlu dilanjutkan dengan uji sitotoksisitas. Tujuan: Mengetahui tingkat sitotoksisitas obat kumur propolis (Heterotrigona itama) terhadap sel makrofag peritoneal yang diinfeksi bakteri Porphyromonas gingivalis secara in vitro serta perbandingannya dengan klorheksidin glukonat 0,2% dan ibuprofen 2%. Metode: Dilakukan uji sitotoksisitas in vitro secara semi kuantitatif dengan melihat morfologi sel melalui gambaran mikroskopis. Skoring berdasarkan standar ISO 10993-5:2009. Hasil: Obat kumur propolis memiliki tingkat reaktivitas sitotoksisitas moderate terhadap sel makrofag dengan tidak lebih dari 70% lapisan sel yang lisis dan terdapat pertumbuhan sel yang terhambat pada lebih dari 50%. Kesimpulan:  Obat kumur propolis 5% (Heterotrigona itama) memiliki tingkat sitotoksisitas yang tinggi terhadap sel makrofag yang diinfeksi Porphyromonas gingivalis serta lebih tinggi dibandingkan klorheksidin glukonat 0,2% dan ibuprofen 2%.

Background: Periodontitis is the result of an immune-inflammatory reaction, one of which is triggered by Porphyromonas gingivalis. Macrophages are implementing cells in the innate immune system with the ability to phagocytose and function as pro-inflammatory and anti-inflammatory mediators. Mouse has physiological similarities with humans, as they get older, their physiological function decreases, making them less adaptive. Currently the golden standards for anti-inflammatory mouthwash are chlorhexidine gluconate and ibuprofen, however long-term use can cause local side effects. Propolis is a natural ingredient that can be an alternative because of its proven anti-inflammatory properties. It’s necessary to continue with cytotoxicity test. Aim: To determine the level of cytotoxicity of propolis (Heterotrigona itama) mouthwash against peritoneal macrophage cells infected with Porphyromonas gingivalis bacteria in vitro and compare it with 0.2% chlorhexidine gluconate and 2% ibuprofen. Methods: Using a semi-quantitative in vitro cytotoxicity test by looking at cell morphology through microscopic images. Scoring is based on the ISO 10993-5:2009 standard. Results: Propolis mouthwash has a moderate grade of cytotoxic reactivity with not more than 70 % of the macrophage cell layers are lysed and cell growth being inhibited in more than 50%. Conclusion: 5% propolis mouthwash (Heterotrigona itama) has a moderate grade of cytotoxicity on macrophage cells infected with Porphyromonas gingivalis and is higher than 0.2% chlorhexidine gluconate and 2% ibuprofen.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keely Ladiana Riza
"Pendahuluan: Penyakit periodontal di Indonesia merupakan penyakit gigi dan mulut terbesar kedua menurut Riskesdas 2018 dengan prevalensi sebesar 74,1%. Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada gingiva yang disebabkan oleh akumulasi plak akibat bakteri yang salah satunya adalah bakteri Porphyromonas gingivalis. Selain perawatan antibakteri, inflamasi pada periodontitis juga perlu ditangani. Dalam perawatan periodontitis untuk mencegah inflamasi, chlorhexidine dan ibuprofen merupakan agen terapeutik yang umum digunakan. Namun, penggunaan jangka panjang kedua agen tersebut dapat menimbulkan beberapa efek samping dan menunjukkan sitotoksisitas terhadap sel tubuh. Sekarang, sudah mulai ditemukan perawatan alternatif antiinflamasi. Salah satunya adalah propolis yang merupakan zat resin yang berasal dari ekstrak tumbuhan yang dibuat oleh spesies lebah. Propolis sudah terbukti memiliki sifat antiinflamasi dengan mengurangi ekspresi sitokin inflamasi. Di Indonesia sendiri, terdapat berbagai jenis propolis dan salah satunya adalah propolis Heterotrigona itama. Namun, sitotoksisitas propolis H. itama belum banyak diteliti di Indonesia. Dengan itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat sitotoksisitas obat kumur propolis H. itama 5% sebagai alternatif perawatan periodontitis. Metode: Analisis kualitatif tingkat sitotoksisitas obat kumur propolis H. itama 5% terhadap sel makrofag peritoneal tikus muda secara in vitro melalui gambaran mikroskopis. Hasil analisis kualitatif akan dilakukan skoring berdasarkan panduan ISO 10993-5:2009. Hasil: Obat kumur propolis H. itama 5% memiliki tingkat sitotoksisitas yang tinggi terhadap sel makrofag peritoneal tikus karena adanya penurunan jumlah sel lebih dari 50% pada kultur makrofag berdasarkan gambaran mikroskopis. Obat kumur propolis H. itama memiliki tingkat sitotoksisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan chlorhexidine dan ibuprofen. Kesimpulan: Obat kumur propolis H. itama memiliki tingkat sitotoksisitas tinggi dengan hasil skor 3 dan lebih tinggi dibandingkan dengan chlorhexidine dan ibuprofen berdasarkan panduan ISO 10993-5:2009. Namun, dibutuhkan penelitian lanjut dengan uji sitotoksisitas metode kuantitatif dan uji lanjutan in vivo agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Introduction: Periodontal disease is the second largest dental and oral diseases in Indonesia according to Riskesdas 2018 with a prevalence of 74.1%. Periodontitis is an inflammatory disease of the gingiva caused by the accumulation of plaque by bacteria, one of which is Porphyromonas gingivalis. In addition to antibacterial treatment, inflammation in the pathogenesis of periodontitis also needs to be treated. For anti-inflammation treatment in periodontitis, chlorhexidine and ibuprofen are commonly used therapeutic agents. However, long-term use of both agents can cause several side effects and show cytotoxicity to different types of cells in the body. Nowadays, alternative anti-inflammatory treatments are starting to be discovered and used for periodontal diseases. One of them is propolis which is a resinous substance derived from plant extracts made by bee species. Propolis has been proven to have anti-inflammatory properties by reducing the expression of inflammatory cytokines. In Indonesia itself, there are various types of propolis and one of them is the Heterotrigona itama propolis. However, the cytotoxicity grade of H. itama propolis has not been widely studied in Indonesia. Therefore, the aim of this study was to determine the level of cytotoxicity of H. itama propolis mouthwash 5% as an alternative treatment for periodontitis. Methods: Qualitative analysis of the cytotoxicity of H. itama propolis mouthwash towards peritoneal macrophage cells of young mouse in vitro through microscopic images. The results of the qualitative analysis will be scored based on ISO 10993-5:2009 guidelines. Results: H. itama propolis mouthwash 5% has a high level cytotoxicity to mouse peritoneal macrophage cells due to a decrease in cell number of more than 50% in macrophage culture observed from microscopic images. H. itama propolis mouthwash has higher cytotoxicity level compared to chlorhexidine and ibuprofen. Conclusion: H. itama propolis mouthwash has a high level of cytotoxicity with a cytotoxicity score of 3, and is higher compared to chlorhexidine and ibuprofen. However, further research is needed with quantitative cytotoxicity tests and further in vivo tests to get more accurate results."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library