Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ari Shinta Rukmi
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S2270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bayu A. Fiantoro
"ABSTRAK
Fakultas Psikologi UI mempunyai Iebih dari 10% mahasiswa yang
memiIiki IPK (indeks prestasi kumulatif) kurang dari 2.00. Kondisi ini tidak hanya
menunjukkan rendahnya prestasi akademik sebagian mahasiswa Fakultas
Psikologi UI saja, tapi juga menunjukkan bahwa mereka terancam untuk tidak
dapat melanjutkan pendidikannya. Rendahnya prestasi akademik memiliki
pengaruh yang Iebih Iuas Iagi yaitu ketidakefisienan kegiatan pembelajaran.
Upaya untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa Fakultas
Psikologi UI dilakukan oleh pihak fakultas, baik dengan kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang diberikan maupun melalui peran PA (penasehat akademik).
Berbagai alasan akan dikemukakan oleh mahasiswa jika ditanyakan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademiknya. Proses
mencari penyebab sesuatu atau peristiwa ini disebut atribusi kausal (Fiske &
Taylor, 1991). Atribusi kausal rpemiIiki dimensi kausalitas (internalitas),
kontrolabilitas serta stabilitas. Atribusi kausal dapat meramalkan bagaimana
motivasi, sikap serta Iangkah-Iangkah yang akan dilakukan pada masa yang
akan datang. Weiner(1988) menyimpulkan bahwa mahasiswa yang berpresiasi
dalam ujian biasanya memiliki atribusi kausal yang kausalitasnya Iebih internal,
terkontrol serta stabil dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak berprestasi.
Penelitian ini berusaha memberikan gambaran dimensi atribusi kausal
pada mahasiswa Fakultas Psikologi UI yang memiliki prestasi rendah (IPK <
2,00) dan prestasi tinggi (IPK > = 3,00). Kedua kelompok ini kemudian
dibandingkan untuk melihat apakah ada perbedaannya. Untuk mengetahui
dimensi-dimensi atribusi kausal digunakan alat dari Russel (1992) yang disebut
Causal Dimension Scale Il (CDSII) yang terdiri dari 12 item.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi atribusi kausal pada
mahasiswa yang berprestasi akademik rendah adalah : memiliki kausalitas yang
internal, dan kontrolabilotas yang personal serta cenderung tidak eksternal, dan
tidak stabil. Mahasiswa berprestasi akademik tinggi memiliki dimensi: kausalitas
yang internal, memiliki kontrolabilitas yang personal serta cenderung tidak
eksternal, dan tidak stabil. Perbedaan antara dua kelompok ini pada
stabilitasnya. Walaupun kedua kelompok memiliki dimensi yang tidak stabil, pada
kelompok mahasiswa berpresiasi rendah stabilltasnya Iebih rendah daripada
kelompok mahasiswa berprestasi tinggi.
Dalam pembahasan atribusi kausal tidak pernah Iepas dan reaksi emosi
seseorang dalam menghadapi keberhasilan maupun kegagaIannya, oleh karena
itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan mengkaitkan secara khusus pada
reaksi emosi seseorang pada atribusi kausal yang diberikan pada keberhasilan
maupun kegagalannya. Selain itu sebaiknya untuk mengetahui reaksi emosi
yang muncul digunakan pertanyan-pertanyaan terbuka."
1998
S2677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Padmosantjojo
"
ABSTRAK
Kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa diadakan dengan tujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan minat dan keterampilan yang dimiliki. Kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kampus karena kegiatan ekstrakurikuler ini dinilai mampu menampung minat sosial yang besar dari sebagian besar mahasiswa. Oleh karena itulah, kegiatan ekstrakurikuler ini perlu dikembangkan seluas mungkin, sejauh pelaksanaannya tidak melanggar jalannya kegiatan kurikuler (Cole & Hall, 1970). Namun, kecenderungan yang seringkali timbul di antara mahasiswa adalah bahwa mereka lebih senang membuang-buang waktu pada kegiatan yang bersifat menyenangkan daripada mengeijakan tugas atau kegiatan yang sebenamya penting untuk segera dikeijakan (Kalechstein dkk, 1989). Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu contoh bentuk kegiatan yang dianggap menyenangkan oleh mahasiswa karena dalam kegiatan ekstrakurikuler mereka dapat menyalurkan seluruh minat dan keterampilan mereka. Oleh karenanya, tak heran jika seringkali mahasiswa terlihat begitu larut dan aktif dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, sehingga lebih banyak waktu yang mereka sediakan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas dalam kegiatan ekstrakurikuler daripada waktu yang mereka sediakan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas kurikuler. Akibatnya, hal ini akan mengganggu waktu belajar secara efektif (Brown & Holtzman, 1967). Kecenderungan ini juga terlihat di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Agar kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler ini betul-betul dapat dijalankan mahasiswa dengan seimbang dan tidak tumpang tindih, mahasiswa dituntut untuk mengatur waktunya secara lebih serius dengan melakukan suatu manajemen waktu. Dengan manajemen waktu, mahasiswa dapat menjadikan waktunya menjadi lebih produktif, dengan mengatur apa yang dilakukan dalam waktu tersebut (Higgins, 1982). Menurut penelitian Macan dkk (1990), mahasiswa yang dapat mengembangkan manajemen waktu dilaporkan memiliki performa yang lebih baik, tidak menghadapi ketumpangtindihan dan kebingungan peran, dapat mengurangi beban keija yang beriebihan, serta dapat memperkecil gangguan stress yang seringkali dihadapi. Dengan demikian diharapkan meskipun seorang mahasiswa terlibat dalam banyak kegiatan ekstrakurikuler, hal tersebut tidak akan mengganggu waktu belajamya karena ia telah dapat mengelola waktunya secara baik dengan menerapkan manajemen waktu. Menurut Canfield (1987), ada 4 aspek dalam manajemen waktu, yakni 1) menetapkan prioritas, 2) membuat perencanaan, 3) melakukan efisiensi keija, dan 4) mengembangkan sikap disiplin diri.
Penelitian ini mengungkap apakah ada hubungan antara manajemen waktu dan aspek-aspeknya dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1) Kuesioner Kegiatan Ekstrakurikuler dan 2) Inventori Pemanfaatan Wato (Time Problems Inventory) yang disusun oleh A. A. Canfield dan telah dimodifikasi serta di-Indonesiakan. Sedangkan subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang tengah mengambil mata kuliah Diagnostik V. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah Incidental Sampling, yaiUi subyek yang dipilih untuk dijadikan sampel merupakan sampel yang paling dimungkinkan didapat (Guliford & Fruchter, 1978). Pelaksanaan pengambilan data dilakukan secara massal di ruang kuliah 201-202 Gedung D Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa 1) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara aspek prioritas, aspek perencanaan, aspek disiplin diri dalam manajemen waktu dan manajemen waktu itu sendiri dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dan 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara aspek efisiensi keija dalam manajemen waktu dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Menurut penulis, koefisien korelasi yang tidak signifikan pada beberapa aspek di atas dengan kegiatan ekstrakurikuler disebabkan karena 1) indeks reliabilitas alpha yang rendah pada aspek-aspek tersebut dan jumlah item yang kurang banyak sehingga setelah item-item yang tidak valid digugurkan, jumlahnya menjadi sangat kurang, 2) keterbatasan penetapan sampel yang hanya sebatas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Diagnostik V saja juga menyebabkan penelitian ini membuahkan hasil yang kurang tajam dalam melihat keterkaitan antar variabel karena sampel kurang mewakili keseluruhan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 3) variabelvariabel lain, seperti keadaan sosial ekonomi mahasiswa, yang tidak dikontrol dalam penelitian ini, juga turut mempengaruhi tidak signifikannya korelasi yang didapatkan antara variabel-variabel penelitian.
Saran-saran diajukan untuk penelitian lebih lanjut antara lain dalam hal alat, sampel, dan variabel-variabel lain yang belum dikontrol. Daftar Bacaan: 24 literatur (1967 - 1996)
"
1998
S2890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqy Aditya Hadelisya
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari gambaran empati dan psychological distress pada mahasiswa S1 dari fakultas psikologi dan fakultas selain psikologi non-psikologi. Hasil kedua variabel ini juga dikorelasikan untuk menentukan bagaimana hubungannya. Empati diukur menggunakan Interpersonal Reactivity Index IRI yang dikembangkan oleh Davis 1980, dan psychological distress diukur menggunakan Kessler 10 K10 yang dikembangkan oleh Kessler 2003. Hasil penelitian menemukan bahwa tingkat empati dan tingkat psyhchological distress mahasiswa di fakultas psikologi dan fakultas non-psikologi tinggi, serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
......
This research aims to describe the empathy and psychological distress among undergraduate psychology students and students that do not come from psychology department non psychology. Both variables were also correlated. In this research, empathy is measured using Interpersonal Reactivity Index IRI developed by Davis 1980, while psychological distress is measured using Kessler 10 K10 developed by Kessler 2003. Results show that there is no significant difference between empathy and psychological distress among students from psychology major and other major, both variables are almost equally high. "
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Delima Titik Septiani
"ABSTRAK
Iklan merupakan salah satu alat promosi dimana produsen dapat
mempromosikan mengenai produknya dengan harapan agar konsumen
berkeinginan untuk mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Efektif tidaknya
suatu iklan tergantung keberhasilan iklan dalam menyampaikan pesan hingga
sampai pada target sasaran yang dituju. Dalam menyampaikan pesan pada iklan
televisi, salah satu daya tarik yang dapat digunakan adalah daya tarik humor.
Beragam pendapat yang dikemukakan mengenai dampak penggunaan daya
tarik humor terhadap efektivitas iklan televisi. Telah banyak ahli yang
membuktikan akan manfaat yang didapat dari iklan humor. Namun, tak sedikit
pula ahli lain yang berpendapat mengenai efek negatif yang ditimbulkan dari
iklan humor. Adanya dilema ini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui
dampak penggunaan daya tarik humor terhadap efektivitas iklan dan sikap
konsumen terhadap iklan televisi. Efektivitas iklan yang akan diukur dalam
penelitian ini berhubungan dengan tahap pemrosesan informasi kognitif yaitu
tahap attention dan comprehension. Sedangkan untuk komponen non kognitif,
peneliti akan mengukur sikap konsumen terhadap iklan televisi. Dalam penelitian
ini akan dilakukan eksperimen terhadap sejumlah mahasiswa yang mana masih
termasuk dalam kelompok remaja atau kawula muda. Dipilih kelompok ini karena
mereka merupakan pasar yang potensial bagi produsen dan termasuk usia
dimana mulai terbentuk pola konsumsi seseorang. Alat ukur yang digunakan
untuk mengukur tingkat perhatian dan pemahaman adalah brand recall test
dimana mereka akan diminta untuk menyebutkan nama merek, jenis produk,
slogan dan menjelaskan maksud dari pesan yang disampaikan. Sebagai data
tambahan mereka juga diminta untuk menyebutkan iklan mana yang paling
menarik perhatian dan paling mudah dipahami. Untuk mengukur sikap mereka
terhadap tayangan iklan televisi tersebut maka digunakan skala Likert.
Pengolahan data menggunakan perhitungan statistik perbandingan rata-rata
(compane means) dari subyek yang sama terhadap variasi IV yang berbeda
(iklan humor dan non humor). Hasil perhitungan t-test yang dilakukan pada iklan
humor dan non humor berdasarkan kategori peneliti, ditemukan perbedaan yang
tidak signifikan. Ini berarti penggunaan daya tarik humor pada iklan televisi tidak
lebih efektif dibandingkan iklan non humor. Namun berdasarkan kategori
jawaban subyek mengenai iklan humor dan non humor ditemukan bahwa
penggunaan daya tarik humor dalam iklan televisi terbukti lebih efektif dalam menarik perhatian dan pemahaman pesan iklan dibandingkan iklan non humor.
Dari data tambahan juga diperoleh gambaran bahwa iklan yang menggunakan
daya tarik humor lebih menarik perhatian atau mudah diingat iklannya
dibandingkan iklan non humor. Hanya saja ingatan konsumen terhadap iklan
humor tidak sejalan dengan ingatan akan nama merek yang ditampilkan. Untuk
iklan yang paling mudah dipahami, mayoritas responden juga menyebutkan iklan
dengan daya tarik humor. Maka, dari hasil yang didapat pada penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunaan daya tarik humor dalam iklan televisi memiliki
efektivitas yang lebih baik pada perhatian dan pemahaman pesan pada
mahasiswa dibandingkan iklan non humor. Sehingga penggunaan daya tarik
humor ini dapat dijadikan alternatif bagi para pembuat iklan dengan pangsa
pasar kawula muda."
2004
S3417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library