Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewa Ketut Sadra Swastika
Abstrak :
Increases in consumption of animal products have resulted in an increase of demand for feed, where maize is the major component. In Indonesia, maize occupied about 51 percent of food ingredients. It is because maize has a high energy content. Its nutrition content is appropriate for animal feed, especially for poultry and swine. Maize is also the second important food crops after rice. The growth in domestic maize demand for feed and food, industries exceeded the growth in domestic production. This article is aimed at describing the past and current status as well as the future prospect of maize balance in Indonesia, based on the last 41 years time series data. The result of the study shows that the total consumption of poultry products was steadily increasing, except during the economic crisis (1997-20U2). An increase in consumption of poultry products followed by their production growth indicated a rapid growth of poultry industry. This condition has caused a substantial increase in demand for feed and then for maize as a major component of feed. In Indonesia, most maize, accounting for about 64 percent, was used for food, consisted of direct food and manufactured food. The demand for maize as a raw material for the food industry ivas increasing, in line with an increase in per capita income. Thus, maize is no longer considered as an inferior food, if it is processed into manufactured food. Therefore, as per capita income increases together with population growth, the demand for maize for feed and food industries will be substantially increasing. On the other hand, maize supply from domestic production was growing slower than its demand. However, the growth of production could not satisfy the domestic exploding demand. After 1975, Indonesia has become an importing country. Based on the 1990-2002 growth of production and consumption, Indonesia is projected to have a continuous deficit of maize. To reduce the dependency on maize imports, there should be some breakthroughs, such as: (i) intensive promotion of the use of hybrid seed, (ii) development of a fair partnership between seed growers and seed companies as well as between maize farmers and feed mills ana food factories, (Hi) provisions of subsidized credit for farmers with a simple administration procedure, (iv) farmers consolidation by strengthening farmers group to improve their bargaining position. Otherwise, domestic maize production will not be able to meet its mounting demand.
2006
EFIN-54-1-August2006-25
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Haryati
Abstrak :
National corn demand continues to increase every year, either for food, feed and industrial raw materials. To meet this requirement forced to do import corn because the results at the farm level is still low. One is not applying technological innovation and resource integrated crop management (ICM). Then in an effort to increase corn production as well need to use the local probiotic microbes allow. This study aims to determine the extent to which the results of applying maize crop management and integrated resource ( ICM - maize) equipped with Local Probiotic Microbial fertilizer. The assessment was conducted in the village Cicurug, Majalengka Subdistricts, District Majalengka. The study used a Randomized Block Design Complete (RCBD), four treatments with six replications. For the treatment of local administration of probiotic microbes, the dose of 3 l ha-1 Agri Simba, the dose of 3 l ha-1 Agri Simba + 1.500 g of urea, the dose of 6 l ha-1 Agri Simba, and a dose of 6 l ha-1 Agri Simba + 3.000 g of urea. The results of the study showed that administration of probiotic microbes local (Agri Simba) has significant effect on growth, yield components and yield of hybrid maize varieties P-21. Yield dried shelled beans highest achieved by the provision of local probiotic microba in the dose 6 l ha-1 + 3.000 g Agri Simba urea was 12.20 t ha-1. The results obtained at the lowest dose of 3 l ha-1 Agri Simba around 8.73 t ha-1. Component results support the results of the P-21 hybrid maize is a heavy cob, number of rows per ear and weight of 100 grains .

Kebutuhan jagung nasional terus meningkat setiap tahun, baik untuk pangan, pakan maupun bahan baku industri. Untuk memenuhi kebutuhan ini terpaksa melakukan impor jagung karena hasil di tingkat petani masih rendah. Salah satu penyebanya adalah belum optimal penerapan inovasi teknologi pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). Dalam upaya peningkatan produksi jagung diperlukan juga penggunaan mikroba probiotik lokal. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil jagung yang menerapkan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT-jagung) yang dilengkapi dengan pemberian pupuk Mikroba Probiaik Lokal. Pengkajian iji dilaksanakan di desa Cicurug, kecamatan Majalengka, kabupaten Majalengka pada MK II. Kajian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), empat perlakuan dengan enam ulangan. Sebagai perlakuan pemberian mikroba probiotik lokal yaitu, takaran 3 l/ha Agri Simba, takaran 3 l/ha Agri Simba + 1.500 g Urea, takaran 6 l/ha Agri Simba, dan takaran 6 l/ha Agri Simba + 3.000 g Urea. Hasil kajian menunjukkan bahwa pemberian mikroba probiotik lokal (Agri Simba) berpengaruh nyata pada pertumbuhan, komponen hasil dan hasil jagung varietas hibrida P-21.Hasil pipilan biji kering tertinggi dicapai oleh pemberian mikroba probiotik lokal pada takaran 6 l/ha Agri Simba + 3.000 g Urea sebesar 12,20 t/ha. Hasil terendah diperoleh pada takaran 3 l/ha Agri Simba sekitar 8,73 t/ha.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2016
630 AGRIN 20:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang efeklifitas penggunaan sumber radiasi neutron Ra-ik pada perkecambahan biji jagung. Tujuan penelitian ini untuk mengelahui pengaruh radiasi neutron Radium- Berillium (Ra-Be) terhadap perkecambahan biji jagung (Zea maize) dengan variasi waktu radiasi dan media tanam yang berbeda. Benih-benih dari lanaman jagung yang digunakan dalam penciltian ini diperoleh dari benih-benih yang dijual di pasaran. Adapun media uji yang digunakan adalah media uji kertas merang, kapas, dan pasir. Biji-biji tersebut dimasukkan ke dalam tabung reactor Ra-lie untuk men dapatkan radiasi dengan perlakuan wakiu yang berbeda-beda. Penelitian ini menggunakan metode uji langsung. diniana pengamatan terhadap gejala pertumbuhan benih dilakukan unluk tiap-tiap benih pada seliap unit percobaan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penyinaran radiasi neulron terhadap biji jagung pada ketiga jenis media tanam dengan variasi waktu dapat mempengaruhi perkecambahan. Waktu penyinaran sclama 9 jam menunjukkan pertumbuhan batangnya rala-rala lebih tinggi. Pertumbuhan akar lebih panjang dengan serabut akarnya Iebih banyak, sedangkan penyinaran yang Iebih lama yailu 15 jam dan 24 jam. Pertumbuhan batangnya lebih rendah akar lebih pendek dengan serabut yang lebih sedikit.
2003
SAIN-8-1-2003-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Jauhari
Abstrak :
Salah satu masalah yang dihadapi bangsa Indonesia adalah jumlah penduduk miskin yang cukup besar, yaitu mencapai 36,1 juta jiwa pada tahun 2004. Penduduk miskin dan kelaparan sering merusak Iingkungan hidup sekitar mereka untuk mempertahankan hidup, mereka menebang potion di hutan, mencari pakan ternak di wilayah terlarang, memakai tanah marjinal; dan dalam jumlah yang terus bertambah mereka memenuhi pusat perkotaan. Untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kerusakan Iingkungan perlu dilakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap penduduk miskin sehingga mereka dapat memperoleh penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Pembinaan dan pemberdayaan perlu dilakukan terhadap penduduk miskin di pedesaan karena sebagian besar penduduk miskin berada di pedesaan. Sebagian besar penduduk miskin di pedesaan adalah petani gurem dengan kepemilikan iahan kurang dari 0,5 hektar per rumah tangga petani (RTP). Jumlah petani gurem pada tahun 1993 adalah sebanyak 10,8 juta dan meningkat menjadi 13,7 juta pada tahun 2003. Pembinaan dan pemberdayaan penduduk miskin di pedesaan perlu dilakukan melalui pengembangan sektor pertanian yang terbukti menyerap banyak tenaga kerja dan menghasilkan komoditas pangan. Di antara komoditas pertanian yang dapat berperan dalam diversifikasi pangan dan dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani adalah komoditas jagung. Pengembangan budidaya tanaman jagung memiliki prospek ekonomis, yaitu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan berpeluang untuk diekspor ke luar negeri. Namun, pengembangan budidaya tanaman jagung secara intensif dan secara monokultur di Iingkungan alam Indonesia yang memiliki ekosistem hutan hujan tropis akan berakibat pada terjadinya degradasi Iingkungan, terganggunya keseimbangan ekosistem dan tidak berkelanjutan. Untuk mengatasi dampak yang merugikan terhadap lingkungan tersebut, perlu dilakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap petani agar mereka dapat melaksanakan dan mengembangkan sistem pertanian terpadu dan berkelanjutan, yang dapat menjaga kesuburan sumberdaya lahan pertanian secara berkelanjutan, menjaga keseimbangan ekosistem, tidak menremari lingkungan dan dapat meningkatkan produktivitas serta memberikan keuntungan kepada petani. Sistem pertanian berkelanjutan akan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan peslisida kimia, sedangkan Iimbah pertanian yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia. Pembinaan dan pemberdayaan petani dalam pengembangan sistem pertanian berkelanjutan dapat dilaksanakan melalui kemitraan agribisnis. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan model sistem pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain itu juga untuk mendapatkan model kemitraan agribisnis yang dapat membina petani dalam pengembangan pertanian berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan penjelasan deskriptif-eksploratori untuk memperoleh gambaran petani dalam hubungannya dengan pengembangan pertanian berkelanjutan. Sumber data primer diperoleh dari petani responden (33 petani) Desa Mojo, Kec. Andong, Kab. Boyolali serial lembaga Pembina petani, yaitu: PT. Dharma Niaga (Kemitraan Usaha Bersama) dan CV. Dus International Trading (Program Pembangunan Kemandirian Ekonomi Rakyat Melalui Pertanian Organik Terpadu). Berdasarkan hasil penelitian diajukan perlunya pengembangan sistem pertanian polikultur yang sesuai dengan dengan tipologi lingkungan Indonesia berbentuk hutan hujan tropis, berbeaya rendah dan sedikit masukan sumberdaya dari luar ekosistem pertanian. Selain itu, perk] dikembangkan kemitraan agribisnis yang tidak hanya dapat meningkatkan penghasilan petani tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan petani dalam perbaikan kualitas ekosistem pertanian.
A problem faced by Indonesia is the fairly large number of poor people, with totaled 36.1 million in 2004. The poor and hungry often destroy the environment where they live just to survive; they cut down trees in forests, they look for cattle feed in restricted areas, they use marginal lands, and in increasing number they crowd city centers. In order to deal with problems of poverty and damaged environment, upgrading and empowering disadvantaged people should be initiated to help them make money to meet their own needs. The upgrade and empowerment programs should be aimed at poor people in villages because the fact shows that most of those living below poverty line are rural areas. Many of them are small farmers with land ownership of less than 0.5 hectare per household. The number of small farmers increased from 10.8 million in 1993 to 13.7 million in 2003. Upgrading and empowering poor villagers should be done by promoting the agriculture sector which has shown to have employed many workers and provided food products. One of the agricultural commodities that are significant in food diversification and can be developed to increase farmers income is maize. Cultivating maize has economic potential because the crops can supply domestic demands and foreign export. However, intensive and monoculture maize plantation in Indonesia with its tropical rain forest ecosystem could lead to environmental degradation and ecosystem imbalance, and would not be sustainable. In order to eliminate the damaging effects to the environment, it is necessary to upgrade and empower farmers to enable them to carry out and develop an integrated and sustainable agricultural system capable of keeping farmlands sustainably fertile, the ecosystem in balance and the environment dean and intact, as well as improving productivity and giving benefits to farmers. A sustainable agricultural system can minimize the use of chemical fertilizers and pesticides, and the produced wastes can be used as forage for ruminants. Farmers upgrading and empowering programs for developing a sustainable agricultural system is possible through an agribusiness partnership. The reseach aimed to gather a model of the sustainable and environmental friendly agriculture system. The reseach to gather too a model of the agriculture partnership will be can to empowering farmers in the promotion of sustainable agriculture. The reseach methode is survey methode with the exploratory-description to gather the farmers Image in promotion of sustainable agriculture. The primer resource from farmers in Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali and the empowering farmers institute (PT. Dharma Niaga and CV. Dus International Trading). Based on the reseach above, it's suggested the promotion of policuiture agriculture system that in agreement with the environmental tipology of Indonesia is tropical rain forest, in low cost and low external input sustainable agriculture. It's. suggested too the promotion of the agribusiness partnership that just not can giving benefits to farmers but can also empowering farmers to increasing quality of the agriculture ecosystem.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Amalia
Abstrak :
Maize import quota is an important trade policy to achieve maize self sufficiency. However, not long after the enactment of maize import quota, the effectiveness of this policy is being questioned. Thus, this thesis aims to analyze the effectiveness of maize import quota implementation from the supply and demand side. This study uses 2SLS method to examine the increase in harvest area and wheat imports, as the substitute for maize. The results show that the implementation of maize import quota has a positive effect to maize production. However, maize import quota has a significant influence on increasing the wheat import demand.
Kuota impor jagung ialah kebijakan perdagangan yang penting untuk mencapai swasembada jagung. Namun, tidak lama setelah implementasi dari kuota impor, efektivitas dari kebijakan ini diragukan. Oleh sebab itu, skripsi ini bertujuan untuk menganalisa efektivitas dari kebijakan kuota impor jagung dari sisi permintaan dan penawaran. Studi ini menggunakan metode 2SLS untuk menganalisa kenaikan dari lahan panen dan impor gandum, sebagai substitusi utama dari jagung. Hasil studi menunjukkan implementasi kuota import jagung memiliki dampak positif kepada produksi jagung. Di sisi lain, kebijakan ini memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatkan permintaan impor gandum.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Sites co-contaminated with organic and metal pollutionts are common and considered to be a more complex problem as the two components often causes a synergistic effect on cytotoxicity....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The objective of this study was to investigate the possibility of using mize tassel as an alternative adsorbent for the removal of chormium (VI) and cadmium (II) ions from aquereous solutions....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library