Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arofah Arief Santoso
"Kekeringan adalah bencana hidrometeorologis yang selalu terjadi setiap tahun di Indonesia. Salah satu penyebab kekeringan adalah fenomena El Nino yang berakibat pada berkurangnya curah hujan di suatu daerah. Kabupaten Majalengka memiliki karakteristik daerah yang unik karena terdiri dari daerah dengan dataran rendah hingga pegunungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi kekeringan meteorologis berdasarkan parameter curah hujan dengan metode Standardized Prec presipitasi Index (SPI) dan kekeringan lahan yang diperoleh berdasarkan pendekatan penginderaan jauh menggunakan Normalized Difference Dried Index (NDDI) pada tahun yang mengalami El Nino, yaitu 2015 dengan tahun memiliki curah hujan normal pada tahun 2018. Melalui teknik yang tumpang tindih dan uji statistik, kekeringan dianalisis berdasarkan karakteristik regional, yaitu kemiringan, jenis tanah, dan penggunaan lahan.
Hasil analisis pola spasial wilayah kekeringan dan daratan meteorologis bergerak dari utara ke selatan, di mana dari Mei hingga September terjadi peningkatan tingkat dan tingkat kekeringan. September adalah puncak kekeringan, di mana berdasarkan dua metode penentuan kekeringan, semua kecamatan di Kabupaten Majalengka dipengaruhi oleh kekeringan dari tingkat kering hingga ekstrem. Di El Nino, kekeringan meteorologis menunjukkan bahwa beberapa daerah mengalami kekeringan ekstrem, tetapi di musim kemarau tanah itu hanya pada tingkat yang sangat kering. Kekeringan yang terjadi pada tahun 2015 dan 2018 memiliki tingkat dan tingkat kekeringan yang berbeda. Kekeringan memiliki hubungan dengan karakteristik fisik daerah tersebut, tetapi yang paling berpengaruh adalah kemiringan berdasarkan uji statistik Chi-square.

Drought is a hydrometeorological disaster that always happens every year in Indonesia. One of the causes of drought is the El Nino phenomenon which results in the reduction of rainfall in an area. Majalengka Regency has unique regional characteristics because it consists of areas with lowlands to mountains. This study aims to see the distribution of meteorological drought based on rainfall parameters with the Standardized Precipitation Index (SPI) method and land drought obtained based on the remote sensing approach using the Normalized Difference Drought Index (NDDI) in the year experiencing El Nino, namely 2015 with the year has a normal rainfall in 2018. Through overlapping techniques and statistical tests, the drought is analyzed based on regional characteristics, namely slope, soil type, and land use.
The results of the spatial pattern analysis of the meteorological drought area and land moved from north to south, where from May to September there was an increase in the extent and level of drought. September is the peak of drought, where based on the two methods of determining drought, all sub-districts in Majalengka Regency are affected by drought from dry to extreme levels. In the El Nino meteorological drought showed that some regions experienced extreme drought, but in the drought the land was only at very dry levels. Drought that occurred in 2015 and 2018 has different extent and level of drought. The drought has a relationship to the physical characteristics of the area, but the most influential is the slope based on the Chi-square statistical test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Ade Syahbudin
"Kekurangan Energi Protein (KEP) masih merupakan salah satu masalah gizi utama pada usia balita di Indonesia. KEP pada balita disebabkan oleh berbagai hal, baik faktor langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan hasil survei Ekonomi Nasional tahun 1995, 1998 dan tahun 1999 secara Nasional prevalensi Kekurangan Energi Protein (KEP) teiah dapat diturunkan, demikian pula prevalensi Kekurangan Energi Protein (KEP) di Kabupaten Majalengka berdasarkan hasil Pemantauan status gizi tahun 1999, 2000 dan 2001 (14,54%, 15,91%, 12,54%) mengalami penurunan, akan tetapi prevalensi Kekurangan Energi Protein (KEP) di Puskesmas Munjul tahun 2001 masih tinggi 19;48%
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Protein (KEP) pada anak balita umur 7-36 bulan di Puskesmas Munjul Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka.
Desain penelitian adalah Cross Sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling dengan jurnlah sampel minimal 241 sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi Kekurangan Energi Protein (KEP) total sebesar 21,99 %,adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu, sikap ibu, asupan energi, asupan protein, dengan Kekurangan Energi Protein (KEP) pada anak balita umur 7 - 36 bulan.
Faktor pengetahuan ibu, perilaku ibu, asupan energi dan asupan protein secara bersama-sama mempengaruhi terjadinya Kekurangan Energi Protein (KEP) pada anak balita umur 7 - 36 bulan. Faktor asupan energi merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi terjadinya Kekurangan Energi Protein (KEP) pada anak balita umur 7 - 36 bulan.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar tetap meneruskan pemberian PMT pemulihan dengan memberikan formula tepung tempe dan susu disertai pendidikan gizi dan dibentuk kembali "Taman Gizi" yang menyelenggarakan makanan balita yang KEP. Perlu dilakukan penyuluhan yang lebih intensif dengan melibatkan tokoh masyarakat seperli alim ulama.
Daftar Pustaka : 70 (1979 - 2001).

Factors Relating with the Protein Energy Malnutrition (PEM) at Children Aged 7 - 36 Month in Helath Center on Munjul Majalengka Distric Majalengka Regency 2002.
Protein Energy Malnutrition persits as one of main nutritional problem in Indonesia five years children. PEM are caused by many factors. Direct factors or indirect factors.
Based on the result from national survey economic in 1995, 1998 and 1999 prevalence Protein Energy Malnutrition has been desreased, and so prevalence Protein Energy Malnutrition in regency Majalengka based on the result of developing nutrition status in 1999, 2000 and 2001 (14,54 %, 15,91 %, 12,54 %) descreased, but prevalence Protein Energy Malnutrition in Helath Center on Munjul is still high (19,48 %).
Objective of this study was to the factors related to Protein Energy Malnutrition of children aged 7-36 month in Helath Center on Munjul Majalengka Distric Majalengka Regency 2002.
Design Cross sectional was used in this study. Sampling used by simple random sampling and sample size wise 241 mother under five years children. The result of research show prevalence 21,99 per cent, a significant realationship between mother education, mother performent, income percapity, mother knowledge, energy food, protein food with Protein Energy Malnutrition to children aged 7 - 36 month.
The factors mother knowledge, mother performent, energy food and protein food together influenced Protein Energy Malnutrition to children aged 7 - 36 month. Energy food factors as the main factor which influence Protein Energy Malnutrition to children aged 7-36 month.
The research recommended to be continuing supplementary feeding programme with used nutrition formula tempe and milk, education and reformed the nutrition demontration plot "Taman Gizi" wich can apply under five years children food which PEM. It has necessary to be done with an intensive education by involved community specially alim Ulama.
Bibliography : 70 (1979 - 2001).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library