Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irma Elvita
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas peranan habib terhadap aktivitas majelis taklim sebuah tinjauan deskriptif analitis, studi kasus: Habib Hasan bin Ja_far Assegaf pendiri Yayasan Majelis Taklim Nurul Musthofa, Jakarta. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah faktor apa yang mempengaruhi Habib Hasan memiliki peranan sentral dalam struktur majelis taklim dan bagaimana peranan sosial Habib Hasan terhadap aktivitas Majelis Taklim Nurul Musthofa? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode participant observer, yakni penulis meneliti dan mengikuti kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa. Penelitian ini bertujuan menggambarkan peranan Habib Hasan dan pengaruh kegiatan Majelis Taklim di lingkungan masyarakat Betawi. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah Habib Hasan memiliki peranan sentral sebagai guru spiritual, dan pemimpin organisasi masyarakat tradisional Islam.

Abstract
This paper disscuses the role of habib towards Majelis Taklim activities, an analytical description which focuses on a case study of Habib Hasan bin Ja_far Assegaf, the fouder of Majelis Taklim Nurul Musthofa Foundation, Jakarta. The question is: what are factors that influence Habib Hasan has the important role as a central figure in Majelis Taklim_s structure and how is Habib Hasan_s role in Majelis Taklim Nurul Musthofa_s activities? The method which is used in this research is participant observer. The writer examined and participated in Majelis Taklim Nurul Musthofa_s activities. The purpose of this research is to describe Habib Hasan_s role and influence of Majelis Taklim_s activities in Betawi_s society. The result of this research described that Habib Hasan has the important role as a spiritual teacher and a leader of Islam traditional society."
2010
S13250
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fitriani
"Proporsi hipertensi pada wanita selalu lebih tinggi dengan pen-
ingkatan usia populasi. Penelitian ini membahas hipertensi dan faktor
risiko pada 105 wanita dewasa anggota Majelis Taklim Al-Amin
Cilandak, Jakarta Selatan. Penelitian observasional dengan desain stu-
di potong lintang ini dilatarbelakangi oleh hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007 dengan metode analisis uji Chi Square. Populasi tar-
get adalah seluruh anggota majelis taklim di Jakarta Selatan dengan
sampel anggota Majelis Taklim Al-Amin di Kecamatan Cilandak yang
datang pada saat pengambilan data. Hasil penelitian menunjukkan bah-
wa prevalensi hipertensi sebesar 41,7% lebih tinggi daripada provinsi
DKI Jakarta (28,6%) dan angka nasional 2007 (31,7%). Hipertensi pa-
da penelitian ini berhubungan dengan sosial ekonomi yang rendah dan
kondisi stres. Untuk itu, diharapkan promosi kesehatan dan penanggu-
langan stres diberikan di majelis-majelis taklim.
Proportion of hypertension is always higher among women by
increasing population age. This study focused on hypertension and it?s
risk factor in 105 adult women who are members of Majelis Taklim Al-
Amin Cilandak, South Jakarta. An observational study using a cross
sectional design was performed and stimulated based on Indonesian
Base Health Research 2007. This research result showed that the
prevalence of hypertension is 41.7%, which is higher than DKI Jakarta
(28.6%) and Indonesia (31.7%). In this research, hypertension is corre-
lated with low socioeconomic status and stress. Therefore, it is recom-
mended to run health promotion and stress management in majelis
taklim."
Universitas Indonesia, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ninip Hanifah Kadir
"Penafsiran tentang kepemimpinan perempuan dalam Islam masih menjadi wacana yang sering diperdebatkan karena termasuk wilayah khilafiyah dan ijtihadiyah. Penafsiran yang ada masih memperlihatkan bias gender. Pemahaman penafsiran ini berpengaruh pada etika sosial di kalangan umat Islam khususnya dan masyarakat luas umumnya sehingga berdampak pada peran dan kedudukan perempuan, Agar penafsiran tentang kepemimpinan tidak bias gender, perlu diadakan pemberdayaan perempuan melalui para mubaligah. Merekalah penyampai ajaran-ajaran Islam kepada umatnya. Oleh sebab itu, perlu diadakan penelitian tentang mubaligah untuk mengetahui pemahaman mereka tentang kepemimpinan perempuan dalam Islam Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif berperspektif perempuan. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam, kemudian dianalisis dengan perspektif gender untuk memperlihatkan pemahaman mubaligah tentang relasi perempuan dan laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman mubaligah tentang kepemimpinan perempuan bervariasi karena latar belakang pendidikan agama yang berbeda. Hanya sebagian menyetujui kepemimpinan perempuan dalam rumah tangga dan dalam negara (sebagai presiden). Namun seluruhnya menyetujui kepemimpinan perempuan dalam masyarakat pada tatanan yang lebih rendah (bukan sebagai presiden). Mereka yang mengikuti feminisme modern mengakui kesetaraan gender, sedangkan yang dipengaruhi mufasir tradisional tidak mengakuinya.

The interpretation of women's leadership in Islam often becomes a debate. It is regarded as a polemic and an exercise of judgment on the basis of the Qur'an and the sunnah. Today's interpretation tends to be gender biased. The understanding of the interpretation influences social ethics, especially for Moslems, and generally for the whole society. It gives an impact on the role and status of women. To decrease the gender bias, women empowerment via mubaligahs (women preachers) is badly needed. It is due to the fact that mubaligahs are persons in charge of transferring Islam teaching to their followers. Consequently, we need a research about the mubaligahs. The research was conducted by using qualitative approach with women's perspective. The data were collected with in-depth interview. Gender-based analysis was used to probe mubaligah's understanding into the relation of women and men. The result reveals that the understanding of mubaligahs is varied because their religious educational background is different. Only some of them acknowledged and the other disagreed with the women's leadership in the family as well as in the society (as president). On the contrary, all of them legitimized with the women's leadership in the society on the lower level (not as president). Some of them approved gender equality (following the concept of modern-Islamic feminism), and the other disapproved (being influenced by the traditional-Islamic interpreter)."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T14630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library