Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nita Azka Nadhira
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh modifikasi standar diet diabetes
melitus terhadap penurunan sisa makanan lunak pasien diabetes melitus. Sisa
makanan diukur dengan metode food weighing, sedangkan karakteristik dan
penilaian pasien terhadap kualitas makanan RS diukur dengan wawancara dan
pengisian kuesioner. Desain studi yang digunakan adalah eksperimental kuasi serial
waktu. Sebanyak 12 orang pasien diabetes melitus yang dirawat di kelas III Gedung
A RSCM diamati sisa makanan, selera makan, dan penilaiannya terhadap kualitas
makanan RS selama tiga hari. Pada hari pertama pasien diberikan makanan sesuai
standar diet diabetes melitus RSCM. Pada hari kedua hingga ketiga pasien
diberikan intervensi berupa makanan sesuai standar diet diabetes melitus RSCM
modifikasi untuk makanan lunak, kemudian sisa makanan pasien hari pertama dan
rata-rata hari kedua dan ketiga akan dibandingkan. Hasil menunjukkan bahwa sisa
makanan pasien sesudah intervensi mengalami penurunan yang signifikan
(p=0,001). Rata-rata total berat sisa makanan lunak sesudah intervensi (571+381,6
gr) 31,9% lebih sedikit dibanding saat sebelum intervensi (839+471 gr). Usia dan
lama masa rawat inap diketahui menjadi variabel perancu dalam intervensi.
Penerapan standar diet diabetes melitus modifikasi untuk makanan lunak ini dapat
dijadikan alternatif untuk meminimalisasi kejadian sisa makanan pada pasien.
Selain itu, diharapkan ahli gizi dapat mengoptimalikan edukasi kepada pasien
terutama pasien lansia dan/atau yang baru masuk rumah sakit agar lebih termotivasi
untuk menghabiskan makanan yang diberikan RS.

ABSTRACT
The objective of this study was to examine the effect of diabetes mellitus diet
standard modification on diabetic patients decreased plate waste on soft food.
Patients plate waste measured by food weighing method. Moreover, patients
characteristics, appetite, and evaluation towards the quality of hospital food
measured by interview and questionnaire. A time series quasi experimental study
was conducted on twelve subjects in third class wards on RSCM A building.
Subjects plate waste, appetite, and evaluation towards the quality of hospital food
were observed for three days. On the 1st day, patients were given foods based on
RSCM?s diabetes mellitus diet standard. After that, intervention were given to
patients; food based on RSCM?s diabetes mellitus diet standard modified for soft
food on the 2nd up to 3rd day. The plate waste before and after intervention were
compared afterwards. The results showed that patients plate waste after intervention
were significantly less than those before intervention (p=0,001). The overall mean
plate waste after intervention (571+381,6 gr) was 31,9% lower than before
intervention (839+471 gr). Age and length of stay are shown as a confounding
variables in the intervention. The implementation of diabetes mellitus diet standard
modified for soft food can be an alternative to minimze plate waste on diabetic
patients with soft food diet. In addition, dietitian should optimalize the education
for the patients especially older and/or newly hospitalized patients, so that they can
be more motivated in finishing the food given."
2016
S63723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christoper Bagus Rijadi
"Skripsi ini membahas tentang hubungan usia, jenis kelamin, penampilan makanan, rasa makanan, menu makanan, penyajian makanan, dan pelayanan penyaji dengan daya terima makanan lunak pada pasien dewasa di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Sampel penelitian ini adalah pasien rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi dan dipilih secara purposive sampling yaitu sebanyak 94 pasien. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional). Daya terima diukur berdasarkan hasil selisih antara penimbangan berat awal makanan dengan sisa makanan pasien dalam sehari.
Dari hasil penelitian ini prevalensi rata-rata total daya terima makanan lunak responden dalam sehari adalah sebesar 72,4%. Terdapat hubungan bermakna antara penampilan makanan, rasa makanan, menu makanan, dan pelayanan penyaji dengan daya terima makanan responden. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, dan penyajian makanan dengan daya terima makanan responden. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan lagi mengenai mutu makanan terutama penampilan makanan, rasa makanan, menu makanan, dan pelayanan penyaji di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta agar daya terima pasien menjadi baik.

This thesis discusses the relationship of age, sex, food appearance,taste of food, food menu, food presentation, and service providers with soft food acceptance in adult patients at Gatot Soebroto The Army Hospital Jakarta. Sample of this study were inpatients who met the inclusion criteria and were selected by purposive sampling. The number of sample is 94. This study is a descriptive cross-sectional study design. Food acceptance is measured by the difference between the initial weighing of food with the rest of the patients in the daily diet.
From the results of this study the prevalence of the average total power received in a day soft foods respondent amounted to 72.4%. There is a significant relationship between the appearance of food, the taste of food, the menu and service providers with the food acceptance. There were no significant associations between age, gender, and presentation of food with the respondents food acceptance. Therefore there is need for more improvement of the quality of food, especially food appearance, taste of food, food menu, and service providers Gatot Subroto Central Army Hospital in Jakarta to force patients into good eating.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fitri Fawzia
"Latar Belakang: Erupsi gigi adalah pergerakan gigi dalam arah aksial dari lokasi pertumbuhan dan perkembangan gigi di dalam tulang rahang menuju ke posisi fungsional gigi di dalam rongga mulut. Proses erupsi gigi ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, salah satunya adalah praktik pemberian makan pada anak, terutama selama satu tahun pertama pascalahir. Adanya perubahan konsistensi makanan yang diberikan dari susu yang bersifat cair saat lahir, lunak, semi padat, hingga padat di usia dua belas bulan, melibatkan perubahan aktifitas komponen kompleks kraniofasial yang dihubungkan dengan proses erupsi gigi sulung. Hasil yang beragam ditemukan pada penelitian terdahulu mengenai hubungan praktik pemberian makan terhadap erupsi gigi sulung di berbagai negara. 
Tujuan: menganalisis hubungan antara praktik pemberian makan dengan jumlah gigi sulung yang sudah erupsi pada anak usia 12 bulan ras Deutro-Melayu.
Metode: Penelitian potong lintang dengan total subjek penelitian 60 pasang ibu dan anak usia 12 bulan yang memenuhi kriteria inklusi. Data praktik pemberian makan diperoleh melalui wawancara dengan ibu termasuk riwayat kehamilan, kesehatan anak saat lahir dan 6 bulan pascalahir. Jumlah gigi sulung yang sudah erupsi dihitung melalui foto intraoral.
Hasil: Adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas makan saat praktik pemberian makan semi padat (uji korelasi Spearman Rank; r=0,279; p=0,031) dan padat (uji korelasi Spearman Rank; r=0,272; p=0,003) dengan jumlah gigi sulung yang sudah erupsi pada usia 12 bulan.
Kesimpulan: Perubahan tekstur makanan saat pemberian makan semi padat dan padat menyebabkan perubahan aktivitas makan yang berpotensi mempengaruhi jumlah gigi sulung yang sudah erupsi pada anak usia 12 bulan.
......Background: Tooth eruption is defined as the movement of a tooth, primarily in the axial direction, from its site of development in the jaw bone to its functional position in the oral cavity. The process of tooth eruption is influenced by genetic and environmental factors, one of which is feeding practices, especially during the first year postnatal. The change in the food consistency given at birth from liquid, soft, semi-solid, to solid at the age of twelve months, involves changes in the activity of the craniofacial complex components that are associated with the process of eruption of primary teeth. Various results were found in previous studies on the relationship between feeding practices and primary tooth eruption in various countries.
Objective: To analyze the correlation between feeding practice and the number of primary teeth in 12-month-old Deutro-Melayu race children.
Methods: A cross-sectional study with a total of 60 pairs of mothers and 12-month-old children who met the inclusion criteria. Data on feeding practices were obtained through interview with mothers including pregnancy history, child health at birth and 6 months postnatal. The number of primary teeth was determined through intraoral photographs.
Result: There was a significant correlation between feeding activity during semi-solid (Spearman Rank correlation test; r=0.279; p=0.031) and solid (Spearman Rank correlation test; r=0.272; p=0.003) and the number of primary teeth at 12 months of age.
Conclusion: Changes in food texture during semi-solid and solid feeding lead to changes in feeding activity that could potentially affect the number of primary teeth at 12 months of age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library