Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh S.
Solo: Azka Pressindo, 2017
570 TEG k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
Abstrak :
Kehadiran dan keberadaan bentuk-bentuk penggambaran makhluk hidup pada sejumlah kepurbakalaan Islam di berbagai kota di pesisir pantai utara Jawa dan Madura, seperti Cirebon, Demak, Jepara, Lamongan, Gresik dan Sumenep, cukup menarik sebagai bahan kajian. Didalam Islam, terdapat sejumlah larangan mengenai penggambaran dan perwujudan dari makhluk yang sifatnya hidup atau bernyawa. Kenyataannya justru sebaliknya, pada sejumlah kepurbakalaan di dunia Islam, khususnya di Cirebon, terdapat banyak sekali penggambaran makhluk hidup dalam berbagai bentuk. Masalah penelitiannya adalah seberapa jauh bentuk-bentuk penggambaran makhluk hidup tersebut dapat dideteksi dan diidentifikasi melalui penelitian kepustakaan dan lapangan. Makhluk apa saja yang digambarkan dan bagaimana cara atau tehnik penggambarannya. Selain itu, seberapa jauh faktor non-muslim dan budaya pra-Islam ikut berperan dalam penggambaran makhluk bernyawa tersebut. Tujuan penelitian ini, adalah mengidentifikasikan dan menginventarisir karya seni rupa Islam Cirebon yang menggambarkan makhluk hidup, bentuk, tehnik dan fungsi dari penggambaran tersebut. Lokasi penelitiannya di kota Cirebon yaitu di keraton Kasepuhan, keraton Kanoman, mesjid Panjunan dan Taman Gua Sunyaragi. Media penggambaran pada monumental yang diteliti di keraton Kasepuhan adalah bangunan Siti Inggil, bangunan Pringgandani, bangunan Prabayaksa, bangunan Kaputren, bangunan Pamburatan, atap bangunan, pintu buk, pintu Gedung Dalem Panembahan Pakungwati, patung Macan All, area nandi di Taman Bunderan; di keraton Kanoman adalah di tembok keliling keraton, bangunan Siti Inggil, pintu masuk bangunan Pendopo, patung Macan Ali; dinding mesjid Panjunan, dan Taman Gua Sunya Ragi. Media artefak yang diamati adalah kereta Singa Barong, kereta Paksi Naga Liman, kereta Jempana, tandu Garuda Mina, hiasan dinding, tempat lampu, vas bunga, tempat surat, tempat keris, peralatan gamelan, patung, topeng, hiasan lengan, tameng, kaki meja, kaki kursi, kaki meja singgasana, meriam, wayang, keramik, tegel porselen, panil gunungan, dan artefak pintu. Hasil penelitian menunjukkan ada tiga jenis makhluk hidup yang digambarkan yaitu makhluk hewan, makhluk hibrid, dan manusia. Jenis hewannya adalah banteng, lembu, macan, gajah, burung, rasa, ikan, naga, singa, ayam, srigala, katak, kerbau, anjing, kuda, garuda, dan burung phonik. Jenis makhluk hibridnya adalah ganesha, singa barong, naga, garuda mina, putri duyung, dan paksi naga liman. Sedangkan manusia digambarkan dalam bentuk utuh, dan berupa wajah atau mukanya saja. Selain itu, terdapat juga penggambaran makhluk malaikat. Dari segi tehnik penggambarannya, ada empat tehnik yaitu 1) naturalistis, 2) stilistik/denaturalistis, 3) hibridasi, dan 4) wayang. Dari segi fungsinya, ada enam yaitu: 1) mengingatkan kepada Tawhid; 2) tranfigurasi bahan, 3) transfigurasi struktur, 4) pengindahan, 5) titiwangsa, dan 6) simbolis. Dari penggambaran makhluk hidup dapat ditelusuri kehadiran pengaruh dari budaya luar, baik dari yang non muslim seperti India, Cina, dan Eropa, maupun muslim seperti Mesir. Selain itu, tentunya pengaruh budaya dari pra-Islam atau Hindu Buddha. Hal ini memperlihatkan kearifan penguasa maupun seniman yang membuat karya seni rupa Islam di Cirebon. Dari penelitian ini, dapat terlihat bahwa penggambaran makhluk hidup pada sejumlah media kepurbakalaan di Cirebon menunjukkan kehadiran maksud-maksud tertentu dari si pembuatnya, dan tanpa meninggalkan pesan-pesan Islami yang ingin disampaikan kepada pemirsa karya seni Islam kuna tersebut. Di samping itu, pada karya-karya artefak masa kini, memperlihatkan adanya kontinuitas penggambaran makhluk hidup yang secara tradisi dilanjutkan dan menjadi ciri khas dari karya seni Cirebon seperti motif macan ali.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Ghazali, Imam
Jakarta: Turos, 2016
297.211 ALG r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Darwin, Charles
Yogyakarta: Penerbit Narasi, 2022
576.82 DAR o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Febiana Rima
Abstrak :
Gending merupakan salah satu tradisi bernyanyi yang tidak pernah ditinggalkan oleh orang Jawa. Dalam budaya Jawa, gending bukan sekedar artefak yang menggambarkan jiwa estetis orang Jawa tetapi di dalam gending ada nasihatnasihat bijak dan cara berpikir filosofis yang akan diajarkan kepada anak-anak generasi penerusnya tentang bagaimana sejatinya manusia harus hidup. Menghargai alam, menjaga relasi antar sesama manusia dan membangun kesadaran diri sebagai manusia merupakan inti ajaran dari seni tersebut. Macapat adalah salah satu jenis gending Jawa berisi kumpulan lagu. Macapat muncul pada akhir Majapahit saat mulainya pengaruh Walisanga di Jawa Tengah sedangkan di Jawa Timur dan Bali macapat telah dikenal sebelum datangnya Islam. Tujuan dari tulisan ini adalah memperkenalkan Macapat sebagai ajaran tentang tentang hidup yang baik melalui menghargai hidup bersama semua makluk hidup.
Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Unika Atma Jaya, 2015
300 RJES 20:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zwestin Gomgom Welfry, AUTHOR
Abstrak :
Alam merupakan guru terbaik yang ada di dunia ini. Semua sumber pokok pengetahuan yang dimiliki oleh manusia berakar dari alam. Makhluk hidup merupakan bagian dari alam. Sudah menjadi rahasia umum bahwa struktur yang ada pada tiap makhluk hidup merupakan struktur ideal yang mendiami dunia. Struktur kaku tumbuhan pohon dikotil yang terdiri dari satu batang utama mampu menopang berat tumbuhan secara keseluruhan yang semakin membesar ke atas. Struktur lengkung dan tipis cangkang hewan keong mampu menahan beban berupa serangan kepiting yang menimpa dirinya. Prinsip-prisnsip utama dari struktur bangunan berupa kestabilan, keseimbangan, kekokohan dan kekuatan ada pada struktur makhluk hidup tersebut. Karena alasan-alasan tersebutlah maka banyak desain-desain yang ada di dunia meniru desain struktur makhluk hidup. Banyak perancang yang menerapkan sistem struktur makhluk hidup pada struktur bangunan rancangannya. Para perancang berusaha untuk menerapkan struktur ideal yang dimiliki oleh makhluk hidup ke dalam struktur bangunan yang dirancangnya. Bandara Stuttgart dan Teater Keong Mas TMII merupakan beberapa contoh bangunan yang menerapkan sistem struktur makhluk hidup ke dalam rancangan struktur bangunannya.
Nature is the best teacher in this world. All the principal sources of knowledge that possessed by humans are rooted from nature. Living things are part of nature. It was common knowledge that the existing structure of each living thing is an ideal structure that inhabits the world. Rigid structure of dicotyledonous trees consisting of one main stem which is able to sustain the overall weight of trees. Curved structures and thin shells of snails are able to withstand from the attacks that hit them. Principle main of the structures, such as stability, balance, solidity and strength exist in the structure of living things. For that reasons, so many designs that exist in the world are imitating the design of living structure. Many architects implements the structure of living things to their building structures design. The designers tried to apply the ideal structure that possessed by living things into their building structures design. Stuttgart Airport and Theatre Keong Mas TMII are the examples of building that apply the structural system of living things into the design of the building structures.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51562
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library