Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chrispinus Dimpudus
"Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, menjadi perhatian utama dalam era pelaksanaan pembangunan jangka panjang kedua (PJP II) dan khususnya pada pelaksanaan pembangunan lima tahun VI.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, berarti peningkatan fakor-falctor penentu kualitas kemampuan sumberdaya-manusia, yaitu peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan ("Knowledge"), peningkatan ketrampilan ("skill") dan pembinaan sikap ("attitude").
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia ini, hendaknya diikuti oleh upaya peningkatan effektifitas kerjanya untuk mengelola sumber-sumber ekonomi menjadi lebih bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Upaya peningkatan effektifitas kerja sumberdaya manusia dalam organisasi, dapat dilakukan melalui pendekatan dan manajemen faktorfaktor yang berhubungan dengan kinerja jabatan, baik pada sumberdaya manusia itu sendiri maupun pada keadaan lingktmgan jabatan.
Analisa atau pengkajian faktor-faktor yang mempengaruhi Icinerja jabatan, kemudian dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk membuat keputusan-keputusan dan atau kebijakan-kebijakan dalam manajemen sumberdaya manusia, dalam rangka memelihara, mengarahkan, merubah atau mengendalikan faktor-faktor tersebut untuk mendapatkan effektifitas kerja sumberdaya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi.
Penelitian persepsi manajer menengah di 23 perusahaan industri minyak kelapa di Sulawesi Utara ini, dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran bagaimana keadaan persepsi manajer menengah atas factor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya yaitu faktor :
1. Individu manajer menengah itu sendiri, yang terdiri dari unsur-unsur : Kemampuan dan ketrampilan, penerimaan jabatan dan motivasi kerja.
2. Lingkungan jabatan manajer menengah, yang terdiri dani unsur-unsur :
· Lingkungan langsung jabatan : kepemimpinan, komunikasi dan rancangan jabatan.
· Lingkungan menengah jabatan : sistem ganjaran, sistem penilaian prestasi kerja dan rancangan organisasi.
· Lingkungan eksternal jabatan : keadaan ekonomi, sosial dan adat istiadat.
Data persepsi manajer menengah dikumpulkan dengan menggunakan daftar pertanyaan berskala likert. Analisa data primer menunjukkan bahwa :
1. Persepsi manajer menengah atas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya, yaitu :
Faktor karakteristik individu manajer menengah dengan :
Kemampuan dan ketrampilan :
· Ilmu pengetahuan : umumnya baik (56%).
· Pengalaman kerja : umumnya cukup baik (72%)
· Kesehatan : berkisar antara nilai cukup baik (56%) dan baik (44%)
Penerimaan Jabatan :
· Sikap kerja : berkisar antara nilai cukup baik (40%) dan alai baik (44%).
· Aktrivitas kerja : berkisar antara nilai cukup baik (40%) dan nilai bank (60%).
· Minat kerja : berkisar antara nilai cukup baik (44%) dan nilai baik (56%).
Motivasi
· Kebutuhan manajer menengah dinilai dapat terpenuhi dengan baik sekali (48%), baik (40%) dan cukup baik, (12%).
· Harapan keberhasilan kerja, dinilai dengan baik sekali (40%), balk (48%), dan cukup baik (12%).
· Kepuasan kerja, dinyatakan dengan nilai baik sekali (56%) dan penilaian baik (44%).
Faktor lingkungan jabatan
· Lingkungan langsung jabatan : persepsi manajer menengah berkisar antara baik dan baik sekali.
· Lingkungan menengah jabatan : dinilai berkisar antara cukup baik dan baik.
· Lingkungan eksternal jabatan, dinilai berkisar antara nilai baik dan baik sekali.
2. Faktor karakteristik individu manajer menengah mempunyai pengaruh positif terhadap kinerjanya, sedangkan faktor lingkungan jabatan tidak berpengaruh.
Hasil temuan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam rangka pendaya-gunaan sumberdaya manusianya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moertjahjo
"ABSTRAK
Telah tiga tahun program jamsostek berjalan belum semua tenaga kerja perusahaan menjadi peserta JPK Jamsostek. Data awal tahun 1996 kepesertaan JPK Jamsostek di DKI Jakarta hanya 3,85% dari kepesertaan program Jamsostek seluruh ( paket A + B ). Dan selama ini belum dilakukan evaluasi terhadap tanggapan dari peserta terhadap JPK Jamsostek. Persepsi manajer personalia perusahaan peserta merupakan salah satu bentuk tanggapan terhadap JPK Jamsostek. Sehingga pertanyaannya adalah; Bagaimana persepsi manajer personalia perusahaan peserta terhadap JPK Jamsostek yang meliputi manfaatnya, benefitnya, biayanya, kualitas pelayanannya, peraturannya dan aksesibilitasnya ?. Dan apakah perbedaan persepsi tersebut berkaitan dengan perbedaan tingkat kepesertaannya ?. Serta variabel apa yang paling dominan perannya terhadap tingkat kepesertaannya?.
Desain penelitian ini "Cross Sectional? dan merupakan studi observasi melalui survei wawancara terhadap 50 responden yang sebagian besar berasal dari perusahaan manufaktur. Analisa statistik dilakukan dengan bantuan program SPSS for Win, untuk menggambarkan proporsi masing-masing variabel ( univariat ), bivariat dengan "uji independen dua faktor Chi-Square" dan multivariate dengan ?UP Regresi Logistik".
Hasil penelitian secara univariat menunjukan bahwa sebagian besar tingkat kepesertaannya tinggi (> 95%), dan sebagian besar persepsi responder terhadap JPK Jamsostek adalah bermanfaat, benefitnya kurang memenuhi, biayanya sedang cenderung mahal, kualitas pelayanannya sedang cenderung buruk, peraturannya cukup baik, aksesibilitasnya sedang cenderung sulit, serta kebijakan perusahaannya baik. Sedangkan berdasarkan analisa bivariat selain perbedaan persepsi terhadap manfaatnya dan terhadap peraturannya yang berkaitan dengan perbedaan tingkat kepesertaannya, juga perbedaan kebijakan perusahaannya yang berkaitan dengan perbedaan tingkat kepesertaannya. Dan berdasarkan analisa multivariat menunjukan bahwa kebijakan perusahaan (variabel konfounding) merupakan variabel determinan terhadap tingkat kepesertaan, dibanding persepsi peraturan dan persepsi manfaatnya
Kesimpulan penelitian bahwa tingkat kepesertaan tenaga kerja perusahaan yang rendah pada JPK Jamsostek dipengaruhi oleh buruknya kebijakan perusahaan dalam perlindungan SDM, buruknya persepsi terhadap peraturannya dan buruknya persepsi terhadap manfaatnya.
Sedangkan saran penelitian perlu desain benefit dengan kualitas yang berjenjang, asimilasi benefit dengan asuransi swasta, memanfaatkan jasa broker dalam kerja sama dengan PPK, serta melakukan upaya penegakan hukum untuk meningkatkan tingkat kepesertaan tenaga kerja perusahaan.
Daftar bacaan : 21 ( 1988 -1995 )

The Personal Manager Perception of Company Participant to the Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek and Its Association With The Participation Level of Employees, in DKI Jakarta on Year 1996It has been three years since the Jamsostek Program implemented but not all the company employees yet became participant of the JPK Jamsostek. According to the data from the end of the year 1995, the participant of the JPK Jamsostek program in DKI Jakarta reaches only 3,85 % of the total participant Jamsostek program. No evaluation has been carried out so far regarding response to the JPK Jamsosotek program from the participant.
The perception of the company Personal Manager as a response to the JPK Jamsostek. That is why the form of the question is; How those Personal Manager perceive the JPK jamsostek that covering advantage, Benefit, Cost, Service quality, Rules and Accessibility. Does the different of that perception have an associate to the level of participation ?. What kind of variable acts as the most dominant part against the level of participation ?.
Design of this research base on "the Cross - Sectional" method and was an observation study which survey through interviewing of 50 respondents' majority came from industry manufacture company. Statistical analysis utilized SPSS software for windows that show proportion each variable ( Univariable ), Bivariabel analysis using an independence test of two factor of chi-square, Multi variable using a Logistic Regression.
The results of univariable research show mostly a high level of participation ( a 95% ), mostly respondent have a perception that it is useful, but the benefit is not sufficient fulfilled, cost ranking from moderate to expensive, service quality ranking from moderate to bad, rules is good enough, Accessibility from moderate to difficult and company policy is good. On the basis of bivariabie analysis there are different perception about benefit and rules that is associate to the level of participation. Also there is a different company policy that is associate to different level of participation. The results of multivariable analysis show the company policy ( confounding variable) is a determination variable against level of participation compare to the perception of rule and advantage.
The result of this research is most affected the low level of participation of company employees in JPK Jamsostek is imperfect company policy in protecting human resources, and also the personal manager perception regarding its rule and advantage which are not good enough.
The research suggestion the necessity to design a benefit with a rank of quality service, to assimilate the benefit with the benefit of private insurance company, to utilized broker in join operation with provider end law enforcement effort to support the activity to increase level of participation.
Library & reference : 21 ( 1998 d 199G ).
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tinuk Ervariawati
"Turnover perawat mengakibatkan berkurangnya tenaga keperawatan yang kompeten sesuai kebutuhan rumah sakit dan masalah lainnya. Di RS X turnover perawat terjadi setiap tahun. Pada tahun 2015 terjadi 20,47 dan pada tahun 2016 sebanyak 25,87 perawat dari rata-rata perawat pada tahun itu. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi persepsi turnover perawat menurut prespektif perawat, manajer, direksi-pengurus yayasan. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan pada tiga kelompok partisipan yaitu perawat yang telah keluar dengan indepth interview, manajer dengan Focus Disscusion Group FGD , dan direksi dan pengurus yayasan dengan indepth interview. Total partisipan ada 17 orang yang terdiri dari 6 perawat, 6 manajer, dan 5 direksi dan pengurus yayasan. Analisis dilakukan menurut metode Colaizi.
Hasilnya teridentifikasi 10 tema terdiri dari tiga tema dari partisipan perawat, satu tema dari partisipan manajer, tiga tema dari direksi - pengurus yayasan, dua tema dari perawat dan manajer, satu tema dari manajer dan direksi ndash; pengurus yayasan. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada persamaan dan perbedaan tema yang berhasil diidentifikasi tentang turnover perawat berdasarkan persepsi perawat, manajer, direksi dan pengurus yayasan. Saran utama atas hasil penelitian ini yaitu perlu menyamakan persepsi untuk bisa mewujudkan kebersamaan dalam kerja.

Nursing turnover results in a reduced competent nursing staff according to hospital needs and other problems. At RS X turnover nurses occur every year. By 2015 there will be 20.47 and in 2016 there are 25,87 of nurses from the average nurse in that year. The purpose of this study is to explore the perceptions of nursing turnover according to the nurse 39 s perspective, managers, board of directors. The research design used is qualitative research with case study approach. The data were collected in three groups of participants nurses who had been out with indepth interviews, managers with Focus Disscusion Group FGD, and directors and administrators of the foundation with indepth interview. A total of 17 participants consisted of 6 nurses, 6 managers, and 5 directors and foundation managers. The analysis was performed according to the Colaizi method.
The results identified 10 themes consisting of three themes from nurse participants, one theme from the manager 39 s participants, three themes from the board of directors, two themes from nurses and managers, one theme from managers and board directors. The conclusion of this research is that there are similarities and differences of themes that have been identified about nurse turnover based on the perception of nurses, managers, directors and administrators of the foundation. The main suggestion on the result of this research is that need to equate perception to be able to realize togetherness in work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library