Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nainggolan, Franky Gilbert
Abstrak :
Salah satu aspek penting bagi keberhasilan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) terletak pada keberhasilan penyelenggara Pilkada dalam menyiapkan logistik Pilkada di dalam suatu kegiatan manajemen logistik. Berjalannya kegiatan logistik tentu saja didukung oleh komponen-komponen yang ada dalam sistem logistik meliputi struktur fasilitas, transportasi, pengadaan persediaan, komunikasi, penanganan dan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis manajemen distribusi logistik Pilkada Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang fokus pada komponen-komponen sistem logistik. Hasil penelitian ini diperoleh struktur fasilitas dalam mendistribusikan logistik, mulai dari gudang KPU Kabupaten Kepulauan Sangihe kemudian ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), kurangnya ketersediaan sarana transportasi di PPK dan PPS di daerah-daerah kepulauan, dan kurangnya ketersediaan gudang logistik yang representative di PPK. Transportasi yang digunakan adalah truk, pickup, kapal pajeko dan pumpboat, kurangnya ketersediaan moda transportasi yang handal untuk mendistribusikan logistik dipengaruhi kondisi cuaca, dan kapal-kapal digunakan oleh pihak lain untuk kampanye, menyebabkan keterlambatan pendistribusian. Pengadaan persediaan dilakukan melalui e-tendering/e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan barang Jasa Pemerintah (LKPP) dan pengadaan langsung, beberapa item logistik yang pengadaannya terlambat, ada beberapa item logistik yang tidak lengkap halaman dan jumlahnya, dan kedatangan logistik dari penyedia tidak bersamaan menyebabkan pengepakan dan penyimpanan logistik menjadi terlambat pada akhirnya menyebabkan terlambatnya jadwal distribusi. Tidak tersedianya logistik pengaman sebagai cadangan juga menyebabkan ketidakpastian sistem logistik yang menyebabkan terlambatnya pendistibusian logistik. Kurangnya komunikasi menyebabkan moda transportasi tidak tersedia dan terlambatnya pengadaan persediaan yang akhirnya terlambatnya pendistribusian logistik. Penanganan dan penyimpanan logistik dilakukan dari menerima, menyortir, melipat kertas suara, mengeset formulir, dan mengepak logistik kedalam kotak suara, ada beberapa item logistik yang pengadaannya terlambat, menyebabkan terlambatnya kegiatan pengepakan akhirnya menyebabkan jadwal pendistribusian logistik terlambat.
Jakarta: KPU, 2020
321 ELE 1:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maureen Sadhana
Abstrak :
Kerawanan pangan erat kaitannya dengan kemiskinan, penduduk yang miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok terutama beras yang akan meningkatkan garis kemiskinan. Untuk mencegah kerawanan pangan dan kemiskinan, pemerintah membuat kebijakan publik di bawah Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat yaitu Program Raskin (Beras Untuk Keluarga Miskin). Raskin diberlakukan di setiap daerah, salah satunya di Kota Bogor yang tercatat sebagai pagu terendah di Jawa Barat. Hal ini disebabkan oleh pendistribusian Raskin yang tidak sesuai dengan perencanaan distribusi. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan manajemen distribusi Raskin di Kecamatan Bogor Selatan yang memiliki RTS-PM terendah dengan salah satu kelurahan yang termasuk sebagai wilayah tertinggal, yaitu Kelurahan muarasari. Metode penelitian ini adalah post-positivist dengan tujuan penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian dari manajemen distribusi di Kelurahan Muarasari, Raskin tidak memenuhi indikator 6 Tepat dikarenakan perencanaan yang kurang baik. ...... Food insecurity related to poverty, poor people who cannot afford fulfill the basic needs such as rice, will increase the poverty line. To address food insecurity and poverty, the government made a policy under Coordinating Ministry for People's Welfare which is Raksin Program (Rice for The Poor Family). Raskin implemented in each area, including Bogor City as the city with the lowest Raskin ceiling in West Java. That is because the irregularities distribution of Raskin often not in accordance with the plan. The study aimed to describe the Raskin distribution management in Village Muarasari, Sub-District South Bogor, Bogor City that lagging in its distribution. The approach used for the research is post-positivist and the purpose is descriptive. The results of this study is the distribution management in Village of Muarasari, Raskin has not met the six right elements because of unfavorable planning.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Solihin
Abstrak :
Prevalensi Anemia ibu bamil di Kabupaten Purwakarta adalah 4143% dikelompokan ke dalam 22 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat dengan prevalensi anemia lbu hamil tinggi ( prevalensi > 40%). Angka Kematian lbu dl Kabupaten Purwakarta pada tahun 2004 masih tinggi yaitu 243,07 per 100.000 kclahirau hidup. Tingginya prevalensi anemia pada ibu hami1 memberi kontribusi yang cukup besar pada jumlah kematian ibu maternal sebanyak 22 orang pada thun 2006 dengan penyebab utama kematian karena perdarahan 12 orang (54,55%). Belum semua puskesmas mampu mencapai target distribusi tablet tam bah darah. Terdapa 8 Puskesmas (42,11%) dengan cakupan distribusi 90 tablet tambah darah (Fe3) masih dibawah target 80%. Randahnya cakupan pembrian tablrt tambah darah merupakan salah satu faktor penyebab kurang berhasilnya program suplementasi zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pelaksanaan manajemen distribusi tablet tambah darah di 8 Puskesmas.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan system. Penelitian dilakukan di 8 Puskesmas dengan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Informan pada penelitian ini adalah Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas, Kepada Puskesmas dan Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan berjumlah 17 orang. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan manajemen distribusi tablet tambah darah di 8 puskesmas belum optimal karena cakupan distribusi masih rendah, adanya ketidak cukupan input (tenaga, dana dan logistik} serta adanya. hambatan dalam penerapan fungsi manajemen. Masalah pada kecukupan input dikarenakan terbatasnya tenaga, dana operasional belum bisa dimanfaatkan secara optimal dan adanya gangguan stok tablet tambah darah. Dari sisi proses berupa belum optimalnya perencanaan puskesmas, pelaksanaan distribusi yang masih terfokus di posyandu dan hari pelayanan posyandu, serta lemahnya pengolahan data dan pembahasan tindak lanjut hasil kegiatan. Hasil penilian terhadap cakupan menunjukan 1 puskesmas dengan nilai tidak baik, 1 puskesmas dengan nilai kurang dan 6 puskesmas dengan nilai cukup. Upaya yang dapat dilakukan oleh pongelola program gizi Dinas Kesehatan untuk meningkatkan eakupan distribusi tablet tambah darab di Kabupaten Purwakarta adalah dengan memprioritaskan pembinan manajemen distribusi tablet tambah darah secara intensif ke Puskesmas Sukasari dan Kiarapedes dan melakukan pembinaan secara berkala ke 6 puskesmas lainnya. Pembinaan diarahkan kepada upaya upaya yang dapat memberikan kontribusi besar terhadap peningatan cakupan distribusi tablet tambah darah 90 tablet (Fe 3) sebesar 80% dan telah dibuktikan melalui uji statistik hasil penelitian di tempat lain yaitu ; pengelolaan dana operasional. penyusunan POA program gizi dan dokumen perencanaan puskesmas, dukungan lintas sector melalui Pokja UPGK, serta penyuluhan kepada ibu hamil. Melalui upaya ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan distribusi tablet tambah darah sehingga tujuan program tercapai.
Anemia prevalence of pregnant mother at district of Purwakarta is 4 J ,43%. It is grouped into 22 districts or cities with a high anaemia prevalence of pregnant mother (prevalence> 40%). Mortality rate of mother is still high at district of Purwakarta in 2004. It is 243,07 from 100.000 birth of life. A high anemia prevalence of pregnant mother gave a big contribution for the death 0f maternal mother. There are 22 people in 2006 with main death because of blooding are 12 poople (54,55%). Not all Primary Health Cares can reach distribution target of tablet for blood supplement There are & Primary Health Cares (42,1 I%) with distribution coverage are 90 tablets (Fe 3) it is still under target of 80%. A low giving tablet for blood supplement is one offactors which caused ferrum supplementation program is not success. This study aim to analize the distribution management performance of tablet for blood supplement at 8 Primary Health Cares. This study used a qualitative with system method. This study was conducted to 8 Primary Health Cares by in-depth interview and document study method. The informan of this study are a nutritionist of Primary Healyh Care, head of Primary Health Care head of nutrition section at Health Service, included 17 people. The study indicated that management performance of tablet for blood supplement at 8 Primary Health Cares are not optimally because distribution coverage are still under target, there are not enough on input coverage (walkers, fund and logistic) and there are problems with management performance, The problems on input coverage because ofhmited worker, operational fund can not be used optimally and there are stock troubles of tablet for blood supplement. In another process. Primary Health Care planning is not optimal yet, distribution implementation is still focused at Posyandu and service day of Posyandu, processing data and follow up discussion of activity result are low. Assessment result of coverage indicated I Primary Health Care has not good score, 1 Primary Health Care has less good score, and 6 Primary Health Cares have enough score. The efforts which can be conducted by nutrition program organizer of Health Service to improve distribution coverage of tablet fer blood supplement at district of Purwakarta. are prioritizing a distribution management training of tablet for blood supvlement intensively to Sukasari and Kiarapedes Primary Health Cares and training into another 6 Primary Health Care!. periodically. Training should be directed into efforts which can give a big contribution on distribution coverage warning of tablet for blood supplement that are 90 tablets (Fe 3) or 80% and they have been proven by statistic test of study resuh in another place, such as: operational funds management. arrangement of POA nutrition program and planning document of Primary Health Care, supported from all sectors through Pokja UPGK, and counseling for pregnant mother. These efforts were suggested can improve distribution coverage of tablet for blood supplement so that program aim be reached.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T20938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Setiabudy
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library