Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pelenkahu, R.A.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
499.25 PEL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
499.221 5 TAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depdiknas, 2001
499.25 TIP (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1992
959.847 LON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Karim
Abstrak :
Penguasaan Belanda atas wilayah Sulawesi secara utuh dimulai pada 1906. Otoritas Belanda atas Mandar tampak dari perubahan status Mandar menjadi negara bawahan. Kondisi itu terekam dalam laporan ekspedisi militer pemerintah Hindia Belanda 1905-1906, sebuah aksi bersenjata penentu kejatuhan wilayah terakhir di Sulawesi. Bagaimana dan mengapa ekspedisi militer yang menjadi kunci penguasaan Belanda di seluruh wilayah Sulawesi tersebut dapat berhasil adalah pokok permasalahan dari tulisan ini. Dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi, permasalahan tersebut akan dibahas dalam tulisan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspedisi militer Belanda melahirkan pergulatan elite lokal yang dimanfaatkan Belanda untuk diadu domba. Belanda yang kesulitan menghadapi perlawanan rakyat Mandar akhirnya bersepakat dengan sebagian kelompok bangsawan untuk bekerja sama. Dengan demikian, rakyat Mandar yang dipimpin oleh I Sendjata dan Ammana I Wewang juga harus melawan bangsawan Mandaryang berada di pihak pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menjadi pemenang dan cita-cita desentralisasi untuk membentuk sistem administrasi yang tunggal terlaksana.
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2020
900 HAN 3:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
499.25 KED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Depdikbud, 1985
499.222 SIS (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Muthalib
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
R 499.221 ABD k (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pendahuluan A. Pengertian Bahan ajar muatan lokal warisan budaya materi (WBM) pada dasarnya merupakan bagian dari pelajaran sejarah. Berbeda dengan pelajaran sejarah yang diangkat dari peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian berdasarkan kesaksian, bahan ajar WBM diangkat dari benda-benda hasil budaya yang diperoleh melalui penelitian lapangan. Benda-benda ini dipilih berdasarkan daerah penemuan yang termasuk ke dalam "wilayah budaya Mandar" sesuai dengan sasaran umum program pengajaran berwawasan kebudayaan yang akan dikembangkan di daerah. B. Fungsi Sejarah mempunyai peran penting di dalam pembinaan rasa kebangsaan. Melalui sejarah siswa dapat diajak untuk memahami adanya kesamaan-kesamaan di dalam kebudayaan mereka dengan kebudayaan suku bangsa lain sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan sekaligus mempertebal kesadaran akan jati diri budayanya. C. Tujuan Sesuai dengan fungsi pengajaran muatan lokal WBM yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran siswa akan arti penting sejarah dalam kehidupan berbangsa, tujuan yang hendak dicapai melalui pengajaran ini antara lain ialah: 1. membentuk sikap toleran terhadap kebudayaan lain, 2. merangsang hubungan sosial lintas budaya, dan 3. meningkatkan kesadaran sejarah.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
LP 2002 19
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Rahman Hamid
Abstrak :
Artikel ini menjelaskan tentang pelayaran lintas Selat Makassar dengan fokus perkembangan jaringan pelaut Mandar dalam era revolusi (1946-1950). Sumber-sumber yang digunakan berupa arsip, surat kabar, dan majalah. Hasil penelitian menemukan orientasi pelayaran pelaut Mandar awal revolusi bersifat politik untuk mendukung perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada Jalur Selatan (Selat Makassar, Laut Jawa, dan Selat Madura). Pemerintah kolonial semakin kuat menjalankan monopoli pelayaran pantai dan perdagangan dengan mengoperasikan kapal MKSS untuk membatasi pelaut Mandar mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di Nusantara. Menyikapi kebijakan kolonial, pelaut Mandar mengubah kegiatan perdagangan mereka ke Jalur Utara (Selat Makassar dan Laut Sulawesi) terutama ke Tawao dan Kepulauan Sulu. Jalur yang terakhir mengantar pelaut Mandar terkoneksi dengan jaringan ekonomi global Asia Tenggara.
Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
790 ABAD 2:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>