Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Enninurmita Hazrudia
"Talasemia merupakan penyakit herediter yang ditandai oleh penurunan sintesis rantai ? atau dari globin. Di Indonesia, prevalensi penderita talasemia mayor cukup tinggi. Menurut data RS Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2008, terdapat 1412 pasien talasemia, yang mendapatkan terapi dengan mortalitas sebesar 0.8%. Pengobatan talasemia masih terbatas pada transfusi darah untuk menekan eritropoesis yang tidak efektif. Agen kelasi diperlukan untuk menurunkan akumulasi besi di organ akibat transfusi. Kelator yang biasa digunakan ialah desferoksamin, tetapi harganya mahal dan memiliki beragam efek samping. Oleh karena itu, diperlukan pengobatan yang aman dan terjangkau menggunakan ekstrak etanol Mangifera foetida L. yang mengandung mangiferin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak etanol daun Mangifera foetida L. 0.25 mg memiliki efek kelasi terhadap serum pasien talasemia. Desain penelitian berupa studi eksperimental pada 7 sampel serum pasien talasemia dibagi ke dalam 3 kelompok perlakuan secara exvivo. Parameter yang diukur adalah perhitungan nilai absorban tiap kelompok perlakuan (? 200-500 nm). Uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan data terdistribusi normal. Hasil penelitian dan perhitungan dengan uji statistik One Way Anova menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Mangifera foetida L. memiliki efek kelasi terhadap serum penderita talasemia (p=0,031). Uji Post Hoc menunjukkan bahwa ekstrak etanol dosis 0,25 mg memiliki efek kelasi yang hampir sama dengan kontrol positif mangiferin (p=0,138). Bila dibandingkan dengan ekstrak air, efek kelasi ekstrak etanol daun Mangifera foetida L. menunjukkan gambaran yang lebih baik. Hal ini diduga dipengaruhi oleh perbedaan kelarutan bahan aktif dalam etanol.

Thalassemia is a hereditary disorder that is caracterized by decreasing of ? or ? globin chain synthesis. The prevalention of thalassemia cases in Indonesia is high enough. In Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, there are 1412 patients of thalassemia who get therapy with the mortality rate 0.8%, in 2008. Blood transfusion to suppress ineffective eritropoesis still becomes the choice of thalassemia therapy. Chelating agent is needed to decrease iron acumulation in body organs as the complication of transfusion. Chelator agent that is commonly used is Desferoxamin. However, it is expensive and having various side effects. Safe and affordable treatment of thalassemia is needed. This study aims to prove that the ethanol extract 0.25 mg of Mangifera foetida L. leaf has chelating effect to serum of thalassemia patient. Research designed which is used is experimental study with 7 serum as sample, divided to 3 groups by exvivo. Parameter measured is the calculation of absorban values in each group (? 200-500 nm). Shapiro-Wilk test showed the data were normally distributed. The result of experiment using One Way Anova statistical test, showed that ethanol extract of Mangifera foetida L. leaf has the chelating effect on serum of thalassemia patients (p=0,031). According to the Post Hoc test, ethanol extract of 0.25 mg dose has chelating effect that nearly similar with mangiferin as a positive control (p=0.318). When compared with the water extract, ethanol extract of Mangifera foetida L. leaf showed the better result, that maybe influenced by the differences in solubility of the active substances in ethanol."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Afifah
"Talasemia adalah penyakit monogenik paling umum di Asia, termasuk Indonesia. Pengobatan utama yang ada bersifat paliatif, yaitu transfusi darah secara teratur untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada darah penderita. Komplikasi pasca transfusi darah adalah penyumbang mortalitas terbesar penderita akibat penumpukan besi. Studi ekstrak air daun Mangifera foetida L. yang mengandung mangiferin berhasil membuktikan adanya efek kelasi besi terhadap serum penderita talasemia pada dosis 0,75 mg dan 1,125 mg. Akan tetapi, polifenol seperti mangiferin yang diduga berefek sebagai agen kelasi diketahui lebih larut dalam pelarut organik yang kurang polar seperti etanol. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi penelitian sebelumnya dengan menggunakan etanol pada dosis yang lebih rendah, yaitu 0,5 mg secara ex vivo. Sebanyak 7 sampel serum dibagi menjadi 3 kelompok: kontrol negatif, kontrol positif dan kelompok uji ekstrak 0,5 mg. Indikator efek kelasi besi pada penelitian ini diukur dalam absorban oleh spektofotometer pada panjang gelombang (?) = 200-400 nm. Uji hipotesis One-Way Anova menunjukkan adanya perbedaan bermakna di antara kelompok (p = 0,012). Analisis lanjutan menggunakan uji Post-Hoc, kelompok uji berbeda bermakna dengan kontrol negatif (p = 0,004) dan memiliki efek kelasi yang sama dengan mangiferin sebagai kontrol positif (p = 0,07). Hasil penelitian ini membuktikan ekstrak Mangifera foetida L. dosis 0,5 mg memiliki efek kelasi besi pada serum penderita talasemia dan setara dengan 100 ?g mangiferin.

Thalassemia is the most common monogenic disorder in Asia, including Indonesia. The main therapy for this disorder is palliative blood transfusions to maintain adequate hemoglobin levels in the blood of patients. Unfortunately, the complication of post-transfusion is also the largest contributor to its mortality rates, mainly due to iron overload. A study of the aqueous extract from Mangifera foetida L. leaf containing mangiferin proved the effect of iron chelation on serum thalassemic patients at 0,75 and 1,125 mg dose but not better than 100 ?g of mangiferin. However, polyphenol such as mangiferin is hypothesized to be more soluble in less polar organic solvents such as ethanol. Therefore, this study aims to confirm the previous study by using ethanol as a solvent at lower dose, ie 0,5 mg. There were three experiment groups as follows: negative control group; 100 ?g of mangiferin as positive control group and the treated group of extract 0,5 mg. Our samples were obtained from 7 serums which were divided into 3 groups each. The indicator of iron chelation effect in this study was measured in absorbance by a spectrophotometer at = 200-500 nm wavelength (?). The indicator of iron chelation effect in this study measured in absorbance by a spectrophotometer at a wavelength (?) = 200-400 nm. The hypothesis was tested using One-Way Anova which shows a significant difference between groups (p = 0,012). Further analysis using Post-Hoc test found that the ethanol extract had a significant difference againts negative control (p = 0,004) and the equal iron chelation effect with mangiferin 100 ?g as a positive control (p = 0,07). This finding shows relevancy to previous study as a potential iron chelating therapy to thalassemic patients."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
"Latar Belakang: Talasemia merupakan anemia herediter yang salah satu pengobatannya adalah dengan tranfusi darah secara teratur yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar besi dalam tubuh. Peningkatan kadar besi tersebut meningkatkan jumlah besi bebas yang dapat membangkitkan ROS yang mengakibatkan terjadinya stres oksidatif. Kelator besi standar yang digunakan secara klinis saat ini adalah desferoksamin, deferipron, dan deferasirok, namun harganya sangat mahal dan efek sampingnya dapat memperburuk kondisi pasien. Alternatif yang digunakan adalah mangiferin, senyawa hasil ekstraksi kulit batang Mangifera indica L. yang terbukti sebagai kelator besi in vitro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa mangiferin dan ekstrak air daun Mangifera foetida L. sebagai kelator besi dan antioksidan secara in vivo pada tikus Sprague Dawley yang telah diinduksi besi berlebih.
Metode: Tikus jantan galur Sprague Dawley terbagi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 tikus. Semua kelompok, kecuali kelompok normal, diinduksi besi berlebih dilakukan dengan pemberian injeksi iron dextran secara intraperitoneal dengan dosis total 90 mg/tikus (15 mg/tikus setiap 3-4 hari selama 3 minggu) yang diikuti dengan pemberian deferipron 462,5 mg/kg BB/hari, mangiferin 75 mg/kg BB/hari, ekstrak air 2930 mg/kg BB/hari selama 7 hari pada masing-masing kelompok secara oral. Parameter yang diukur adalah kadar besi plasma dan urin, aktivitas SOD, dan kadar MDA. Analisis data menggunakan uji ANOVA one way.
Hasil: Mangiferin dan ekstrak air daun Mangifera foetida L. dapat menurunkan kadar besi dalam plasma dan meningkatkan ekresi besi dalam urin yang hasilnya tidak berbeda dengan efek terapi deferipron, serta mampu meningkatkan aktivitas SOD dalam darah, namun tidak mempengaruhi kadar MDA plasma.
Kesimpulan: Mangiferin dan ekstrak air daun Mangifera foetida memiliki efek kelator besi dan antioksidan, sehingga potensial dapat digunakan untuk pengobatan kelebihan besi dalam tubuh manusia.

Introduction: Thalassemia is a hereditary anemia requiring regular blood transfusions for survival. This may result in increasing of iron levels. The excess of iron deposition may lead to increased amount of free iron and the generated ROS can result in oxidative stress. At present, the standard iron, chelators used in human are desferrioxamine, deferiprone, and deferasirox, which are expensive and associated side effects. Mangiferin is an alternative compound from extract of selected species of Mangifera indica L. that has iron-chelating effect in vitro. The aim of this study is to prove that the mangiferin and aqueous extract Mangifera foetida L. leaves have iron chelating and antioxidants effect in Sprague Dawley rats in vivo.
Methods: Five groups of six Sprague Dawley rats each, were treated with iron dextran, iron dextran and deferiprone, iron dextran and mangiferin, iron dextran and aqueous extract of Mangifera foetida L. leaves, and untreated, respectively. All groups, except the untreated one, were brought to iron overload by giving iron dextran injection intraperitoneally with a total dose of 90 mg/mouse (15 mg/mouse every 3-4 days for 3 weeks) followed by oral administration of deferiprone 462,5 mg/kg bw/day, mangiferin 75 mg/kg bw/day, the aqueous extract of Mangifera foetida L. leaves 2930 mg / kg bw / day for 7 days, respectively. Outcome measures in this study were the iron content of plasma and urine, the activity of Superoxide Dismutase (SOD), and Malondialdehida (MDA) plasma levels. Data were analized by using one way ANOVA test.
Result: Mangiferin and aqueous extract of Mangifera foetida L. leaves decreased iron levels in plasma and increased urinary iron excretion which were comparable to that of deferiprone and increased the activity of SOD, but did not affect on MDA plasma levels.
Conclusion: Mangiferin and aqueous extract of Mangifera foetida L. leaves have iron chelating and antioxidants effect that can be potentially useful for the treatment of iron overload.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama Fajri
"Latar Belakang: Sampai saat ini belum ada terapi yang digunakan untuk mencegah iron overload pada pasien talasemia. Studi terdahulu menunjukkan bahwa ekstrak daun Mangifera foetida L. dapat menurunkan kadar besi pada model iron overload in vitro dan in vivo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi ekstrak daun Mangifera foetida L. dalam mencegah terjadinya iron overload pada tikus yang diinduksi besi.
Metode: Tiga puluh tikus Sprague-Dawley jantan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok normal (tidak diberi perlakuan), kelompok iron overload (IO) dan kelompok dosis setara mangiferin (DSM) 50,100, dan 200 mg/kg BB. Kelompok IO, DSM 50, DSM 100, dan DSM 200 diberikan bersama dengan induksi Fe dekstran secara intraperitonial 15 mg seminggu dua kali selama 4 minggu. Sebelum dan sesudah 4 minggu percobaan hewan coba diambil darah dan urinnya. Setelah 4 minggu hewan coba diterminasi dan diambil organ limpa, hati, dan jantung. Pemeriksaan yang dilakukan adalah aktivitas SOD plasma, Fe urin, Fe limpa, Fe plasma, kadar mangiferin darah, dan kadar ferritin darah.
Hasil: Ekstrak daun Mangifera foetida L. tidak dapat mencegah kenaikan Fe di plasma, dan limpa. Terjadi penurunan aktivitas SOD, yang disertai dengan peningkatan konsentrasi ferritin.
Kesimpulan: Ekstrak daun Mangifera foetida L. tidak terbukti dapat mencegah peningkatan kadar besi, ferritin dan penurunan aktivitas antioksidan pada tikus yang diinduksi besi.

Introduction: Presently, there is no available agent for the prevention of iron overload in thalassemia patients. Previous studies had shown that Mangifera foetida L. leaves extract reduced the levels of iron in iron overload in vitro and in vivo models. The present study aimed to determine the efficacy of Mangifera foetida L. leaves extract in the prevention of iron overload in the rats induced with iron.
Methods: Thirty male Sprague-Dawley rats were divided into 5 groups treated with: none (untreated), iron overload (IO), equivalent dose group mangiferin (DSM) 50, DSM 100 and DSM 200 mg / kg BB. Fe dextran 15 mg intraperitoneal twice weekly for 4 weeks were given together with IO group, DSM 50, DSM 100 and DSM 200. Urine and blood samples were taken before and after treatments. After 4 weeks of treatment, rats were terminated and samples of spleen, liver, and heart were taken. SOD activities were done in plasma, Levels of Fe were determined in plasma, urine and spleen, while Ferritin and mangiferin levels were determined from plasma.
Results: Mangifera foetida L. leaves extract did not prevent the increase of Fe plasma, and spleen. SOD activities were shown to decrease, along with the increase of ferritin concentrations.
Conclusion: Mangifera foetida L. leaves extract could not prevent the increased levels of iron, ferritin and decreased antioxidant activity in rats induced by iron."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library