Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurlela
"Studi interaksi antara TiO2 dan ekstrak klorofil dari daun singkong (Manihot utilissima) telah dilakukan. TiO2 yang telah dibuat dengan metode Rapid Breakdown Anodization (RBA) dilapisi pada permukaan kaca substrat FTO dengan teknik doctor blade sebagai fotoanoda. Pengukuran dilakukan terhadap fotoanoda yang direndam maupun yang tidak direndam dengan ekstrak dyes. Interaksi antar komponen diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis/DRS dan FTIR. Spektrofotometer UV-Vis digunakan untuk mengukur adanya perubahan absorbansi sedangkan DRS digunakan untuk menentukan perubahan energi TiO2 yang telah direndam ekstrak dyes.
Spektrofotometer FTIR digunakan untuk menentukan karakteristik gugus fungsi. Kemudian juga diukur energi level HOMO LUMO dari ekstrak dyes dengan penentuan potensial oksidasi reduksi menggunakan metode voltametri siklik. Teknik Linear Sweep dan Multi Pulse Amperommetry digunakan untuk menentukan pengaruh penyinaran oleh sinar UV maupun sinar tampak pada fotoanoda sebelum dan sesudah perendaman dengan ekstrak dyes. Koefisien degradasi dan formasi serta koefisien difusi hole ekstrak dye diukur dengan menggunakan teknik spektroelektrokimia.
Komunikasi yang baik (good anchor) antara TiO2 dengan ekstrak dye klorofil alami dapat dilihat dari niali energi level LUMO dye (-4,26 eV) yang mendekati pita konduksi TiO2 (-4,3 eV), nilai koefisien degradasi dan formasi yang menunjukkan dye klorofil bersifat quasi reversible dan nilai koefisien difusi hole yang kecil menyebabkan terjadinya rekombinasi juga kecil sehingga bisa digunakan sebagai sensitizer.

Interaction between TiO2 and dyes sensitizer have been studied. Natural pigment has been extracted from cassava (Manihot utilissima) leaves as dyes sensitizer. Thin film photoanode consist of TiO2 which have been made using Rapid Breakdown Anodization (RBA) method then applied to film FTO using doctor blade technique. The interaction between components have been measured by UVVis / DRS and FTIR spectroscopy before and after chlorophyll dyes loading to thin film photoanode. UV-Vis spectroscopy was used to determine the absorbance changing and DRS spectroscopy to determine the band gap energy changing.
FTIR spectroscopy was used to determine the characteristic functionalities. Energy level of the dyes were measured by cyclic voltammetry method. Linear sweep and multi pulse amperometry technique was used to determine the effect of ultraviolet and visible light irradiation to photoanode before and after dyes loading. The coefficient of degradation and formations and diffusion coefficient hole recombination of the dyes was determined by spectro-electrochemical.
Good anchor between TiO2 with dye extracts natural chlorophyll can be seen from niali dye LUMO energy level (-4.26 eV) is approaching the conduction band of TiO2 (-4.3 eV), the coefficient of degradation and formations that show dye chlorophyll quasi reversible and diffusion coefficient hole recombination values were small so that it can be used as a sensitizer.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fita Sefriana
"Penelitian ini memanfaatkan onggok umbi kayu dan umbi garut sebagai medium perkembangbiakan S. cereviciae untuk produksi β-glukan. Onggok umbi dihidrolisis oleh enzim amiloglukosidase agar menjadi glukosa dan dilanjutkan dengan fermentasi oleh khamir pada medium bernitrogen. Dari penelitian yang dilakukan, konsentrasi glukosa hasil hidrolisis tertinggi untuk onggok singkong didapatkan dengan menambah enzim sebanyak 57,5 mg dengan konversi 95,93% dan untuk onggok garut sebanyak 55 mg enzim amiloglukosidase dengan konversi 64,70%. Produksi S. cereviciae tertinggi didapatkan dengan menambahkan jumlah pepton sebanyak 4,75 g untuk onggok singkong dan onggok garut dengan basis 10 gram onggok. Jumlah optimum sel yang didapat dari medium onggok garut adalah 1,61x 108 koloni di jam ke 48 dan dari medium 8,50 x 107 koloni di jam ke 48 untuk onggok singkong. Untuk analisa beta glukan menggunakan HPLC, jumlah tertinggi beta glukan didapatkan dengan menambahkan pepton sejumlah 3,99 g pada onggok singkong menghasilkan beta glukan sebanyak 1,20 % dan 4,75 g pepton pada onggok garut menghasilkan beta glukan sebanyak 1,23 %. Pellet beta glukan paling tinggi berhasil diekstrak dari medium onggok ubi kayu variasi ketiga sebesar 1,77 g/L (0,18 % b/v); dari medium umbi garut variasi ketiga sebesar 1,91 g/L (0,19% b/v); dari sel mutan dalam medium sebesar 6,56 g/L (0,66% b/v) dan dari sel liar dalam medium YPG sebesar 1,84 g/L (0,18% b/v).
......This research utilized Manihot utilissima and Maranta arundinacea waste as a medium of propagation S. cereviciae for the production of β-glucan. The waste was hydrolyzed by the amyloglucosidase enzyme to became a glucose then followed by fermentation in the nitrogenous medium by S.cereviciae. The highest concentration of glucose from hydrolysis was resulted by adding 57.5 mg enzyme for Maranta arundinacea with 95.93% conversion and 50 mg enzyme for Manihot utilissima with 64.70% conversion. For the production of S. cereviciae, the highest amount was obtained by adding 4.75 g peptone to all sample. The optimum number of cells was obtained in an amount of 1.61 x 108 colonies at t = 48 for Maranta arundinacea waste and 8.55 x 107 colonies at t = 48 hours for Manihot utilissima. For beta glucan?s production, the highest number was obtained by using 3.99 g peptone for Manihot utilissima with yield 1.20% and by using 4.75 g of peptone for Maranta arundinacea with yield 1.23%. For beta glucan pellet, the highest number was 1.77 g/L (0.18 % b/v) from Manihot utilisima medium and 1.91 g/L (0.19% b/v) from Maranta arundinacea. Mutant cell in YPG medium produced 6.56 g/L (0.66% b/v) beta glucan pellet and wild cell in YPG medium produced 1.84 g/L (0.18% b/v)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43658
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library