Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setyani Dwi Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah informasi besarnya dividen dan informasi pengumuman dividen berpengaruh terhadap return saham. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa informasi besarnya dividen dan informasi tentang pengumuman dividen secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Sehingga sangat bermanfaat bagi investor untuk menilai prospek perusahaan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah "market model" untuk menghitung return saham estimasi selama periode 4 (empat) bulan estimasi harian yang kemudian digunakan untuk menghitung return saham estimasi periode "even window" selama 1 (satu) minggu sebelum pengumuman dan 1 (satu) minggu sesudah pengumuman dividen. Software yang digunakan adalah SPSS for windows 6.0. Dari 3 (tiga) sampel yang diambil yaitu sampel tahun 1996, sampel dari porsi asing terbesar dan sampel dari perusahaan yang paling "likuid". Dari 3 (tiga) sampel tersebut diperoleh temuan bahwa perusahaan-perusahaan yang mengumumkan dividen naik, hanya sampel dari porsi asing terbesar yang signifikan memiliki return saham menaik, hal ini terjadi 4 (empat) hari setelah pengumuman dividen. Dari 3 (tiga) sampel observasi perusahaan-perusahaan yang mengumumkan dividen menurun, secara statistik signifikan diikuti oleh return saham yang menurun dengan tingkat α = 1.0 %. Hal ini terjadi pada 2 (dua) hari setelah pengumurnan dividen menurun.
Untuk uji korelasi diperoleh temuan bahwa jumlah dividen tidak mempunyai kontribusi positif terhadap return saham, kecuali jumlah dividen yang diberikan pada saat 5 (lima) hari setelah pengumuman dividen. Uji beda rata-rata antara cumulatif abnormal return yang berdividen relatif terbesar dan cumulatif abnormal return yang mempunyai dividen relatif terkecil secara statistik menghasilkan signifikan beda dari nol dengan tingkat α = 5.0 %. Jika diambil sampel dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai dividen relatif terbesar dan terkecil diperoleh temuan bahwa uji beda rata-rata mean abnormal return menghasilkan signifikan beda dari nol yang lebih merata disekitar pengumuman dividen dengan tingkat α = 0,01.
Penelitian ini menunjukkan, meskipun pengumuman dividen berpengaruh pada return saham, tetapi hipotesis tidak selalu terbukti signifikan. Hasil keseluruhan penelitian menunjukkan hasil yang sedikit berlainan dengan penelitian-penelitian empiris sebelumnya."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Rahardjo
"Pasar modal merupakan wahana bertemunya pihak-pihak yang membutuhkan dana bagi kepentingan pembiayaan perusahaan dengan pihak-pihak yang memiliki surplus dana, baik dalam jangka menengah dan panjang. Bursa Efek Jakarta (BEJ) - The Newly Emerging Money and Stock Market - diharapkan dapat memainkan dun peranan penting bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu : (1) pengerahan dana bagi sektor swasta, dan (2) alternatif financial asset holdings bagi masyarakat. Untuk itu, Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijaksanaan Desember 1987 (PAKDES I) dan kemudian disusul Paket Kebijaksanaan Desember 1988 (PAKDES II) dengan harapan agar terwujud bursa efek yang lebih dinamis dan lebih memberikan kepastian perlindungan hukum bagi semua pelaku yang terlibat didalamnya.
Hal utama yang menjadi kunci penilaian perusahaan yang go-public adalah hubungan positif antara risiko dengan tingkat keuntungan yang di syaratkan . Pada umumnya, investor memiliki sifat tidak menyukai risiko. Mereka akan menuntut tingkat keuntungan lebih besar bila menghadapi peluang investasi yang risikonya lebih tinggi. Meskipun suatu peluang investasi tertentu itu tidak mengandung risiko, para investor tetap mensyaratkan suatu tingkat keuntungan tertentu_HaI ini dikarenakan oleh adanya konsep nilai waktu uang (time value of money), misalnya inflasi.
Suatu hal yang wajar bahwa investor sangat memperhatikan faktor keuntungan dan risiko dari sekumpulan investasi yang dilakukannya (Portfolio). Teori portfolio berkaitan dengan pemilihan portfolio optimal oleh rasional risk-averse investor. Sedangkan teori capital market berkaitan dengan implikasi perubahan harga saham yang dipengaruhi oleh ekspektasi investor. Kedua teori ini memberikan suatu pola spesifikasi dan pengukuran risiko investasi saham dan pula menjelaskan hubungan antara expected security return dan risk.
Systematic risk dari individual security merupakan proporsi dari total risk yang tidak dapat dikurangi dengan cara mengkombinasikan antara suatu saham dengan saham lainnya dalam suatu diversifikasi portfolio - biasanya dinotasikan dengan beta (0). Saham-saham dengan systematic risk yang lebih tinggi cenderung akan dilirik oleh investor asalkan ia mampu memberikan expected return yang lebih tinggi pula. Akibatnya, saham-saham dengan nilai beta tinggi cenderung bernilai rendah di pasar.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang significant antara expected return wham individual (Rit) dengan expected market return (Rmt). Selain itu, ingin membuktikan apakah hubungan antara expected return saham individu (RXt) dengan risikonya (8i) mengikuti hubungan yang drlelnckari oleh Security Market Line (SML} dalam Capital Asset Pricing Model (CAPM).
Metode yang digunakan dalam studi ini mengacu pada metode yang pernah dilakukan oleh Black-Jensen-Scholes (1972) , yakni meliputi analisis time series regression dalam bentuk market model dan analisis cross sectional. Analisis time series regression digunakan untuk mengetahui seberapa jauhkah hubungan antara expected return saham individu (Rit) dengan expected market return (Rrnt). Sedangkan analisis cross sectional digunakan untuk membuktikan apakah hubungan antara expected return saham individu (Rit) dengan systematic risk (Di) mengikuti hubungan yang dijelaskan oleh SML dalam CAPM Jumlah sampel yang digunakan terdiri dan $0 saham perusahaan go-public di BEJ. Data yang digunakan berupa data harga saham mingguan, Index Harga Sahara Gabungan (IHSG) mingguan, serta dividend dan/atau bonus shares dari masing-masing sampel yang terhitung mulai dan Januari 1991 sampai Desember 1993.
Hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang significant antara Rit dengan Rmt Selain itu, hubungan antara RI! dengan Jai di BET tidak mengikuti hubungan yang dijelaskan oleh SML dalam CAPM Hal ini memberi implikasi bahwa harga saham yang terbentuk di BEJ tidak mencerminkan keadaan yang sebenamya. Selain itu, secara makro ekonomi, sensitivitas IHSG tidak dapat dipakai sebagai indikator sensitivitas kegiatan industri dalam perekonomian nasional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betsy Cerelia M.
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implikasi dari kegiatan merger dan akuisisi (M&A) khususnya terhadap perbedaan value perusahaan pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya M&A oleh perusahaan acquisitor. Value perusahaan diukur dari Average Abnormal Return (AAR) dan Cumulative Average Abnormal Returns (CAAR) yang diperoleh berdasarkan tiga jenis model yaitu pada Mean Adjusted Return Models ditemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap value perusahaan acquisitor dan mampu menambahkan value perusahaan tersebut. Pada Market Adjusted Return Models, dari AAR dan CAAR sebelum-sesudah M&A, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap value perusahaan acquisitor dan tidak mempengaruhi value perusahaan. Terakhir, pada Ordinary Least Square (OLS) Models ditemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap value perusahaan acquisitor dan mampu menambahkan value perusahaan yang dilihat dari AAR dan CAAR sebelum-sesudah M&A.

This research aims to examine the implications of merger and acquisition (M&A) activities, especially on differences in company values before and after M&A by the acquisitor company. Company value is measured from Average Abnormal Return (AAR) and Cumulative Average Abnormal Returns (CAAR), where the calculation of abnormal returns is obtained based on three types of models. First, in Mean Adjusted Return Models found that there are significant differences to the value of the acquisitor company and are able to add the company's value. Second, in the Market Adjusted Return Models, from AAR and CAAR before-after M&A found that there is no significant difference to the acquisition company value and it does not affect the company value. Last, in the Ordinary Least Square (OLS) Adjusted Return Models found that there is a significant difference to the acquisition company value and is able to add company value as seen from AAR and CAAR before-after M&A."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Mardiyati
"ABSTRAK
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan ditemukan adanya kecenderungan underpricing saham perdana di berbagai bursa efek. Padahal seharusnya harga perdana ditetapkan secara wajar, sehingga tidak merugikan investor dan emiten. Underpricing saham perdana ini tentunya disebabkan berbagai hal. Salah satu teori yang mendasari underpricing adalah risk-averse underwriter.
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta, dengan periode pengamatan/penelitian tahun 1994 - 1996. Pemilihan periode pengamatan didasarkan pertimbangan setelah swastanisasi BEJ, dari Januari tahun 1994 sampai dengan Mei 1995 IHSG cenderung bergerak turun ( bear market) dan dari Juni 1995 sampai dengan Desember 1996 IHSG cenderung bergerak naik ( bull market).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji perilaku harga saham perdana, khususnya perbedaan underpricing-nya, baik antara bear market dengan bull market, antar kelompok industri, antar berbagai kelompok kapitalisasi pasar, antar kelompok offering size, maupun antar kelompok BE/ME.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 85 perusahaan, yaitu perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana pada tahun 1994 sebanyak 47 perusahaan, tahun 1995 sebanyak 22 perusahaan dan tahun 1996 sebanyak 16 perusahaan. Dan 85 penawaran perdana itu, 54 termasuk dalam periode bearish, 31 bullish.
Underpricing saham perdana ditentukan oleh besarnya rata-rata initial return (IR) dan rata-rata abnormal return ( AR ) yang meliputi AR hari ke-1, AR minggu ke-1, AR minggu ke-2, AR minggu ke-3 dan AR minggu ke-4, baik dengan pendekatan market adjusted maupun dengan pendekatan market model.
Pengujian terhadap perbedaan underpricing saham perdana pada bear market dan pada bull market dilakukan dengan uji z (untuk sampel besar) dan uji t ( untuk sampel kecil ). Sedangkan pengujian terhadap perbedaan underpricing saham perdana antar industri, antar kelompok kapitalisasi pasar, antar kelompok size, dan antar kelompok BE/ME dilakukan dengan metode statistik parametrik ( t-test dan analysis of variance ) dan metode statistik non parametrik ( Mann-Whitney dan Kruskall Wallis ).
Dari analisis yang dilakukan ternyata underpricing saham perdana pada bear market tidak lebih besar dari underpricing saham perdana pada bull market, baik dilihat dari rata-rata IR maupun dilihat dari rata-rata AR ( baik pendekatan market adjusted maupun pendekatan market model ).
Underpring saham perdana pada berbagai industri juga tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan, kecuali pada minggu ke-4 setelah saham diperdagangkan di pasar sekunder. Tidak terdapat pola tertentu yang menunjukkan suatu industri tertentu mempunyai rata-rata IR atau rata-rata AR tertinggi (terendah ).
Perbedaan underpricing saham perdana antar kelompok kapitalisasi pasar sangat signifikan jika dilihat dari rata-rata IR, tetapi menjadi tidak signifikan jika dilihat dari rata-rata AR. Secara urnum rata-rata IR dan rata-rata AR tertinggi terjadi pada kelompok saham yang berkapitalisasi pasar paling besar, tetapi rata-rata IR dana rata-rata AR terendah yang terjadi pada kelompok saham yang berkapitalisasi pasar paling kecil adalah JR, AR hari ke-1 dan AR Minggu ke-1. Dari pengujian yang dilakukan terhadap kelompok saham yang mempunyai kapitalisasi pasar paling besar dengan kelompok saham yang mempunyai kapitalisasi pasar paling kecil mendukung hasil tersebut. Sedangkan antara IR dan kapitalisasi pasar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan.
Perbedaan underpricing saham perdana pada berbagai kelompok offering size ternyata juga sangat signifikan jika dilihat dan rata-rata IR. Sedangkan bila dilihat dari rata-rata AR, perbedaan tersebut signifikan setelah 1 minggu dan 2 minggu saham diperdagangkan di pasar sekunder. Hasil tersebut juga didukung oleh pengujian terhadap dua kelompok offering size yang ekstrim, yaitu kelompok offering size terbesar dan kelompok offering size terkecil. Jika dilihat dari koefisien korelasi, maka IR dan offering size mempunyai hubungan yang positif dan signifikan.
Underpricing saham perdana antar kelompok BE/ME ditemukan adanya perbedaan yang signifikan bila dilihat dan rata-rata IR ( diuji dengan Kruskal-Wallis ). Pengujian terhadap kelompok BE/ME yang ekstrim juga mendukung basil tersebut (uji Anova dan Kruskal-Wallis ). Rata-rata IR dan rata-rata AR tertinggi terjadi pada kelompok BE/ME terkecil, dan terendah terjadi pada kelompok BE/ME paling besar tetapi hanya untuk IR dan AR hari ke-1. Adapun hubungan antara IR dan BE/ME adalah negatif dan signifikan.
Dengan pendekatan market adjusted, pola cumulative average abnormal return pada kedua pasar mempunyai kecenderungan yang berbeda, yaitu pada bear market CAR cenderung stabil dan mulai menunjukkan penurunan setelah minggu ke-25. Sedangkan pada bull market, pada awal perdagangan di pasar sekunder menunjukkan peningkatan dan berlanjut sampai minggu ke-5, kemudian cenderung menurun, dan mulai meningkat lagi pada minggu ke-26. Pola / kecenderungan tersebut terjadi juga jika digunakan pendekatan market model. Dengan demikian speculative-buble hypothesis terbukti berlaku pada periode bearish, sedangkan pada periode bullish hipotesis tersebut tidak berlaku, namun pembuktian signifikansinya perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarbini
"ABSTRAK
Tesis ini membahas analisis risiko sistematis obligasi PLN periode 2004-2008. Analisis dilakukan dua tahap regresi. Pertama: estimasi hubungan imbal basil antara obligasi korporasi PLN dengan imbal basil indeks pasar obligasi korporasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan pendekatan model faktor "single factor market model ". Kedua, analisis korelasi beta koofisien dengan variabel-variabel term to maturity, coupon rate, bond rating, dan yield spread pada obligasi PLN, diharapkan dapat menjelaskan risiko sistematis obligasi PLN. Indikasi regresi faktor model: sensitivitas imbal basil obligasi PLN terhadap imbal basil indeks pasar obligasi Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagian besar sangat rendah, dan besaran risiko sistematis yang melekat pada obligasi PLN <25%, ini berhubungan dengan pergerakan beta koofisien PLN sebagian besar <1.0 (beta pasar). Variabelvariabel bebas PLN tersebut berkorelasi dengan beta koofisien PLN, dibuktikan dengan nilai signifikasi alpha <20%, sehingga variabel-variabel tersebut dapat menjelaskan risiko sistematis obligasi PLN, yang merupakan bagian dari faktor makro (sistematis) yang dapat mempengaruhi sensitivitas imbal basil obligasi korporasi PLN terhadap imbal basil indeks pasar Bursa Efek Indonesia (BEI), sesuai hipotesis (Weinstein, 1981). ;In this study, we examine the systematic risk of PLN bonds in during 2004- 2008. There are two steps regressions.

ABSTRACT
In this study, we examine the systematic risk of PLN bonds in during 2004- 2008. There are two steps regressions: firstly, we estimate the return relationship between the PLN bonds return on the corporate bond market index of the Indonesia Stock Exchange (IDX), using factor model approach "single-factor market model". Next, we regress the correlations between the cooficient betas with term to maturity, coupon rate, bond rating, dan yield spread variables in PLN bonds, and is expected to explain the systematic risk of PLN bonds. Indications of the model factor regression: the sensitivity of PLN bond return with the corporate bond market index of the Indonesia Stock Exchange (IDX) is mostly very low, and the amount of systematic risk in PLN bonds is <25%, that is related with the PLN cooficient betas movement, is mostly <1.0 (market beta). The PLN Independent variables are correlated with PLN koofisien beta, is evidenced by an alpha significance in p-value <20%, so these variables have power in explaining of the systematic risk in PLN bond, which is part of the macro factors (systematic) which can be affect in the sensitivity of PLN bonds return with the corporate bond market index of the Indonesia Stock Exchange (IDX), according to the hypothesis (Weinstein, 1981).
"
2009
T27263
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sally Nurllisa
"Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu dicari para pelaku pasar modal dalam upaya melakukan pengambilan keputusan investasi. namun tidak semua informasi merupakan informasi yang berharga, bahkan sebagan besar dari informasi yang ada adalah informasi yang tidak relevan dengan aktivitas pasar modal. akibatnya, para pelaku pasar modal harus secara tepat memilah informasi-informasi yang tidak (relevan) dijadikan pertimbangan pengambilan keputusannya.
Dalam penelitiannya, Marston (1996) menemukan dua sebab utama penyebab buruknya informasi, yaitu pertama karena kualitas informasi itu sendiri yang kurang berharga (quality of information), Kedua, karena distribusi informasi kepada investor yang kurang lancar. Kualitas informasi terkait erat dengan muatan yang terkandung dalam formasi tersebut (information content). Dan muatan informasi tersebut dapat dilihat relevan tidaknya suatu informasi terhadap aktivitas pasar modal. Sedangkan distribusi informasi mengandung aspek kemudahan mendapatkan (accessibility) informasi dan bìaya yang murah untuk memperoleh informasi tersebut.
Kecepatan reaksi harga saham tethadap suatu kejadian menggambarkan tingkat efisiensi suatu pasar. Semakin efisien suatu pasar, maka semakin cepat pada informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Dalam konsep Eficient Market Hypothesis (EMH), lalu pasar dikatakan efisien (dalam bentuk setengah kuat) jika harga saham secara cepat menggambarkan sepenuhnya seluruh informasi baru dan relevan yang tersedia (Fama, 1991). Berdasarkan pengertian tersebut, dua unsur pokok yang merupakan ciri utama pasar modal yang efisien dalam bentuk setengah kuat adalah:
1.Tersedianya informasi yang relevan, dan
2.Harga menyesuaikan secara cepat terhadap informasi baru.
Untuk menguji EMI-1 pada bentuk setengah kuat tersebut, berbagai peneliti pada pasar modal lainnya menggunakan suatu metodologi penelitian yang disebut dengan event Pada karya akhir ini akan dilakukan penelitian mengenai event study atas pengumuman dividen kas final (kenaikan maupun penurunan dividen) untuk menguji efisiensi BEJ (dengan melihat kinerja beberapa emiten di BEJ) pada periode tahun 1997, 1998 dan 1999. Dimana metodologi yang digunakan terdiri dari 2 tahap yaitu time-series dan event Study. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan time-series maka dapat mengidentifikasikan data-data keuangan yang beresiko mengandung autokorelasi , yang dimana akan membuat suatu model menjadi tidak efektif untuk tujuan peramalan. Oleh karena fokus dalam penelitian event study adalah pembentukan model peramalan sebagai dasar pengukur abnormal return, maka tahapan penelitian time-series menjadi proses yang penting sebelum masuk ke dalam penelitian event study. Penelitian event study sendiri digunakan untuk mempero!eh informasi mengenai keberadaan dan besarnya abnormal return selama periode penelitian.
Saham yang dipllih dalam penelitian ini adalah saham dan para emiten yang secara konsisten termasuk dalam LQ45 dan tahun 1997 hingga 1999. Pemilihan saham LQ45 karenakan dalam penelitian event study, terutama untuk periode harian, memerlukan saham-saham yang bersifat likuid atau saham-saham tersebut banyak ditransaksikan karena untuk menghindari kemungkinan tidak adanya reaksi barga pada saat event terjadi, yang disebabkan karena tidak terjadi transaksi pada saat event, sehingga dengan demikian pengaruh suatu event dapat diukur dengan segera dan relatif akurat.
Penode studi dibagi 2 periode, yaltu periode estimasi (estimation window) dan metode event (event window), dimana penulis menetapkan untuk masing-masing periode adalah 250 hari perdagangan (trading days) yang mendahului periode even untuk ke estimasi dari 21 hari perdagangan untuk periode event, dimana 10 hari perdagangan mendahului event dari 10 hari mengikuti event maka hal tersebut dianggap sebagai periode pre dan post event, sedangkan untuk hari even, t=0.
Hasil dari pemodelan dengan menggunakan metodologi time series dengan program menghasilkan 2 bentuk penggolongan model untuk periode tahun 1997, yaitu yang sesuai Single Index Market Model (SiMM) dan model yang tidak sesuai SIMM, yaitu Multifactor Market Model (MNIM), sedangkan untuk periode tahun 1999 hanya menghasilkan 1 bentuk model yaitu MMM.
Sedangkan dari hasil empiris event study diketahui bahwa tidak ada perbedaan efisiensi pada kondisi pasar di BEl untuk setiap periode yang berbeda karena ketiga periode tersebut menunjukkan bentuk efisiensi setengah kuat yang tidak efisien. Dikatakan mempunyai bentuk efisiensi setengah kuat karena kedua golongan model yang dihasilkan sama-sama mengandung informasi publik yang dicerminkan melalui return IHSG serta data historis yang merupakan data yang signiflkan pada golongan model II. Dan bentuk tersebut belum efisien karena golongan model II mengandung unsur lain berupa return kurs dollar terhadap rupiah sebagai regresor selain unsur return pasar (return lHSG), Hal ini tidak sesuai dengan teori efisiensi pasar setengah kuat dimana faktor informasi yang Tersedia di publik telah tercermin seluruhnya dalam vaniabel return pasar, bukan variabel lain. Selain itu juga dikatakan belum efisien, karena seperti yang sudah dijelaskan yaitu adanya kebocoran informasi, informasi asimetris, penundaan reaksi serta overreaction (pada beberapa emiten)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library