Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Albert Yusuf Dien
"Hakekat keadilan sosial dalam pemikiran Karl Marx adalah apabila suatu masyarakat telah terciptanya perwujudan diri melalui kasih sayang, dan kerjasama suatu masyarakat tanpa kelas (classless society), tanpa kekerasan, dan tanpa penindasan, serta manusia yang terbebas dari segala macam bentuk alienasi diri manusia: Keadilan sosial merupakan suatu keadilan yang tergantung pada struktur-struktur kekuasaan yang menguasai golongan-golongan yang menderita kctidakadilan (masyarakat tak bcrdaya terhadap segala macam bentuk penghisapan dan pemerkosaan), yang menentukan kehidupan rnasyarakat dalam dimensi politis, ekonomis, sosial, budaya, hukum dan ideologis. Negara tidak hanya dijadikan sebagai alai penjamin bagi berlangsungnya praktik-praktik penindasan dengan cara melindungi dan mendukung kelas penindas, dan agama serta sistem nilai lainnya memberikan legitimasi pada struktur kekuasaan kelas itu. Karya-karya Marx diperkaya dengan semangat kemanusiaan (humanisme), di mana Marx berbicara mengenai keresahan dan teralienasinya manusia dari lingkungannya, akibat keserakahan, penghisapan, pengangguran, serta jurang pemisah antara si kaya dan si miskin yang semakin menganga, yang kesemuanya merupakan bentuk-bentuk ketidakadilan akibat cara-cara produksi kapitalis. Filsafat Marx didasarkan kepada filsafat materialisme. Filsafat materialisme historis Marx pada pokoknya diarahkan kepada praksis, yaitu perubahan masyarakat. Pengaruh Marx terhadap pemikiran dewasa ini tidaklah cukup dijelaskan berdasar telaah mengenai Marx yang bersifat kesejarahan, melainkan juga tampilnya jawaban dalam bidang politik dan filsafat terhadap masalah-masalah dewasa ini. Arah filsafat dialektis Marx terutama pandangannya terhadap individu dan masyarakat, serta wawasan humanismenya, tidak sekadar memahami masyarakat berkelas tempat bersemi segala ketidakadilan, tetapi bagaimana upaya menghapuskan ketidakadilan, pembelaannya terhadap pembebasan manusia dari belenggu yang menghalangi penampilannya dalam wujud utuh, itu merupakan ide-ide kemanusiaan yang cemerlang, dan menjadi bahan pemikiran dalam kajian yang berkaitan dengan keadilan sosial. Teori Marx seperti alienasi, penindasan, perubahan teknologi, perjuangan kelas dan kritik ideologi, masih tetap valid dan masih tetap dianggap penting sampai masa kini. Marx memahamkan masyarakat tidak secara statis, melainkan secara dinamik. Masyarakat mengalami perkembangan, dan Marx memberi prognosa mengenai perkembangan itu. Ajaran Marx menawarkan janji dan harapan-harapan terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan, kedamaian dan keamanan, serta pemecahan masalah yang dihadapi kaum proletar, demi terciptanya keadilan sosial. Keadilan Sosial yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasalnya, negara dibebani tanggung jawab sosial, negara harus berpihak pada mereka yang lemah dengan mengikutsertakan mereka secara aktif dalam pengambilan keputusan di bidang politik, ekonomi dan kultural, serta negara dituntut hares berlaku adil terhadap warganegaranya tanpa diskriminasi terhadap siapapun, untuk membangun demokrasi yang berprikemanusiaari dan berkeadilan sosial"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T37445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peffer, R.G. (Rodney G.), 1952-
Princeton, N.J.: Princeton University Press, 1990
172.2 PEF m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marx, Karl, 1818-1883
Moscow: Foreign Languages Publishing House, 1955
200 MAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raines, John C.
Jakarta: Teraju, 2003
335.409 2 MAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fromm, Erich
Yogyakarta: IRCiSoD, 2020
128 FRO g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1991
335.4 CAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lenin, Vladimir I.
Moscow: Foreign Languages Publishing House, 1953
335.4 LEN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Hasan
"Ketika kapitalisme tampak sebagai satu-satunya paradigma ekonomi yang unggul saat ini, dinyatakan sebut saja Robert Heilbroner, Peter Berger, Francis Fukuyama, justru di sini semakin relevan telaah kritis terhadapnya. Gerak hidup sebagai pencarian terbaik tetap perlu diusahakan karena meningkatnya tantangan permasalahan seperti: kelaparan, pengrusakan dan pencemaran alam, penindasan ekonomi dan sebagainya.
Tesis bertolak dari pemikiran filsuf sekaligus novelis Ayn Rand yang membela sistem kapitalisme. Secara radikal dan komprehensif. Ia membongkar kesaiahan asumsi dasar yang dilabelisasi begitu saja terhadap kapitalisme. Dengan membela kepentingan manusia, Rand justru mengunggulkan individualisme di atas kolektivisme, egoisme di atas altruisme. Baginya justru sosialismelah yang menindas dan mengeksploitasi manusia dan menghancurkan ruang kreatif manusia rasional. Kapitalisme memungkinkan pemisahan antara ekonomi dan negara, dan menjadikannya lawan dari negara-negara absolut.
Sebagai pisau bedah terhadap pemikiran Rand diajukan Karl Marx dan Habermas. Melalui Marx kita menangkap perubahan fungsi uang yang tidak dilihat oleh Rand. Marx juga berusaha meramalkan kejatuhan kapitalisme dengan krisisnya. Akan tetapi, Habermas memperbaiki ramalan kejatuhan kapitalisme Marx menjadi suatu hipotetis yang lebih kritis. Habermas justru menunjukkan kekhawatiran pada krisis legitimasi dan motivasi daripada krisis ekonomi dan krisis rasionalitas. Nilai-nilai dan legitimasilah yang semakin terkikis klaim kapitalisme lanjut (late-capitalism).
Dengan mengembalikannya pada hakikat manusia, maka Hannah Arendt menunjukkan perlunya ruang publik dan private. Melalui skema Hampden-Turner dan Trompenaars, pendamaian ketegangan paradigma individualisme-komunitarianisme diajukan. Analisis Game reuty menunjukkan kepentingan tidak selalu bersifat antagonistik dan dapat mencapai keuntungan bersama dalam sistem non-zero sum game. Amitai Etzioni menunjukkan peranan penting komitmen moral dalam pasar. Faktor lain yang dapat mentransformasi kapitalisme menuju sistem yang lebih humanis ditunjukkan oleh Robert Putnam dan Fukuyama dengan adanya modal sosial (social capital). Persoalannya siapa yang menjadi agen perubahan tanpa mengabaikan kekhawatiran Rand terhadap kekuasaan negara? Di sini justru tantangan civil society akan semakin besar."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>