Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Sofyan
"Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 mengisyaratkan bahwa Pembangunan Nasional dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan Pemerintah. Masyarakat diharapkan dapat berperan sebagai mitra Pemerintah, bahkan menjadi pelaku utama pembangunan.
Pada umumnya, masyarakat pedesaan relatif lebih mudah untuk diajak berpartisipasi dalam pembangunan dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Masyarakat kota bersifat heterogen, individualis dan hubungan antara sesamanya kurang terjalin secara akrab. Keadaan itu antara lain disebabkan tantangan kehidupan kota yang keras. Hampir tak ada kesempatan yang luang bagi orang kota, penuh dengan kesibukan dan selalu kelihatan seperti kekurangan waktu. Sehingga, untuk mengajak masyarakat kota bermusyawarah, bergotong-royong, kerja bakti, ronda malam dan lain sebagainya, tidaklah mudah. Disamping itu, masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Oleh karena itu, tujuan utama dari penelitian ini ialah untuk mengetahui seberapa jauh partisipasi masyarakat dalam Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan perkotaan.
Dalam negara berkembang, posisi pemerintah sangat dominan dalam pelaksanaan pembangunan. Agar masyarakat dapat berperan serta dalam pembangunan, Pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan menciptakan suasana yang kondusif. Untuk dapat memberikan masukan dan langkah kebijaksanaan yang perlu ditempuh, penulis melakukan penelitian terhadap pelaksanaan P3KT di Kabupaten Bekasi.
Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Analisis dilakukan dalam bentuk kualitatif. Namun demikian, akan dikemukakan data kuantitatif dalam bentuk tabel sebagai hasil pengolahan data yang berasal dari teknik kuesioner.
Hasil temuan di lapangan menunjukan bahwa pelaksanaan P3KT pada umumnya dapat dikatakan berjalan lancar. Target fisik dan target fungsional dapat dicapai dan masyarakat telah menikmati hasil-hasil pembangunan tersebut. Sayangnya, partisipasi masyarakat masih rendah, sungguhpun kondisi maupun potensi masyarakat memungkinkan untuk turut berpartisipasi. Oleh karena itu, perlu diambil langkah kebijaksanaan dengan mengemukakan pertimbangan dan saran antara lain dengan memberikan peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi melalui berbagai kebijaksanaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketidak berdayaan masyarakat pedesaan salah satunya akibat kebijakan yang mismatch di masa lalu yaitu kebijakan yang melupakan sektor pertanian sebagai dasar keunggulan komparatif maupun kompetitif. Sehingga bukan hanya sektor pertanian saja yang terbengkalai tetapi juga sektor modern yang dikembangkan menjadi kurang berhasil dan bahkan banyak yang tergantung bahan baku impor. Oleh sebab itu sesungguhnya pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat pedesaan itu sendiri tetapi juga membangun kekuatan ekonomi Indonesia berdasarkan pada keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya. Untuk itu dalam memberdayakan ekonomi masyarakat pedesaan perlu 3 (tiga) hal utama yang mesti dibenahi dengan baik."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (03) Maret 2003: 49-55,
MUIN-XXXII-03-Mar2003-49
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993
306.09 SEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Warto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengungkap bentuk keswadayaan masyarakat perdesaan yang dilaksanakan secara bergotong royong, berikut nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Lokasi penelitian di Desa Sukarena, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian menemukan bahwa masyarakat setempat masih mengembangkan keswadayaan secara bergotong royong. Pola keswadayaan yang dikembangkan dalam membantu anggota masyarakat dengan cara sambatan, rewang, sinoman, keswadayaan meny pekerjaan dengan cara kerja bakti di bidang mata pencaharian, pembangunan prasarana dan saran. Keswadayaan dalam mengumpulkan dana sosial, yang dilakukan melalui kegiatan jimpitan, pralenan, arisan dan simpan pinjam, serta kegiatan menabung. Keswadayaan lokal masyarakat desa tersebut perlu disebarluaskan melalui sebuah program di Kementerian Sosial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat"
Yogyakarta: B2P3KS, 2016
300 JPKS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Zulvita
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993
304.2 EVA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nur Huda
"Berangkat dari permasalahan klasik Industri Susu di Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk memberikan sebuah bahasan mengenai bagian hulu rantai produksi Industri Susu Indonesia. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan sebuah bahasan secara teoritis mengenai proses knowledge sharing yang terjadi di dalam organisasi masyarakat pedesaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teori-teori mengenai common knowledge, ties, social cohesion, struktur jaringan, serta tacit knowledge dan explicit knowledge. Penelitian ini menemukan bahwa aktifitas sharing knowledge yang terjadi di Koperasi SAE Pujon dapat dikategorisasikan menjadi aktifitas formal, semi-formal dan informal. Keberadaan common knowledge, social cohesion dan ties di kalangan peternak sapi Pujon melahirkan kemauan (willingness) untuk meluangkan waktu dan tenaga melakukan knowledge sharing dengan anggota yang lainnya. Kendati demikian, hal ini tidak lantas membuat proses knowledge sharing berjalan dengan maksimal, sifat subsisten, kurangnya kemauan untuk bertanya atau mencari pengetahuan, serta tidak maksimalnya peran Ketua Kelompok dalam Struktur Jaringan merupakan beberapa hal yang menjadi kendala.

This qualitative research focus on the upper course condition of Indonesian’s milk industry. Using an organizational approach, common knowledge, ties, social cohesion, network structure, tacit knowledge and explicit knowledge concepts, this research tries to provide not only a description, but also an explanation on knowledge sharing process in Koperasi SAE Pujon. The result indicates that knowledge sharing activities in Koperasi SAE Pujon could be classified into Formal Activities, Semi-Formal Activities, and Informal Activities. Common knowledge, social cohesion and ties among Pujon’s Farmers emerges the possibility of knowledge sharing process to happen. However, the knowledge sharing process doesn’t necessarily works well due to the subsistence nature of Pujon’s farmers, the lack of eagerness to look for farming knowledge, and the ineffective role of Farmer Group’s Chief on the network structure."
2013
S52890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Widiastari
"ABSTRAK
Nama : Irma WidiastariProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Kesiapsiagaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaandalam Menghadapi Darurat Kesehatan Masyarakat Studi pada Masyarakat Wilayah KelurahanMakasar-Kota Jakarta Timur dan Desa Campaka-Kabupaten Cianjur Tahun 2016 Wilayah Indonesia secara geografis merupakan area yang rawan bencana. Jikaterjadi bencana biasanya akan ada penyakit-penyakit menular tertentu yang timbuldan mengalami peningkatan melebihi batas normalnya di masyarakat yangterdampak oleh bencana tersebut. Pada akhirnya hal tersebut dapat dikategorikansebagai darurat kesehatan masyarakat. Masyarakat adalah pihak pertama yanglangsung berhadapan dengan ancaman dan bencana karena itu kesiapanmasyarakat menentukan besar kecilnya dampak bencana di masyarakat. Indonesiasebagai negara berkembang tentunya memiliki wilayah perkotaan dan pedesaanyang berbeda dari aspek pembangunan, pemerintahan serta kondisi geografisnya.Perbedaan potensi aspek tersebut tentunya berpengaruh terhadap kemungkinanadanya perbedaan juga dari sisi kesiapsiagaan masyarakatnya dalam menghadapikondisi darurat kesehatan masyarakat dan kebencanaan. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui seperti apa gambaran kesiapsiagaan masyarakatperkotaan dan pedesaan di Indonesia yang dalam penelitian ini mengambil contohdi wilayah Kampung Makasar-Jakarta Timur dan Desa Campaka-Cianjur yangdipilih berdasarkan pertimbangan bahwa kedua wilayah tersebut berpontensi akanadanya masalah darurat kesehatan masyarakat baik dari segi bencana maupunpeningkatan kasus penyakit. Penelitian ini menggunakan gabungan dari metodekuantitatif data analisis deskriptif berdasarkan penilaian kesiapsiagaan masyarakatyang mengkombinasikan dari unsur Desa Siaga Aktif dan Desa Tangguh Bencanadan kualitatif wawancara mendalam, telaah dokumen . Hasil dari penelitian inimengungkap bahwa ada perbedaan nilai kesiapsiagaan di masyarakat pedesaaandan perkotaan. Pada wilayah perkotaan, hasil persentase kesiapsiagaan yangdidapat adalah sebesar 62.3 sedangkan untuk wilayah pedesaan sebesar 41.3 .Dari 20 indikator hampir memenuhi dalam hal keberadaan dan juga bervariasiantara daerah pedesaan dan perkotaan. Poin yang masih kurang adalahpelaksanaan indikator dan kinerja belum seperti yang diharapkan sebagaimanamestinya. Penyebab perbedaan yang paling mencolok hasil antara pedesaan danperkotaan perbedaan struktural, aksesibilitas, pendanaan dan pengetahuanmasyarakat. Untuk itu diperlukan pengawasan pihak stakeholder dalampenelitian ini adalah Puskesmas, pemerintah di pedesaan dan perkotaan Kata kunci : kesiapsiagaan masyarakat, darurat kesehatan masyarakat, pedesaan,perkotaan

ABSTRACT
Name Irma WidiastariStudy Program Public HealthTitle Urban and Rural Community Preparedness in PublicHealth Emergency Study on the Community fromKelurahan Makasar East Jakarta and CampakaVillage Cianjur District in Year 2016 Indonesia teritory geographically is a disaster prone area. In the event of a disasterthere will usually be certain infectious diseases that arise and have increasedbeyond normal limits in communities affected by the disaster. In the end it can becategorized as a public health emergency. Community is the first to directly dealwith the threat and disaster. Preparedness in community will determines the sizeof the impact of disasters on communities. Indonesia as a developing country haveurban and rural areas that different from the aspect of development, governmentand geography. The potential difference aspects certainly affect the possibility ofdifferences also in terms of community preparedness in the face of public healthemergencies and disasters. The purpose of this study was to determine aboutcommunity preparedness in urban and rural communities in Indonesia, which inthis study took a sample in Kampung Makasar East Jakarta and Desa Campaka Cianjur that were selected based on the consideration that the two regions areequally harmful for any problems public health emergencies both in terms ofdisaster as well as an increase in cases of the disease. This study uses acombination of quantitative methods descriptive analysis data based on anassessment of the preparedness of community that combines elements of DesaSiaga Aktif and Desa Tangguh Bencana and qualitative methods in depthinterviews, review of documents . The results of this study reveal that there areany differences in preparedness in rural and urban communities. In urban areas,the percentage of community preparedness is 62.3 , while in rural areas is 41.3 .Almost all of 20 indicators meet in existence and also vary between rural andurban areas. Points are still lacking is the implementation and performanceindicators were not as expected as it should be. The cause of the most strikingdifference between the results of the structural differences in rural and urbanareas, accessibility, funding and knowledge society. It is necessary for thesupervise of the stakeholders in this research are health centers, the governmentin rural and urban Keywords community preparedness, public health emergency, rural, urban."
2016
T47274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Ramdani
"ABSTRAK
Artikel ini merupakan laporan progress kerja dari penelitian introduksi teknologi biogas untuk masyarakat pedesaan di Sulawesi Utara. Tujuan artikel ini adalah mendiskusikan tentang penerapan teknologi biogas untuk masyarakat pedesaan dan sebagai laporan studi kasus introduksi teknologi biogas di desa terpilih. Metode penelitian yang dilakukan adalah melalui survey lapangan, wawancara, pengumpulan data melalui kuisioner dan studi kasus berupa rancang bangun proyek contoh teknologi biogas di desa Kosio, Sulawesi Utara. Hasil
analisa menunjukan aksi introduksi teknologi biogas dengan membangun proyek contoh skala rumah tangga di desa Kosio, Sulawesi Utara mendapat respons positif
dari masyarakat setempat. Inisiasi ini memicu dukungan masyarakat desa tersebut untuk memanfaatkan potensi biogas yang tersedia. Artikel ini juga menghasilkan
rekomendasi berupa kajian lebih lanjut mengenai skenario dan petunjuk pengembangan teknologi biogas bagi masyarakat pedesaan."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dary Ardian
"ABSTRACT
Kebutuhan akan listrik diprediksi akan terus meningkat setiap tahun. Akses listrik ini akan memberikan dampak positif, contohnya meningkatkan taraf hidup penduduk. Namun, banyak desa di Indonesia yang masih mengalami kemiskinan. Oleh karena itu, Pemerintah melaksanakan program pengadaan pembangkit 35.000 Mega Watt untuk mengatasi problema kemiskinan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis energi listrik yang disediakan terhadap kebutuhan masyarakat desa itu sendiri dengan cara bottom up, yakni menentukan beban puncak, konsumsi listrik, keandalan sistem distribusi listrik, karakteristik masyarakat, memprediksi kebutuhan listrik, hingga menentukan pembangkit energi terbarukan yang cocok dikembangkan di sana. Lokasi pengambilan sampel ialah di salah satu daerah pedesaan di Indonesia, yakni Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah pengolahan data survei menggunakan teori Skrotzki dan Keswani, metode SAIDI dan SAIFI, statistik inferensial dan deskriptif, penggunaan perangkat lunak minitab 18, dan LUEC. Hasil penelitian mengestimasi besarnya beban puncak di Kabupaten Batang sebesar 206,4 MW dengan total konsumsi per hari 1752 MWH. Beban dan total konsumsi ini akan terus meningkat hingga 233,21 MW dan 1982 MWH pada tahun 2028. Keandalan distribusi masih tergolong rendah, terutama pada daerah pesisir dengan SAIDI 114-1152 jam dan SAIFI >48 gangguan per tahunnya. Problema besar lain disana ialah masih rendahnya pendapatan per kapita dan banyaknya sampah, maka infrastruktur listrik yang cocok dikembangkan ialah PLTSa untuk mengatasi problema tersebut.

ABSTRACT
The need for electricity is predicted to increase every year. Access to electricity itself will have a positive impact, such as supporting activities, increasing competitiveness, and improving the economy. However, many villages in Indonesia are still experiencing poverty. Therefore, the Government implemented a procurement program of 35,000 Mega Watt generator to overcome that poverty problem. This study aims to analyze the energy reserved to the needs of the villagers themselves with bottom up methods, by determining peak loads, electricity consumption, reliability of power distribution systems, community characteristics, predicting electricity needs, and determine the appropriate renewable energy generation. The sampling location is in one of the rural areas of Indonesia, namely Batang District, Central Java. The method used in this research is the processing of survey data using Skrotzki and Keswani theory, SAIDI and SAIFI method, inferential and descriptive statistics, and the use of minitab 18 software. The result of this study estimate the peak load in Batang Regency is 206.4 MW with total consumption per day 1752 MWH. This load and total consumption will continue to increase until 233.21 MW and 1982 MWH by 2028. Distribution realibility is still relatively low, especially in coastal areas with SAIDI 114 1152 hours and SAIFI 48 annoyances per year. Another big problems are still low income per capita and the amount of waste, then the appropriate electricity infrastructure developed is PLTSa to overcome the problems. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library