Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aswawarman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia ibu hamil dengan persalian preterm di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah "Case Control", dimana sebagai kasus adalah persalinan dengan umur gestasi 28 minggu s/d kurang dari 37 minggu, sedangkan sebagai kontrol adalah persalinan dengan umur gestasi 37 minggu s/d 42 minggu.
Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang, sedangkan sampelnya adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUP Mohammad Hoesin Palembang dari bulan Januari tahun 2000 s/d Desember tahun 2002.
Hasil penelitian diperoleh anemia ibu hamil (Hb< 10,6 gr %) berhubungan signifikan dengan persalinan preterm dan ibu hamil dengan kadar hemoglobin < 10,5 gr % berisiko 2,5 kali dibandingkan dengan ibu yang mempunyai kadar hemoglobin normal (Hb I0,6 gr %) dengan OR = 2,53 (95 % CI : 1,37-4,68) dan nilai p = 0,003. Adapun variabel yang mempunyai risiko terbesar terhadap kejadian persalinan preterm adalah riwayat melahirkan bayi prematur dimana kelompok ibu yang mempunyai riwayat melahirkan bayi prematur berisiko 4 kali dibandingkan dengan kelompok ibu yang tidak mempunyai riwayat melahirkan bayi prematur.

The Relationship between Maternal Anemia with Preterm Delivery in Mohammad Hoesin Hospital, PalembangThis study aims to understand the relationship between maternal anemia with preterm delivery in Mohammad Hoesin Hospital, Palembang.
Design employed in this study was case-control design where cases were preterm deliveries defined as gestational age of 28 weeks to less than 37 weeks, while controls were deliveries of gestational age of 37 weeks to 42 weeks.
Population in this study was mothers delivered in Mohammad Hoesin Hospital and sample was all mothers who delivered in Mohammad Hoesin Hospital from January 2000 to December 2002.
The result found maternal anemia (Hb <10.6 gr%) significantly related to preterm delivery and mothers with hemoglobin level less than 10.6 gr% had 2-5 higher risk of having preterm delivery compared to those with normal hemoglobin level (Hb 10.6 gr%) with OR = 2.53 (95% CI: 1.37-4.68) and p value = 0.001 The biggest risk factor of preterm delivery was premature history where mothers with premature history had 4 times higher risk to have preterm delivery compared to those without premature history."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florencia Grifit Joiner Da Costa Hornay
"Stunting merupakan salah satu masalah kekurangan gizi kronis yang terjadi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Anemia kekurangan zat besi pada ibu saat hamil dapat berisiko terhadap pertumbuhan janin dan dapat berdampak pada berat badan dan panjang badan anak saat lahir. Anak dengan kekurangan gizi kronis lebih rentan menderita infeksi, berisiko mengalami penyakit degeneratif di masa dewasa serta penurunan kapasitas belajar dan prestasi kerja.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan riwayat anemia ibu saat kehamilan trimester III dan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kejadian stunting pada anak usia 12-23 bulan di kota Dili.
Metode penelitian dengan desain case control yang dilakukan di lima puskesmas yang berada di kota Dili. Sampel pada penelitian ini berjumlah 180 anak berusia 12-23 bulan dengan 90 balita kasus dan 90 balita kontrol yang dipilih secara acak. Data yang diambil yaitu data anak dan data ibu.
Data anak berupa usia, jenis kelamin, berat badan saat lahir, panjang badan saat lahir, riwayat ASI, asupan energi dan asupan protein, status infeksi berupa diare dan infeksi saluran pernafasan akut. Data ibu berupa usia ibu saat hamil, jarak kehamilan, jumlah kelahiran anak, tinggi badan ibu, status gizi ibu saat hamil, asupan tablet tambah darah saat hamil dan status anemia saat hamil trimester III yang didapatkan dari buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Terdapat hubungan yang signifikan antara anemia pada trimester ketiga kehamilan (p<0,001, OR 7,18) dan riwayat BBLR (p<0,001, OR 5,39) terhadap kejadian stunting. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan mengontrol variabel karakteristik yang berpotensi menjadi perancu, yaitu panjang badan lahir anak, LILA ibu saat hamil, asupan protein anak, riwayat infeksi anak, dan pendidikan ibu, jenis kelamin anak kedua hubungan tersebut menjadi tidak signifikan (p=0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa anak dari ibu dengan riwayat anemia pada trimester ketiga kehamilan memiliki risiko 7,18 kali lebih tinggi untuk menjadi stunting dan anak dengan riwayat BBLR memiliki risiko 5,39 lebih tinggi untuk menjadi stunting, namun terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh dalam populasi ini. Meningkatkan promosi kesehatan dan intervensi yang menargetkan wanita dan anak-anak dari prakonsepsi hingga kelahiran sangat dianjurkan untuk mengurangi kasus stunting di Dili.

Background: Stunting is a chronic malnutrition problem that primarily occurs during the first 1000 days of life. Iron deficiency anemia during pregnancy can pose risks to fetal growth and may impact the weight and length of the child at birth. Children with chronic malnutrition are more susceptible to infections and are at risk of developing degenerative diseases in adulthood, as well as experiencing reduced learning capacity and work performance.
Objectives: to determine the relationship between a history of anemia during the third trimester of pregnancy and low birth weight with the incidence of stunting in children aged 12-23 months in Dili city.
Methods: this study is a case-control design conducted in five health centers in Dili city. The sample consists of 180 children aged 12-23 months, with 90 stunted cases and 90 controls selected randomly. Data collected includes child-related and maternal data. Data analysis includes univariate, bivariate, and multivariate analysis.
Results : Anemia during the third trimester (P<0.001, OR 7.18) and LBW (P<0.001,OR 5.39) were significantly associated with an increased risk of stunting. After controlling for confounding factors through multivariate analysis, those relationship became non- significant (p>0.05).
Conclusion: Children of mothers who experience anemia in the third trimester of pregnancy are 7.18 times more likely to be stunted at the age of 12-23 months. Children with a history of LBW are 5.39 times more likely to be stunted at the age of 12-23 months. Other factors likely play a more influential role in the incidence of stunting within this population. Improving the quality of women and children health promotion from pre- conception to childbirth is highly recommended to reduce stunting cases in Dili.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library