Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Ann Arbor: University of Michigan Press, 2016
302.231 HAL
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Bannan Humairah
"Partisipasi wanita dalam politik di Korea Selatan pada dasarnya mengalami kesulitan dikarenakan nilai patriarki yang mengakar dalam masyarakatnya. Hal tersebut membuat kemunculan politikus Park Geun-Hye dan Sim Sang-Jung dalam pemilihan presiden Korea Selatan ke-18 dan ke-19 pada 2012 dan 2017 menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji, khususnya terkait dengan bagaimana media surat kabar mengkonstruksi identitas kedua tokoh.
Dengan topik ini, maka tujuan penelitian adalah untuk menganalisis bagaimana media surat kabar Korea Selatan mengkonstruksi identitas tokoh politik wanita Park Geun-Hye dan Sim Sang-Jung. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif analisis dengan teori identitas. Adapun sumber data untuk analisis adalah artikel berita daring yang diterbitkan pada masa pemilihan Presiden Korea Selatan ke-18 dan ke-19 yaitu pada 2012 dan 2017.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dari setiap media dalam mengkonstruksi identitas kedua tokoh. Pemberitaan terkait Park Geun-Hye menggunakan pendekatan primodialisme yang dibuktikan dengan konten pemberitaan Park Geun-Hye yang umumnya mengaitkan sosoknya dengan ayahnya, Park Chung-Hee. Sementara identitas Sim Sang-Jung banyak dikonstruksi dengan pendekatan konstruktivisme yang mengaitkan sosoknya dengan masa lalunya sebagai aktivis buruh.
The political participation of women in South Korea basically faces difficulties because of the patriarchy that is rooted in Korean society. This made the emergence of politicians Park Geun-Hye and Sim Sang-Jung in the 18th and 19th presidential elections of the 2012 and 2017 became interesting, especially in relation to how mass media constructed Identity of both figures. This study aims to analyse how South Korean mass media constructed the identities of women`s political figures Park Geun-Hye and Sim Sang-Jung. Research is conducted using descriptive analysis method with identity theory. The data sources are online news articles published during the 18th and 19th President of the Korean presidential election, 2012 and 2017. Results show that there is a difference between each media in constructing the identity of both figures. The news related to Park Geun-Hye used a primodialism approach evidenced by the news content of Park Geun-Hye which generally attributed her figure to her father, Park Chung-Hee. While the identity of Sim Sang-Jung is much constructed with a constructivism approach that associates her figure with her past as a Labour activist."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Devi Fitriana Ariani
"Kritik sosial merupakan salah satu bentuk komunikasi yang biasanya berisi masukan, sanggahan, sindiran, tanggapan, atau penilaian terhadap sesuatu yang dinilai menyimpang atau melanggar nilai-nilai yang ada di kehidupan bermasyarakat. Kritik sosial ini disampaikan bukan hanya secara langsung, tetapi juga tidak langsung melalui karya sastra, salah satunya dalam bentuk lagu. Dalam tulisan ini, penulis menganalisis bentuk kritik sosial dalam dua buah lagu yang berjudul A Monster dan Mute yang keduanya berada dalam album bertajuk Daehanmingugeul Noraehanda. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan cara kritik sosial ditampilkan dalam kedua lirik lagu tersebut. Penulis menemukan bahwa meskipun kedua lagu menyampaikan kritik sosial dengan tema yang sama, tetapi salah satu lagu ternyata dilarang pemutarannya di media penyiaran Korea. Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui pendekatan sosiologi sastra. Dari hasil analisis ditemukan bahwa kedua lirik lagu mencerminkan kritik pencipta lagu terhadap media Korea yang telah terdistorsi dan dikontrol oleh pihak tertentu. Kritik sosial tidak disampaikan secara gamblang melainkan secara tersirat dengan ungkapan- ungkapan sinisme dan sarkasme dalam liriknya.
Social criticism is a form of communication that usually contains input, refutation, satire, response, or assessment of something that is considered deviant or violates the values that exist in social life. This social criticism is conveyed not only directly, but also indirectly through literary works, one of which is in the form of songs. In this paper, the author analyzes the form of social criticism in two songs entitled A Monster and Mute, both of which are in the album titled Daehanmingugeul Noraehanda. This paper aims to describe the form and way of social criticism displayed in those two songs. It was found that even though the two songs conveyed social criticism with the same theme, one of the songs was banned from broadcasting in Korean broadcast media. The researcher uses a descriptive qualitative method through a sociology of literature approach. From the results of the analysis, it was found that the two song lyrics reflect the songwriter's criticism of the Korean media which has been distorted and controlled by certain parties. Social criticism is not conveyed explicitly but implicitly with expressions of cynicism and sarcasm in the lyrics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library