Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Pattas P.
"Penanganan vaksin dalam transportasi maupun penyimpanannya untuk mencapai lapisan masyarakat terbawah di lapangan memerlukan suatu alat portabel yang memiliki kapasitas yang cukup dan teknolngi pendinginan yang maju untuk menjaga vaksin pada temperatur 2 °C - 8 °C, agar tidak rusak oleh panas yang berlebihan atau pembekuan sesampainya di tujuan. Selama ini di Indonesia alat terkecil yang digunakan untuk membawa vaksin ke lapangan (posyandu) adalah vaccine carrier dan tennos yang menggunakan ice pack atau es batu sebagai media pendingin di dalamnya. Kemajuan teknologi termoelektrik terbukti telah berkembang pesat dengan adanya produk-produk modul termoelektrik yang juga dikenal sebagai elemen peltier yang sudah mulai bisa ditemukan di pasaran. Banyak juga produk-produk pendingin portabel yang menggunakan teknologi termoelektrik. Elemen peltier sebagai media pendingin memiliki dimensi yang sangat kecil jika dibandingkan dengan ice pack, hal ini memungkinkan kapasitas ruang yang lebih besar untuk penyimpanan vaksin. Di samping itu penggunaan elemen peltier memungkinkan pengaluran temperatur di dalam alat portabel yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengcnali elemen peltier dari segi karakteristiknya, baik daya listrik yang dibutuhkan, kemampuan pendinginannya maupun teknologi praktis yang dibutuhkan untuk membuat suatu sistem pendingin termoelektrik. Dalam tugas ini digunakan heat exchanger yang menggunakan air sebagai media pendingin pada sisi elemen peltier yang panas untuk menjaga temperatur operasi dari elemen peltier, sekaligus untuk mengamati pengaruhnya terhadap proses pendinginan pada sisi dingin peltier dengan rnengambil data-data temperatur pada bagian-bagian tenentu dalam sistem tersebut. Dengan menganalisa hasil pengamatan tersebut tentunya akan dapat dibuat suatu sistem pendingin termoelektrik yang baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kresnodrianto
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh nanofluida sebagai salah satu media pendinginan cepat dalam proses perlakuan panas dari baja S45C. Pembuatan nanofluida dilakukan dengan mencampurkan nano partikel karbon yang dilakukan proses penggilingan dengan 500 rpm selama 15 jam dengan fluida dasar air distilasi menggunakan metode Ultrasonic.Partikel karbon yang digunakan dalam pembuatan nanofluida adalah sebesar 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, dan 0.5 w/v. Sampel karbon dikarakterisasi dengan menggunakan SEM-EDS dan pengujian XRD. Nanofluida dikarakterisasi menggunakan PSA dan Pengujian Konduktivitas Termal. Sampel baja S45C dikarakterisasi menggunakan OES, serta uji kekerasan Vickers dan pengamatan mikrostruktur sebelum dan sesudah proses pendinginan cepat dlakukan.Hasil yang didapatkan secara umum menunjukkan peningkatan tingkat kekerasan dan konduktivitas termal dengan penambahan nanofluida. Namun, penggunaan nanofluida dengan jumlah partikel berlebih dapat menurunkan hasil yang didapat.

This research is conducted to know the effet of Nanofluids as a quench medium in the heat treatment process of S45C steel. Nanofluids are created by mixing carbon nano particles that had been milled in 500 rpm for 15 hours with distilled water as the base fluid using Ultrasonic. Carbon particles of 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, and 0.5 w v were used in creating the nanofluid. Carbon sample are characterized with SEM EDS and XRD testing. Nanofluid are characterized with PSA and thermal conductivity test. S45C steel are characterized with OES, and also Vickers hardness testing and metallographic observation before and after the quenching process. Thv results of mentioned testing generally indicate an increase in hardness and thermal conductivity with the use of nanofluid. However, the use of nanofluid with extensive carbon particle can reduce the result in general."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Ali Gunawan
"Konduktivitas termal menunjukkan seberapa cepat panas mengalir pada bahan tertentu pada pengujian ini bahan yang akan diuji menggunakan serat luffa sebagai cooling pad yang diaplikasikan pada sistem evaporative cooling. Untuk mengetahui nilai panas yang dipindahkan dari heat pipe ke cooling pad pada alat evaporative cooling yang ditambahkan heat pipe perlu diketahui termal konduktivitas dari serat yang akan dijadikan media pendingin. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui nilai konduktivitas termal dari serat luffa dengan menggunakan alat konduktivitas termal berbasis termoelektrik dan mengetahui kinerja dari evaporative cooling berbasis finn heat pipe. Metode yang digunakan yaitu metode axial flow dengan variasi temperatur 35-50 oC. Sedangkan variasi temperatur pada evaporative cooling digunakan untuk mengetahui kinerja dari sistem evaporative cooling pada temperatur 35-45 oC pada udara masuk sistem serta variasi temperatur air 20 oC dan 25 oC pada cooling pad. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa nilai konduktivitas termal pada temperatur 35 oC dari serat luffa sebesar 0,0459 W/mK dan serat luffa sebesar 0,1746 W/mK. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai untuk nilai penurunan temperatur terbesar yang didapat 6,67°C, effectiveness wet bulb 49,94%, effectiveness dew point 37,99% kemudian untuk EER 6,32.
......Thermal conductivity evaluates how fast heat flow through with a bahan once it is tested using luffa fiber as a cooling 1,1 m/sfor the cooling pad used for an evaporative cooling system. The thermal conductivity of the fiber that will be used as the cooling 1,1 m/sshould be known in determining the value of heat transferred from the heat pipe to the cooling 1,1 m/sin the evaporative cooler with the extra heat pipe. The purpose of this research is to use a thermoelectric-based Ogawa Saiki thermal conductivity instrument to determine the thermal conductivity value of luffa fiber and to evaluate the performance of finn heat pipe-based evaporative cooling. The axial f0,4 m/s method was used, with a temperature variation of 35-50 oC while the temperature variation in evaporative cooling is used to determine the performance of the evaporative cooling system at a temperature of 35-45oC in the air intake system and variations in air temperature of 20 oC and 25oC on the cooling pad cooling media, the temperature variation in evaporative cooling is used to determine the performance of the evaporative cooling system at a temperature of 35-45oC in the air intake system and variations in air temperature of 20oC and 25oC. The thermal conductivity value of luffa fiber at a temperature of 35oC was 0.0459 W/mK, while luffa fiber was 0.1746 W/mK, according to the test. According to the calculations, the value for the largest temperature drop is 6.67°C, the wet bulb effectiveness is 49.94 %, the dew point effectiveness is 37.99 %, as well as the EER is 6.32."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Rahmat Riadi
"Pendinginan, pada bidang perikanan, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas tangkapan ikan yang juga berakibat pada keuntungan yang akan didapat kelak. Salah satu cara untuk menjaga kualitas hasil tangkapan ikan adalah dengan cara diaplikasikannya ice slurry sebagai media pendingin. Ice slurry, dibandingkan dengan es balok konvensional, memiliki performa pendinginan yang lebih baik dikarenakan interaksi antara permukaan hasil tangkapan dengan media pendinginan yang lebih luas. Produksi ice slurry, pada penelitian ini, menggunakan dua evaporator dengan tujuan untuk memaksimalkan performa perpindahan panas pada generator ice slurry. Evaporator I berfungsi untuk menurunkan temperatur air laut dari 30oC menuju ke 5oC sedangkan evaporator II berfungsi untuk menurunkan temperatur air laut dari 5oC menuju ke -2oC yang merupakan titik beku air laut dengan bantuan scraper. Ditargetkan bahwa ice slurry yang dihasilkan memiliki konsentrasi massa es sebesar 30%. Dengan digunakannya dua evaporator, dimensi perangkat yang diperoleh dapat berukuran ringkas, yaitu dengan panjang total yang tidak melebihi satu meter. Selain itu, ice slurry diajukan agar dijual dengan harga Rp250,00 per kilogramnya dengan tujuan agar harganya sangat terjangkau oleh para nelayan. Dengan perhitungan break even point (BEP), didapat bahwa investasi produksi ice slurry ini akan menghasilkan keuntungan pada sekitar bulan ke 15 atau ke 16 sejak dioperasikannya proses pembuatan ice slurry ini.
......Cooling, on fisheries, has significant impact regarding to the quality of fish catching and also has impact on profit that would be gotten later. One of many manners to keep the quality of fish catching is by ice slurry application as cooling medium. Ice slurry, compared with conventional block ice, has better cooling performance due to its larger interaction between cooling media and fish product surface. Ice slurry production, on this study, uses two units of evaporator as an objective to maximize heat transfer performance on ice slurry generator. Evaporator I's function is to decrease the temperature of sea water from 30oC to 5oC whereas evaporator II's function is to decrease the temperature of the sea water from 5oC to -2oC which is the freezing point of sea water. Scraper is applied to evaporator II as a mechanical aid to increase evaporator II's heat transfer performance. It is aimed that the ice concentration of ice slurry is around 30%. Regarding of using two evaporators, the dimension of devices that is obtained could be relatively compact, with their total length do not exceed one meter. Furthermore, produced ice slurry is proposed to be sold by Rp250,00 per kilogram regarding to its affordability by fishermen. With the calculated of break even point (BEP), it is obtained that the investment of this ice slurry production would yield profits on around the 15th or the 16th month since the beginning of ice slurry production."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library