Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aidya Putri Kusuma
"ABSTRAK
Media sosial berkembang sangat cepat di seluruh dunia sejak 2009. Banyak orang menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi terbaru dan untuk berkomunikasi dengan yang lain, sehingga agensi pemerintah di seluruh dunia mulai tertarik untuk menggunakan media sosial sebagai alat untuk berkomunikasi dengan masyarakatnya. Namun, masyarakat belum melihat media sosial sebagai forum yang berguna bagi mereka untuk berkomunikasi dengan pemerintah. Salah satu tujuan tertentu yang menjadi fokus bagi penelitian ini adalah alasan mengapa masyarakat mengikuti media sosial pemerintah. Mempertimbangkan penggunaan media sosial di pemerintahan, ada beberapa penelitian sebelumnya untuk memahami niat untuk terus menggunakan media sosial di pemerintahan, tapi belum ada yang meniliti tentang niat dari masyarakat untuk mengikuti media sosial pemerintah. Ada enam faktor penentu yang diajukan dan diperoleh dari Uses and Gratification Theory UGT : 1 relationship value trust in government ; 2 content value information quality dan entertaining content; 3 social value interactivity, collaboration, social influence. Jadi, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari trust in government, information quality, entertaining content, interactivity, collaboration, dan social influence terhadap niat untuk mengikuti media sosial milik pemerintah. Survei secara online dilakukan di Indonesia dan 275 sampel dari masyarakat Indonesia digunakan. Structural Equation Model digunakan untuk menganalisis data. Akhirnya, penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dari trust in government, information quality, collaboration dan social influence terhadap niat untuk mengikuti media social milik pemerintah. Namun, entertaining content dan interactivity tidak signifikasn terhadap niat untuk mengikuti media social milik pemerintah.

ABSTRACT
Social media grows rapidly throughout the world since 2009. Most of people use social media to get latest information and communicate with others. Government agencies around the world has begun interest to use the social media as their communication tools to the people. However, people have not seen social media as a useful forum for them to communicate with the government. One particular objective that becomes a focus for this study is the reason why are people following government social media. Consider the government social media use, there were some prior research to understand the continuance intention of social media use in government, but none of them study about the intention of citizen to follow government social media. There are six proposed determinants that obtained from the Uses and Gratifications Theory UGT 1 relationship value trust in government 2 content value information quality and entertaining content 3 social value interactivity, collaboration, social influence . Thus, this study aims to identify the influence of trust in government, information quality, entertaining content, interactivity, collaboration, and social influence towards intention to follow government social media. Online survey was conducted in Indonesia and 275 samples of Indonesian citizen were used. The Structural Equation Model was used to analyze the data. Finally, this study revealed that the positive significant direct influence of trust in government, information quality, collaboration and social influence towards intention to follow government social media. Surprisingly, the entertaining content and interactivity are not significant toward intention to follow government social media."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hisab Akbar Regaty
"Propaganda politik dapat berupa hoaks. Manipulasi dalam hoaks dapat menimbulkan kepanikan, ketakutan, dan perilaku di luar nalar. Manipulasi pada hoaks vaksin COVID-19 tidak hanya terkait urusan kesehatan namun juga berunsur politik. Penelitian yang dilakukan mengidentifikasi hoaks vaksin pada periode 01 Januari 2021 sampai dengan 31 Agustus 2021 yang ada pada situs covid19.go.id. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik analisis Framing menurut Entman. Hasil penelitian menunjukkan jika hoaks vaksin COVID-19 merupakan propaganda politik hasil framing di media sosial dengan tujuan memegaruhi pembacanya untuk menolak vaksin yang dapat menurunkan kepercayaan dan mendiskreditkan pemerintah.

Political propaganda could be a hoax. Manipulation in hoaxes can lead to panic, fear, and behavior beyond reason. Manipulation of the COVID-19 vaccine hoax is not only related to health matters but also has political elements. The research carried out identified vaccine hoaxes for the period January 1, 2021 to August 31, 2021 on the covid19.go.id website. The methodology used is qualitative with Framing analysis technique according to Entman. The results show that the COVID-19 vaccine hoax is political propaganda resulting from framing on social media with the aim of influencing readers to reject vaccines that can reduce trust and discredit the government."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avi Rudianita Widya
"Perilaku keterlibatan publik pada media sosial pemerintah dalam situasi krisis memiliki peranan penting terhadap keberhasilan pemerintah dalam manajemen krisis yang mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat. Pemrosesan informasi krisis oleh publik di media sosial dinilai mampu mempengaruhi perilaku keterlibatannya. Menggunakan kerangka Elaboration Likelihood Model, penelitian ini telah mengkonfirmasi beberapa startegi pembuatan informasi krisis pada akun media sosial pemerintah yang dinilai mampu meningkatkan perilaku keterlibatan melalui dua rute pemrosesan informasi yaitu rute periferal, rute sentral, atau melalui interaksi diantara keduanya. Menggunakan metode analisis isi, penelitian ini berhasil mengekstrasi data unggahan pemerintah dan kemudian dilakukan pengujian melalui regresi binomial negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku keterlibatan atas pesan krisis kesehatan yang disampaikan pemerintah melalui media sosialnya dipengaruhi oleh prediktor yang terdapat pada kedua rute pemrosesan secara simultan. Ketika memproses informasi krisis kesehatan pada media sosial pemerintah, isyarat kredibilitas, daya tarik, fitur interaktivitas, vividness, topik, keberadaan emosi dan sentimen menjadi prediktor yang signifikan terhadap perilaku keterlibatan publik. Keberadaan emosi pesan memainkan peranan yang penting dalam peningkatan perilaku keterlibatan atas pesan krisis kesehatan terlebih ketika diintegrasikan dengan fitur fungsional medium. Penelitian ini mampu memberikan implikasi secara teoritis dan praktis terhadap penerapan emosi pada pesan krisis kesehatan dan keterlibatan publik pada media sosial pemerintah.

Public engagement behavior on government social media account in crisis situations has an important role for gaining success in government’s management about crisis that threatens public health and safety. The public's crisis information processing on social media believed to be able to influence their engagement behavior. Using Elaboration Likelihood Model framework, this study aims to identify what factors that public concern while processing a crisis information on government’s social media account, to obtained crisis message strategy that enhance engagement based on two processing routes, namely central and peripheral. Using content analysis method and then testing it through negative binomial regression, this study shows that public engagement in health crisis messages conveyed by the government through social media is influenced by predictors in both processing routes simultaneously. While processing health crisis information, credibility, attractiveness, interactivity features, vividness, topic, emotional presence and sentiment became significant predictors of public engagement behavior. The presence of message emotions plays an important role in increasing engagement behavior for health crisis messages on social media, especially when integrated with the functional features of medium. This research provides theoretical and practical implications of implementation emotions strategy in health crisis messages and public engagement on government’s social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Arie Sanata Dharma S
"Infeksi SARS-CoV-2 yang kemudian diidentifikasi sebagai COVID-19 telah menjadi permasalahan global. Dalam perkembangannya, sejumlah vaksin berhasil dikembangkan dan diproduksi. Peningkatan jumlah negara yang level penularannya telah mencapai transmisi komunitas mendorong urgensi vaksinasi guna membentuk herd immunity. Sebagai pandemi pertama di era media sosial, tercipta infodemi COVID-19, ketika terjadi kelimpahan informasi—baik benar maupun tidak—membuat masyarakat sulit untuk menentukan sumber yang tepat untuk mengambil tindakan. Pemerintah wajib hadir di medium yang sama untuk dapat memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) sehingga publik memperoleh informasi yang tepat dan dapat mengikuti program pemerintah mengatasi pandemi melalui vaksinasi. Di Indonesia, negara hadir melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai institusi yang memiliki kewenangan menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) serta melakukan KIE yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan citizen engagement pada pemanfaatan media sosial pemerintah dalam KIE pengembangan vaksin COVID-19. Media sosial yang digunakan adalah Instagram sebagai media sosial BPOM dengan jumlah pengikut tertinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivisme dengan explanatory sequential mixed methods yang mengkombinasikan analisis regresi, analisis sentimen, dan Computer-Assisted Qualitative Data Analysis (CAQDA). Prediktor yang diteliti adalah media richness, content production, dan content type dengan variabel dependennya adalah citizen engagement yang dikalkulasi dari likes dan comments yang diberikan oleh publik pada aktivitas akun @bpom_ri dan 73 akun UPT BPOM di seluruh Indonesia dalam rentang 6 Agustus 2020 hingga 18 Februari 2021 secara spesifik untuk konten pengembangan vaksin COVID-19. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif terhadap 2.168 konten, seluruh prediktor secara signifikan mempengaruhi pembentukan citizen engagement, dengan konten video dan foto, konten orisinil, serta konten informasi menghasilkan engagement yang lebih tinggi. Pada analisis sentimen, sebanyak 58,52% konten menghasilkan sentimen positif dan 30,59% memiliki sentimen negatif. Sentimen negatif cenderung terjadi pada konten dengan tingkat interaksi yang tinggi. Pada integrasi dengan analisis kualitatif, faktor pengguna dan konteks menjadi elemen penting bagi pengelola media sosial pemerintah untuk mengoptimalkan citizen engagement.

SARS-CoV-2 infection, later identified as COVID-19, has become a global problem. In its progress, several vaccines were successfully developed and produced. However, the increasing number of countries whose transmission rates have reached community transmission encourages the urgency of vaccination to form herd immunity. As the first pandemic in the social media era, COVID-19 generates infodemic when information was abundant, both valid and not, making it difficult for the public to determine the right source to take action. Therefore, the government must be present in the related medium to provide communication, information, and education (KIE) for citizens to accept accurate information and support government programs to overcome pandemics through vaccination. In Indonesia, the nation is present through the Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) as an institution with the right to issue Emergency Use Authorization (EUA) and conduct relevant KIE. This study aims to analyze the formation of citizen engagement on the utilization of government social media in the development of the COVID-19 vaccine KIE. The social media used is Instagram as a social media BPOM with the highest number of followers. This study uses a positivism approach with explanatory sequential mixed methods that combine regression analysis, sentiment analysis, and Computer-Assisted Qualitative Data Analysis (CAQDA). The predictors studied were media richness, content production, and content type, with dependent variables are citizen engagement calculated from likes and comments given by the public on the activity of @bpom_ri accounts and 73 regional office accounts in the range of August 6, 2020, to February 18, 2021, specifically for COVID-19 vaccine development content. Based on the quantitative analysis of 2,168 content, all predictors significantly influenced the formation of citizen engagement, with video and photo content, original content, and informational content generate higher engagement than an infographic, repost, and news event content. On sentiment analysis, 58.52% of content produces positive sentiment, and 30.59% has a negative sentiment. Negative sentiment tends to occur in content with a high level of interaction. In integrating qualitative analysis, user factors and context become essential for government social media administrators to optimize citizen engagement. "
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library