Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Aurellia Nathania Adityaputri
"Tesis ini membahas praktik mediatisasi oleh aktor-aktor yang terlibat dalam perdebatan tentang kenaikan UKT di media daring. Dalam proses pembentukan kebijakan publik, para aktor mengkomunikasikan wacana masing-masing dengan startegi mediatisasi tertentu. Para aktor juga saling berkoalisi untuk mencapai dominasi wacana. Pemanfaatan media ditujukan untuk menjadikan wacana mereka dominan. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak ditemukan polarisasi koalisi pada perdebatan kenaikan UKT. Hal ini dikarenakan aktor-aktor menggunakan wacana yang sama meski persetujuannya berbeda. Selain itu, peneliti juga menemukan beragam strategi mediatisasi yang digunakan para aktor, terutama aktor dominan seperti mahasiswa, kampus, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
This thesis discusses the practice of mediatization by actors involved in the debate on the UKT increase in online media. In the process of forming public policy, actors communicate their respective discourses with certain mediatization strategies. The actors also coalition with each other to achieve discourse dominance. Media utilization is aimed at making their discourse dominant. The results found that there was no coalition polarization in the UKT increase debate. This is because the actors use the same discourse even though they agree differently. In addition, researchers also found various mediatization strategies used by actors, especially dominant actors such as students, campuses, and the Ministry of Education, Culture, Research and Technology."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Felicia Anabel Herdian
"Ruang publik seharusnya dapat diakses secara terbuka oleh setiap kalangan masyarakat, termasuk dalam ruang publik berbasis visual seperti pameran seni. Namun, perbedaan penggunaan media dan proses komunikasi disabilitas netra menimbulkan kendala dalam mengakses ruang publik secara umum. Keadaan ini mewujudkan proses mediatisasi yang unik pada kalangan disabilitas netra. Dengan mengangkat pameran seni sebagai bentuk ruang publik berbasis visual, peneliti menggunakan kerangka figurasi komunikatif Hepp untuk mempelajari proses mediatisasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk figurasi komunikatif dalam kunjungan disabilitas netra dalam pameran seni. Untuk memperoleh pemahaman yang utuh, peneliti mengeksplorasi elemen figurasi komunikatif yang terdiri dari bingkai tematik, konstelasi aktor, praktik komunikatif, dan ansambel media; serta kapasitas konstruksi yang meliputi identitas kolektif, peraturan, segmentasi, dan kekuasaan. Dengan pendekatan partisipatoris, penelitian menggunakan metode wawancara mendalam terhadap lima orang disabilitas netra dan dua orang pendamping awas serta observasi selama tur pameran dilaksanakan. Disabilitas netra mengandalkan audio secara verbal dan nonverbal serta sentuhan untuk memahami karya seni dan kebutuhan mobilitas. Berbagai objek pada pameran seni dapat dikategorikan sebagai ansambel media: material karya, suara, warna, dan bahkan tongkat untuk navigasi. Adanya perbedaan pada kategori gangguan penglihatan-low vision dan buta total; peran pengunjung, pendamping, pemandu; dan pengetahuan seni mempengaruhi dinamika kapasitas konstruksi para aktor. Penelitian ini melibatkan partisipasi aktif disabilitas netra agar dapat memberikan rekomendasi bagi mediatisasi ruang publik yang lebih baik untuk mencapai masyarakat yang lebih inklusif.
Public spaces should be openly accessible to all sections of society, including visual-based public spaces such as art exhibitions. However, differences in media use and communication processes for the visually impaired create obstacles in accessing public spaces. This situation creates a unique mediatization process among people with visual disabilities. The researcher highlights art exhibitions as a visual-based public space, using Hepp's communicative figurative framework to study the mediatization process. This study aims to describe the form of communicative figuration in visiting persons with visual impairment in art exhibitions. To gain a complete understanding, the researcher explores elements of communicative figuration consisting of thematic frames, actor constellations, communicative practices, and media ensembles; as well as construction capacity which includes collective identity, regulation, segmentation, and power. With a participatory approach, the research used an in-depth interview method with five people with visual disabilities and two sighted companions, also supported by observations during the exhibition tour. People with visual disabilities rely on verbal and nonverbal audio and touch to understand artwork and mobility needs. Various objects in art exhibitions can be categorized as media ensembles: work materials, sounds, colors, and even walking sticks. There is a difference in the categories of visual impairment-low vision and total blindness; the role of visitor, companion, guide; and artistic knowledge affect the dynamics of the actors' construction capacities. This research involves the active participation of the visually impaired to provide recommendations for better mediatization of public space to achieve a more inclusive society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library