Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
Sumiyasih
Abstrak :
Arsitektur merupakan produk dari kebudayaan, faktor-faktor lingkungan dan pandangan hidup dari masyarakat yang membangunnya. Ornamen merupakan bagian dari arsitektur yang tidak hanya merniliki makna estetis dalam masyarakat tradisional Jawa tetapi dapat mempunyai makna spiritual, simbol dan sebagainya. Kebudayaan Jaws bersifat sinkretik dan kebudayaan Islam selalu beradaptasi dengan kebudayaan sebelumnya. Pada saat Islam mulai berkembang di Banten abad XVI , pengaruh kebudayaan lama yaitu Hindu Jawa terbadap kebudayaan Islam cukup besar. Kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan adanya pengaruh kebudayaan lain karena Banten juga merupakan kota perdagangan yang cukup ramai pads abad XVI. Masjid Agung banten dan Masjid Kasunyatan adalah masjid tua di Banten. Pada ornamen kedua masjid tersebut terdapat pengaruh kebudayaan lama yaitu Hindu Jawa dan pengaruh kebudayaan acing yaitu Cina dan Timur Tengah. Ternyata ornamen pada kedua masjid ini tidak hanya memiliki nilai estetis tetapi ada juga yang memiliki makna spiritual atau sebagai simbol.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48183
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jerry Aulia Assadul Haq
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik manajemen keuangan masjid, praktik transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen keuangannya, serta potensi dana surplus masjid. Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada beberapa masjid di Kota Bogor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masjid melakukan penganggaran secara sederhana dalam merencanakan kegiatan. Masjid mempunyai sumber pendanaan yang beragam.
Laporan keuangan yang dibuat masjid masih sederhana dan belum mengacu pada PSAK 45. Praktik akuntabilitas dan transparansi dilakukan dengan mengumumkan laporan penerimaan dan pengeluaran masjid kepada jemaah secara periodik. Masjid mempunyai potensi dana surplus yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat.
......
This study aims to find out mosques financial management practices, transparency ad accountability in their financial management, and potential of the mosques surplus funds. The research is conducted based on case study on several mosques in Bogor City. The results of this study indicate that the mosques do budgeting simply to plan activities. The mosques have varied funding sources.
The financial statements made by the mosques are still simple and do not refer to FAS 45. Moreover, accountability and transparency practices are carried out by announcing the receipt and expenditure reports to the mosque congregation periodically. Finally, the potential of mosques surplus funds are very large and can be used for public needs.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52988
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rizki Qadarini
Abstrak :
Sejak pertama kati didirikan, sosok menara hampir sela\u ditemukan di setiap bangunan mesjid dan gereja. Keduanya sama-sama berfungsi sebagai tempat untuk memanggil umatnya beribadah; bagi muazin untuk menyerukan adzan dan bagi gereja untnjk membunyikan Ionceng. Selain itu menara juga dapat diartikan sebagai lambang kekuatan dan kemenangan serta pemberi identitas_ Kevertikalannya menggambarkan adanya pengakuan akan Tuhan yang dipuja oleh manusia. Namun terkadang keberadaan menara pada bangunan ibadah ini kurang mendapat perhaiian karena ia bukan tempat dilakukannya kegiatan beribadah.
Seiring dengan perjalanan waktu, maka éangat banyak gaya menara yang telah dihasilkan. Jika dahuiu kebanyakan menara memiliki bentuk dasar berupa balok dan silinder, mqka saat ini banyak ditemukan menara déngan pengolahan bentuk yang lebih bebas. Apakah menara tersebut tidak lagi difungsikan sebagaimana mestinya, hal itu sepertinya tidak terlaln menjadi masalah selama ia dapat dijadikan sebagai salah satu bembentuk image dan identitas sebuah bangunan ibadah.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48294
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Maya Arisanti Anggraeni
Abstrak :
Ornamen merupakan salah satu elemen pelengkap arsitektur yang mempunyai peran cukup penting. Dalam arsitektur mesjid, ornamen merupakan bagian yang tak terpisahkan. Hal ini disebabkan karena selain sebagai unsur penghias, omamen juga mengandung makna, simbol serta kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Islam sehingga tidak jarang keberadaan ornamen membuat suatu bangunan mesjid terasa Iebih mempunyai jiwa.
Ornamen arabesque merupakan salah satu produk yang lahir dari parkembangan seni dalam Islam. Pemakaian ornamen ini dapat kita jumpai pada kebanyakan bangunan-bangunan mesjid.
Skripsi ini mencoba membahas aplikasi omamen arabesque pada mesjid At-Tin, yang dianggap cukup mewakili penerapan ornamen arabesque di Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48492
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abdul Rochim
Bandung: Angkasa, 1995
726. 209 598 ABD m (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nasution, Isman Pratama
Abstrak :
Mesjid Raya Ambon merupakan mesjid tua dan keramat yang terletak di kota Ambon. Mesjid ini memiliki bentuk dan gaya bangunan yang khas dan unik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kekunoan mesjid ini melalui pemaparan deskripsi bangunannya. Di samping itu, untuk melihat bagaimana proses islamisasi di daerah tersebut.
Hasil penelitian mempelihatkan bahwa mesjid ini memiliki nilai-nilai kekunoannya yang tampak pada beberapa unsur bangunan seperti pada bagian pondasi mesjidnya yang masif, bagian atap mesjid yang hentuknya kubah, gaya menara mesjidnya, bentuk-bentuk tiang yang ada di ruang utama mesjid dan serambi, dan motif hiasnya.
Perihal masuk dan berkembangnya Islam di Maluku, khususnya di Ambon (Hitu) dapat diketahui dari sumber-sumber lokal dan sumber asing. Menurut sumber-sumber tersebut, agama Islam datang ke Maluku sekitar abad ke 13 hingga abad 15 Masehi. Penyebar Islam pertama adalah seorang ulama bernama Syekh Jafar Sadek yang datang dari tanah Arab (Mekah). Syekh ini menetap dan kawin di Ternate dan menurunkan raja-raja Maluku. Para penyebar Islam lainnya adalah Maulana Husayn, Tuhubahahul, Patih Putih dan Patih Tuban. Adapun cara penyebaran agamanya melalui dakwah Islamiah yang penuh kedamaian, dengan metode yang tepat. Di samping itu, juga melalui jalur perkawinan dan perdagangan.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP.Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Muhamad Wahyudin
Abstrak :
ABSTRAK
Mesjid A1-khusaeni Carita merupakan salah satu mesjid tua di daerah Labuan Kabupaten Pandeglang-Banten yang belum pernah diteliti secara khusus. Mesjid ini terletak di pesisir pantai Selat Sunda yang pada tahun 1884 berdasarkan literature sejarah terkena bencana alam letusan Gunung Krakatau sehingga daerah Carita dimana mesjid ini sekarang berdiri lenyap tertelan badai Sunami. Tahun 1993 mesjid ini diteliti oleh Isman Pratama Nasution untuk pembuatan makalah ilmiah.
Penelitian terhadap Mesjid Al-Khusaeni Carita bertujuan untuk melihat pengaruh lokal dan asing melalui pemerian arsitekturnya serta kronologi pembangunan mesjid ini.
Dalam penelitian ini digunakan metode secara bertahap. Pada tahap awal/observasi dilakukan studi kepustakaan yang bertujuan untuk mengumpulkan sumber kepustakaan yang diperlukan. Selain itu juga digunakan studi lapangan dengan cara pengamatan langsung dan perekaman terinci pada unsur-unsur bangunan Mesjid Al-Khusaeni Carita. Selanjutnya pada tahap pengolahan data dilakukan analisis terhadap data yang telah terhimpun yakni dengan melakukan pemerian yang terinci pada unsur_unsur bangunan Mesjid Al-Khusaeni Carita. Pada tahap akhir penelitian yakni dilakukan dengan membuat penge_lompokan terhadap komponen-komponen bangunan dan ragam hias. Dari hasil pengelompokan itu kemudian dilakukan pemilahan antara bangunan dan komponen bangunan dan ragam hias yang mendapat pengaruh lokal dan asing mela_lui metode banding dengan bangunan kolonial serta tradi_sional dan acuan literature mengenai bangunan tradision_al serta kolonial mengenai komponen dan ragam hias pada bangunan.Metode wawancara dilakukan untuk melengkapi keterangan dan data yang telah diperoleh.
Dari metode diatas diketahui pengaruh asing dan lokal pada mesjid ini dan perkiraan kronologi mesjid ini adalah dibangun pada abad XIX (antara tahun 1884-1920 Masehi).
1995
S11955
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dody Witjaksono
Abstrak :
Salah satu tinggalan arsitektur Islam adalah Mesjid. Dalam sebuah masyarakat Islam bangunan mesjid tidak hanya memiliki peran dan fungsi sebatas tempat berkupulnya jamaah untuk melaksanakan shalat farhdu bersama-sama, namun lebih jauh mesjid memiliki fungsi sosial, ekonomi, politik, ilmu, seni dan filsafat. Berdasrkan kenyataan tersebut secara tidak langsung mengungkapkan bahwa apabila seorang ingin menyelidiki kehidupan keagamaan di salah satu pulau (Jawa), maka haruslah dimulai dengan mempelajari mesjid sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Pijper (1985).
Dalam sejarah perkembangan Islam Khususnya di Pualau Jawa, wilayah Pesisir Utara Jawa Barat memiliki arti dan peran yang sangat strategis. Pesisir Utara Jawa Barat merupakan distrik pertama dimana Islam dikenal. Keletakan wilayah Pesisir Utara Yang strategis serta merupakan jalur perlintasan pelayaran dan perdagangan merupakan faktor pendukung yang mempercepat proses datangnya Islam ke Wilayah ini. Sehinga tidak mengherankan bila bangunan mesjid kuno dari masa-masa awal (abad 16-17Masehi) ditemukan di daerah pesisir ini.
Permasalahan dari penelitian ini adalah untuk mengamati bagaimana bentuk-bentuk mesjid di Jwa Barat, apakah mesjid-mesjid di pessisir Jawa Barat memiliki berbagai variasi yang pada akhir mampumembedakan dengan mesjid-mesjid di Jawa Barat pada umumnya. Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu selain untuk melihat variasi gaya dan bentuk dari mesjid di pesisir Jwa Barat, juga untuk mengetahui apakah mesjid-mesjid di pesisir Jawa Barat memiliki persamaan dengan mesjid-mesjid di Jawa pada umumnya.Berdasarkan hasil penelitian tergambar bahwa secara umum bentuk-bentuk mesjid di Pesisir Jawa Barat tidak memiliki perbedaan yang khusus dengan mesjis-mesjid di Jawa pada umumnya...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S11571
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
PATRA 6(3-4) 2005 (1)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Mardika Eko Trinisat
Abstrak :
Hiasan pada Masdjid Agung Banyumas didominasi bentuk floral dan geometris. Berdasarkan kemiripannya dengan hiasan-hiasan lain juga dapat disimpulkan bahwa ada banyak hiasan pada Mesdjid ini yang tidak jauh berbeda dengan motif pada kain batik yang berkembang di Jawa termasuk Banyumas. Selain itu juga terdapat kemiripan-kemiripan yang ada pada benda-benda atau bangunan lain dari kebudayaan yang berbeda. Selain itu dapat pula dikemukan bahwa Mesdjid Agung Banyumas juga menggunakan hiasa-hiasan bersifat simbolis yang berkembang pada masa Hindu Buddha seperti adanya motif Hiranyagarbba yang tampak di atas pintu Mihrab Masdjid Agung Banyumas, kemungkinan adanya terkaitan antara hiasan di Mesdjid Agung Banyumas dengan hiasa-hiasan lain dari kebudayaan yang berbeda.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S11947
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library