Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yati Haryati
Abstrak :
National corn demand continues to increase every year, either for food, feed and industrial raw materials. To meet this requirement forced to do import corn because the results at the farm level is still low. One is not applying technological innovation and resource integrated crop management (ICM). Then in an effort to increase corn production as well need to use the local probiotic microbes allow. This study aims to determine the extent to which the results of applying maize crop management and integrated resource ( ICM - maize) equipped with Local Probiotic Microbial fertilizer. The assessment was conducted in the village Cicurug, Majalengka Subdistricts, District Majalengka. The study used a Randomized Block Design Complete (RCBD), four treatments with six replications. For the treatment of local administration of probiotic microbes, the dose of 3 l ha-1 Agri Simba, the dose of 3 l ha-1 Agri Simba + 1.500 g of urea, the dose of 6 l ha-1 Agri Simba, and a dose of 6 l ha-1 Agri Simba + 3.000 g of urea. The results of the study showed that administration of probiotic microbes local (Agri Simba) has significant effect on growth, yield components and yield of hybrid maize varieties P-21. Yield dried shelled beans highest achieved by the provision of local probiotic microba in the dose 6 l ha-1 + 3.000 g Agri Simba urea was 12.20 t ha-1. The results obtained at the lowest dose of 3 l ha-1 Agri Simba around 8.73 t ha-1. Component results support the results of the P-21 hybrid maize is a heavy cob, number of rows per ear and weight of 100 grains .

Kebutuhan jagung nasional terus meningkat setiap tahun, baik untuk pangan, pakan maupun bahan baku industri. Untuk memenuhi kebutuhan ini terpaksa melakukan impor jagung karena hasil di tingkat petani masih rendah. Salah satu penyebanya adalah belum optimal penerapan inovasi teknologi pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). Dalam upaya peningkatan produksi jagung diperlukan juga penggunaan mikroba probiotik lokal. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil jagung yang menerapkan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT-jagung) yang dilengkapi dengan pemberian pupuk Mikroba Probiaik Lokal. Pengkajian iji dilaksanakan di desa Cicurug, kecamatan Majalengka, kabupaten Majalengka pada MK II. Kajian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), empat perlakuan dengan enam ulangan. Sebagai perlakuan pemberian mikroba probiotik lokal yaitu, takaran 3 l/ha Agri Simba, takaran 3 l/ha Agri Simba + 1.500 g Urea, takaran 6 l/ha Agri Simba, dan takaran 6 l/ha Agri Simba + 3.000 g Urea. Hasil kajian menunjukkan bahwa pemberian mikroba probiotik lokal (Agri Simba) berpengaruh nyata pada pertumbuhan, komponen hasil dan hasil jagung varietas hibrida P-21.Hasil pipilan biji kering tertinggi dicapai oleh pemberian mikroba probiotik lokal pada takaran 6 l/ha Agri Simba + 3.000 g Urea sebesar 12,20 t/ha. Hasil terendah diperoleh pada takaran 3 l/ha Agri Simba sekitar 8,73 t/ha.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2016
630 AGRIN 20:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
Depok: UI-Press, 2009
PGB-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Anik Widajati
Abstrak :
Tujuan Untuk mengetahui peran resistensi mikroba pada infeksi saluran kemih komplikata yang sembuh setelah diobati dengan siprofloksa sin atau levofloksasin. Cara kerja Pada 152 sampel urin dari penderita infeksi saluran kemih komplikata diidentifikasi mikroba dan resistensinya terhadap fluorokuionolon (siprofloksasin atau Ievofloksasin) dan dibandingkan dengan tingkat keberhasilan terapinya secara klinis. Lokasi Bagian Urologi dan Nefrologi RSCM Bagian Nefrologi Rumah Sakit Islam Jakarta Departemen Mikrobiologi FKUI. Sampel penelitian Penderita infeksi saluran kemih komplikata dari Bagian Urologi dan Nefrologi RSCM dan Bagian Nefrologi Rumah Sakit Islam Jakarta sejak bulan Juni 2003 sampai bulan September 2004. Pengobatan Seratus lima puluh dua penderita ISK komplikata yang mikrobanya positif dibagi 2 secara acak, 76 penderita diberi terapi siprofloksasin, dan 76 diberi terapi levofloksasin. Hasil Penelitian Tujuh puluh enam pasien yang mendapat pengobatan dengan levofloksasin disebut kelompok levofloksasin dan 76 pasien yang diberi pengobatan dengan siprofloksasin disebut kelompok siprofloksasin. Rata-rata umur pasien pada kelompok siprofloksasin adalah 41,1 tahun dan pada kelompok levofloksasin adalah 45,3 tahun. Perbandingan pria dan wanita adalah satu banding tiga. Jervis mikroba utama yang diternukan pada penelitian ini adalah 33% Emil dan 20% Klebsiella sp, (66% didominasi oleh Klebsiella pneumonia) dan Staphylococus sejumlah 13%.Angka kesembuhan klinis yang didapat pada kelompok siprofloksasin dan levofloksasin adalah sama yaitu sebesar 77,6% , dengan angka perbaikan masing-masing 13,2% dan 19,7% serta angka kegagalan klinis masing-masing 9,2% dan 2,6%. Tetapi secara statistik kedua nilai tersebut tidak berbeda bennakna. Nilai eradikasi mikroba dari kelompok siprofloksasin 88,2% dan pada kelompok levofloksasin eradikasi sebesar 86,8%. Angka resistensi untuk siprofloksasin berkisar antara 20%-30% sedangkan untuk levofloksa sin berkisar antara 8%-15%. Pada pasien yang sembuh secara klinis dari kelompok siprofloksasin 19,2% kumannya resisters terhadap pengobatannya. Pada kolompok levofloksasin yang sembuh klinis tetapi mikrobanya resisten sebanyak 14,8%. Dari populasi yang mikrobanya resisten terhadap siprofloksasin terjadi kesembuhan klinis 83,3%, sedangkan pada populasi yang mikrobanya resisten terhadap levofloksasin terjadi kesembuhan klinis 88,9%. Analisis Data Pada kedua kolompok di ataa dilakukan uji atatistik untuk data nominal xi (2x2) jika tidak ada nilai ekspektasi <5 atau Fisher (2x2) bila ada nilai ekspektasi <5a dan untuk data ordinal digunakan uji 1t oimogorov-Smirnov. Kesimpulan Penderita ISK komplikata yang diobati dengan fluorokuinolon (siprofloksasin atau levofloksasin) yang dan secara klinis dinyatakan sembuh temyata 18,6% dan 13,8% bakteri penyebabnya resisten pada pengobatannya.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library