Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiwien Dyastutie
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui sensitivitas berudu katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) terhadap paparan kalium dikromat. Sensitivitas berudu
R. catesbeiana dideteksi dengan cara menghitung jumlah mikronukleus pada sediaan olesan darah yang diwarnai Giemsa. Paparan kalium dikromat dengan konsentrasi 5; 10; 20; dan 40 ppm pada berudu R. catesbeiana dilakukan selama 12 hari. Rata-rata jumlah mikronukleus per 1.000 eritrosit adalah 12; 12,4; 34,2; dan 22,6. Hasil uji Tukey menunjukkan bahwa jumlah mikronukleus rata-rata pada eritrosit berudu R. catesbeiana yang terpapar pada kalium dikromat dengan konsentrasi 5; 10; 20; dan 40 ppm berbeda nyata bila dibandingkan dengan kontrol (kalium dikromat 0 ppm) pada a = - 0,01. Analisis regresi linier menunjukkan bahwa jumlah mikronukleus tidak meningkat dengan adanya peningkatan paparan kalium dikromat (Y = 0,3904 + 0,1379 X). Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa berudu R. catesbeiana cukup sensitive dalam mendeteksi induksi pembentukan mikronukleus yang disebabkan oleh kalium dikromat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prapto Wahjudi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemaparan fungisidabenomil terhadap pembentukan mikronukleus path eritrosit berudu katak lembu(Rana catesbeiana Shaw). Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental,menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan.Perlakuan yang diberikan berupa kontrol negatif 0 ppm, kontrol positif kolkisin 4ppm dan perlakuan fungisida benomil dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppmdan 4 ppm. Setelah 8 hari pemaparan, berudu dikorbankan dengan cara ekorberudu dipotong dan dibuat sediaan olesan darah. Sediaan lalu difiksasi denganmetanol absolut selama 15 menit dan diwarnai dengan pewarna Giemsa dalambufer fosfat pH 6,8 selama 15 memt. Penghitungan mikronukleus dilakukan menggunakan mikroskop cahaya pada perbesaran obyektif 40 x dan okuler 10 x dengan cara scored blind. Data kemudian diuji secara statistik dan ditemukan perbedaan nyata (P <0,05) antara perlakuan benomil 0,5 ppm dengan benomil 4 ppm. Perbedaan sangat nyata (P < 0,01) terdapat antara perlakuan kontrol negative dengan kontrol positif, perlakuan kontrol negatif dengan benomil 2 ppm dan perlakuan kontrol negatif dengan benomil 4 ppm. Dari hasil uji koefisien korelasi Spearman diketahui bahwa tidak ada korelasi antara konsentrasi fungisida benomil yang dipaparkan dengan jumlah mikronukleus yang terbentuk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R.W. Susilowati
"ABSTRAK
Latar belakang dan cara penelitian: Kemajuan sektor industri di Indonesia sejalan dengan banyaknya pabrik-pabrik yang dibangun, selain dapat menambah lapangan kerja ternyata dapat membawa risiko kesehatan bagi pekerja maupun masyarakat umum. Disamping itu penggunaan bahan kimia, obat-obatan, insektisida dan polusi udara semakin bertambah_ Salah satu dampak negatifnya adalah paparan dari bahan-bahan tersebut diatas, yaitu dapat bersifat mutagen. Mutagen dapat mengakibatkan perubahan (mutasi) pada molekul DNA yang dapat menimbulkan penyakit-penyakit seperti keganasan, kelainan kongenital, aborsi spontan dan lain-lain. Untuk itu perlu mengembangkan uji efek mutagen yang lebih sederhana dan ekonomis. Penelitian dilakukan pada 280 orang donor darah. Sampel darah mendapat perlakuan larutan hipotonik tanpa kultur. Parameter yang diteliti adalah: memeriksa dan menghitung 500 sel mononuklir, berapa yang mengandung mikronukleus dari setiap donor. Data yang diperoleh diuji dengan analisis bivariat dan multivariat (regresi logistik).
Hasil dan kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan pada sediaan darah tepi cara langsung tanpa kultur dengan menggunakan larutan hipotonik dan fiksasi Camay (9:1), serta pewarnaan Giemsa, mikronukleus dapat terlihat pada sel mononuklir. Kelompok usia tidak mempengaruhi jumlah sel yang mengandung MN (p > 0,05), tetapi risiko untuk mengalami peningkatan MN mulai pada usia 21 - 30 tahun, dan risiko terbesar terdapat pada usia lebih dari 60 tahun yaitu 2,16 kali lebih besar untuk mengalami peningkatan MN. Kebiasaan merokok tidak mempengaruhi jumlah sel yang mengandung MN (p > 0,05), tetapi perokok mengalami peningkatan MN yang lebih besar dengan risiko 2 kali lebih besar. Pekerjaan tidak mempengaruhi jumlah sel yang mengandung MN (p > 0,05), tetapi antar kelompok pekerjaan mempengaruhi peningkatan MN (p < 0,05 ) dan pekerjaan dengan keterpaparan tinggi mempunyai risiko 3 kali lebih besar untuk mengalami peningkatan MN. Alamat rumah tidak mempengaruhi jumlah sel yang mengandung MN (p > 0,05), tetapi alamat rumah di daerah protokol mempunyai risiko 1,3 kali lebih besar-untuk mengalami peningkatan MN dibandingkan daerah tengah. Janis kelamin tidak mempengaruhi jumlah sel yang mengandung MN (p > 0,05), tetapi laki-laki mengalami peningkatan MN dan risiko yang lebih besar. Dari hasil akhir analisis regresi logistik, hanya pekerjaan yang berpengaruh terhadap peningkatan MN dengan risiko 3 kali lebih besar terdapat pada pekerjaan dengan paparan tinggi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Januar Hakam
"Penelitian tentang potensi aktivitas antikanker ekstrak kasar Holothuria atra di Indonesia belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian untuk menguji potensi antikanker ekstrak kasar H. atra menggunakan uji mikronukleus dari sumsum tulang Mus musculus jantan galur DDY yang sebelumnya telah diinduksi 0,66 mg/kg bb kolkisin secara intraperitoneal. Hasil pengujian aktivitas antikanker secara in vivo menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kasar H. atra dengan dosis 0,33; 0,66; 0,99; dan 1,32 g/kg bb selama 7 hari secara oral mampu menurunkan frekuensi sel eritrosit polikromatik (PCE) bermikronukleus secara nyata (p < 0,05) yang diamati melalui preparat apusan sumsum tulang paha mencit. Dosis 0,33; 0,66; 0,99; dan 1,32 g/kg bb secara berurutan mampu menurunkan frekuensi sel PCE bermikronukleus sebanyak 51,24%; 59,70%; 63,68%; dan 68,66%. Namun, dosis ekstrak kasar H. arta yang optimum belum ditemukan. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak kasar H. atra mempunyai potensi aktivitas antikanker.
......Research on potential anticancer activity of Holothuria atra crude extracts in Indonesia has never been done. Therefore, we conducted a study to test the anticancer potential of H. atra crude extract using the micronucleus test of male Mus musculus strain DDY bone marrow who had previously been induced by 0.66 mg/kg bw colchicines intraperitoneally. Our data showed that treatment of H. atra crude extract at dose 0,33; 0,66; 0,99, and 1,32 g/kg bw for 7 days orally can reduce the frequency of micronucleus in polychromatic erythrocytes cells (PCE) from bone marrow smears. Dose of 0,33; 0,66; 0,99, and 1,32 g/kg bw in sequence can reduce the frequency of micronucleus in PCE as much as 51,24%; 59,70%; 63,68%; dan 68,66%. However, the optimum doses of H. atra crude extract has not been found. Based on these results we conclude that H. atra crude extract has potential anticancer activity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library